You are on page 1of 6

AKROMEGALI DAN GIGANTISME

1. Definisi

Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan,


terjadi pada masa anak-anak dan remaja.
Akromegali adalah pertumbuhan atau penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak dari hipersekresi
GH yang terjadi setelah pertumbuhan somatik selesai.
Penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki.
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan.
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan,
meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah.Ketika onset
penyakit muncul setelah penutupan epifiseal, hanya akromegali yang timbul. Sebagian besar (98%)
kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.

2. Epidemiologi

Angka prevalensi akromegali diperkirakan mencapai 70 kasus dari satu juta penduduk, sementara
angka kejadian akromegali diperkirakan mencapai 3-4 kasus setiap tahunnya dari satu juta
penduduk.

Frekuensi akromegali sama pada laki-laki dan perempuan. Usia rerata pasien yang terdiagnosis
akromegali adalah 40-45 tahun

3. Etiologi

Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofise jinak
(adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan hormon
berlebihan. Pelepasan hormon pertumbuhan yang disebabkan tumor hipofise jinak (adenoma). Dan dapat
juga karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan growth hormone berlebihan.
Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:
a) GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis.
b) GA Sekunder atau Hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipotalamus.
c) GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (paru, pancreas, dll) yang mensekresi HP atau GHRH

4. Gejala klinis

a) Akibat pada tulang (Skelet)


Pada penderita gigantisme terjadi pertumbuhan tulang yang berlebihan sehingga tinggi badan abnormal.
Masa pubertas tertunda dan alat kelamin tidak dapat tumbuh sempurna
• Gigantisme
• Frontal Bossing
• Kiposis, Ostopenia
• Artropi
• Pertumbuhan tulang ekstremitas berlebihan
b) Akibat pada jaringan lunak
• Pelebaran dan penebalan hidung, lidah, bibir, dan telinga
• Pembesaran tangan dan kaki
• Kulit tebal, basah, dan berminyak
• Lipatan kulit kasar, skin tag
• Acanthosis nigricans
• Hipertrikosis
• Suara parau
c) Akibat pada proses metabolisme
• Gangguan toleransi glukosa/diabetes melitus
• Hiperfosfatemia
• Hiperlipidemia
• Hiperkalsemia
Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade kedua dan keempat, karena
GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan stadium awal perjalanan penyakit secara lambat.
Sedangkan pada decade keempat terjadi secara terus-menerus setelah stadium awal yang melewati
decade tiga sehingga tampak gejala GH: Frontal Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll.
5. Gambaran klinis
Gambaran klinis akibat pembesaran tumor:
1) Pembesaran keatas (Superior)
• Sakit kepala
• Gangguan penglihatan
2) Pembesaran ke lateral
• Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI
• Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus)
• Kejang (temporal lobe seizures)
3) Pertumbuhan ke inferior (dasar sella)
• CSF Rinorea
4) Pertumbuhan ke anterior
• Perubahan kepribadian (frontal lobe type personality changes)
5) Infark (pituitary appoplexia)
6. PATOFISIOLOGI
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk yakni, mikro adenoma
dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai disayap lateral sella
tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai digaris migrasi rathke pouch yaitu disinus
sfenoidalis dan di daerah para farings.
Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH (Growth Hormone Realising Hormon) sangat jarang
(kurang dari 1%). Namun secara klinis keadaan ini sulit dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh
karena adeno hipofisis. Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis yang
mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma. Penyebab lain adalah tumor Is Let Sel
pancreas yang menghasilkan HP (Isolated Ectopic Production Of GH).
Patofisiologi akromegali akibat adenoma hipofisis

Adenoma hipofisis anterior

Sakit kepala menekan Hiperplasia sel-sel hipofise anterior menekan Hemiapnosia bitemporal
berkepanjangan selaput meningen chiasma optikum
Sekresi hormon berlebih

GH >> TSH >>


(Terjadi ketika lempeng epifisis

tulang sudah menutup) T3 & T4 >>

sensitivitas katekolamin >>

Efek Efek Tek. Darah >>


Langsung tidak langsung berkeringat

Hati
Hati kondrosit Sel lemak stimulasi enzim Terjadi penutupan
l α-hidroksilase Sekresi IGH lempeng epifise pada
penebalan Lipolisis >> org dewasa
Glukone0- glikog- jaringan ambilan >>meningkatkan
genesis enolisis kartilago glukosa kadar vitamin D stimulasi sintesis >> sintesis protein tulang
sendi
protein di organ
fatty acid >> absorbsi ca+ di usus >> pertumbuhan linear(-)
Glukosa Kardiomegali pertumbuhan radier >>
Darah >> Hiperkalsiuria lidah membesar
presipitasi kalsium di synovial hepatomegali Dahi melebar
Hiperglikemia rahang menonjol
osteoarthritis jarak antar gigi melebar
Melewati batas jari menebal
maksimal transport
glukosa di ginjal

glukosuria
Patofisiologi gigantisme

Tumor sel sel


Tumor somatrotop Hiperaktif sel asidofilik
hipofisis

Peningkatan
chlasma Antagonis insulin
Sekresi GH meningkat
meningkat

Gangguan
Penglihatan Penurunan
Lempeng epifis pemakaian glukosa
belum menutup

MK: Resiko Peningkatan


Cidera Glukosa darah
GIGANTISME

MK: Hiperglikemi
Pertumbuhan tulang dan organ tubuh
lain yang sangat cepat

Kulit tebal, Kelelahan Perawakan Lingkar Lidah Keterlambatan Hidung


licin tinggi kepala membesar maturasi seks lebar

MK: Resti MK:


kerusakan Intoleransi MK: Gangguan Citra Tubuh
integritas Aktivitas
kulit
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan:
• CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang mempunyai
kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya tumor hipofisis (baik mikro maupun makroadenoma)
• Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan menunjang
diagnosis gigantisme dan akromegali
• Rontgen tulang tengkorak untuk melihat penebalan tulang dan Rontgen tangan dapat menunjukkan
penebalan tulang dibawah ujung jari tangan dan pembengkakan jaringan disekitar tulang.
• Kepastian diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan hormon pertumbuhan. Sebagai uji penyaring
pemeriksaan SM-G (IGF-1) kemungkinan dianggap paling baik

8. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah:
1) Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
2) Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3) Menormalkan fungsi hipofisis
4) Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran tumor
Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:
1) Terapi medikamentosa
a. Agosis dopamine
Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP tetapi tidak demikian
halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine ataupun agosis dopamine menurunkan kadar
HP dalam darah.
Contoh agosis dopamine:
a) Brokriptin
b) Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5 mg
setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah:
• Ukuran tangan dan jari mengecil, dan
• Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan,nausea,
konstipasi, dll.
c) Ocreotide (long acting somatostatin analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram diberikan
setiap 8 jam.
Perbaikan klinis yang dicapai:
• Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
• Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
• Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan
kram perut.
b. Analog somatostatin (SSA)
Analog somatostatin bekerja menyerupai hormon somatostatin yaitu menghambat sekresi hormon
pertumbuhan.
Obat golongan ini memiliki efektivitas sekitar 70% dalam menormalisasi kadar IGF-I dan hormon
pertumbuhan.
Efektivitasnya yang tinggi menjadikan obat golongan analog somatostatin sebagai pilihan pertama dalam
terapi medikamentosa.
Terdapat dua preparat SSA kerja panjang yang efektif :
‐ intramuscular ocreotide long acting release (LAR),
Dosis awal ocreotide LAR yang disetujui 11 adalah 20 mg/bulan dengan titrasi dosis setiap 3-6 bulan turun
hingga 10 mg atau naik hingga 40 mg/bulan. Lanreotide autogel/depot dosis awalnya yang disetujui 90
mg/bulan dosis dititrasi turun hingga 60 mg/bulan atau naik hingga 120 mg/bulan. Ocerotide sc yang kerja
cepat juga tersedia yang diberikan secara injeksi subkutan beberapa kali dalam sehari.
‐ deep sc lanreotide depot/autogel yang diberikan setiap bulan. Lanreotide depot/autogel dapat
disuntikkan sendiri atau oleh orang lain.
2) Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan
dan menyertai tindakan pembedahan atau masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan
dilakukan.
Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:
a) Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500 RAD)
b) Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150 69 15000 RAD)
3) Terapi pembedahan
Terapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam pembedahan tergantung dari
besarnya tumor yaitu bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans
Cranial) dan bedah mikro (TESH/ Tans Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini
dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara
kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.
9. KOMPLIKASI
1. Hipertropi jantung
2. Hipertensi
3. Diabetes melitus

You might also like