You are on page 1of 15

KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KELENGKAPAN IMUNISASI

DASAR PADA BAYI 4—11 BULAN

Niken Febriastuti, Yuni Sufyanti Arif, Tiyas Kusumaningrum*

*Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga


Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax.(031)5913257
Email: niken24mbem@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: The low rate of completed immunization increas babies morbidity. Analysis of
parent’s adherence in giving complete basic immunization to their baby is need to be done.
The purpose of this study was to parent’s adherence in giving complete basic immunization to
their baby at Puskesmas Kenjeran in Surabaya. Method: In this study description analysis
research method was used. The sample of this research was 36 mothers having a baby with
age 4-11 months and came to get immunizatin for their baby. The instrument of this research
was modified questionnaire based on Planned Behavior Theory. Data collected analysis used
multiple regression with significance value α≤0,05. Result: The result of double linier
regression test is p(Sig.) = 0,000 <0,05 and coefficient determination score (R Square) is
0,837. Partial test result for attitute variable scored (p=0,016), subjective norm variable
scored (p=0,013), perseption variable scored (p=0,012), and intention variable scored
(p=0,042). Discussion: According to this research we can conclude that factors of
parent’s adherence which are attitute, subjective norm, perception and intention partially
and stimulantaneously affected parent’s adherence in giving basic immunization to their
baby. Health education to parents about giving basic immunization for baby should be
increased in order to prevent a variety of diseases that can be prevented by immunization.

Keywords : adherence , immunizations , baby, TPB.

PENDAHULUAN Berdasarkan data Kementerian Kesehatan,


Imunisasi adalah suatu cara untuk cakupan UCI Tahun 2012: 25,9% bayi
meningkatkan kekebalan seseorang secara tidak terimunisasi lengkap. Laporan Dinas
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
kelak ia terpejan pada antigen yang serupa 2012 bahwa kota Surabaya cakupan
tidak akan terjadi penyakit (Hardinegoro, imunisasi dasar menurut UCI hanya
2011). Peran orang tua dalam upaya 36,88%. Salah satu Puskesmas yang
kesehatan promotif bagi bayi yang berusia dinyatakan oleh UCI cakupan
0-11 bulan sangat penting terutama dalam imunisasinya kurang adalah Puskesmas
memenuhi kelengkapan imunisasi dasar, Kenjeran dimana hanya 48,8%, Sedangkan
sehingga bayi tersebut dapat terbebas dari Kementerian Kesehatan menargetkan pada
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan tahun 2014 seluruh desa/kelurahan
Imunisasi (PD3I). Salah satu program mencapai 100% UCI (Universal Child
yang telah terbukti efektif untuk menekan Immunization) atau 90% dari seluruh bayi
angka kesakitan dan kematian akibat PD3I di desa/kelurahan tersebut memperoleh
adalah Imunisasi (Depkes RI, 2007). imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Jenis penelitian ini menggunakan
campak. desain Deskriptif Analitik dengan
Theory of Planned Behavior pendekatan cross sectional. Populasi
merupakan prediksi perilaku yang dalam penelitian ini adalah orang tua
merupakan pendekatan psikologisosial yang membawa bayi untuk imunisasi ke
untuk pemahaman dan memprediksi Puskesmas Kenjeran yang tercatat
beberapa faktor penentu perilaku melakukan kunjungan pada bulan
kesehatan. Pada teori ini, perilaku Oktober-November 2013 dan tinggal
dipengaruhi oleh niat untuk melakukan menetap di wilayah kerja Posyandu
perilaku. Dimana niat itu dipengaruhi oleh Melati 2 Puskesmas Kenjeran yang
tiga faktor penentu apakah niat itu dapat berjumlah 40 orang. Dalam penelitian
menghasilkan perilaku yaitu attitude to the ini sampel peneliti 36 orang dengan
behavior/ sikap terhadap perilaku, kreteria inklusi sebagai berikut:
subjective norm/ norma subjektif dan 1) Orang tua yang membawa bayi umur 4-
perceived behavior control/ keyakinan 11 bulan untuk imunisasi
mengontrol perilaku. Tiga faktor itu juga 2) Orang tua yang bersedia untuk
dipengaruhi oleh latar belakang dijadikan responden
(background factor) yaitu faktor personal 3) Orang tua yang bisa baca tulis
adalah sikap umum seseorang terhadap Indonesia
sesuatu, yaitu sifat kepribadian 4) Orang tua yang mempunyai kartu
(personality traits), nilai hidup (values), imunisasi
emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Teknik sampling yang digunakan
Faktor sosial antara lain usia, jenis kelamin dalam penelitian ini adalah Nonprobability
(gender), etnis, pendidikan, penghasilan, sampling dengan teknik purposive
dan agama. Faktor informasi adalah sampling. Variabel independen (bebas)
pengalaman, pengetahuan, dan ekspose dalam penelitian ini adalah berbagai faktor
pada media (Ajzen & Fishbein, 2005). yang mempengaruhi kepatuhan orang tua
Sackett (1976) dalam Niven (2012) dalam pemberian imunisasi dasar pada
mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai balita meliputi:sikap (attitude toward
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan behaviour), norma subjektif (subjective
ketentuan yang diberikan oleh profesional norm),persepsi orang tua,, niat (intention)
kesehatan. Menurut Feldman (2003) terhadap kepatuhan melengkapi imunisasi
kepatuhan mempunyai arti suatu perilaku dasar.Variabel dependen/tergantung dalam
seseorang untuk mengikuti saran medis penelitian ini adalah kepatuhan orang tua
ataupun kesehatan sesuai dengan ketentuan dalam melakukan pemberian imunisasi
yang diberikan. Pemahaman yang baik dan dasar pada balita. Instrumen penelitian
mendalam tentang faktor tersebut sangat untuk variabel independen menggunakan
bermanfaat bagi para orang tua dan tenaga kuesioner yang telah dikembangkan oleh
kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan peneliti berdasarkan Theory of Planned
dalam melakukan imunisasi dasar sehingga Behavior (TPB) dan untuk variabel
efektifitas terapi dapat terpantau. dependen menggunakan lembar imuisasi
buku kohort. Data yang diperoleh akan
dianalisis dengan menggunakan uji
multivariat regresi linier berganda. Jika
BAHAN DAN METODE hasil penelitian didapatkan nilai
p/signifikansi <0,05.

HASIL
1. Identifikasi hubungan antara faktor sikap (attitude) dan niat orang tua dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita
Tabel 1 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Sikap (Attitude) dan Niat Orang Tua
Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di wilayah
Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember
2013

Niat (Y)
Total %
Tinggi % Sedang % Rendah %

Sikap Positif 6 22,22 5 13,89 0 0,00 13 36,11


(X1)
Negatif 2 5,56 12 33,33 9 25,00 23 63,69

Total 10 27,78 17 47,22 9 25,00 36 100,00

Spearman’s rho : p = 0,000, koefisien korelasi = 0,656

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terbanyak adalah 12 orang responden


atau 33,33% memiliki sikap negatif dan niat yang sedang dalam pemberian kelengkapan
imunisasi dasar pada balita.

2. Identifikasi hubungan antara faktor norma subjektif dan niat orang tua dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita
Tabel 2 Tabulasi Silang Hubungan Antara Norma Subjektif dan Niat Orang Tua
Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di wilayah
Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember 2013

Niat (Y)
Total %
Tinggi % Sedang % Rendah %

Norma Baik 6 16,67 3 8,33 0 0,00 9 25,00


Subjektif
(X2) Sedang 3 8,33 5 13,89 1 2,78 9 25,00

Kurang 1 2,78 9 25,00 8 22,22 18 50,00

Total 10 27,78 17 47,22 9 25,00 36 100,00

Spearman’s rho : p = 0,000, koefisien korelasi = 0,682

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terbanyak adalah 9 orang responden atau
25% memiliki norma subjektif yang kurang dan niat yang sedang dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita.
3. Identifikasi hubungan antara faktor persepsi dan niat orang tua dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Antara Persepsi dan Niat Orang Tua Dalam
Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di wilayah Posyandu
Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember 2013

Niat (Y)
Total %
Tinggi % Sedang % Rendah %

Perspesi Baik 7 19,44 3 8,33 0 0,00 9 25,00


(X3)
Sedang 2 5,56 10 27,78 5 13,89 9 25,00

Kurang 1 2,78 4 11,11 4 11,11 18 50,00

Total 10 27,78 17 47,22 9 25,00 36 100,00

Spearman’s rho : p = 0,000, koefisien korelasi = 0,607

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terbanyak adalah 10 orang responden


atau 27,78% memiliki persepsi yang sedang dan niat yang sedang dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita.

4. Identifikasi hubungan antara faktor sikap (attitude) dan kepatuhan orang tua dalam
pemberian kelengkapan imunisasi dasar pada balita

Tabel 4 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Sikap (Attitude) dan Kepatuhan Orang Tua
Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di wilayah
Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember-Desember
2013
Kepatuhan (Y) Tota %
Patuh % Tidak Patuh % l
Sikap Positif 13 36,11 0 0,00 13 36,11
(X1) Negatif 0 0,00 23 63,89 23 63,89
Total 13 36,11 23 63,89 36 100,00
p (Sig) = 0,016

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita memiliki sikap negatif dan tidak patuh yaitu 23
orang atau 63,89%.
5. Identifikasi hubungan antara faktor Norma Subjektif (Subjective Norm) dan kepatuhan
orang tua dalam pemberian kelengkapan imunisasi dasar pada balita
Tabel 5 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Norma Subjektif (Subjective Norm) dan
Kepatuhan Orang Tua Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
Balita di wilayah Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan
Nopember-Desember 2013
Kepatuhan (Y) Total %
Patuh % Tidak Patuh %
Norma Baik 9 25,00 0 0,00 9 25,00
Subjektif Sedang 4 11,11 5 13,89 9 25,00
(X2) Kurang 0 0,00 18 50,00 18 50,00
Total 13 36,11 23 63,89 36 100,00
P (Sig) = 0,013

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa setengah dari responden dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita memiliki norma subjektif yang kurang dan tidak
patuh yaitu 18 orang atau 50%.

6. Identifikasi hubungan antara faktor persepsi dan kepatuhan orang tua dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita
Tabel 6 Tabulasi Silang Hubungan Persepsi (Perceived Behavioral) dan Kepatuhan
Orang Tua Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di
wilayah Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember-
Desember 2013
Kepatuhan (Y) Total %
Patuh % Tidak Patuh %
Persepsi Baik 10 27,78 0 0,00 10 27,78
(X3) Sedang 3 8,33 14 38,89 17 47,22
Kurang 0 0,00 9 25,00 9 25,00
Total 13 36,11 23 63,89 36 100,00
P (Sig) = 0,012

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang terbanyak dalam pemberian
kelengkapan imunisasi dasar pada balita yang memiliki persepsi sedang dan tidak patuh
adalah 14 orang atau 38,8%.

7. Tabulasi Silang Hubungan Faktor Niat (Behavioral Intention) dan Kepatuhan Orang Tua
Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita
Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Niat (Behavioral Intention) dan Kepatuhan
Orang Tua Dalam Pemberian Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di
wilayah Posyandu Melati 2 Puskesmas Kenjeran Surabaya bulan Nopember-
Desember 2013
Kepatuhan (Y) Tota %
Patuh % Tidak Patuh % l
Niat Tinggi 8 22,22 2 5,56 10 27,78
(X4) Sedang 5 13,89 12 33,33 17 42,22
Rendah 0 0,00 9 25,00 9 25,00
Total 13 36,11 23 63,89 36 100,00
p (Sig) = 0,042
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam
pemberian kelengkapan imunisasi dasar pada balita yang memiliki niat sedang dan tidak
patuh adalah 12 orang atau 33,33%.

8. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Niat Orang Tua Dalam Pemberian Imunisasi Dasar
pada Bayi Berdasarkan Theory of Planned Behavior
Tabel 8 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Niat Orang Tua Melakukan Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi Berdasarkan Theory of Planned Behavior

Beta Nilai R2 Nilai p (Sig.) Nilai p


Variabel
(Koefisien (R (Sig.)
No. Independen Konstanta Regresi) Nilai R ANOVA
Square)
(Simultan) (Parsial)

1. Sikap 0,08367 0,431

2. Norma Subjektif 6,961 0,171 0,705 0,497 0,000 0,217

3. Persepsi 0,199 0,326

Dari tabel di atas tentang hasil uji regresi, didapatkan persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 6,961 + 0,08367 X1 + 0,171 X2 + 0,199 X3
Keterangan :
Y = Niat
X1 = Sikap
X2 = Norma Subjektif
X3 = Persepsi

Hasil uji ANOVA didapatkan nilai p (Sig.) sebesar 0,217 maka H0 diterima artinya
= 0,000, hal ini menunjukkan bahwa norma subjektif tidak berpengaruh secara
variabel sikap, norma subjektif, dan signifikan terhadap niat orang tua
persepsi secara bersama-sama atau melakukan pemberian imunisasi dasar
simultan berpengaruh terhadap niat orang pada balita. Variabel persepsi didapatkan
tua melakukan pemberian imunisasi dasar nilai p (Sig.) sebesar 0,326 maka H0
pada balita. Didapatkan nilai koefisien diterima artinya persepsi tidak
determinasi (R Square) 0,497, hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap
berarti 49,7% niat bisa dijelaskan oleh niat orang tua melakukan pemberian
variabel sikap, norma subjektif, dan imunisasi dasar pada balita.
persepsi. Sedangkan sisanya (100% - Nilai konstanta sikap, norma
49,7% = 50,3%) dijelaskan oleh variabel- subjektif, persepsi, dan niat sebesar 6,961
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam artinya jika tidak terdapat sikap, norma
persamaan regresi ini. subjektif, dan persepsi atau jika sikap,
Dari hasil uji parsial untuk variabel sikap norma subjektif, dan persepsi sama dengan
didapatkan nilai p (Sig.) sebesar 0,431 nol, maka skor niat orang tua melakukan
maka H0 diterima artinya sikap tidak pemberian imunisasi dasar pada balita
berpengaruh secara signifikan terhadap sebesar 6,961 (termasuk dalam kategori
niat orang tua melakukan pemberian rendah). Nilai konstanta beta sikap sebesar
imunisasi dasar pada balita. Variabel 0,08367 yang artinya jika sikap meningkat
norma subjektif didapatkan nilai p (Sig.) satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan niat orang tua melakukan Meskipun hasil uji Regresi Linier
pemberian imunisasi dasar pada balita Berganda secara parsial didapatkan
sebesar 0,08367 satuan dengan asumsi variabel sikap, norma subjektif, dan
variabel bebas yang lain konstan. Nilai persepsi tidak berpengaruh secara
konstanta beta norma subjektif sebesar signifikan terhadap niat, namun dari hasil
0,171 yang artinya jika norma subjektif uji Spearman’s rho sebelumnya
meningkat satu satuan, maka akan dapat didapatkan variabel sikap, norma subjektif
meningkatkan niat orang tua melakukan dan persepsi masing-masing memiliki
pemberian imunisasi dasar pada balita hubungan yang erat dengan niat orang tua
sebesar 0,171 satuan dengan asumsi melakukan pemberikan imunisasi dasar
variabel yang lain konstan. Nilai konstanta pada balita. Simpulannya adalah bahwa
beta persepsi sebesar 0,199 yang artinya variabel yang berhubungan belum tentu
jika persepsi meningkat satu satuan, maka berpengaruh secara signifikan, namun jika
akan dapat meningkatkan niat orang tua variabel independen mempengaruhi
melakukan pemberian imunisasi dasar variabel dependen, maka pastilah antar
pada balita sebesar 0,199 satuan dengan kedua variabel tersebut memiliki
asumsi variabel yang lain konstan. hubungan.

9. Analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan orang tua melakukan pemberian imunisasi
dasar pada bayi berdasarkan theory of planned behavior
Tabel 5.21 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Orang Tua Melakukan
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi

Variabel Beta Nilai R2 Nilai p (Sig.) Nilai p


No Independen Konstanta (Koefisien Nilai (R Square) ANOVA (Sig.)
Regresi) R (Simultan) (Parsial)
1. Sikap 0,617 0,016
2. Norma Subjektif 33,205 0,837 0,915 0,837 0,000 0,013
3. Persepsi 1,231 0,012
4. Niat -0,855 0,042

Dari tabel di atas tentang hasil uji imunisasi dasar pada balita. Didapatkan
regresi, didapatkan persamaan regresi nilai koefisien determinasi (R Square)
sebagai berikut : 0,837, hal ini berarti 83,7% kepatuhan bisa
Y = 33,205 + 0,617 X1 + 0,837 X2 + dijelaskan oleh variabel sikap, norma
1,231 X3 – 0,855 X4 subjektif, persepsi, dan niat. Sedangkan
sisanya (100% - 83,7% = 16,3%)
Keterangan : dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
Y = Kepatuhan tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
X1 = Sikap Dari hasil uji parsial untuk variabel
X2 = Norma Subjektif sikap didapatkan nilai p(Sig.) sebesar
X3 = Persepsi 0,016 maka H1 diterima artinya sikap
X4 = Niat berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan orang tua melakukan pemberian
Hasil uji ANOVA didapatkan nilai imunisasi dasar pada balita. Variabel
p(Sig.) = 0,000, hal ini menunjukkan norma subjektif didapatkan nilai p(Sig.)
bahwa variabel sikap, norma subjektif, sebesar 0,013 maka H1 diterima artinya
persepsi, dan niat secara bersama-sama norma subjektif berpengaruh secara
atau simultan berpengaruh terhadap signifikan terhadap kepatuhan orang tua
kepatuhan orang tua melakukan pemberian melakukan pemberian imunisasi dasar
pada balita. Variabel persepsi didapatkan Berdasarkan distribusi faktor sikap
nilai p(Sig.) sebesar 0,012 maka H1 (attitude), norma subjektif dan persepsi
diterima artinya persepsi berpengaruh terhadap niat orang tua dalam pemberian
secara signifikan terhadap kepatuhan orang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
tua melakukan pemberian imunisasi dasar didapatkan bahwa secara simultan faktor
pada balita. Variabel niat didapatkan nilai sikap, norma subjektif dan persepsi
p(Sig.) sebesar 0,042 artinya niat berpengaruh signifikan terhadap niat orang
berpengaruh secara signifikan terhadap tua melakukan pemberian imunisai dasar
kepatuhan orang tua melakukan pemberian dengan nilai p(Sig)= 0,000. Hal ini
imunisasi dasar pada balita. didukung dengan hasil uji Spearman’s rho
Nilai konstanta sikap, norma sebelumnya didapatkan variabel sikap,
subjektif, persepsi, dan niat sebesar 33,205 norma subjektif dan persepsi masing-
artinya jika tidak terdapat sikap, norma masing memiliki hubungan yang erat
subjektif, persepsi dan niat atau jika sikap, dengan niat orang tua melakukan
norma subjektif, persepsi, dan niat sama pemberikan imunisasi dasar pada bayi.
dengan nol, maka kepatuhan orang tua Tetapi secara parsial faktor sikap, norma
melakukan pemberian imunisasi dasar subjektif dan persepsi tidak berpengaruh
pada balita sebesar 33,205 persen signifikan terhadap niat orang tua
(termasuk dalam kategori tidak patuh). melakukan pemberian imunisai dasar.
Nilai konstanta beta sikap sebesar 0,617 Menurut Ajzen (2005) niat untuk
yang artinya jika sikap meningkat satu melakukan perilaku adalah kecenderungan
satuan, maka akan dapat meningkatkan seseorang untuk memilih melakukan/tidak
kepatuhan kepatuhan orang tua melakukan melakukan sesuatu pekerjaan. Niat
pemberian imunisasi dasar pada balita merupakan faktor yang mendorong
sebesar 0,617 satuan dengan asumsi bagaimana seseorang berkeinginan kuat
variabel bebas yang lain konstan. Nilai untuk berusaha pada suatu perilaku, jika
konstanta beta norma subjektif sebesar mempunyai keinginan/minat untuk
0,837 yang artinya jika norma subjektif melakukannya. Niat dipengaruhi oleh
meningkat satu satuan, maka akan dapat sikap, norma subjektif, dan persepsi dalam
meningkatkan kepatuhan orang tua mengendalikan perilaku yang dijelaskan
melakukan pemberian imunisasi dasar dalam Theory of Planned Behavior.
pada balita sebesar 0,837 satuan dengan Dimana untuk menghasilkan niat yang
asumsi variabel yang lain konstan. Nilai tinggi harus ada sikap yang positif dari
konstanta beta persepsi sebesar 1,231 yang individu, norma subjektif yang baik dan
artinya jika persepsi meningkat satu persepsi yang baik dari individu tersebut,
satuan, maka akan dapat meningkatkan begitu juga sebalikknya. Rerata responden
kepatuhan orang tua melakukan pemberian mempunyai niat yang sedang dalam
imunisasi dasar pada balita sebesar 1,231 kepatuhan melakukan imunisasi pada
satuan dengan asumsi variabel yang lain bayinya, niat dibentuk dari sikap ibu yang
konstan. Sedangkan nilai konstanta beta sebagian besar respondennya memiliki
niat sebesar -0,855 yang artinya jika niat sikap yang negatif dalam melakukan
rendah satu satuan (karena bertanda -), pemenuhan kelengkapan imunisasi dasar
maka akan dapat mengurangi kepatuhan bayi. Ibu tidak mempunyai keinginan dan
orang tua melakukan pemberian imunisasi kesadaran dalam memenuhi status
dasar pada balita sebesar 0,855 satuan imunisasi secara lengkap, karena ibu tidak
dengan asumsi variabel yang lain konstan. menjadikan kepatuhan dalam memenuhi
kelengkapan imunisasi sebagai kewajiban
PEMBAHASAN utama seorang ibu.. Tetapi bukan hanya
sikap yang negatif saja yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam
memenuhi kelengkapan imunisasi dasar terlalu muda, keluarga yang besar, kurang
bayi tetapi dipengaruhi juga oleh norma pengetahuan akan penyakit yang dapat
subjektif yang kurang hal ini disebabkan disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kebanyakan ibu tidak pernah imunisasi lengkap, kepercayaaan yang
memperdulikan saran yang telah diberikan negatif/anggapan terhadap imunisasi, takut
oleh orang tuanya maupun orang akan efek samping dari imunisasi, dan
disekelilingnya dan tenaga kesehatan. Niat tidak mengenal jadwal imunisasi.
yang kurang atau sedang juga dipengaruhi Dari teori dan hasil penelitian
pada persepsi yang kurang dimana diatas diketahui bahwa sebagian besar
persepsi dalam mengendalikan perilaku orang tua bersikap negatif dan tidak patuh
terdiri dari control belief dan perceived dalam memenuhi kelengkapan imunisasi
belief yang semuanya sangat erat dalam dasar pada bayi. Artinya perilaku
melakukan niat tersebut. kepatuhan dalam pemenuhan imunisasi
dasar yang belum optimal salah satunya
Berdasarkan distribusi faktor sikap dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
(attitude) dan kepatuhan orang tua dalam penghasilan keluarga. Dimana para ibu
pemberian kelengkapan imunisasi dasar tidak ada waktu bahkan lupa untuk
pada bayi didapatkan sebagian besar orang mengurus dan membawa bayi mereka ke
tua bersikap positif dan patuh yaitu 13 Puskesmas untuk dilakukan imunisasi
responden atau (36,11%), orang tua yang karena ikut bekerja membantu menjual
mempunyai sikap negatif dan tidak patuh ikan di pasar. Para ibu tidak mempunyai
dalam pemberian kelengkapan imunisasi kesadaran dalam memenuhi status
dasar pada bayi yaitu sebanyak 23 imunisasi dasar bayinya secara lengkap
responden dengan presentase 63,89%. sebagai suatu kewajiban utama seorang
Berdasarkan hasil pengolahan data ibu. Untuk mengatasi hal tersebut
nonparametik didapatkan bahwa variabel sebaiknya lebih meningkatkan sikap ibu
sikap (X1) terhadap kepatuhan secara untuk memenuhi status imunisasi dengan
parsial mempunyai hubungan korelatif cara memupuk keinginan dalam diri ibu
yang signifikan terhadap variable (melalui penyuluhan-penyuluhan tentang
kepatuhan orang tua dalam memenuhi pentingnya imunisasi dan dampak yang
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. akan ditimbulkan bila ibu menghiraukan
Menurut Ajzen (2005) mengemukakan bayinya tidak mendapat imunisasi. Ibu
model nilai harapan yang menyatakan diberikan informasi, pengetahuan dan
bahwa sikap adalah sekumpulan harapan wawasan yang luas akan pentingnya
yang berkaitan dengan dilakukan atau pemenuhan status imunisasi demi
tidak dilakukannya perilaku tertentu dan perkembangan dan pertumbuhan bayinya
beberapa nilai mengenai perilaku tersebut sekaligus dampak bila tidak melakukan
diperoleh individu berdasarkan imunisasi.
pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang terdekatnya. Seorang individu yang Berdasarkan distribusi faktor
yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat norma subjektif (subjective norm) dengan
menghasilkan outcome yang positif maka kepatuhan orang tua dalam pemberian
ia akan memiliki sikap yang positif pula, kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
begitu juga sebaliknya bahwa outcome didapatkan sebagian besar orang tua
yang negatif maka ia akan memiliki sikap mempunyai norma subjektif kurang dan
yang negatif. Pada penelitian Waluyanti tidak patuh dalam pemberian kelengkapan
(2009) menyatakan kepatuhan dalam imunisasi dasar pada bayi yaitu sebanyak
imunisasi banyak dipengaruhi oleh 18 responden dengan presentase 50%.
beberapa faktor, diantaranya rendahnya Berdasarkan hasil pengolahan data
tingkat pendidikan orang tua, usia ibu yang nonparametik didapatkan variabel norma
subjektif (X2) terhadap kepatuhan secara norma subjektif yang dirasakan kurang
parsial mempunyai hubungan korelatif pada responden di Posyandu Melati 2
yang signifikan terhadap variable Puskesmas Kenjeran Surabaya.
kepatuhan orang tua dalam memenuhi
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Berdasarkan distribusi faktor
Menurut Ajzen (2005) dikutip dari persepsi dengan kepatuhan orang tua
Meilisha, norma subjektif sebagai tekanan dalam pemberian kelengkapan imunisasi
sosial yang dipersepsikan oleh seseorang dasar pada bayi didapatkan sebagian besar
untuk melibatkan diri dalam suatu orang tua mempunyai persepsi sedang dan
perilaku. Norma subjektif ditentukan oleh tidak patuh yaitu 14 responden (38,89%)
total rangkaian keyakinan normatif dalam pemberian kelengkapan imunisasi
(normative belief) dan motivation to dasar pada bayi. Berdasarkan hasil
complay, keyakinan normatif yang pengolahan data nonparametik didapatkan
ditentukan dari harapan-harapan yang variabel persepsi (X3) terhadap kepatuhan
berasal dari orang /kelompok yang secara parsial mempunyai hubungan
berpengaruh bagi individu seperti orang korelatif yang signifikan terhadap variabel
tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja kepatuhan orang tua dalam memenuhi
atau lainnya, tergantung pada perilaku kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
yang terikat. Motivation to complay secara Menurut Ajzen (2005) dikutip dari
umum individu yang yakin bahwa banyak Meilisha, persepsi kendali perilaku
orang atau kelompok yang membuat memiliki implikasi motivasional pada niat
dirinya termotivasi untuk mengikuti, yang menunjukkan orang percaya bahwa
berfikir bahwa dirinya harus menampilkan dirinya tidak memiliki sumber daya/
perilaku akan merasakan tekanan sosial kesempatan untuk menampilkan perilaku
untuk melakukannya. Sebaliknya individu tertentu cenderung tidak membentuk niat
yang yakin bahwa kebanyakan yang kuat untuk melakukannya walaupun
orang/kelompok akan tidak menyetujui jika ia tidak memiliki sikap yang positif
dirinya menampilkan perilaku tertentu terhadap perilaku itu dan ia percaya bahwa
maka hal ini akan menyebabkan dirinya orang-orang terdekatnya akan mendukung
untuk menghindari melakukan perilaku perilakunya. Persepsi dalam
tersebut. Adanya perkembangan jaman dan mengendalikan perilaku terdiri dari control
pola hidup yang berubah menyebabkan belief dan perceived belief. Control belief
perubahan seseorang menjadi individualis, merupakan keyakinan bahwa individu
sehingga berkurangnya pengaruh nilai pernah melaksanakan/ tidak perilaku
(norma) yang ada di masyarakat terhadap tertentu, individu melakukan estimasi atau
perilakunya. Termasuk dalam hal kemampuan dirinya (control belief) apakah
memenuhi kelengkapan imunisasi dasar dia punya kemampuan atau tidak
bayinya, tekanan sosial kini kadang bukan mempunyai kemampuan untuk
hal yang mendorong seorang ibu melaksanakan perilaku itu. Perceived
memenuhi imunisasi. Responden di belief adanya persepsi individu terhadap
Puskesmas Kenjeran kebanyakan tidak kekuatan/kemampuan faktor kendali juga
pernah memperdulikan saran yang telah mempengaruhi individu dalam
diberikan oleh orang tua maupun tenaga menentukan niat untuk melakukan/ tidak
kesehatan dalam hal membawa bayi melakukan perilaku kepatuhan tersebut.
mereka untuk dilakukan imunisasi dasar Control belief ibu yang menjadi
dengan tepat waktu dan tepat usia bayi responden di Puskesmas Kenjeran adalah
secara lengkap. Sehingga banyak bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
yang tidak mendapatkan imunisasi dengan terutama faktor penghasilan dan
benar dan lengkap sesuai program UCI pendidikan serta usia ibu. Faktor
dari WHO. Hal ini yang menyebabkan penghasilan keluarga yang terlalu rendah
menyebabkan ibu tidak dapat memberikan memiliki sikap yang positif pada perilaku
imunisasi secara lengkap dikarenakan ikut tertentu dan sejauh mana kalau dia
bekerja membantu suami yang kebanyakan memilih untuk melakukan perilaku tertentu
seorang nelayan, dimana sang istri itu dia mendapat dukungan dari orang lain
bertugas untuk menjual tangkapan hasil yang berpengaruh dalam kehidupannya.
laut ke pasar sehingga kadang lupa dengan Niat merupakan faktor yang mendorong
jadwal imunisasi bayinya. Faktor bagaimana seseorang berkeinginan kuat
pendidikan yang rendah serta usia ibu yang untuk usaha pada suatu perilaku, jika
terlalu muda juga menyebakan ibu tidak mempunyai keinginan/minat untuk
memiliki pengalaman dalam hal merawat melakukannya. Niat dipengaruhi oleh
bayinya. Hal ini dikarenakan kebanyakan sikap, norma subjektif, dan persepsi dalam
ibu muda jauh dari orang tua sehingga mengendalikan perilaku. Niat sangat
pengalaman untuk merawat bayi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, Ajzen
kurang demikian juga dalam berusaha (2005) mengkatagorikan kedalam faktor
memenuhi kelengkapan imunisasi dasar internal dan eksternal. Faktor internal
pada bayinya. Dari Control belief tersebut meliputi ketersediaan informasi,
masih terdapat perceived belief/kekuatan keterampilan dan kemampuan yang
dalam mengendalikan, yaitu dimana dari memperkuat motivasi individu, yang
beberapa faktor diatas ibu masih semuanya merupakan aspek pengalaman
mempunyai suatu tanggung jawab dalam individu mengenai perilaku dalam hal ini
hal memenuhi kelengkapan imunisasi kepatuhan. Faktor eksternal yang
dasar bayinya. Kepatuhan dalam mempengaruhi hubungan niat dan
memenuhi kelengkapan imunisasi menjadi kepatuhan adalah waktu dan kesempatan,
penting apabila persepsi para ibu baik serta ketergantungan kepada pihak lain.
sehingga akan terlaksana juga kelengkapan Rerata responden yang ada di
dalam memenuhi imunisasi dasar pada Puskesmas Kenjeran memiliki niat yang
bayi mereka, demikian juga sebaliknya sedang dalam kepatuhan memenuhi
apabila persepsi para ibu jelek maka kelengkapan imunisasi dasar bayinya,
kepatuhan tidak akan tercapai. karena sebagian besar respondennya
memiliki sikap yang negatif dalam
melakukan pemenuhan kelengkapan
Berdasarkan distribusi faktor niat imunisasi dasar bayi. Ibu tidak mempunyai
(intention) dengan kepatuhan orang tua keinginan dan kesadaran dalam memenuhi
dalam pemberian kelengkapan imunisasi status imunisasi secara lengkap, karena ibu
dasar pada bayi didapatkan sebagian besar tidak menjadikan kepatuhan dalam
orang tua mempunyai niat sedang dan memenuhi kelengkapan imunisasi sebagai
tidak patuh yaitu 12 responden (33,33%) kewajiban utama seorang ibu. Kepatuhan
dalam pemberian kelengkapan imunisasi menjadi erat hubungannya dengan niat
dasar pada bayi. Berdasarkan hasil seseorang karena niat adalah tindakan
pengolahan data nonparametik didapatkan utama dalam melakukan perilaku yang
variabel niat (X4) terhadap kepatuhan direncanakan menurut Theory Planned
secara parsial mempunyai hubungan Behavior (TPB). Terdapat 2 orang
korelatif yang signifikan terhadap variabel responden dalam penelitian yang
kepatuhan orang tua dalam memenuhi mempunyai niat dengan kategori baik
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. tetapi digolongkan tidak patuh. Hal ini bisa
Menurut Ajzen (2005) niat untuk disebabkan oleh tingkat pendidikan dan
melakukan perilaku adalah kecenderungan usia para responden, dimana satu
seseorang untuk memilih melakukan/ tidak responden mempunyai usia 21 tahun
melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini dengan pendidikan terakhir SMU dan satu
ditentukan oleh sejauh mana individu responden lain beusia 23 tahun dengan
pendidikan SMP dan sama mempunyai berpengaruh meningkatkan kepatuhan
anak pertama. Tingkat pendidikan dan usia orang tua dalam melakukan pemberian
seseorang menurut Notoatmojo sangat imunisasi dasar pada bayi. Sebagian besar
berpengaruh terhadap pengetahuan dan ibu mempunyai niat (intention) yang
pengalaman orang tersebut. Apabila sedang sedang terhadap kelengkapan
seseorang tingkat pendidikannya rendah pemberian imunisasi. Niat yang baik
maka pengetahuannya untuk menerima berpengaruh meningkatkan kepatuhan
informasi juga rendah, sehingga informasi orang tua dalam melakukan pemberian
yang didapatkan juga sedikit. Demikian imunisasi dasar pada bayi.
juga dengan usia, faktor usia yang terlalu
muda menyebabkan kurangnya Saran
pengalaman seseorang untuk melalukan
imunisasi pada bayinya apalagi mereka Bagi pihak Puskesmas diharapkan
baru mempunyai anak pertama. Jadi untuk meningkatkan peran kader Posyandu
walaupun responden tersebut punya dengan membentuk kelompok dasawisma
niatnya baik tetapi kurangnya informasi tiap 1 Posyandu, agar lebih aktif dalam
dan pengalaman menjadikan responden pelaksanaan kegiatan imunisasi setiap
tersebut tidak patuh dalam memenuhi bulan. Bagi para responden (ibu bayi) agar
kelengkapan imunisasi dasar bayinya. lebih memperhatikan kelengkapan
pemenuhan imunisasi dasar bayinya
dengan membawa bayi ke Puskesmas
KESIMPILAN DAN SARAN sesuai jadwal kunjungan imunisasi dengan
Kesimpulan tepat waktu dan tepat usia bayi. Bagi para
responden diharapkan dapat berperan aktif
Berdasarkan hasil penelitian dan dalam memenuhi kelengkapan imunisasi
pembahasan, maka dapat diambil beberapa bayinya dengan datang tepat waktu sesuai
kesimpulan sebagai berikut: sebagian besar jadwal yang ada. Bagi peneliti yang akan
ibu mempunyai sikap (attitute) yang datang diharapkan dapat mengembangkan
negatif terhadap kelengkapan pemberian kuesioner persepsi dan niat yang telah ada
imunisasi disebabkan oleh tingkat berdasarkan Theory of Planned Behavior
pendidikan yang rendah, penghasilan yang yang digunakan pada penelitian
kurang dan kurangnya pengalaman dalam selanjutnya. KEPUSTAKAAN
imunisasi. Sikap yang negatif berpengaruh
menurunkan kepatuhan orang tua dalam Ajzen, Icek dan Martin Fishbein, 2004,
melakukan pemberian imunisasi dasar Questions Raised by a Reason
pada bayi. Sebagian besar ibu mempunyai Action Approacch Comment on
Norma subjektif (subjective norm) yang Ogden (2003), Journal of Health
kurang terhadap kelengkapan pemberian Psychology 23, no 4, hal: 431-434
imunisasi disebabkan karena keyakinan
normatif dan motivasi untuk melakukan Ajzen, I & Fishbein, M, 2005, Theory-
imunisasi yang kurang. Norma subjektif based Behavior Change
yang kurang berpengaruh menurunkan Interventions: Comments on
kepatuhan orang tua dalam melakukan Hobbits and Sutton, Journal of
pemberian imunisasi dasar pada bayi. Health Psychology, Vol 10, No. 1,
Sebagian besar ibu mempunyai persepsi 27-31
yang sedang terhadap kelengkapan
pemberian imunisasi yang disebabkan oleh Alimul, Aziz. 2008, Ilmu Kesehatan Anak,
control belief dan perceived belief yang Salemba Medika, Jakarta
kurang terhadap kepatuhan memenuhi
kelengkapan imunisasi. Persepsi yang baik
Alma, B, 2011, Belajar Mudah Penelitian Feldman, Robert S, 2003, Essentials of
Untuk Guru- Karyawan dan Understanding Psycology, Mc
Peneliti Pemula, Alfabeta, Graw Hill, New York.
Bandung
Ghozali, I, 2006, Analisis Multivarat
Apriyanti, A, 2010, Tingkat pengetahuan dengan Program SPSS, Penerbit
ibu tentang imunisasi dasar pada Universitas Diponegoro, Semarang
bayi di BPS Sri Wening Susilowati Hardinegoro, Sri Rejeki, et al.,ed, 2011,
Bandardawung Tawangmangu Panduan Imunisasi Anak
Karanganyar tahun 2010, Maternal Mencegah Lebih baik daripada
Vol 2 Ed April 2010 Mengobati, Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia, Jakarta
Arikunto,S, 2007, Manajemen Penelitian,
Rineka Cipta, Jakarta Harlock, E.B, 2007, Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
Cahyono, Suharjo B, 2010, Vaksinasi Sepanjang Rentang Kehidupan
Cara Ampuh Cegah Penyakit edisi 7, Erlangga, Jakarta
Infeksi, Kanisius, Yogyakarta
Markum, A.H, 2002, Imunisasi, Ed 3,
Dewanto, G. et al. 2007. Panduan Praktis Fakultas Kedokteran UI Press,
Diagnosis & Tata Laksana Jakarta
Penyakit Saraf. EGC, Jakarta
Mathilda, Febriana, S, 2009, Kelengkapan
Depkes RI, 2011, Keputusan Menteri imunisasi dasar anak balita dan
Kesehatan Republik Nomor faktor-faktor yang berhubungan di
128/MENKES/ SK/II/2004 Tentang Poliklinik anak beberapa Rumah
Kebijakan Pusat Kesehatan Sakit di Jakarta dan sekitarnya
Masyarakat, Depkes RI, Jakarta. pada Bulan Maret 2008, Sari
Pediatri Vol 11, No 1.
Dinkes Provinsi Jatim, 2012, Profil Meilsha, D, 2010, Peran Sikap, Nrma
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Subjektif, dan Persepsi Kendali
http://1321926974.wordpress.com/ Perilaku dalam Memprediksi
2013/09/09/profil_kesehatan_provi Intense Wanita,
nsi_jatim/pdf. Tanggal 9 http://psikbuana.com
September Pukul 18.00 WIB. /jurnal_psikbuana_vol 1 No 3 feb
2010/pdf. Page=17
Dwiastuti, P & Prayitno, N, 2012, Faktor-
faktor yang berhubungan dengan Ngastiyah, 2005, Keperawatan Anak Sakit
pemberian imunisasi BCG di edk 2, EGC, Jakarta
wilayah Puskesmas UPT
Cimanggis kota Depok tahun 2012, Niven, 2012, Psikologi kesehatan :
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5, No pengantar untuk perawat dan
1 profesional kesehatan lain, EGC,
Jakarta
Efendi, F& Makhfudli, 2009.
Keperawatan Kesehatan Notoatmodjo, S, 2010, Promosi kesehatan
Komunitas Teori dan Praktik teori dan aplikasinya, Rineka
dalam Keperawatan, Salemba Cipta, Jakarta
Medika, Jakarta
_____________. 2003, Pendidikan dan Suliha, 2002, Pendidikan kesehatan
Perilaku Kesehatan, Rieka Cipta, dalam keperawatan, EGC, Jakarta
Jakarta
Waluyanti, Fajar, T. 2009, Analisis Faktor
Nugroho, Dr.Taufan, 2011, Asuhan Kepatuhan Imunisasi Di Kta
Keperawatan Maternitas, Anak, Depok, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Bedah, Penyakit Dalam. Nuha FIK UI, Tanggal 4 Desember Pukul
Medika, Yogyakarta. 15.00 WIB.

Nursalam, 2013, Konsep dan Penerapan Wilkinson, M, et.al , 2011, Buku Saku
Metodologi Penelitian Ilmu Diagnosis Keperawatan (9nd ed),
Keperawatan Cet.3, Salemba EGC, Jakarta
Medika, Jakarta

Proverawati, et all, 2010, Imunisasi dan


Vaksinas, Nuha Medika,
Yogyakarta

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk


Penelitian, Alfabeta, Bandung

You might also like