You are on page 1of 2

Teori Penuaan & Proses

Penyakit Degeneratif

Penuaan merupakan “akumulasi proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara
keseluruhan, perlahan tapi pasti yang mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit dan akhirnya kematian”.

Paradikma baru ilmu kedokteran :

Penuaan dini bukanlah proses alamiah semata, melainkan adalah suatu penyakit, makanya
dapat dicegah dan diobati. Pengobatan anti penuaan mulai berkembang di Amerika Serikat
dan Eropa sejak 1993. Paradikma ini juga punya prinsip : manusia menjadi tua karena
produksi hormonnya berkurang, bukan karena tua lantas hormon berkurang.

Implikasi dari prinsip ini :

1. Orang harus lebih khawatir pada memburuknya metabolisme (aktivitas fisik) tubuh
ketimbang menjadi gemuk.
2. Orang juga harus lebih takut pada penurunan tingkat mobilitas tubuh dibanding kulit
wajah dan leher berkerut. Karena itu penanganan anti penuaan bukan berbasis pada
estetika semata. “Percuma cantik tapi jalannya bungkuk).

Beberapa teori mengenai proses menua menurut Muchtadi (2009) :

1. Teori Radikal Bebas. Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas tinggi
yang dengan cepat bereaksi dengan molekul lain. Sebagai akibatnya enzim dan
protein dapat berubah. Pembentukan Radikal Bebas dapat dipercepat oleh radiasi dan
dihambat oleh zat Anti Oksidan.
2. Teori Kerusakan pada DNA. Informasi yang dibutuhkan sel untuk membangun
protein esensial tergantung pada bangunan molekul DNA. Bila rantai molekul DNA
rusak, kemampuan sel untuk membuat enzim juga terganggu dan mengakibatkan
kematian sel.
3. Teori Auto-Imun. Proses penuaan diakibatkan oleh antibodi yang bereaksi terhadap
sel normal dan merusaknya. Ini terjadi karena kegagalan mengenai sel normal dan
pembentukan antibodi yang salah, sehingga bereaksi terhadap sel normal disamping
sel normal menstimulasi pembentukannya. Kenyataannya memang jumlah antibodi
autoimun meningkat pada usia lanjut dan insiden penyakit autoimun (atritis rematoid,
arteritis, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) juga meningkat pada usia lanjut.
4. Teori genetik. Proses penuaan telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Tiap spesies dalam nukleus (inti sel) memiliki suatu jam genetik yang diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis (pembelahan), dan
menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Bila jam tersebut terhenti maka
seseorang akan meninggal dunia, meski tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit. Jam genetik ini dikontrol oleh nukleus (inti sel).

Dari beberapa teori di atas, teori yang paling diyakini ilmuwan adalah

Teori Penuaan Akibat Radikal Bebas.

“Proses menua berlangsung ketika sel-sel dirusak oleh serangan terus menerus dari partikek
kimia – Oksigen Radikal Bebas – yang menumpuk dari tahun ke tahun hingga sampai pada
kerusakan organ yang sulit disembuhkan”. (Carper J. 1996)

“Tubuh mengalami penuaan karena serangan oksidasi dari zat-zat perusak. Kanker dan
tumor banyak disepakati para ilmuwan sebagai penyakit yang berawal dari mutasi gen atau
DNA sel. Radikal Bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada
proses mutasi ini. Bahaya lainnya yang ditimbulkan Radikal Bebas adalah bila bereaksi
dengan low-density lipoprotein (LDL) – chllesterol menjadi bentuk yang reaktif”. (Denham
Harman, 1956)

Jika proses ini berjalan lebih cepat pada organ tertentu akan memunculkan berbagai
penyakit akibat kemunduran fungsi organ (Penyakit Degeneratif).

Sumber : https://antioxidantnutrients.wordpress.com/teori-penuaan-proses-penyakit-degeneratif/
diakses pada tanggal 16 Maret 2018

You might also like