Professional Documents
Culture Documents
Kenyataan:
Teori-Teori Biologi
Bantuan penghidupan orang jompo/lanjut usia yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan sebagai
beirkut : “Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompi atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. (INI SUDAH DIPERBAHARUI
KARENA SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI). Saat ini berlaku Undang-Undang NO.13/th. 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai beirkut : BAB 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut
Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.”
Sebenarnya lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat ditentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbats oleh suatu peraturan alam. Umur
manusia maksimal sekitar 6X umur masa bayi sampai (6X20 tahun= 120 tahun). Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sampai
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua itu
merupakan masa yang kurang menyenangkan.
Mengapa menjadi tua merupakan masalah? Hal tersebut secara ringkas dapat dijawab sebagai
berikut: “Semua orang ingin panjang umur tetapi tidak ada yang mau menjadi tua,” bagaimana jadinya
ada dua keinginan yang saling bertentangan. Pernyataan tersebut seolah-olah sama sekali
memisahkan soal pertambahan usia dari soal menjadi tua dan mengapa tak pernah identik satu sama
lain. Sehubungan dengan hal tersebut, Birren and Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan
antara: usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial.
- Usia Biologis :
Yang menunjukkan kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam
keadaan hidup tidak mati.
- Usia Psikologis :
Yang menunjukan kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya
- Usia Sosial :
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat
kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
Ketiga jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan Jenner itu saling mempengaruhi dan proses-
prosesnya saling berkaitan. Oleh karena itu, secara umum tidak akan terdapat perbedaan yang terlalu
mencolok antara kelangsungan ketiga jenis usia tersebut.
Dalam batas-batas tertentu seseorang sudah tua dilihat dari keadaan fisiknya namun tetap
bersemangat muda. Yang pertama ada hubungan dengan usia biologisnya dan kedua dengan usia
psikologisnya.
Pada klimakterium ini hendaklah wanita memeriksakan dirinya secara teratur, walaupun
tidak ada keluhan-keluhan. Hal ini penting untuk mengetahui adanya kelainan yang
mungkin terjadi pada usia empat puluhan, khususnya keganasan.
Jatuh seringkali dialami oleh para lanjut usia dan penyebabnya bisa multifaktor.
Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor instrinsik (dari dalam lanjut usia),
misalnya : gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ektremitas bawah, kekakuan sendi,
dan sinkope-dizzines, maupun faktor ekstrinsik, misalnya : lantai yang licin dan tidak rata,
tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan
sebagainya
Menurut Reuben, 1996 (Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. Boedhi Darmojo, 1999)
mengatakan bahwa Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka. Dalam penelitian (Kane et al, 1994) di Amerika Serikat, lanjut usia
yang mengalami patah tulang pangkal paha (fractura columna femoris) dan 5% akan
mengalami perlukaan jaringan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang sering, yaitu subdural
haematoma, memar, dan kesleo otot. Dinyatakan pada 5% lanjut usia yang jatuh akan
mengalami patah tulang iga (sterm), humerus (tulang lengan), dan pelvis.
Untuk lebih dapat memahami faktor risiko jatuh, harus dimengerti betul bahwa
stabilitas badan itu ditentukan atau dibentuk oleh :
a) Sistem Sensorik
Pada sistem ini yang berperan di dalamnya adalah penglihatan (visus) dan
pendengaran. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan
gangguan penglihatan. Begitu pula semua penyakit telinga akan menimbulkan
gangguan pendengaran.
b) Sistem Saraf Pusat (SSP)
Penyakit SSP seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan normal, sering
diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik (Menurut Tinneti, 1992).
c) Kognitif
Pada beberapa penelitian, dimentia diasosiasikan dengan meningkatnya risiko jatuh.
d) Muskuloskleletal
Faktor ini betul-betul berperan besar terjadinya jatuh terhadap lanjut usia (faktor
murni milik lanjut usia). Gangguan muskuloskleletal menyebabkan gangguan gaya
berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, misalnya :
- Kekakuan jaringan penghubung
- Berkurangnya massa otot
- Pertambahan konduksi saraf
- Penurunan visus/lapang pandang
Hal-hal tersebut menyebabkan :
a) Penurunan range of motion (ROM) sendi.
b) Penurunan kekuatan otot, terutama ektremitas
c) Perpanjangan waktu reaksi
d) Goyangan badan
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan bergerak, langkah yang
pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan
cenderung gampang goyah, susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan,
seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba sehingga mudah jatuh.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia itu dapat digolongkan dalam dua
golongan, yaitu :
1) Faktor intrinsik (faktor dari dalam tubuh lanjut usia sendiri)
2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar atau lingkungan)
a) Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya
jaringan otot, robeknya arteri/vena.
b) Patah tulang
c) Hematoma
d) Disabilitas/kecacatan
e) Meninggal
Oleh sebab itu, lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara
mengidentifikasi faktor risiko, menilai, dan mengawasi keseimbangan dan gaya
berjalan, mengatur serta mengatasi faktor situasional. Pada prinsipnya mencegah
terjadinya jatuh pada lanjut usia sangat penting dan lebih utama daripada mengobati
akibatnya.
2. Mudah Lelah
Disebabkan oleh :
a) Faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan, atau perasaan depresi)
b) Gangguan organis, misalnya :
Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan
pencernaan, kelainan metabolisme (diabetes melitus, hipertiroid), gangguan ginjal
dengan uremia/gangguan faal hati dan gangguan sistem peredaran darah dan
jantung.
c) Pengaruh obat-obat, misalnya :
Obat penenang, obat jantung, dan obat yang melelahkan daya kerja otot.
3. Kekacauan Mental Akut
Disebabkan oleh :
a) Keracunan
b) Penyakit infeksi dengan demam tinggi
c) Alkohol
d) Penyakit metabolisme
e) Dehidrasi atau kekurangan cairan
f) Gangguan fungsi otak
g) Gangguan fungsi hati
h) Radang selaput otak (meningitis)
4. Nyeri Dada
Disebabkan oleh :
a) Penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung (berkurangnya
aliran darah ke jantung)
b) Aneurisme aorta
c) Radang selaput jantung (Perikarditis)
d) Gangguan pada sistem alat pernapasan, misalnya pleuropenumonia/emboli paru-
paru dan gangguan pada saluran alat pencernaan bagian atas.
5. Sesak Napas pada Waktu Melakukan Kerja Fisik
Disebabkan oleh :
a) Kelemahan jantung
b) Gangguan sistem saluran napas
c) Karena berat badan berlebihan (overweight)
d) anemia
6. Berdebar-Debar (Palpitasi)
Disebabkan oleh :
a) Gangguan irama jantung
b) Keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis
c) Faktor-faktor psikologis
Bila ketiga gejala yang disebut akhi ini, yakni : nyeri dada, sesak napas, dan berdebar-
debar terjadi bersamaan dalam waktu yang sama kemungkinan besar adalah disebabkan
gangguan pada jantung.
Meliputi :
Sifat penyakit dapat dimulai secara perlahan-lahan, seringkali tanpa tanda-tanda ataupun
keluhannya ringan dan baru diketahui sesudah keadaannya parah. Hal ini perlu sekali untuk
dikenali agar tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosis sehingga terapi dan
tindakan keperawatannya segera dapat dilaksanakan. Dapat pula pada lanjut usia mengalami
beberapa penyakit secara bersamaan. Sifat penyakit orang lanjut usia biasanya progresif
sampai penderitanya mengalami kematian. Orang-orang lanjut usia pun biasanya rentan
penyakit lain, karena daya tahannya telah menurun.
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, ditemukan urutan sebagai berikut
: TBC, penyakit yang tidak jelas, trauma, penyakit infeksi lainnya serta bronkitis, sepidema,
dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun penyakit infeksi juga masih menonjol pada pola
penyakit lansia di Indonesia, namun penyakit berbeda dengan di negeri Belanda. Misalnya,
TBC yang ternyata pada urutan teratas di Indonesia, tidak terdapat di negeri Belanda. Hal
tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status sosial ekonomi dan lingkungan fisik
maupun biologik.
Pola penyakit juga tergantung pada tempat pengambilan data karena populasi yang
datang ke RS lebih terbatas pada mereka yang datang dengan keluhan atau dirujuk, sedangkan
populasi berupa komunitas cenderung apa adanya.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit maupun di masyarakat,
ternyata pola penyakit lansia di rumah sakit sedikit berbeda dengan apa yang ditemukan pada
penelitian di masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh Boedi Darmoyo et al (1991), Kartini
(1993), dan Kamso et al (1993).
1. Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang
disebabkan elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia
yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit
bernapas.
Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen
yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Jadi, konsumsi oksigen
akan menurun pada orang lanjut usia. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan
oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.
Debu, hawa udara, asap industri, dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi
sistem pernapasan orang lanjut usia dan karena daya tahan tubuhnya menurun dapat
mudah terkena infeksi. Infeksi yang sering diderita para lanjut usia adalah Pneumonia
bahkan mempunyai angka kematian cukup tinggi sampai 40% dan biasanya diikuti
penyakit penyerta, misalnya : diabetes melitus, payah jantung kronik, dan penyakit-
penyakit vaskuler (menurut Manggunnegoro, 1992).
Tuberkolosis pada lanjut usia diperkirakan masih cukup tinggi. Di RSUP DR. Karyadi
Semarang ditemukan kasus TBC sebesar 25,2% (menurut Ratmatullah, 1994). Secara
patofisiologis, lanjut usia itu tanda penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru,
apalagi menderita Tubercolosis/TBC Paru maka jelas menambah dan akan memperburuk
keadaan. Di sisi keadaan parah, banyak dijumpai pula bronkitis yang menahun dan tidak
sedikit kematian terjadi akibat radang paru. Kanker paru sering dijumpai terutama pada
penderita perokok berat. Menurut Manggunnegoro, 1992 menyatakan terdapat
kecenderingan peningkatan frekuensi CA Paru.
2. Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskuler)
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang paling
banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya
aktivitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga
menyebabkan menurunnnya kekuatan otot jantung.
Setelah berumur 20 tahun, kekuatan otot jantung berkurang sesuai dengan
bertambahnya usia. Dengan bertambahnya umur, denyut jantung maksimum dan fungsi
lain dari jantung juga berangsur-angsur menurun.
Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara bertahap. Elastisitas jantung pada
orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% dibanding orang berusia 20 tahun. Oleh
karena itu, tekanan darah pada wanita tua yang mencapai 170/90 mmHg dan pada pria
tua yang mencapai 160/70 mmHg masih dianggap normal.
Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (cardiac output), yaitu
jumlah darah yang dikeluarkan oleh bilik jantung/ventrikel per menit. Pada usia 90 tahun,
curah jantung ternyata menurun dan sudah tentu menimbulkan efek pada fungsi alat-alat
lain, seperti : otot, paru, dan ginjal karena berkurangnya arus darah ke organ tubuh itu.
Sebaliknya, tekanan darah saat istirahat akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia walaupun tidak begitu besar. Dengan adanya aktivitas fisik, tekanan
darah seseorang akan meningkat, terutama tekanan sistoliknya. Pada lanjut usia
peningkatan tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisik ini meningkat lebih cepat
dibanding orang muda.
Denyut jantung nadi juga meningkat pada waktu seseorang melakukan pekerjaan fisik
dan pada saat bekerja maksimal, denyut nadi mencapai angka maksimal. Namun denyut
nadi maksimal pada lanjut usia lanjut usia ternyata menurun karena jantung tidak dapat
mencapai frekuensi seperti saat masih muda. Rumus untuk meramalkan denyut nadi
maksimal seseorang adalah : (200-usia).
Perubahan yang jauh lebih bermakna dalam kehidupan lanjut usia adalah yang terjadi
pada pembuluh darah. Proses yang disebut Arteriosklerosis atau pengapuran dinding
pembuluh darah dapat terjadi dimana-mana. Proses pengapuran ini akan berlanjut
menjadi proses yang menghambat aluran darah yang pada suatu saat dapat menutup
pembuluh darah tadi,
Pada tahap awal, gangguan dari dinding pembuluh darah yang menyebabkan
elastisitasnya berkurang akan memacu jantung bekerja lebih keras, karena terjadi
hipertensi. Selanjutnya, bila terjadi sumbatan maka jaringan yang dialiri zat asam oleh
pembuluh darah ini akan rusak/mati, hal inilah yang disebut infark. Bila kejadian ini terjadi
di otak, akan terjadi stroke, sedangkan bila terjadi di jantung, dapat saja menyebabkan
infark jantung atau infark miokard, atau bila masih lebih ringan dapat terjadi angina
pektoris (sakit pada daerah dada, khususnya bila orang tadi melakukan kegiatan fisik) atau
gangguan koroner lainnya.
Pada lanjut usia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung
iskemi. Di Indonesia, saat ini penyakit jantung iskemi sudah menjadi pembunuh ketiga di
antara penyakit-penyakit lainnya. Penderita kebanyakan berusia di atas 45 tahun sampai
lanjut usia.
Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah
pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis itu belum diketahui dengan pasti,
tetapi faktor-faktor yang mempercepat timbulnya, antara lain : banyak merokok, kadar
kolesterol tinggi, penderita diabetes melitus, dan berat badan berlebihan, serta kurang
berolahraga.
Faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dicegah atau dihindari, kecuali faktor umum,
seperti : jenis kelamin, keturunan, dan kepribadian penderita sendiri sulit untuk diihindari.
Jenis penyakit jantung lainnya juga banyak ditemui pada lanjut usia adalah :
a) Penyakit jantung akibat paru menahun (korpulmonal).
b) Penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi.
c) Penyakit jantung akibat gangguan irama jantung.
3. Penyakit Jantung Koroner
Terdiri dari :
a) Angio pektoris : suasana sindrom klinis, terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti
ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada
biasanya timbul waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien
beristirahat.
b) Angina pektoris yang tidak stabil, yaitu keadaan angina pektoris, rasa nyeri terus-
menerus walaupun kebutuhan oksigen tidak jelas bertambah.
c) Prinzmetal angina : serangan angina pektoris yang timbul pada waktu istirahat.
d) Infark miokard akut (IMA): nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu, lebih dari 20 menit. Manifestasi yang paling sering ialah : keadaan bingung
akut, episode sinkop, hemiplegia, gagal jantung, muntah-muntah, dan kelemahan
hebat.
e) Bila ditemukan penderita-penderita seperti ini sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.
4. Hipertensi
Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur
dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering
ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung
koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit
jantung dan serebrovaskuler.
Secara nyata kematian karena CVD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun
dengan pengobatan Hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini
pada pengobatan hipertensi diastolik.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan menjadi :
a) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b) Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Pada hipertensi sistolik hal ini masih kontroversial. Mengenai target tekanan darah
dianjurkan penurunan yang bertahap sampai sekitar sistolik 140-160 mmHg. (R.P.
Sidabutar, 1974)
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi
diasakarida. Fungsi ludah sebagai pelicin makanan berkurang sehingga proses menelan lebih sukar.
Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali
disebabkan makanan yang kurang bisa dicernakan akibat menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.
Juga dapat disebabkan berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai ialah sembelit (konstipasi), yang disebabkan kurangnya kadar
selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan banyaknya gigi yang sudah lepas (ompong). Dengan
proses menua bisa terjadi gangguan motilitas otot polos esofagus, bisa juga terjadi Reflux disease
(terjadi akibat refluks isi lambung ke oesofagus), insidensi ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun.
1. Gastritis adalah suatu proses inflansi pada lapisan mukosa dan submukosa lambunng.
Insidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya proses menua. Namun seringkali asimtomatik
atau hanya dianggap sebagai akibat normal proses menua.
2. Ulkus peptikum yang bisa terjadi di esofagus, lambung, dan duodenum walaupun kadar asam
lambung pada lanjut usia sudah menurun, insidensi ulkus di lambung masih lebih banyak
dibanding ulkus peptikum.
Gejalanya :
a) Biasanya tidak spesifik
b) Penurunan berat badan
c) Mual-mual
d) Perut rasa tidak enak
Pemeiksaan dengan :
a) Endoskopi
b) Radiografi dengan kontras beriem
Tingkat komplikasi pada lanjut usia cukup tinggi ±50% per-forosis dan biasanya terjadi pada
usia di atas 70 tahun.
Peradangan pada sistem urogenital terutama dijumpai pada wanita lanjut usia berupa peradangan
kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat sisa air seni dalam vesika urinaria (kandung kemih).
Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat
saluran kemih.
Pada pria berusia lebih dari 50 tahun, sisa air seni dalam kandung kemih dapat disebabkan
pembesaran kelenjar prostat (hipertrofi prostat). Akibat hipertropi prostat ialah adanya gangguan
waktu buang air kecil bahkan kadang-kadang terjadi secara mendadak air seni tidak dapat dikeluarkan
sehingga untuk mengeluarkannya harus dipasang keteter. Pada pria lanjut usia banyak dijumpai
kanker pada kelenjar prostat.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon, seperti
kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula darah),
kelenjar tiroid/gondok yang ikut serta dalam metabolisme tubuh, kelenjar adrenal/anak ginjal yang
memproduksikan adrenalin, kelenjar yang berkenaan dengan hormon laki-laki atau wanita.
Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh mengatur agar arus darah ke organ-organ tertentu berjalan
dengan baik dengan jalan mengatur vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah bersangkutan disebut
adrenal/kelenjar anak ginjal adapula yang merupakan stres hormon, yaitu hormon yang diproduksi
dalam jumlah besar dalam keadaan stress dan berperan penting dalam reaksi mengalami stres. Oelh
karena itu, dengan mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stres.
Tidak jarang, pada lanjut usia juga ditemukan kemunduran dari fungsi kelenjar tiroid sehingga Lansia
tersebut tempak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya, seperti
adanya klimakterium/menopause pada wanita yang mendahului proses tua dapat mengakibatkan
sindroma klimakterium dalam bentuk yang bermacam-macam. Sedangkan pada pria terjadi
penurunan sekresi dari kelenjar testis pada usia tertentu (dalam usia yang lebih tua dibandingkan
dengan wanita).
Penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan menurunnya produksi hormon ini, antara
lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak
teratur sampai berhenti sama sekali (menopause), prosesnya merupakan proses alamiah.
Penyakit metabolik yang banyak dijumpai ialah diabetes melitus atau kencing manis dan osteoporosis
(berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis).
Diabetes melitus sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun ke atas, akibatnya terjadi
degerasi pembuluh darah dengan komplikasi pembuluh darah koroner, perubahan pembuluh darah
otak yang berakibat terjadinya penyakit serebrovaskuler. Perubahan pada pembuluh darah otak ini
dapat menyebabkan stroke yang bisa menyebabkan kelumpuhan separuh badan.
PENYAKIT PADA PERSENDIAAN DAN TULANG
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang
yang banyak dijumpai pada lanjut usia, terutama yang gemuk.
Hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendi-sendinya, misalnya
: linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa seperti nyeri. Biasanya yang terkena ialah persendian pada
jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut dan panggul). Biasanya nyeri akut
pada persendian itu disebabkan oleh gout (pirai atau jicht). Hal ini disebabkan gangguan metabolisme
asam urat dalam tubuh.
Terjadi osteoporosis ini menyebabkan tulang-tulang lanjut usia mudah patah sehingga akan sulit
sembuhnya. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh. Jatuhnya dapat terjadi
karena sudah berkurangnya kekuatan otot-otot, berkurangnya koordinasi kekuatan anggota badan
secara keseluruhan, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik, adanya penyakit jantung yang
diiringi gangguan pada irama jantung, dan bisa karena cahaya ruangan kurang terang, dan lantai licin.
Karena adanya patah tulang tersebut dapat terjadi komplikasi-komplikasi sehingga harus istirahat
total (bedrest) dalam waktu yang lama, misalnya karena harus operasi menyambung patah tulang
tersebut. Bedrest yang lama dapat mempercepat terjadinya osteoporosis dan radang paru-paru.
Penyebab terjadinya kanker sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Hanya nampak makin tua
seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker.
Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim, payudara, dan saluran payudara. Biasanya kanker
pada wanita dimulai pada usia 50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru,
saluran pencernaan, dan kelenjar prostat. Pada lanjut usia harus dilakukan pemeriksaan secara
seksama, riwayat penyakit perlu ditanyakan baik yang pernah dideritanya maupun yang ada dalam
keluarga.
Bahan-bahan karsinogen, misalnya tembakau (rokok), sinar ultra violet, sinar radio, sinar-X yang
berlebihan dapat juga menimbulkan keganasan. Karena proses keganasan ini dapat menjalar ke lain
organ (metastasis) maka harus diusahakan dicari sumber primer keganasan tersebut.
PENYAKIT-PENYAKIT LAIN
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan
perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis).