You are on page 1of 5

Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam

keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik

(gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau

dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar

manusia dan atau komputer.

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam

memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang

jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa

bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan

telemonitoring. Telenursing dapat juga diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk

menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video

conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti

mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan

pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum

merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di

negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan,

mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti

telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang,

Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama diaplikasikan

di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris.

Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth
Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine

termasuk didalamnya telenursing. Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7

tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat

di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa

memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing.

Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat

bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang

dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet,

videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan
mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7

pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya .
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan

pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan

perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik

(OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke

RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan

keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa

program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di

Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk

pasien penderita diabetik ulcer.

Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi

keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur
kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat digunakan

dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik,

dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.

Telenursing melalui telepon triage dan home care

merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat

dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow

pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam

perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat

meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat

memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara

perawat dan pasien yang tidak terbatas.

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :

1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)

2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa
batas geografis

3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS

4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan

pemanfaatan tehnologi

5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan

riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.

Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan

multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model

simulasi lewat secara interaktif.

Dalam model pendidikan di Indonesia telenursing telah dikembangkan Universitas Gajah Mada (UGM) lewat e-
learning/model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM. Atau juga model pembelajaran keperawatan

yang dikembangkan fakultas keperawatan UPN Veteran Jakarta http://www.belajarkeperawatan.com/ ,

yang saat ini justru banyak berkembang di institusi pendidikan keperawatan swasta di Indonesia. Hal ini

mungkin saja terintegrasi dengan fakultas kedokteran atau kesehatan di universitas yang bersangkutan seperti

di PSIK UMY Jogjakarta. http://els.fk.umy.ac.id/

Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman klinik namun telah

pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan

secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan

privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien

pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan

telenursing ini. Penggunaan tehnologi dalam telenursing juga dapat menjadi dasar database data keperawatan,

yang terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan/kedokteran.

Dalam praktek sehari-hari penerapan Informatika Kedokteran bisa dilihat seperti di dalam :

1. Proses pengolahan data


Data adalah tulang punggung proses informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana

memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dan lain-lain. Kesemuanya dibutuhkan agar pengambilan

keputusan manusia bisa dipercepat.

2. Telekomunikasi

Masuk dalam bidang ini adalah telekonsultasi, teleradiologi, telekardiologi, telenursing dan tele yang lainnya

3. Medical Imaging. Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi, kedokteran nuklir, dan lain-lain

4. Sistem Informasi. Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu yang berfokus pada pasien dan

yang berfokus pada keperawatan


5. Web dan internet
Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini aplikasi yang berbasis web sudah mulai digemari

karena lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja. Sebaliknya, sifat website pun sudah mulai

berubah. Jika dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast),misalnya menginformasikan jam praktek dokter,

artikel kesehatan, dll. Kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua arah), seperti: tanya jawab, dll.

Akhir-akhir ini, aktivitas di website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk proses bisnis, seperti: proses

pendaftaran pasien, melihat rekam medik dll.

ISU ASPEK LEGAL DAN TELENURSING

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasien sama seperti

telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya

praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi
negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat

antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih

dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan

(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan,

kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan

startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan

sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien

sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan

dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti

keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat

informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi

dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan dan

penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia
(dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan

asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar
minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat

2010.

You might also like