You are on page 1of 5

PIDATO POLITIK AYATULLAH SAYYID ALI KHAMENEI

PASCA PELANTIKAN AHMADINEJAD

Dalam suasana yang sangat kental dengan nuansa spiritual dimana acara terlebih dahulu dibuka dengan
lantunan ayat suci, DR. Ahmadinejad di hadapan puluhan wartawan dalam dan luar negeri dan
disaksikan berbagai lapisan masyarakat serta pejabat-pejabat tinggi dari berbagai negara yang
memenuhi Husainiyah Imam Khomaini ra Teheran dilantik secara resmi oleh pemimpin tertinggi
Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei. Dan bertindak sebagai pembaca naskah keputusan
Ayatullah Khamenei, Presiden yang berakhir kekuasaannya, Khatami. Berikut ini transkrip pidato politik
Ayatullah Khamenei yang sangat penting itu.

Bismillahhirrahmanirrahim

Hari ini, dengan keutamaan dan kasih sayang Allah SWT, bagi masyarakat Iran adalah
hari yang penuh dengan berkah. Rahmat Tuhan Pencipta segala sesuatu adalah ganjaran
atas perjuangan tak kenal lelah bangsa Iran di masa lalu. Bangsa kita yang mulia, pada
giliran kali ini pun seperti masa sebelumnya, di saat mereka diperlukan dan dibutuhkan,
mereka hadir dan membuktikan superioritasnya. Saya sebagai pengabdi bangsa
mengetahui dengan baik tugas saya sendiri, dan untuk kesekian kalinya atas kesadaran
bangsa yang besar dan agung ini secara tulus dan dari lubuk hati saya yang paling
dalam, saya ucapkan terima kasih. Dan kepada Allah SWT atas kelembutan rahmat-Nya
dan berdasarkan taufik yang diberikan-Nya kepada bangsa ini, saya pun berterima kasih
dan bersyukur di haribaan-Nya.

Revolusi Islam mempersembahkan hadiah yang besar bagi kita yang berupa partisipasi
masyarakat. Abad-abad yang cukup panjang di negara kita telah berlalu. Pemerintah
demi pemerintah silih berganti. Di masa itu masyarakat sedikitpun tidak mempunyai
peranan dalam menentukan dan memilih pemerintahan. Kemudian datanglah revolusi
yang membuka jalan bagi masyarakat kita. Hakikat kedaulatan rakyat yang ada di
negeri kita adalah kedaulatan rakyat yang bersandar pada keimanan. Melalui kesadaran
akan tanggung jawab (tugas) agama, masyarakat masuk dalam kancah pemilu. Dan
sesuai dengan pengamatan mereka sendiri, mereka dengan leluasa memilih dan
memasukkan suara mereka ke kotak-kotak suara.

Pemilu kesembilan pun seperti pemilu sebelumnya, semarak dan sehat serta
membanggakan. Dan alhamdililah, semua itu telah terjadi.Tentu musuh-musuh bangsa
kita—mereka lebih tepat dikatakan musuh-musuh Islam—tidak siap untuk mengakui
eksistensi kedaulatan rakyat yang sehat ini. Mereka berusaha semaksimal mungkin dan
berharap mungkin saja pemilu di Iran dapat mereka kacaukan. Jauh-jauh hari sebelum
pemilu, berbagai propaganda yang terkait dengan lembaga-lembaga kekuasaan
(otoritas) telah memenuhi medan dengan pelbagai iklan yang kontra terhadap pemilu
dan mereka menggunakan berbagai macam cara. Mereka berusaha membuat masyarakat
putus asa; berusaha menggurungkan niat masyarakat untuk menghadiri pemilu yang
pada hakikatnya merupakan simbol kehormatan dan kebanggaan. Dan akhirnya, mereka
mengambil tindakan tidak sopan, bahkan lebih tepat disebut tindakan bodoh Presiden
Amerika dimana sehari sebelum pemilu, ia secara terangan-terangan menghimbau
masyarakat kita agar tidak ikut serta dalam pemilu. Bangsa kita pada giliran kali ini pun
seperti kesempatan sebelumnya dengan baik menunjukkan kemerdekaannya,
kecerdasannya, kemandiriannya, keberaniannya, dan keterikatannya terhadap
kepentingan nasional.

Pada hakikatnya dan sejujurnya, kelihaian dalam memanfaatkan momen dan kecerdikan
bangsa ini mengundang decak kagum seseorang dan membuatnya bersikap rendah hati.
Bangsa ini adalah bangsa pemberani; bangsa yang sadar; bangsa yang beriman; bangsa
yang penuh motivasi. Biarkanlah musuh-musuh bangsa ini berbicara sesuka hati
mereka! Sebab, bangsa ini telah menemukan jalannya dan dengan keinginan yang
tinggi, mereka akan maju ke depan. Pasca pemilu di Iran pun, para pemimpin negara
Adidaya dunia tidak berhenti dari usaha merusak citra pemilu. Seorang pejabat Amerika
berkata, kami tidak menerima demokrasi Iran. Pada hakikatnya, sikap seperti ini
terhadap suatu negara merupakan tabiat yang buruk dan kotor yang sayangnya saat ini
setan besar (Amerika) terperangkap di dalamnya. Sebaliknya, masyarakat Iran pun tidak
menerima demokrasi mereka. Sebab, demokrasi Amerika dibangun oleh tumpukan uang
para investor Zionisme dimana mereka inilah yang pertama kali bersuara dan berkokok.

Maka, apa yang dapat dibanggakan dari demokrasi seperti ini? Pelajaran apa yang dapat
diberikan kepada masyarakat dunia? Demokrasi yang sebenarnya adalah kedaulatan
rakyat yang bersumber dari agama dan keimanan. Motivasi masyarakat terinspirasi oleh
agama, rasa bertanggung jawab, dan rasa mempunyai tugas nasional dan agama.

Dengan semua kesadaran itu, mereka masuk dalam arena. Di antara berbagai kandidat
capres, mereka menentukan sendiri pilihan mereka. Maka, bila presiden yang
mendapatkan suara seperti ini memangku jabatannya, maka ia tidak berhutang kepada
siapapun selain masyarakat dan Tuhan. Inilah makna kedaulatan rakyat. Hendaklah
bangsa kita yang mulia menghargai nikmat Ilahi ini. Hendaklah mereka memantapkan
langkah mereka atasnya. Dan hendaklah mereka tetap menjaga kontribusi mereka dalam
berbagai bidang penentuan politik negara dan pemilihan pejabat tinggi pemerintah.

Presiden kita yang terhormat, hari ini telah memberikan penjelasan yang cukup baik
dimana beliau bersandar—dalam pidatonya itu—pada keadilan yang merupakan
landasan dan prinsip paling utama. Ini merupakan gerakan Ilahiah. Ini merupakan
kelanjutan dari tugas para nabi dan semua tokoh-tokoh agung reformis sejarah. Tentu
keadilan mempunyai banyak musuh. Mereka semua yang acuh terhadap ketidakadilan
adalah musuh-musuh keadilan. Mereka semua yang menjalankan praktek kebengisan
dan kelaliman, baik pada tingkat nasional maupun internasional tentu menentang
keadilan. Keadilan merupakan slogan asli revolusi Islam dan anugerah besar revolusi
dan pemerintah Islam— sejak dahulu sampai sekarang.

Sebagian menyelewengkan makna keadilan dan mengasumsikannya bahkan


mengecamnya sebagai tindak ekstrem. Padahal keadilan bukanlah tindak ekstrem.
Keadilan adalah penegakan kebenaran; memperhatikan hak-hak setiap anggota
masyarakat; mencegah egoisme; mencegah pelanggaran dan penindasan terhadap hak-
hak orang-orang yang teraniaya. Di suatu negara, banyak ditemukan orang-orang yang
bila pengadilan tidak segera menolong mereka maka mereka akan terinjak-injak oleh
gelombang konflik. Maka, negara yang adil harus memperhatikan kelompok masyarakat
pinggiran yang tertindas. Negara tidak boleh menganggap keadilan sebagai tindak
ekstrem; tidak boleh menganggap keadilan bertentangan dengan metodelogi ilmiah. Dan
dengan memanfaatkan semua metode ilmiah dan manajemen, keadilan dapat ditegakkan
di tengah-tengah masyarakat.
Tujuan-tujuan yang telah dipaparkan (oleh presiden) adalah tujuan yang tinggi. Dengan
gerakan yang kontinu dan dengan kerja dan usaha yang tak kenal henti dan dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada—yang alhamdulilah di negara kita cukup
banyak—kita dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tentu ini tidak harus tergesa-gesa.
Saya kemukakan kepada presiden yang terhormat, hendaklah Anda menjauhi ketergesa-
gesaan; hendaklah Anda dengan sungguh-sungguh merealisasikan berbagai tujuan,
namun tidak perlu tergesa-gesa. Dan saya pun menghimbau kepada masyarakat yang
mulia agar mereka tidak menuntut secara terburu-buru. Pemerintah dan jajaran pengabdi
yang terhormat hendaklah bekerja dengan pengadaan program yang benar, yaitu dengan
cara seperti yang disahkan dalam dokumen (rencana pembangunan) 20 tahun dan sesuai
dengan politik yang telah dikemukakan dimana pilar politik ini juga bertumpu pada
keadilan, kesejahteraan umum, ekspansi pengetahuan (sains) dan teknik serta perluasan
di segala bidang. Dan mencapai tujuan-tujuan tinggi ini adalah bukan sesuatu yang
mustahil. Dengan kerja keras dan tawakal kepada Allah SWT serta bersandar pada
masyarakat dan dengan memanfaatkan berbagai potensi aktif yang di tengah-tengah
masyarakat kita cukup banyak, kita dapat mencapai tujuan-tujuan ini.

Memanfaatkan metode-metode ilmiah adalah hal yang perlu. Tapi jangan sampai ilmu
disalahpahami dimana ia diidentikkan dengan "resep impor" dimana sebagian besar
darinya merupakan resep yang sudah dimansukh (kadulawarsa), baik di bidang
ekonomi, budaya, maupun di bidang-bidang yang lain. Sebagian orang masih berharap
agar resep Barat yang sudah usang dan kadulawarsa hari ini diimpor kemari dan
dijadikan solusi pengobatan. Tidak demikian! Berbagai metode kemajuan yang
bertumpu pada pemahaman dan kebutuhan dalam negeri Iran sendiri, memanfaatkan
ilmu dan memperhatikan segala kebutuhan nasional dan tuntutan dalam negeri, semua
ini mampu menunjukkan jalan yang benar kepada kita dan memajukan kita. Dalam
bidang sains, gerakan dan langkah kita harus lebih serius lagi. Dalam menghubungkan
sains, industri dan tehnologi kita harus bekerja keras. Kita harus bekerja dan berpikir
dalam menemukan metode distribusi berbagai potensi secara adil. Sehingga kita pilih
metode terbaik, termudah dan terpraktis. Kita harus mendalami masalah ini secara
serius. Kerja keras dan kesungguhan pemerintah dan presiden terpilih adalah harapan
masyarakat. Saya kira—dengan berbekal pengetahuan selama ini terhadap keinginan
masyarakat yang saya miliki—masyarakat ingin melihat kepastian dan keseriusan para
pejabat pemerintah.

Terkadang suatu hasil agak lama kelihatan. Sebagian tujuan tidak dapat dilihat hasilnya
dalam hitungan setahun atau dua tahun. Tapi diperlukan usaha yang terus-menerus.
Inilah yang tampak pada para aparatur negara yang saat ini sedang bekerja sehingga
masyarakat puas dan bahagia. Masyarakat menuntut kita bekerja; menuntut pengabdian
kita; dan mereka punya harapan terhadap kita. Dan ini adalah hak mereka yang sah.

Di bidang politik luar negeri kita, sebagaimana dikemukakan oleh pemerintah


sebelumnya dan selanjutnya pun demikian, bangsa Iran adalah bangsa yang menuntut
perdamaian. Bangsa Iran bukanlah bangsa yang menghendaki perseteruan dengan
bangsa manapun. Coba Anda perhatikan dalam sejarah republik Islam, bahkan dalam
sejarah masa lalu Iran. Selama beberapa lama dalam peperangan yang terjadi, bangsa
Iran selalu dalam posisi mempertahankan perbatasannya, hak-haknya, dan
kemerdekaannya, Kita tidak pernah melakukan agresi kepada suatu bangsa dan negara
pun. Kita dengan penuh kekuatan akan mempertahankan hak-hak kita dan kapanpun
kita akan mempertahankannya. Hendaklah para pemegang kekuasaan dan kaum
mustakbirin (negara-negara Adidaya) dunia, khususnya setan besar (Amerika) mengerti
bahwa bangsa Iran tidak akan memberikan sedikitpun upeti kepada kekuatan apapun
(tidak akan mundur sejengkal pun dalam menghadapi kekuatan apapun). Para pejabat
pemerintah tidak boleh mengabaikan hak-hak masyarakat. Kita tidak mempunyai hak
bersikap seperti ini. Posisi kita adalah posisi membela masyarakat. Oleh karena itu, kita
harus membela hak-hak politik dan ekonomi mereka. Kita harus menjaga kedudukan
mereka secara layak di saat ini dan di tengah-tengah hubungan internasional. Dan
alhamdulilah, pemerintahan Republik Islam telah mewujudkan hal ini. Bangsa kita baik
dalam percaturan internasional maupun di tengah-tengah kawasan (Timur Tengah)
memiliki kedudukan istimewa dan sesuai. Dan kedudukan ini hari-demi hari akan
meningkat.

Kita menghormati negara-negara tetangga kita. Kita adalah pecinta hubungan


persaudaraan dengan negara-negara tetangga. Begitu juga dengan negara-negara lain,
kita pun bersaudara dan menjalin hubungan baik, baik di kawasan ini maupun di
kawasan lain. Bangsa Iran, tidak akan menggunakan kekuataannya dan kekuasaannya
untuk memperlemah bangsa lain. Justru semua kekuatan itu akan dimanfaatkan untuk
menjaga kepentingannya sendiri. Dan dengan keutamaan taufik Ilahi, ia akan
melaksanakan semaksimal mungkin kekuatan tersebut di bidang ini.

Saya menghimbau secara tulus kepada presiden yang terhormat, hendaklah Anda—
dalam semua keadaan—menjaga keinginan yang hari ini telah Anda sampaikan, yaitu
keinginan untuk mengabdi kepada masyarakat. Kekuasaan bila ditegakkan untuk tujuan
mengabdi kepada masyarakat, maka ini adalah ibadah. Mungkin tidak ada satupun
ibadah yang lebih tinggi dari ibadah seorang pejabat yang demi mengabdi kepada
masyarakat, ia rela mengorbankan kesenangannya, keamanannya, dan waktu
istirahatnya. Hendaklah Anda menjaga spirit pengabdian ini, spirit kesederhanaan, spirit
rendah hati di hadapan masyarakat dan mengenal kebesaran mereka. Ini adalah nikmat
besar. Hendaklah sekejap mata pun, Anda tidak lalai dari Allah SWT. Semua taufik ini
adalah karena keutamaan-Nya yang diberikan-Nya kepada kita. Hendaklah kita
memposisikan diri kita sebagai orang yang berhak menerima rahmat dan keutamaan
Ilahi. Caranya: dengan mengingat Allah, tawakal kepada-Nya, dan ikhlas dalam bekerja.
Kita harus mampu menarik rahmat Ilahi. Bila memang kita berhasil menarik rahmat-
Nya maka segala sesuatu akan menjadi mudah bagi kita dan berbagai halangan akan
tersingkir. Bila kita benar-benar secara tulus bekerja di jalan Allah SWT, pasti Dia akan
membantu kita. Sebaliknya bila tujuan kekusaan adalah hal-hal materi maka saat itu
kekuasaan akan menjadi dosa dan bencana terbesar bagi manusia. Mereka yang mencari
kekuasaan, kedudukan, dan jabatan untuk kepentingan pribadinya; untuk memenuhi
kantongnya sendiri, dunianya sndiri, maka mereka tidak mampu mengabdi untuk
masyarakat. Dan saat kepentingan mereka berbenturan dengan kepentingan masyarakat
umum, maka mereka tidak akan pernah mendahulukan kepentingan masyarakat.
Kekuasaan itu sendiri, bukan nikmat dan juga bukan bencana (niqmat). Kalau
kekuasaan itu untuk Allah dan untuk mengabdi (kepada masyarakat) maka ia
merupakan niikmat. Namun bila untuk memperoleh kenikmatan-kenikmatan materi dan
untuk memuaskan kepentingan hawa nafsu manusia maka ia akan menjadi bencana.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata kepada Ibn Abbas: "Nilai hakiki kekuasaan bagi saya
tidak lebih tinggi daripada sepatu yang bertambal ini. Kecuali bila keadilan atau
kebenaran ditegakkan." Yakni, kecuali bila aku mampu menegakkan kebenaran. Jika
demikian halnya maka kekuasaan akan bernilai. Amirul Mukminin karena kekuasaan
seperti ini (yang ditegakkannya) beliau masuk dalam kancah peperangan. Kekuasaan
yang ditegakkan karena keadilan dan kebenaran adalah kekuasaan yang bernilai dan
berharga dan termasuk nikmat Allah SWT. Hanya saja, kita jangan sampai terperangkap
oleh jerat setan yang selalu berusaha untuk membuat kita terpedaya oleh hawa nafsu.
Jangan sampai karena menuruti hawa nafsu, kita melakukan suatu kesalahan, yaitu
nilai-nilai yang tinggi kita abaikan lalu ironisnya, kita mencari-cari dalih (pembenaran)
atas kesalahan tersebut. Hendaklah kita mendenggarkan berbagai kritikan dan
kekurangan yang mereka sampaikan kepada kita. Hendaklah kita memperbaiki diri kita.
Sehingga di saat kita berjumpa dengan Allah SWT, kita dapat meminta maaf. Kita
sebagai manusia yang bersalah dapat mengatakan, ya Allah, kami telah bekerja keras;
kami telah berusaha dengan sungguh untuk melaksanakan amanat yang dibebankan
kepada kami dan inilah hasilnya. Bila niat manusia saat itu benar-benar tulus maka ia
akan mendapatkan ampunan dan mampu menjawab dengan baik. Namun bila tidak
maka manusia—termasuk saya sendiri dan para pejabat-tinggi negara—akan sulit
menjawab pertanyaan (di hadapan Allah) seputar kezaliman yang banyak terjadi di
masyarakat dimana mau tidak mau kita bertanggung jawab dan turut campur dalam hal
tersebut. Dan manusia tidak dapat berlepas diri dari mereka di hadapan mahkamah Ilahi.

Akhirnya, saya harus mengucapkan terima kasih setulusnya atas presiden sebelumnya,
saudara Khatami yang terhormat dan semua jajajaran pemerintahnya. Selama delapan
tahun ini, saudara Khatami dan dan staf-stafnya telah melakukan pekerjaan-peketjaan
yang cukup berharga dan telah benyak melakukan pengabdian. Dan pemerintahan yang
sebelumnya pun telah bekerja keras. Sehingga negara kita hari ini memiliki kesiapan
yang cukup banyak. Pelbagai potensi telah ditemukan di negara ini dimana kita dapat
melipatgandakan semua potensi ini lalu keuntungannya kita berikan kepada masyarakat:
untuk menghilangkan garis kemiskinan dan kefakiran. Bekerja dan berusaha memerangi
kerusakan serta pengabdian yang tak pernah terputus dan selalu bekerja keras
merupakan kunci yang insya Allah dengannya kita dapat mewujudkan semua itu.

Ya Allah, berikanlah taufik-Mu pada presiden terhormat dan para pejabat yang akan
memegang birokrasi negara. Ya Allah, berikanlah kemenangan kepada bangsa Iran
dalam berbagai medan. Ya Allah, apa yang telah kita katakan, yang telah kita lakukan,
dan apa yang ada pada niat (rencana) kami, semua itu tetapkanlah untuk-Mu dan di
jalan-Mu, Ya Allah, kumpulkanlah roh suci Imam kami (Imam Khomaini RA) yang
merupakan mata rantai gerakan yang agung ini bersama para wali dan para nabi-Mu. Ya
Allah, kumpulkanlah syuhada kami bersama syuhada di zaman Islam. Dan berikanlah
ganjaran yang layak kepada keluarga mereka.

Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh.[]

Ditranskrip oleh Muhammad Abdul Qadir Alcaff


Qum, 28 Jumadil Akhir 1426/ 4 Agustus 2005

(Dikutip dari situs HPI Qom, www.islamalternatif.com)

You might also like