You are on page 1of 9
ILMU TULANG UMUM (OSTEOLOGI) Tulang atau jaringan tulang adalah suatu bentuk jaringan pengikat kaku yang membentuk hampir seluruh rangka tubuh. lImu yang mempelajari tulang-tulang disebut osteology (Yunani: osteon = tulang, logos Wu). Systema skeletale orang dewasa atau skeleton terdiri di membentuk penyokong kerangka badan. Di dalam systema skeletale termasuk juga beberapa tulang rawan misalnya cartilago costae atau rawan iga yang menghubungkan ujung-ujung anterior costae atau iga dengan sternum ‘atau tulang dada. Juncturae atau hubungan antara komponen-komponen skeletalis disebut atticulatio atau persendian yang kebanyakan dari padanya memungkinkan terjadi pergerakan di antara tulang-tulang yang saling berhubungan. Seperti organ-organ lainnya, tulang mempunyai pembuluh darah, pembuluh lymphe, dan saraf sehingga dengan demikian dapat mengalami sakit. 200 tulang lebih yang Catatan Klinis ‘Osteomyelitis adalah suatu proses peradangan (inflamasi) dari sumsum tulang dan bagian- bagian tulang yang berdekatan dengannya. Bilamana sebuah tulang menjadi hancur atau patah (fractura) maka tulang akan mengalami proses penyembuhan. Tulang yang tidak digunakan karena sesuatu hal misainya pada membrum yang mengelami kelumpuhan (paralysis) akan mengalami proses penipisan dan kelemahan yang disebut atrophy. Tulang dapat diserap (absorpsi) seperti yang terjadi mengikuti tanggalnya gigi atau sesudah pencabutan (extractio) gigi. Tulang dapat menjadi lebih tebal dan lebih kuat yang disebut hypertrophy, bilamana karena pertambahan berat badan dibutuhkan penyokongan yang lebih kuat. Tulang-tulang dari orang yang berlainan menunjukkan perbedaan anatomis. Variasi tergantung pada usia, jenis kelamin, ciri-ciri ragawi, kesehatan, diet, ras, serta keadaan geneti dan hormonal. Variasi-variasi anatomis berguna dalam mengidentifikasi sisa tulang, yang termasuk dalam bidang telaah kedokteran kehakiman yang mempelajari hubungan dan aplikasi dari fakta-fakta kedokteran dalam masalah-masalah hukum. Tulang hidup adalah jaringan kenyal yang mengandung komponen organik dan komponen anorganik. Tulang hidup terdiri dari terutama material antarsel yang mengandung substansi mineral terutama calcium phosphate basah yaitu Cas (POs)2. Serabut-serabut kolagen sebagai bahan organik di dalam material antarsel memberi kekenyalan dan kekuatan, sedang kristal- kristal garam sebagai bahan anorganik berbentuk pipa dan batangan membuat tulang menjadi keras dan kaku. Bilamana sebuah tulang mengalami dekalsifikasi di dalam laboratorium dengan ‘cara merendamnya ke dalam asam yang diencerkan untuk beberapa hari, garam anorganiknya akan keluar dari tulang tetapi tulang menjadi sangat lentur sehingga dapat dilipat untuk dibuatkan simpul. Sebuah tulang yang dibakar juga bentuknya akan tetap ada, tetapi jaringan fibrosanya yang organik mengalami kerusakan sehingga tulang menjadi begitu rapuh, tidak elastis dan hancur dengan mudah. Perbandingan jumlah bahan organik terhadap bahan anorganik di dalam tulang bervariasi sesuai dengan umur. Material organik lebih banyak pada ‘masa anak, sehingga tulang-tulang anak dapat sedikit melengkung, tetapi pada usia dewasa tulang mengandung banyak bahan anorganik sehingga dapat mencapai */; bagian dari keseluruhan tulang. Dalam beberapa jenis gangguan metabolisme seperti kekurangan vitamin D (rachitis dan osteomalacia), terdapat penulangan (kalsifikasi) yang tidak memadai dari matrix tulang. Karena calcium membuat tulang menjadi keras, daerah-daerah yang tidak mengalami kalsifikasi dapat membengkok terutama bila tulang tersebut adalah yang berfungsi sebagai penopang berat badan atau bagian badan, sehingga dapat terjadi kelainan bentuk (deformitas) yang progresif seperti tungkai berbentuk huruf X (genu valgum) atau tungkai berbentuk seperti huruf O (genu varum). Walaupun diagnosis dari rachitis ditandai secara Klinis oleh pembesaran pada tempat lamina cartilaginosa epiphysealis, diagnosis ditunjukkan oleh perubahan-perubahan radiografik khas yang terjadi pada ujung-ujung tulang punggung dan costae yang sedang bertumbuh. Fractura relatif lebih sering terjadi pada anak dibandingkan pada orang dewasa, disebabkan karena tulang-tulang yang masih ramping dan aktivitas yang bebas dan kurang dipikirkan. Kebanyakan dari fractura tulang pada anak berbentuk garis atau jenis “green stick” yang tidak begitu serius. Pada suatu fractura tulang jenis “green stick”, tulang patah seperti suatu cabang pohon mentah yang retak. Fractura tulang pada lamina cartilaginosa epiphysealis adalah serius karena dapat mengakibatkan penggabungan dini (fusi prematur) antara diaphysis dengan epiphysis sehingga terjadi pemendekan tulang, misalnya fusi fractura epiphysis os radius menyebabkan terjadinya penyimpangan tangan ke arah radialis (deviasi radialis) yang progresif karena ulna terus bertumbuh. Terdapatnya epiphysis yang tidak bergabung pada orang muda dapat dibantu dengan tindakan, misalnya menempatkan kawat jepret dalam posisi menyilang lamina cartilaginosa epiphysialis pada lutut akan menghentikan pertumbuhan pada tungkai bawah (cruris). Tulang-tulang tungkai bawah normal yang dipasang kawat jepret ‘memungkinkan tulang-tulang tungkai bawah yang memendek untuk menyusul panjang yang sebenamya. Penyembuhan fractura tulang pada anak lebih cepat daripada yang terjadi pada orang dewasa. Fractura femoris saat lahir bergabung sesudah tiga minggu, sedang pada orang berumur 20 tahun atau lebih dapat mencapai 20 minggu. Pada usia lanjut, kedua komponen tulang baik organik dan anorganik berkurang sehingga menimbulkan keadaan yang disebut osteoporosis (Yunani : osteon = tulang , poros = pori). Terdapat berkurangnya kuantitas tulang (atrofi jaringan skeletalis) dan sebagai akibat tulang tua kehilangan elastisitas dan mudah mengalami fractura. Contoh : Orang tua dapat tersandung sebuah kakinya pada suatu peniggian ringan sewaktu berjalan, merasa, dan mendengar collum femorisnya berbunyi, lalu jatuh ke lantai/tanah. Fractura collum femoris adalah kejadian yang umum terjadi pada wanita yang lebih tua karena derajat osteoporosisnya lebih berat daripada pria tua. (A, JENIS-JENIS TULANG Terdapat 2 tipe tulang utama yaitu : 1.05 spongiosum (=tulang berongga) 2. 0s compactum (=tulang padat) Tidak ada batas-batas jelas antara kedua jenis tulang ini karena perbedaan diantaranya tergantung pada perbandingan jumlah material padat dengan jumlah dan ukuran rongga- rongga didalamnya. ‘Semua tulang mempunyai suatu pembungkus luar yang terdiri dari massa tulang padat pars compactum yang mengelilingi suatu massa tulang sentralis yang berongga-rongga, kecuali 2 bilamana massa sentralis berongga telah diganti oleh suatu rongga besar atau rongga sumsum (cavitas medullaris) atau suatu rongga udara misalnya sinus-sinus paranasalis. Pars spongiosum terdiri dari kolom-kolom tulang padat atau trabeculae yang tersusun tidak teratur bercabang-cabang dan berabung satu dengan vane lain membentuk rongga-rongea. Rongga-rongga ini saling berhubungan dan berisi sumsum tulang (medulla ossium). Trabeculae dari pars spongiosum tersusun dalam garis-garis tekanan dan garis kekuatan. Pada orang dewasa terdapat dua jenis sumsum tulang yaitu : 1. sumsum tulang merah = medulla ossium Rubrum. 2. sumsum tulang kuning = medulla ossium Flavum. Sumsum merah aktif dalam proses pembentukan darah (hematopoesis) sedang sumsum kuning tidak aktif dan mengandung banyak jaringan lemak. Dalam kebanyakan tulang panjang terdapat sebuah cavitas medullaris pada diaphysis yang mengandung sumsum kuning pada orang dewasa. Pars compactum terlihat kokoh kecuali pada rongga-rongga mikroskopisnya. Strukturnya yang seperti kristal memberi padanya kekakuan dan kekuatan, membuatnya tidak tembus sinar-x (opak). 8. KLASIFIKASI TULANG Secara Regional sebagai berikut : 1. Tulang-Tulang Sumbu (Skeleton Axiale), yang terdiri dari : a. tulang tengkorak kepala (cranium) b. tulang-tulang belakang (vertebrae), yang membentuk sebuah tonggak yang disebut columna vertebralis . tulang-tulang rusuk (costae) d. tulang dada (sternum) 2. Tulang-Tulang “Umbai” (Skeleton Appendiculare) yang terdiri dari : a, tulang-tulang membrum/extremitas superior b. tulang-tulang membrum/extremitas inferior c. tulang-tulang yang berhubungan dengan tulang-tulang membri : cingulum membri superior atau gelang bahu (cingulum deltoideum) dan cingulum membri inferior atau gelang panggul (cingulum pelvicum)).. Tulang-tulang juga dapat digolongkan menurut Bentuknya : 1. Ossa Longa = Tulang-Tulang Panjang Tulang-tulang panjang berbentuk seperti pipa. Tulang-tulang ini terdiri dari diaphysis atau corpus dan dua ujung (extremitas) yang konkaf ataupun konveks yaitu epiphysis proximalis dan epiphysis distalis. Panjang tulang-tulang ini lebih daripada lebarnya. Walaupun demikian beberapa ossa longa adalah pendek, misalnya pada jari-jari tangan dan jar-jari kaki. Ujung- ujung tulang panjang berhubungan sendi dengan tulang-tulang lainnya, jadi ujung-ujung ini membesar, permukaannya halus, dan dilindungi oleh cartilago hyalin. Biasanya diaphysis sebuah tulang panjang berlubang ditengahnya dan mempunyai 3 pinggiran atau 3 margines yg memisahkan ketiga permukaan atau faciesnya.

You might also like