You are on page 1of 3

Tulang alveolar terdiri dari tiga bagian, yakni:

a. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang Haver’s dan lamella tulang kompak.

Keping kortikal eksternal menutupi tulang alveolar dan lebih tipis pada bagian facial.

Keping kortikal eksternal berjalan miring kearah koronal untuk bergabung dengan tulang

alveolar sejati dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1-0,4 mm.

Dinding alveolar dilalui oleh pembuluh darah dan pembuluh lymph serta saraf yang

masuk ke dalam ruang interdental melalui sejumlah kanal kecil ( Kanal Volkmann ).

b. Dinding soket berupa tulang kompak tipis yang dinamakan tulang alveolar utama.

Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang kompak disebut tulang alveolar sejati

yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran radiografis.

c. Trabekula kanselous berada diantara lapisan tulang kompak dan tulang alveolar sejati.

Septum interdental terdiri dari trabekula kanselous yang mendukung tulang dan menutupi

bagian dalam border tulang kompak.14

Berdasarkan radiografi, anatomi normal tulang alveolar adalah sebagai berikut :

Tulang alveolar yang sehat dan normal memiliki tampilan yang khas pada radiografis.

Secara radiografis, puncak alveolar berjarak 1 - 2 mm dibawah cementoenamel junction

(CEJ). Rata-rata jarak CEJ ke puncak tulang alveolar adalah 1,4 ± 0,7 mm pada usia 15-24

tahun, dan akan meningkat sampai usia 45 tahun ( 3mm ), kemudian tetap stabil. Bentuk

puncak alveolar dapat bervariasi dari bulat ke flat. Crest alveolar biasanya 1-2 milimeter

bawah cementoenamel junction (CEJ). Antara gigi insisivus, crest alveolar biasanya akan

muncul runcing. Antara gigi premolar dan molar crest alveolar akan sejajar dengan garis

antara CEJs berdekatan - di mana enamel menipis dan menghilang. Crest alveolar akan terus-

menerus dengan lamina dura pada gigi yang berdekatan. Saat melihat lamina dura dan

ligamentum periodontal, hanya terlihat bagian interproksimal. Daerah bukal dan lingual tidak
terlihat pada radiografi. Pelebaran ruang ligamentum periodontal dan lamina dura hilangnya

dapat diartikan sebagai resorpsi tulang alveolar.16

Gambar 2.1 : Normal alveolar bone support around maxillary


incisors.

Availablefrom:URL:http://www.lsusd.lsuhsc.edu/Documents/
Thunthy_book/Chapter%2006%20Periodontal%20Disease.pdf

Tinggi keseluruhan dari tulang crestal alveolar dalam hubungan ke cementoenamel

junction memberikan bukti apakah kehilangan tulang telah terjadi. Distribusi kehilangan

tulang diklasifikasikan sebagai lokal atau umum, tergantung pada jumlah daerah yang

terkena. Kehilangan tulang yang dilokalisir terjadi di daerah terpencil; kehilangan tulang

secara umum melibatkan mayoritas tulang crestal. Awalnya, periodontitis berkembang

sebagai erosi lokal dari crest alveolar. Banyak perubahan yang tidak dapat terdeteksi oleh

radiografi sampai mereka maju. Sebagai keparahan periodontitis meningkat, lebih banyak

tulang alveolar hancur.16


Gambar 2.2 : Normal alveolar bone support around canine and premolars.

You might also like