Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Setelah selesai mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan akan mampu :
1. Menjelaskan rangkaian listrik.
2. Menyebutkan hukum Ohm dan aplikasinya.
3. Menjelaskan rangkaian seri dan paralel.
4. Menjelaskan efek yang dihasilkan dengan perubahan tegangan, arus atau
resistansi dalam rangkaian seri, parallel dan seri-parallel.
5. Menghitung pengukuran aliran arus dan jatuh tegangan pada berbagai titik dalam
rangkaian seri, paralel dan seri-paralel.
V
Resistansi sama dengan tegangan dibagi arus: R
I
Contoh
1. Apabila kendaraan dilengkapi baterai 12 volt dan unit lampu depan memiliki
resistansi 6 ohm, berapa besar arus yang mengalir melalui lampu depan pada saat
dinyalakan?
Penyelesaian :
V 12 volt
I I I=2
R 6 ohm
Jawaban : 2 ampere
Pada rangkaian seri, resistansi rangkaian total sama dengan jumlah semua resistansi.
RT = R1 + R2 + R3 + …….+ Rn
Dalam gambar di atas, resistansi total sama dengan 2 ohm + 4 ohm = 6 ohm.
Sekarang dapat digunakan Hukum Ohm untuk menghitung arus dalam rangkaian.
V 12 volt
I I I=2 Arus dalam rangkaian = 2 ampere
R 6 ohm
4V drop
8V
0V 8V drop
Hukum Ohm menyebutkan bahwa tegangan sama dengan arus dikali resistansi, V = IR.
Tegangan pada resistor 2 ohm = 2 ampere 2 ohm = 4 volt.
Tegangan pada resistor 4 ohm = 2 ampere 4 ohm = 8 volt.
Ini menunjukkan bahwa tegangan yang digunakan pada rangkaian (kedua resistor) adalah
12 volt, maka terdapat 4 volt jatuh pada resistror 2 ohm dan 8 volt untuk digunakan pada
resistor 4 ohm (lihat Gambar 2-3).
Rangkuman
Rangkaian paralel pada Gambar 2-5 memiliki resistor sebesar 6 ohm dan 3 ohm yang
dihubungkan pada baterai bertegangan 12 volt.
Arus yang melalui masing-masing resistor dapat dihitung menggunakan Hukum Ohm.
V
Hukum Ohm menyebutkan bahwa arus sama dengan tegangan dibagi resistansi : I
R
V 12 volt
Arus yang melalui resistor 6 ohm = 2 ampere
R 6 ohm
V 12 volt
Arus yang melalui resistor 3 ohm = 4 ampere
R 3 ohm
Pada rangkaian paralel, besar arus total sama dengan jumlah seluruh arus di masing-
masing resistor.
Arus total yang disuplai oleh baterai dalam rangkaian ini adalah 2 A + 4 A = 6 A.
Pada rangkaian paralel, tegangan di antara semua komponen sama.
6 volt drop
6 volts
1 amp 2 amps
3 amps
I1 + I2 - I3 - I4 - I5 = 0
Dengan kata lain bahwa pada setiap simpul (node) jumlah arus yang masuk sama
dengan jumlah arus yang keluar.
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I1 = 5 A I4 = 6 A
Dengan bantuan rumus ini, maka arus yang belum diketahui pada suatu titik percabangan
arus, dapat ditentukan besarnya.
Contoh:
Berapa besarnya arus I2 pada rangkaian dibawah ini ?
I1 = 5 A
R 1
I = 12A I2
Gambar 2.9 Rangkaian parallel R 2
I3 = 4 A
R 3
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa, pada setiap rangkaian tertutup (mesh) dari
suatu jaringan, jumlah aljabar ggl (tegangan sumber) besarnya sama dengan jumlah
semua susut tegangan (hasil kali arus dan tahanannya).
US1 + US2 = I . R1 + I . R2 + I . R3
Contoh:
Berapakah besarnya nilai arus yang ditunjukkan amperemeter pada rangkaian
dibawah ini ?
U S 1 = 1 ,5 V
A
Gambar 2.10
R1 =6 R 2 =12
Rangkaian arus dengan amperemeter
U S2 = 1 ,5 V U S3 = 1 ,5 V
Jawaban:
Tegangan sumber semuanya berpengaruh dengan arah yang sama, pengaruhnya saling
menggabungkan diri. Maka berlaku hukum Kirchhoff kedua (hukum tegangan) :
R 1
Ib
U
Iq
R U R
2 b b
Gambar 2.11 Pembagi tegangan berbeban
I q A ru s k o m p o n en q u ad rat
I b
A ru s b eb an
Susut tegangan pemakaian (tegangan beban) terletak pada tahanan parallel R2,b. Tegangan
total U berpengaruh pada tahanan total R1 + R2,b
Dengan demikian sebagai rumus pembagi tegangan berlaku:
Contoh:
Tentukanlah tegangan Ub untuk pembagi tegangan berikut ini
a) dengan tahanan beban
b) tanpa tahanan beban!
R 1=20k
I b Gambar 2.12
U = 14 0 V Pembagi tegangan berbeban
Iq R 2=
U b
R b= 1 0 k
40k
Tahanan parallel
R 2 Rb 40 k 10 k 400 (k) 2
R 2,b = : R 2,b = 8 k
R 2 + Rb 40 k 10 k 50 k
Tahanan total
R2 140 V 40 000
U b' = U : U b' = 93,3 V
R1 + R 2 60 000