Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS DATA
41
Tabel 5.1 Rangkuman data hasil pengujian laboratorium uji hand boring
42
43
Rekomendasi
Dinding Bagian Dimensi
dimensi berdasarkan
No. Penahan yang eksisting Ket.
Bowles, 1971
Tanah ditinjau (meter)
(meter)
Tinggi, H 3,98
Lebar atas,
0,5 Min. 0,305 Sesuai
Dinding A
1. Penahan Lebar Tidak
1,24 1,990 – 2,786
Tanah 5 bawah, B sesuai
Tinggi
1 Min. 0,498 – 0,663 Sesuai
tertanam, D
Tinggi, H 4,01
Lebar atas,
0,5 Min. 0,305 Sesuai
Dinding A
2. Penahan Lebar Tidak
0,95 2,005 – 2,807
Tanah 6 bawah, B sesuai
Tinggi
1 Min. 0,501 – 0,668 Sesuai
tertanam, D
Tinggi, H 2,59
Lebar atas,
0,5 Min. 0,305 Sesuai
Dinding A
3. Penahan Lebar Tidak
1,10 1,295 – 1,813
Tanah 7 bawah, B sesuai
Tinggi
0,75 Min. 0,324 – 0,432 Sesuai
tertanam, D
Tinggi, H 9
Lebar atas,
0,5 Min. 0,305 Sesuai
Dinding A
4. Penahan Lebar Tidak
1,5 4,5 – 6,3
Tanah 8 bawah, B sesuai
Tinggi
1 Min. 1,125 – 1,5 Sesuai
tertanam, D
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa dimensi lebar atas dan tinggi tertanam dari
setiap dinding penahan tanah yang ditinjau sesuai dengan rekomendasi desain
dinding penahan tanah menurut Bowles, 1971. Namun, dimensi lebar bawah dari
setiap dinding penahan tanah tersebut belum sesuai dengan rekomendasi dimensi
44
menurut Bowles, 1971. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis untuk
mengetahui nilai stabilitas dinding penahan tanah yang ditinjau terhadap gaya-
gaya luar yang bekerja untuk mengetahui kemampuan dinding penahan tanah
eksisting dalam menahan beban yang bekerja.
Untuk menghitung gaya vertikal total, digunakan rumus persamaan berikut ini.
Wtotal = WDPT + Q (5. 2)
Dengan:
Wtotal adalah gaya vertikal total yang bekerja (kN).
WDPT adalah gaya vertikal struktur dinding penahan tanah saja (kN).
Q adalah gaya luar yang bekerja di atas dinding (kN).
Berdasarkan bentuk struktur setiap dinding penahan tanah yang ditinjau, gaya
vertikal struktur dinding pasangan batu saja dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (ditinjau 1 meter tegak lurus gambar).
45
H
I
II
III D
Untuk gaya vertikal tambahan seperti pagar atau taman yang berada di atas
dinding penahan tanah, disesuaikan dengan ketersediaan beban tambahan tersebut
di atas dinding penahan tanah yang ditinjau. Besarnya beban tersebut berdasarkan
data penelitian sebelumnya.
46
Contoh perhitungan untuk menentukan besarnya gaya vertikal yang bekerja pada
dinding penahan tanah 5 adalah sebagai berikut.
Data-data dimensi dinding penahan tanah 5 adalah
H = 4,98 m.
A = 0,5 m.
B = 1,24 m.
D = 1 m.
γpas batu = 22 kN/m3.
Gaya vertikal struktur dinding penahan tanah dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
WDPT = (𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼𝐼 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼𝐼𝐼) × 𝛾𝑝𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑡𝑢 × 1𝑚
WDPT = �(4,98 × 0,5) + �0,5 × (1,24 − 0,5) × (4,98 − 1)�
+ �(1,24 − 0,5) × 1�� × 22 × 1𝑚
WDPT = 79,2 𝑘𝑁
47
Dinding Penahan Tanah 5 Dinding Penahan Tanah 6 Dinding Penahan Tanah 7 Dinding Penahan Tanah 8
Gambar 5.2 Dimensi Dinding-Dinding Penahan Tanah yang ditinjau (satuan dalam meter)
48
Gaya vertikal dari beban pagar beton direpresentasikan sebagai beban lajur dengan
nilai Q sebesar 3,3 kN.
Wtotal = WDPT + Q
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, gaya vertikal pada dinding penahan
tanah 6, 7, dan 8 dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Hasil hitungan gaya vertikal setiap dinding penahan tanah
WDPT Q Wtotal
No. Struktur yang ditinjau
(kN) (kN) (kN)
1. Dinding Penahan Tanah 5 79,20 3,30 82,92
2. Dinding Penahan Tanah 6 69,96 0 72,06
3. Dinding Penahan Tanah 7 53,24 2,20 56,70
4. Dinding Penahan Tanah 8 209 3,85 212,85
hidrostatis, besarnya tekanan lateral dapat dihitung dengan Persamaan (3.10) dan
(3.11).
Gaya lateral tanah dapat dihitung berdasarkan luas diagram tekanan yang dibentuk
oleh lapisan tanah yang ditinjau dengan titik tangkap gaya berada di titik berat
diagram tekanan dan membentuk sudut β sesuai permukaan lapisan tanah. Untuk
dinding penahan tanah setinggi H dan memiliki kohesivitas, gaya lateral lapisan
tanah dapat dihitung berdasarkan Persamaan (3.12) dan (3.13).
Contoh perhitungan gaya-gaya lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah 5
dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 5.3 Gaya-gaya lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah 5
Tabel 5.4 Parameter lapisan tanah yang bekerja pada Dinding Penahan Tanah 5
Tabel 5.5 Perhitungan Gaya-gaya Lateral yang bekerja pada Dinding Penahan
No.
Gaya Lateral, P Nilai (kN) Ket.
Diagram
1 1
(1) 𝛾 𝐻 2𝐾 × 15,5 × 2,7472 × 0,552 = 32,288 Aktif
2 1 1 𝑎1 2
(2) 𝛾1 𝐻1 𝐻2 𝐾𝑎2 15,5 × 2,747 × 2,233 × 0,799 = 76,014 Aktif
1 1
(3) 𝛾 𝐻 2𝐾 × 14 × 2,2332 × 0,799 = 27,906 Aktif
2 2 2 𝑎2 2
1 1
(4) 𝛾3 𝐻3 2 𝐾𝑝3 × 14 × 12 × 0,939 = 13,154 Pasif
2 2
(5) 2𝑐1 �𝐾𝑎1 𝐻1 2 × 56,898 × �0,552 × 2,747 = 232,27 Pasif
Berdasarkan Teori Rankine dalam Hardiyatmo (2010), titik tangkap gaya yang
bekerja pada dinding penahan tanah mengikuti sudut β (berhimpit dengan sudut β)
sehingga gaya-gaya tersebut harus diproyeksikan terhadap sumbu horisontal dan
vertikal bidang gambar. Adapun rumus yang digunakan untuk proyeksi gaya
tersebut adalah sebagai berikut.
𝑃ℎ = 𝑃 cos 𝛽 (5. 5)
𝑃𝑣 = 𝑃 sin 𝛽 (5. 6)
Dengan
P adalah gaya lateral yang bekerja.
Ph adalah gaya lateral searah sumbu horisontal bidang gambar.
Pv adalah gaya lateral searah sumbu vertikal bidang gambar.
β adalah sudut kemiringan permukaan lapisan tanah.
Gaya-gaya lateral hasil proyeksi ditampilkan dalam Tabel 5.6 berikut ini.
52
Hitungan momen gaya juga dilakukan terhadap dinding penahan tanah 6, 7, dan
8. Adapun hasil perhitungan jumlah M+ dan jumlah M- dari setiap dinding
penahan tanah ditunjukkan pada Tabel 5.9.
Nilai yang diperoleh gaya vertikal, gaya lateral, dan momen kemudian digunakan
untuk menghitung stabilitas setiap dinding penahan tanah yang ditinjau.
� 𝑅ℎ = 𝑐𝑎 𝐵 + 𝑊𝑓
𝑐𝑎 = 𝑎𝑑 × 𝑐
𝑓 = tan 𝛿𝑏
55
Dengan:
Fgs adalah faktor aman terhadap penggeseran.
ΣRh adalah tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran.
W adalah berat total dinding penahan tanah, beban luar, dan tanah yang berada
di atas pelas fondasi (kN).
f adalah koefisien gesek antara tanah dasar dan dasar fondasi.
δb adalah sudut gesek antara tanah dan dasar fondasi, diambil (2/3) φ.
ca adalah adhesi antara tanah dan dasar dinding (kN/m2).
c adalah kohesi tanah dasar (kN/m2).
ad adalah faktor adhesi.
B adalah lebar fondasi (m).
ΣPh adalah jumlah gaya-gaya horisontal (kN).
W = 69,96 kN
ΣRh = (20,1 x 0,95) + (69,96 x 0,364) = 44,558 kN
∑ 𝑅ℎ + ∑ 𝑃𝑝 44,558 + 232,78
𝐹𝑔𝑠 = = = 2,226 > 2
∑ 𝑃𝑎 124,61
Fgs > 2 maka struktur aman terhadap bahaya geser.
c. Dinding Penahan Tanah 7
ad = 0,67
c = 30 kN/m2
ca = 0,67 x 30 = 20,1 kN/m2
B = 1,1 m
f = tan ((2/3) x 30) = 0,364
W = 55,44 kN
ΣRh = (20,1 x 1,1) + (55,44 x 0,364) = 42,288 kN
∑ 𝑅ℎ + ∑ 𝑃𝑝 42,747 + 145,222
𝐹𝑔𝑠 = = = 2,935 > 2
∑ 𝑃𝑎 63,878
Fgs < 2 maka struktur aman terhadap bahaya geser.
d. Dinding Penahan Tanah 8
ad = 0,67
c = 30 kN/m2
ca = 0,67 x 30 = 20,1 kN/m2
B = 1,5 m
f = tan ((2/3) x 30) = 0,364
W = 212,85 kN
ΣRh = (20,1 x 1,5) + (212,85 x 0,364) = 107,62 kN
∑ 𝑅ℎ + ∑ 𝑃𝑝 107,62 + 231,76
𝐹𝑔𝑠 = = = 1,551 < 2
∑ 𝑃𝑎 222,33
Fgs < 2 maka struktur tidak aman terhadap bahaya geser.
Dengan
Fgl adalah faktor aman terhadap penggulingan.
ΣMw adalah momen yang melawan penggulingan, ΣM+ (kNm)
ΣMgl adalah momen yang menyebabkan penggulingan, ΣM- (kNm)
14 × 1
𝑁𝑠 = = 0,467
30
β = 29,919 ᵒ
φ = 30 ᵒ
Dari grafik, diperoleh nilai Ncq = 4,9 dan Nγq = 17,5.
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 30 × 4,9 + 0,5 × 14 × 1,24 × 17,5 = 298,9 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢𝑙𝑡 298,9
𝐹= = = 0,473 < 3
𝑞 623,083
F < 3 sehingga struktur tidak stabil terhadap kuat dukung tanah dasar.
b. Dinding Penahan Tanah 6
ΣMw = 107,19 kN.
ΣMgl = 157,44 kN.
ΣW = 138,27 kN.
H = 124,61 kN.
B = 0,95 m.
∑ 𝑀𝑤 − ∑ 𝑀𝑔𝑙 107,19 − 157,44
𝑥𝑒 = = = −0,363 𝑚
∑𝑊 138,27
𝐵 0,95
𝑒𝑥 = � − 𝑥𝑒 � = � − 0,363� = 0,838 𝑚
2 2
𝑉 6𝑒 138,27 6 × 0,838
𝜎𝑚𝑎𝑥 = �1 + � = �1 + � = 916,28 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 𝐵 0,95 0,95
𝜎𝑚𝑎𝑥 (916,28 𝑘𝑁⁄𝑚2 ) ≤ kuat desak pasangan batu (1500 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
𝐻 124,61
𝜏= = = 131,17 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 0,95
𝜏 = 131,17 𝑘𝑁⁄𝑚2 ≤ kuat geser pasangan batu (150 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
c = 30 kN/m2
Df = 1 m
𝐷𝑓
= 1,053 > 1 sehingga digunakan garis patah − patah
𝐵
γb = 14 kN/m3
14 × 1
𝑁𝑠 = = 0,467
30
β = 29,919 ᵒ
61
φ = 30 ᵒ
Dari grafik, diperoleh nilai Ncq = 4,9 dan Nγq = 22,5.
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 30 × 4,9 + 0,5 × 14 × 0,95 × 22,5 = 296,63 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢𝑙𝑡 296,63
𝐹= = = 0,324 < 3
𝑞 916,28
F < 3 sehingga struktur tidak stabil terhadap kuat dukung tanah dasar.
c. Dinding Penahan Tanah 7
ΣMw = 77,711 kN.
ΣMgl = 54,731 kN.
ΣW = 90,897 kN.
H = 63,878 kN.
B = 1,1 m.
∑ 𝑀𝑤 − ∑ 𝑀𝑔𝑙 77,711 − 54,731
𝑥𝑒 = = = 0,253 𝑚
∑𝑊 90,897
𝐵 1,1
𝑒𝑥 = � − 𝑥𝑒 � = � − 0,253� = 0,297 𝑚
2 2
𝑉 6𝑒 90,897 6 × 0,297
𝜎𝑚𝑎𝑥 = �1 + � = �1 + � = 216,584 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 𝐵 1,1 1,1
𝜎𝑚𝑎𝑥 (216,584 𝑘𝑁⁄𝑚2 ) ≤ kuat desak pasangan batu (1500 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
𝐻 63,878
𝜏= = = 58,071 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 1,1
𝜏 = 58,071 𝑘𝑁⁄𝑚2 ≤ kuat geser pasangan batu (150 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
c = 30 kN/m2
Df = 0,75 m
𝐷𝑓
= 0,68 < 1 sehingga digunakan garis interpolasi
𝐵
γb = 14 kN/m3
14 × 0,75
𝑁𝑠 = = 0,35
30
β = 29,919 ᵒ
φ = 30 ᵒ
Dari grafik, diperoleh nilai Ncq = 4,9 dan Nγq = 17,5.
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 30 × 4,9 + 0,5 × 14 × 1,1 × 17,5 = 281,75 𝑘𝑁/𝑚2
62
𝑞𝑢𝑙𝑡 281,75
𝐹= = = 1,3 < 3
𝑞 216,584
F < 3 sehingga struktur tidak stabil terhadap kuat dukung tanah dasar.
d. Dinding Penahan Tanah 8
ΣMw = 281,02 kN.
ΣMgl = 486,18 kN.
ΣW = 297,28 kN.
H = 218,86 kN.
B = 1,5 m.
∑ 𝑀𝑤 − ∑ 𝑀𝑔𝑙 281,02 − 486,18
𝑥𝑒 = = = −0,69 𝑚
∑𝑊 297,28
𝐵 1,5
𝑒𝑥 = � − 𝑥𝑒 � = � − 0,69� = 1,44 𝑚
2 2
𝑉 6𝑒 297,28 6 × 1,44
𝜎𝑚𝑎𝑥 = �1 + � = �1 + � = 1.399,8 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 𝐵 1,5 1,5
𝜎𝑚𝑎𝑥 (1.399,8 𝑘𝑁⁄𝑚2 ) ≤ kuat desak pasangan batu (1500 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
𝐻 218,86
𝜏= = = 145,91 𝑘𝑁/𝑚2
𝐵 1,5
𝜏 = 145,91 𝑘𝑁⁄𝑚2 ≤ kuat geser pasangan batu (150 𝑘𝑁⁄𝑚2 )
c = 30 kN/m2
Df = 1 m
𝐷𝑓
= 0,667 < 1 sehingga digunakan garis interpolasi
𝐵
γb = 14 kN/m3
14 × 1
𝑁𝑠 = = 0,467
30
β = 29,919 ᵒ
φ = 30 ᵒ
Dari grafik, diperoleh nilai Ncq 4,5 dan Nγq = 17,5.
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 30 × 4,5 + 0,5 × 14 × 1,5 × 17,5 = 318,75 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢𝑙𝑡 318,75
𝐹= = = 0,238 < 3
𝑞 1399,8
F < 3 sehingga struktur tidak stabil terhadap kuat dukung tanah dasar.
63
Hasil perhitungan faktor aman stabilitas terhadap kuat dukung tanah dasar
ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
a. Analisis model elemen hingga yang digunakan adalah model plane strain
yang merupakan idealisasi model 3-D kedalam model 2-D dengan asumsi
bahwa regangan pada tegak lurus arah kemiringan struktur diabaikan.
b. Barisan kolom dan fondasi sumuran dalam arah longitudinal pada kondisi
aktual berupa tiang-tiang tunggal (bukan konstruksi menerus) diasumsikan
sebagai dinding menerus dengan idealisasi kondisi 3-D menjadi 2-D seperti
yang dikemukakan Randloph (1981) dalam Sarita (2013).
c. Parameter tanah pada setiap struktur lapisan pembentuk lereng diasumsikan
homogen dan isotropis dengan kriteria keruntuhan bahan yang digunakan
adalah Mohr-Coulomb.
d. Input parameter material lainnya dengan bahan pengikat semen dimodelkan
sebagai linear elastic.
Bentuk geometri lereng, lapisan tanah dan batuan, serta bangunan lainnya yang
terdapat pada potongan melintang B-B disajikan dalam Gambar 5.4 dalam skala
1:500 sedangkan hasil pemodelan menggunakan program Plaxis v8.6 berdasarkan
asumsi pemodelan yang digunakan disajikan dalam Gambar 5.5.
66
plasticity index (PI) sebesar 30,73% > 7% sehingga sampel tanah termasuk pasir
yang memiliki banyak kandungan butiran halus dan termasuk dalam kategori SC.
Nilai modulus elastisitas tanah yang digunakan dan nilai koefisien permeabilitas
(kx dan ky) diperoleh dari Tabel 2.4 dan Tabel 2.5. Seluruh data input parameter
tanah dan batuan dapat dilihat pada Tabel 5.13.
.
70
γb γsat kx ky E c φ
No. Material Model Tipe 3 3
ν 2 2
Ket
(kN/m ) (kN/m ) (m/hari) (m/hari) (kN/m ) (kN/m ) (ᵒ)
Data sekunder
1. Lempung Mohr-Coulomb Undrained 15,5 16,4 0,0002 0,0002 0,30 40530 56,898 17,04 Lap. 1
Batupasir
2. Mohr-Coulomb Drained 14,0 16,8 13,651 13,651 0,25 45325 30 30 Lap. 2
sedang tufan
Breksi batu
3. Mohr-Coulomb Undrained 13,2 16,2 0,001 0,001 0,20 49988750 44989875 57,9 Lap. 3
apung
4. Batupasir tufan Mohr-Coulomb Drained 14,3 16,7 10,002 10,022 0,20 44989875 24994375 66,5 Lap. 4
5. Batu lempung Mohr-Coulomb Undrained 15,0 19,0 0,0002 0,0002 0,20 49988750 44989875 66,5 Lap. 5
Batupasir halus
6. Mohr-Coulomb Drained 14,5 17,0 5,011 5,011 0,20 49988750 44989875 66,5 Lap. 6
tufan
7. Timbunan 1 Mohr-Coulomb Undrained 12,0 15,0 0,0002 0,0002 0,3 2000 15 6 Timb. 1
Data hasil uji sampel hand boring
8. Timbunan 2 Mohr-Coulomb Undrained 16,525 17,290 1 x 10-6 1 x 10-6 0,3 25000 14,43 31,36 Timb. 2
9. Timbunan 3 Mohr-Coulomb Undrained 17,67 17,67 1 x 10-6 1 x 10-6 0,3 25000 1,53 44,62 Timb. 3
-6 -6
10. Timbunan 4 Mohr-Coulomb Undrained 17,75 17,76 1 x 10 1 x 10 0,3 25000 14,43 49,39 Timb. 4
71
Perhitungan
No. Uraian Formula
Kolom 1 (K1) Kolom 2 (K2) Kolom 3 (K3)
1. Tinggi kolom (L), m - 8,240 8,380 7,300
Dim. penampang aktual (B
2. - 80 x 80 80 x 80 60 x 60
x H)
3. Inersia penampang (I), m4 1/12.b.H3 0,034 0,034 0,011
Tebal penamp. ekiv. (He)
4. (12.I/1)1/3 0,743 0,743 0,506
1m ┴, m4
Inersia penamp. ekiv. (Ie)
5. 1/12.b.He3 0,034 0,034 0,011
1m ┴, m 4
Perhitungan
No. Uraian Formula
FS 1 FS 2 FS 3
1. Tinggi kolom (L), m - 5,250 5,250 5,250
Dim. penampang aktual (B
2. - 2,00 x 1,50 2,00 x 1,50 2,00 x 1,50
x H)
3. Inersia penampang (I), m4 1/12.b.H3 0,667 0,667 0,667
Tebal penamp. ekiv. (He)
4. (12.I/1)1/3 2,00 2,00 2,00
1m ┴, m 4
Perhitungan
No. Uraian Formula
Balok 1 (B1) Balok 2 (B2) Balok 3 (B3)
Panjang dalam Plaxis (L), - 4,500 4,500 4,500
1.
m
Dimensi :
- Dim. balok aktual (BxH) - (30 x 50) (60 x 50) (60 x 65)
2.
- Dim. pelat efektif - (0,568 x (0,855 x (0,765 x 0,12)
(BeffxHf) 0,12) 0,12)
2
3. Luas penamp. (A), m (Ab + Ap) 0,218 0,403 0,482
3 2
Tebal penamp. ekiv. (He) 1/12.b.h +A.d 0,00770769 0,013720259 0,025992326
4.
1m ┴, m 4
Perhitungan
No. Uraian Formula
F1 F2 F3 F4
1. Tinggi kolom (L), m A/L 0,505 0,505 0,505 0,505
4 3
2. Inersia penampang (I), m 1/12.l.He 0,011 0,011 0,011 0,011
3. Kekuatan lentur (EI), kN.m2 E.Ie 6639,819 6639,819 6639,819 6639,819
4. Kekuatan aksial (EA), kN E.Ae 313050,9 313050,9 313050,9 313050,9
Berat/ satuan panjang (w), Wk/H/1m
5. 15,359 15,359 15,359 15,359
kN/m/m ┴
6. Poisson’s ratio (ν) - 0,15 0,15 0,15 0,15
5. Input pembebanan
Selain input parameter diatas, beban yang bekerja pada beberapa dinding penahan
tanah dalam hal ini pagar pengaman dan taman juga turut dimasukkan dalam
pemodelan menggunakan beban titik dan beban merata. Perhitungan input beban
disajikan dalam Tabel 5.21 berikut ini.
c. Kondisi Batas
Setelah geometri dan parameter material dari model telah dimasukkan, tahap
selanjutnya adalah menerapkan kondisi batas pada model. Dalam program Plaxis,
kondisi batas yang tersedia adalah jepit standar (standar fixities) dan kondisi batas
untuk gempa (standar fixities) dan kondisi batas untuk gempa (standar
earthquake boundaries). Kedua kondisi batas ini akan diterapkan pada model,
karena analisis dalam tahap validasi adalah analisis statis dan dinamis. Penerapan
kedua kondisi batas pada model yang digunakan dalam simulasi kondisi eksisting
disajikan pada Gambar 5.4.
d. Diskritisasi Model
Setelah kondisi batas diterapkan pada model, langkah selanjutnya adalah model
geometri dibagi menjadi elemen-elemen imajiner (meshing). Penyusunan jaringan
elemen dalam program Plaxis digunakan jenis fine. Bentuk meshing model
disajikan dalam Gambar 5.6 berikut ini.
e. Validasi
Model yang digunakan untuk simulasi dalam tahapan validasi data adalah model
potongan melintang B-B (Gambar 5.4). Proses validasi diawali dengan simulasi
model pada program Plaxis v8.6. Hasil perhitungan berupa displacement dinding
penahan tanah akan dibandingkan dengan keadaan di lapangan.
5.5.4 Perhitungan
Sebelum dilakukan tahap perhitungan, terlebih dahulu dilakukan penentuan
kondisi awal pemodelan.
Perhitungan tegangan air pori dimulai dengan pemodelan muka air tanah dengan
menggunakan garis phreatic. Tekanan air pori diasumsikan bekerja pada lapisan
batupasir sedang tufan. Tinggi muka air tanah saat terjadi gempa bulan Mei 2006
sebesar 30 cm dari permukaan lapisan breksi batu apung. Hasil perhitungan
tegangan air pori pada model disajikan dalam Gambar 5.7 dimana berat volume
air yang digunakan diambil 9,81 kN/m3.
77
digunakan dalam analisis dinamis dengan Plaxis v8.6 berupa akselerogram dalam
format SMC (Strong Motion CD-ROM) yang sebagian besar berisi data
percepatan gempa. Beberapa peneliti dalam analisis menggunakan data percepatan
gempa di tempat berbeda dengan pendekatan peak ground acceleration (PGA).
Demikian pula dengan penelitian ini, percepatan yang digunakan berupa data
akselerogram dengan PGA sebesar 0,3506g atau 350,6 cm/s2 yang disajikan
dalam Gambar 5.9.
B C
A D
B
C
D
Gambar 5.10 Potongan Melintang dengan Tinjauan Deformasi
Keterangan:
Ux adalah displacement arah x (cm).
Uy adalah displacement arah y (cm).
|U| adalah displacement total (cm).
Keterangan:
Ux adalah displacement arah x (cm).
Uy adalah displacement arah y (cm).
|U| adalah displacement total (cm).
82
5.6 Pembahasan
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis dimensi dinding
penahan tanah yang ditinjau terhadap kesesuaian dimensi dinding penahan tanah
menurut Bowles (1971), analisis stabilisasi dinding penahan tanah dengan
meninjau stabilitas terhadap penggeseran, stabilitas terhadap penggulingan, dan
stabilitas terhadap kuat dukung tanah dasar, serta pemodelan dengan
menggunakan program Plaxis v8.6 untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada
setiap potongan dinding penahan tanah yang ditinjau.
Bentuk deformasi yang dihasilkan dari pemodelan pada program Plaxis v8.6
diketahui bahwa displacement maksimum diperoleh sebesar 3,495 cm pada
dinding penahan tanah 8 (Potongan D-D). Batasan pergerakan sebelum dinding
83
penahan tanah longsor menurut Skempton dan Hutchinson (1969) dalam Look
(2007) adalah sebesar 20-40 cm. Hal ini mengindikasikan bahwa dinding penahan
tanah yang ditinjau relatif aman terhadap bahaya longsor. Hasil displacement
pemodelan dengan Plaxis v8.6 ditampilkan pada Gambar 5.11 dimana dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa semakin rendah elevasi dinding penahan tanah
maka semakin kecil nilai displacement horisontal yang dimiliki.
-34.57
0.03449 0.03459 0.03469 0.03479 0.03489
-35.57
-36.57
-37.57
Elevasi -38.57
(m) -39.57
-40.57
-41.57
-42.57
-43.57
Displacement horizontal (Ux), m
Struktur dinding penahan tanah eksisting dan struktur dinding penahan tambahan
akan dihubungkan dengan besi ulir berdimeter 13 mm dengan jarak tertentu.
Tujuannya adalah agar struktur eksisting dan struktur tambahan dapat menahan
gaya lateral tanah secara bersamaan. Agar biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
84
1.00
4.50
1.00
0.50 0.50
0.50 q = 7,7 kN/m q = 7,7 kN/m
q = 7,7 kN/m
Tanah Urug
5.00
5.00
1.00 1.00
1.00
1.50 4.50
4.50
Dimensi eksisting Dimensi bagian dinding penahan tanah 8 dengan perkuatan Dimensi bagian dinding penahan tanah 8 dengan perkuatan
(dalam meter) pasangan batu (dalam meter) tanah urug (dalam meter)
Gambar 5.13 Perbandingan dimensi dinding penahan tanah 8 antara kondisi eksisting dan rencana perbaikan
86
a. Perhitungan gaya yang bekerja pada bagian dinding penahan tanah 8 yang
diperkuat oleh dinding counterfort.
Setelah diketahui besarnya gaya dan momen yang bekerja pada dinding penahan
tanah tersebut, kemudian diperhitungkan kestabilan struktur terhadap
penggeseran, penggulingan, dan kuat dukung tanah dasar.
a. Stabilitas terhadap penggeseran
ad = 0,67
c = 30 kN/m2
ca = 0,67 x 30 = 20,1 kN/m2
B = 4,5 m
f = tan ((2/3) x 30) = 0,364
W = 410,85 kN
ΣRh = (20,1 x 4,5) + (410,85 x 0,364) = 239,987 kN
∑ 𝑅ℎ + ∑ 𝑃𝑝 239,987 + 314
𝐹𝑔𝑠 = = = 2,531 > 2
∑ 𝑃𝑎 218,858
87
b. Perhitungan gaya yang bekerja pada bagian dinding penahan tanah 8 yang
diperkuat oleh tanah urug.
Setelah diketahui besarnya gaya dan momen yang bekerja pada dinding penahan
tanah tersebut, kemudian diperhitungkan kestabilan struktur terhadap
penggeseran, penggulingan, dan kuat dukung tanah dasar.
a. Stabilitas terhadap penggeseran
ad = 0,67
c = 30 kN/m2
ca = 0,67 x 30 = 20,1 kN/m2
B = 4,5 m
89
30
𝑁𝑠 = = 1,5432
15,892 × 1
β =0ᵒ
φ = 31,04 ᵒ
Dari grafik, diperoleh nilai Ncq = 4,1 dan Nγq = 22,5.
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 30 × 4,1 + 0,5 × 15,892 × 4,5 × 22,5 = 927,53 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢𝑙𝑡 927,53
𝐹= = = 4,864 > 3
𝑞 191,8
F > 3 sehingga struktur stabil terhadap kuat dukung tanah dasar.
Sesudah perbaikan
Sebelum
Bagian yang ditinjau Bagian Keterangan
perbaikan Bagian
tanah
counterfort
urug
Faktor aman stabilitas
1,454 3,124 2,992 Aman
terhadap penggulingan
Faktor aman stabilitas
1,551 2,531 2,466 Aman
terhadap penggeseran
Faktor aman stabilitas
terhadap kuat dukung 0,283 4,719 4,864 Aman
tanah dasar
-34.57
0.03449 0.03459 0.03469 0.03479 0.03489
-35.57
-36.57
-37.57
Elevasi -38.57
(m) -39.57
-40.57
-41.57
-42.57
-43.57
Displacement horizontal (Ux), m
-36.57
-37.57
-38.57
Elevasi
(m) -39.57
-40.57
-41.57
-42.57
-43.57
Displacement horizontal (Ux), m
Dari hasil displacement yang diperoleh dapat diketahui bahwa dengan adanya
perbaikan dengan dinding counterfort, nilai displacement maksimum struktur
dinding penahan tanah 8 berkurang dari 3,495 cm menjadi 3,452 cm. Hasil ini
tetap berada pada range aman terhadap bahaya longsor menurut Skempton dan
Hutchinson (1969) dalam Look (2007).