You are on page 1of 64

BAGIAN I LAPORAN KEUANGAN

A. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBD)


1.1Pengertian

Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) merupakan salah


satu komponen laporan keuangan pemerintah yang
menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran
entitas pelapor secara tersandinguntuk satu periode
tertentu.Penyandingan antara anggaran dan realisasi
menunjukan tingkat capaian target-target yang telah
disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Informasi tersebut
berguna bagi para pengguna anggaran dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi , akuntabilitas, dan ketaatan
entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung
anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka
dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan
struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang
digunakan dalam pelaporannya.

1.2. Ruang Lingkup

APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja,


dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan
kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.Belanja adalah semua
pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi

1
ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaranbersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan


yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surflus anggaran.Pendapatan dipungut
berdasarkan Undang-Undang. Oleh karena itu jenis
pendapatan yang dpungut dan / atau diterima oleh
Pemerintah Daerahharus sesuai dengan undang-
undang.Belanja mencakup seluruh jenis belanja
sebagaiman diatur dalam peraturan perundang-
undangan.Pembiayaan mencakup seluruh transaksi
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.Anggaran pemerintah daerah dituangkan
dalam bentuk APBD, yang merupakan pedoman
tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah,meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
selama satu periode tertentu.

Anggaran diukur dalam satuan rupiah. Anggaran


diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Anggaran belanja yang
dituangkan dalam Perda APBD disebut sebagai
appropiasi, yaitu merupakan anggaran yang disetujui
oleh DPRD yang merupakan mandat yang diberikan

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 2


kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan
pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
ditetapkan. Sedangkann anggaran pendapatandalam
Perda APBD disebut Estimasi Pendapatan.

Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan


peraturan kepala daerahtentang penjabaran APBD.
Anggaran yang dialokasikan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna Anggaran
dituangkan ke dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran).Anggaran pendapatan SKPD pada DPA
disebut Estimasi Pendapatan yang
dialokasikan.Anggaran Belanja dalam DPA disebut
Allotment. Dengan demikian, LRA SKPD
membandingkan antara realisasi terhadap alokasi
anggaran dalam satu DPA SKPDyang
bersangkutan,sedangkan untuk LRA ditingkat
pemerintah daerah realisasi anggarandibandingkan
dengan estimasi pendapatan dan appropriasi yang
tertuang dalam APBD.

1.3. Sruktur Anggaran

Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan,


anggaran belanja,dan anggaran pembiayaan. Struktur
anggaran tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :

a) Pendapatan
b) Belanja
c) Surplus/Defisit

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 3


d) Pembiayaan
e) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

a. Pendapatan

Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli


Daerah, Pendapatan Transfer, dan lain-lain
pendapatan yang sah.

1. Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang


dihasilkan daerah itu sendiri, terdiri dari :
Pendapatan Pajak Daerah, pendapatan retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan PAD lain-lain.

2. Pendapatan Transfer merupakan pendapatan


yang berasal dari entitas pelaporan lain, seperti
Pemerintah Pusat atau daerah otonom lain
dalam rangka perimbangan keuangan.

3. Lai-lain pendapatan yang sah adalah


pendapatan lainnya yang diperkenankan
menurut peraturan perundang-undangan
misalnya hibah dan dana darurat.

b. Belanja
Belanja diklasifikasikan menurut organisasi ,
fungsi dan ekonomi. Klasifikasi menurut organisasi
artinya anggaran dialokasikan ke organisasi sesuai
dengan struktur organisasi pemerintah daerah
yang bersangkutan.Klasifikasi organisasi ini tidak

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 4


disajikan dilembar muka laporan keungan,
melainkan disajikan di catatan atas laporan
keuangan.

Berdasarkan karakter belanja dikelompokan


menjadi belanja operasi, belanja modal, dan
belanja tak terduga.

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran


untuk sehari-hari pemerintah daerah yang
memberi manfaat dalam jangk waktu pendek.

Belanja modal adalah pengeluaran anggaranuntuk


perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat
lebih,satu,periode,akuntansi,,seperti,tanah,,gedun,
dan,bangunan,peralatan dan mesin, dll.

Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran


untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan berulang seperti bencana alam.

c. Transfer

Transfer yang dimaksud adalah transfer keluar


yaitu pengeluaranuang dari suatu entitas
pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti
pengeluaran dana perimbangan dan dana bagi
hasil.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 5


d. Surplus/ Defisit

Surplus / Defisit timbul sehubungan dengan


penggunaan anggaran defisit, dimana jumlah
pendapatan tidak dama dengan jumlah belanja.
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan
dan belanja selama satu periode pelapora. Defisit
adalah selisih kurang antara pendapatan dan
belanja selama periode pelaporan.

e. Pembiayaan ( Financing)

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi


keuangan pemerintah,baik penerimaan maupun
pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam pengganggaran pemerintah
terutama dimakdudkan untukmenutup defisitatau
memanfaatkan surplus anggaran.

f. Pembiayaan Neto

Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan


pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan.

g. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

SILPA merupakan selisih antara penerimaan


anggaran dikurangi dengan pengeluaran
anggaran.Dengan kata lain jumlah ini diperoleh
dengan menjumlahkan surplus/defisit dengan
pembiayaan neto.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 6


2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBN)
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya
melalui upaya kesehatan promotif dan prepentif perlu
menetapkan Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) di
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 210 tahun 2011
tentang petunjuk teknis bantuan Operasional Kesehatan.
Pada pasal 1 penyelenggaraan Bantuan Operasional
Kesehatan dalam rangka :
1. Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan
masyarakat melalui kegiatan promotif dan prepentif
puskesmas untuk mewujudkan pencapian target Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehtan dan Millenium
Development Goals (MDGS).
2. Meningkatkan cakupan Puskesmas dalam pelayanan
kesehatan yang bersipat Promotif dan prepentif.
3. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan prepentif bagi
perencanaa masyarakat
4. Terselenggaranya proses loka karya Mini di Puskesmas
dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

B. NERACA
Laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi
keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan
ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi
berikut:

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 7


aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi


sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk
memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

C. LAPORAN ARUS KAS


Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang
berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan
transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih
dalam kas suatu,perusahaan,selama,satu,periode.

Menurut PSAK No.2 (2002:5) Arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan
revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya.Laporan arus kas
merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun
buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam


aliran/arus,kas,yaitu:

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 8


1.Cash,inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).
Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
a. Hasil,penjualan,produk/jasa,perusahaan.
b. ,Penagihan,piutang,dari,penjualan,kredit
c. Penjualan,aktiva,tetap,yang,ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham,bila
perseroan,terbatas.
e. Pinjaman/hutang,dari,pihak,lain.
f. Penerimaan,sewa,dan,pendapatan,lain.

2.Cash,out,flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus
kas keluar (cash out flow) terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung
dan,biaya,pabrik,lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi
penjualan.
c. Pembelianaktivatetap.
d. Pembayaran,hutang-hutang,perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan
pengeluaran,lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan
dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 9


dan,pendanaan.

Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus


melaporkan arus kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.

Aktivitas,Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari
operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas
operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan
dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas
melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas
terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah
penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi
saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran
terhadap pemasok dan karyawan, serta
pembayaran,bunga,dan,pajak.

Aktivitas,Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva
jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk
melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva
tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau
penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan,lain.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 10


Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih
dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang
digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian
pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena
pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam.
Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai
kegiatan investasi pada laporan,arus,kas.

Aktivitas,Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas
dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan
dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan
mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan
mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan
saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang
saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.
Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran
pokok pinjaman.

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) meliputi penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.
Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar atas laporan keuangan.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 11


1. Kebijakann Akuntansi
Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebihentitas akuntansi yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajibmenyampaikan Laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Entitas pelaporan dalam hal ini adalah DinasPendapatan dan
Pengelolaan Keuangan yang mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bentuk
pertanggungjawabanpelaksanaan APBD. Sedangkan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalahentitas
akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan
keuangan atas
pertangungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD selaku
PenggunaAnggaran/Pengguna Barang.

1.1. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan


Tahunan

Puskesmas menggunakan basis kas untuk Laporan


Realisasi
Anggaran yaitu untuk pengakuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan serta basis aktual untuk Neraca yang
terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas dana.

1.2. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan


Laporan Keuangan
a. Pendapatan

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 12


Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Umum Daerah.
b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran
melalui Bendahara Pengeluaran berupa Uang Persediaan,
Pengakuan Belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh fungsi Perbendaharaan denganditerbitkannya SP2D
GU/Nihil.
c. Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
rekening Kas Daerah sedangkan pengeluaran
pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening
kas daerah.
 Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan
dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah
mata uang asing tersebut menurut kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal transaksi.
 Kas dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintahan. Uang tunai terdiri atas uang kertas dan
logam. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan (UYHD)/Uang Persediaan (UP)
yang belum dipertanggungjawabkan hingga tanggal
neraca. Termasuk setara kas yaituinvestasi jangka
pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 13


kasyang mempunyai masa jatuh tempo yang pendek
yaitu kurang dari tiga bulan sejak tanggal perolehannya.
Pengakuan saat diterima atau dikeluarkan dan dinilai
berdasarkan nilai nominal uang.
Apabila ada kas daerah dalam valuta asing maka harus
dikonversi berdasarkan nilai kurs pada tanggal
transaksi.
Kas terdiri atas Kas di Umum Daerah, Kas di Bendahara
Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan. Setara
kas terdiri atas simpanan di bank dalam bentuk deposito
kurang dari 3 (tiga) bulan, investasi jangka pendek
lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 (tiga)
bulan.

 Investasi Jangka Pendek


Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat
segeradiperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam
rangka manajemen kas dan beresiko rendah serta
dimiliki sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka
tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolvingdeposits) serta
pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka
pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan
pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Investasi
jangka pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan
dicatat sebesar nilai perolehan.
Pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
jangka pendek apabila memenuhi salah satu kriteria :

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 14


a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial
atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah daerah
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai (reliable)

 Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian
atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundangundangan atau akibat lainnya yang sah.
Piutang antara lain terdiri dari :
a. Piutang Pajak
b. Piutang Retribusi
c. Piutang Dana Bagi Hasil
d. Piutang Dana Alokasi Umum
e. Piutang Dana Alokasi Khusus
Pengakuan piutang terjadi pada akhir periode ketika
akan disusun neraca dan diakui sebesar Surat Ketetapan
tentang Piutang yang belum dilunasi atau pada saat
terjadinya pengakuan hak untuk menagih piutang yaitu
pada saat
terbitnya Surat Ketetapan tentang Piutang. Piutang
dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah
piutang yang belum dilunasi.
Agar nilai piutang sama dengan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (NetRealizable Value) maka disesuaikan
dengan melakukan penyisihan piutangtidak tertagih.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 15


Penyisihan piutang diperhitungkan dan dibukukan
dalam periodeyang sama dengan periode timbulnya
piutang sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-
betul diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang tidak
tertagih dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun
piutang berdasarkan umur piutang.

 Piutang Lain-Lain
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara
piutang dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya
saja yang berbeda. Piutang Lain-Lain terdiri dari :
a. Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran
b. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah
c. Piutang Hasil Penjualan Barang Milik Daerah
d. Piutang Dividen
e. Piutang Bagi Hasil Laba usaha Perusahaan Daerah
f. Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

 Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional Pemerintah Daerah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan
dalam rangkakegiatan operasional pemerintah daerah
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan
dalam proses produksi

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 16


c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan
untuk dijual ataudiserahkan kepada masyarakat
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat dalam rangka kegiatan Pemerintah
Daerah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat
berdasarkan inventarisasifisik (stock opname).
Persediaan disajikan sebesar :
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan
pembelian
 Biaya standar jika diperoleh dengan memproduksi
sendiri
 Nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti
donasi/rampasan.
Persediaan antara lain terdiri dari :
a. persediaan alat tulis kantor
b. persediaan alat listrik
c. persediaan material/bahan
d. persediaan benda pos
e. persediaan bahan bakar
f. persediaan bahan makanan pokok

 Investasi Jangka Panjang


Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua
belas) bulan.
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi salah satu kriteria :

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 17


- kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial
atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah
- nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai (reliable). Pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui
sebagaipengeluaran pembiayaan.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari
pertukaran aset pemerintah daerah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah daerah adalah
sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi
tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan
tiga metode, yaitu :

a. Metode Biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat
sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi
tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait. Kriterianya adalah
kepemilikan kurang dari 20%.

b. Metode Ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah
mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 18


kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima
pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah
dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian
terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah
porsi kepemilikan investasi pemerintah , misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta
asing serta revaluasi asset tetap. Kriterianya adalah
kepemilikan 20% sampai 50% atau kurang dari 20%
tetapi memiliki pengaruh yang signifikan atau
kepemilikan lebih dari 50%.

c. Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan


Metode ini digunakan terutama untuk kepemilikan yang
akan dilepas/dijualdalam jangka waktu dekat.
Investasi Jangka panjang terdiri dari:
a. Investasi Permanen yaitu : investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
Terdiri dari : penyertaan modal pemerintah daerah pada
perusahaan negara/perusahaan daerah, lembaga
keuangan Negara, badan hukum milik Negara, badan
internasional dan badan hukum lainnya bukan milik
Negara serta investasi permanen lainnya.

b. Investasi Non Permanen yaitu : investasi jangka


panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Terdiri
dari : pembelian Surat Utang Negara, penanaman modal
dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada fihak ketiga, investasi nonpermanen lainnya.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 19


Investasi non permanen dalam bentuk dana bergulir
dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net
Realizable Value). Penyisihan investasi non permanen
dana bergulir yang tidak tertagih dilakukan berdasarkan
umur investasi non permanen dana bergulir.

 Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus
berwujud dan memenuhi kriteria :
1. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas
4. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan
Selain itu juga mempunyai nilai yang material sesuai
nilai minimum kapitalisasi sebagaimana diatur dalam
kebijakan akuntansi Puskesmas. Untuk penilaian asset
sesuai nilai minimum kapitalisasi akan dilakukan secara
bertahap oleh Bagian Perlengkapan.Aset tetap dinilai
dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 20


belinya atau konstruksinya, ditambah pengeluaran-
pengeluaran lainnya yang dapat diatribusikan secara
langsung ke dalam aset tersebut ke kondisi siap untuk
digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung adalah :
1. biaya impor
2. biaya persiapan tempat
3.biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat(handling cost)
4. biaya pemasangan (installation cost)
5. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
6. biaya konstruksi
7. biaya kepanitiaan
Aset tetap terdiri atas tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi,aset
tetap lainnya dan konstruksi dalampengerjaan.
Kebijakan akuntansi tentang penyusutan sampai dengan
31 Desember 2014 belum dilaksanakan dan bertahap
akan diterapkan setelah penataan aset tetap di
lingkungan Puskesmas selesai dilaksanakan. Suatu aset
tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen dihentikan penggunaanya dan
tidak ada manfaat ekonomik
di masa yang akan datang. Aset tetap secara permanen
dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca
dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah daerah tidak memenuhi definisi aset

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 21


tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai
nilai tercatatnya.

 Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk
beberapa tahun anggaran menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran. Pembentukan maupun
peruntukan dana cadangan harus diatur dengan
peraturan daerah, sehingga dana cadangan tidak dapat
digunakan untuk peruntukan yang lain. Biasanya
digunakan untuk pembangunan aset, misalnyarumah
sakit, pasar induk, atau gedung olah raga

 Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah daerah yang tidak
dapatdikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi
jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset
lainnya terdiri atas:

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Menggambarkan


jumlah yang dapat diterima dari penjualan
assetpemerintah daerah secara langsung kepada pegawai
Pemerintah daerah/Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Daerah. Contoh: tagihan piutang penjualan angsuran
antara lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan
kendaraan dinas.
Tagihan piutang penjualan angsuran dinilai sebesar nilai
nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 22


yangbersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran
yang telah,di Wakili Kepala Daerah ke kas umum daerah
atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah


Tuntutan perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses
yangdilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk
menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita
oleh Negara/daerah sebagai akibat langsung maupun
tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum
yang dilakukan oleh bendahara tersebut atau kelalaian
dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal
dalam Surat Keputusan Pembebanan setelah dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan oleh bendahara
yang bersangkutan ke kas umum daerah.
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan suatu proses
yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan
bendahara dengan tujuan untuk menuntutpenggantian
atas suatu kerugian yang diderita oleh
pemerintah/daerah sebagai akibat langsung ataupun
tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum
yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian
dalam pelaksanaan tugas kewajibannya. Tuntutan ganti
rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) setelah
dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh
pegawai yang bersangkutan ke kas umum daerah.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 23


3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
yangmempunyai komitmen untuk melaksanakan
kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset dan /atau hak usaha yang dimiliki.
Bentuk kemitraan antara lain berupa :
a) Bangun, Kelola/Guna, Serah adalah suatu bentuk
kerjasama berupa pemanfaatan aset pemerintah daerah
oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak
ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau
sarana lain berikut fasilitasnya serta
mendayagunakannya dalam jangka waktutertentu,
untuk kemudian menyerahkannya kembali dan/atau
sarana lainberikut fasilitasnya kepada pemerintah
daerah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati
(masa konsesi). Dalam perjanjian ini
pencatatannyadilakukan terpisah oleh masing-masing
pihak. Dicatat sebesar nilai asetyang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk
membangun aset Bangun, Kelola/Guna, Serah tersebut.
Aset yang beradadalam Bangun, Kelola/Guna, Serah ini
disajikan terpisah dari Aset Tetap.

b) Bangun, Serah, Kelola/Guna adalah pemanfaatan aset


pemerintahdaerah oleh pihak ketiga/investor , dengan
cara pihak ketiga/investortersebut mendirikan bangunan
dan/atau sarana lain berikut fasilitasnyakemudian
menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 24


pemerintahdaerah untuk dikelola/digunakan sesuai
dengan tujuan pembangunan aset
tersebut oleh pihak ketiga/investor tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang disepakati.
Bangun, Serah, Kelola/Guna dicatat sebesar nilai
perolehan aset yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset
yang dipisahkan dari aset tetap ditambah dengan jumlah
aset yang dibangun oleh pihak ketiga/investor sesuai
dengan perjanjian kerjasama.

c) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perikatan antara


Pemerintah Daerah yang menyediakan aset daerah
dengan pihak ketiga menanamkanmodalnya, selanjutnya
kedua belah pihak secara bersama-sama ataubergantian
mengelola manajemen dan proses operasionalnya sesuai
dengan kesepakatannya. Pengakuan dan penilaian
berdasarkan harga perolehan pada saatbangunan atau
aset lainnya tersebut selesai dibangun.

4. Aset Tidak Berwujud


Aset Tidak Berwujud adalah aset yang secara fisik tidak
dapat
dinyatakan atau tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakandalam menghasilkan barang
atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnyatermasuk
hak atas kekayaan intelektual. Contoh : hak paten, hak
cipta, hakmerek, serta biaya riset dan pengembangan.
Aset tidak berwujud dapat

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 25


diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan
sendiri olehpemerintah daerah.
Aset tidak berwujud meliputi :
a. software komputer yang dipergunakan dalam jangka
waktu lebih darisatu tahun
b. lisensi dan franchise
c. hak cipta (copyright), paten dan hak lainnya
d. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang

5. Aset Lain-Lain
Pos aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset
lainnya yang tidakdapat dikelompokkan ke dalam Aset
Tak Berwujud, Tagihan PenjualanAngsuran, Tuntutan
Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi, dan
Kemitraandengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain
adalah aset tetap yangdihentikan dari penggunaan aktif
Pemerintah Daerah.

 Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban kepada
pihak ketiga sebagaiakibat transaksi keuangan masa
lalu, yang harus dibayar kembali atau jatuhtempo dalam
satu periode akuntansi terdiri dari :
 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK merupakan kewajiban yang timbul akiba
pemerintah belum menyetor kepada pihak lain ata
pungutan/potongan PFK dari SP2D atau dokumen lain
yang dipersamakan. Nilai yang dicantumkan dalam

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 26


neraca adalah sebesar saldo pungutan/potongan yang
belum disetorkan kepada pihak lain sampai dengan
tanggal neraca. Terdiri dari : utang Taspen, utang askes,
utangPPh Pusat, utang PPN Pusat, utang Taperum, utang
Perhitungan PihakKetiga Lainnya.

 Utang Bunga
Utang bunga timbul karena pemerintah daerah
mempunyai kewajibanuntuk membayar beban bunga
atas utang.
Nilai yang dicantumkan adalah sebesar biaya bunga yang
telah terjaditetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah.
Utang bunga terdiri dari : Utang Bunga kepada
Pemerintah Pusat, UtangBunga kepada Daerah Otonom
Lainnya, Utang Bunga kepada BUMN/BUMD, Utang
Bunga kepada Bank/Lembaga Keuangan, UtangBunga
Dalam Negeri Lainnya, Utang Bunga Luar Negeri.

 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Bagian lancar utang jangka panjang merupakan bagian
utang jangkapanjang yang jatuh tempo dalam satu
periode akuntansi.
Pengakuan dan penilaian pada saat reklasifikasi dalam
periode berjalanatau berdasarkan jumlah pembayaran
bagian lancar utang jangkapanjang yang akan
dibayarkan di satu periode akuntansi mendatang.Terdiri
dari : Utang Bank, Utang Obligasi, Utang Pemerintah
Pusat, UtangPemerintah Provinsi, Utang Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 27


 Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan
yang sudah diterimakasnya namun pendapatan tersebut
belum menjadi hak pada periodeyang bersangkutan.
Pengakuan dan penilaian pada akhir periode akuntansi
berdasarkanjumlah penerimaan kas yang telah diakui
dalam periode berjalan.Terdiri dari : setoran kelebihan
pembayaran dari pihak ketiga, uang mukapenjualan
produk Pemerintah Daerah dari pihak III, uang muka
lelangpenjualan aset daerah.

 Utang Jangka Pendek Lainnya


Kewajiban Lancar lainnya merupakan kewajiban lancar
yang tidaktermasuk dalam kategori yang ada. Termasuk
dalam kewajiban lancarlainnya tersebut adalah biaya
yang masih harus dibayar pada saatlaporan keuangan
disusun. Pengukuran untuk masing-masing item
disesuaiikan dengan karakteristik masing-masing pos
tersebut, misalnyautang pembayaran gaji kepada
pegawai dinilai berdasarkan jumlah gajiyang masih
harus dibayarkan atas jasa yang telah diserahkan
olehpegawai tersebut.

 Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban
pemerintah daerah yangwaktu jatuh temponya lebih dari
12 bulan sejak tanggal pelaporan.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 28


Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau
telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajibanyang ada
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban
diakui pada saatdana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban
dalam mata uang asingdijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uangasing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.

 Ekuitas Dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah
yang merupakanselisih antara aset dan kewajiban
Pemerintah Daerah.
Ekuitas Dana diklasifikasikan ke dalam :
a. Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar
dengan kewajibanjangka pendek. Terdiri dari : Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SILPA),pendapatan yang
ditangguhkan, cadangan piutang, cadangan
persediaan,dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 29


b. Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan
pemerintah daerah yangtertanam dalam aset non lancar
selain dana cadangan, dikurangi dengankewajiban
jangka panjang. Terdiri dari : diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang, diinvestasikan dalam Aset
Tetap diinvestasikan dalamAset Lainnya (tidak termasuk
Dana Cadangan), dana yang harus
disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang.
c. Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan
pemerintah daerahyang dicadangkan untuk tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya sesuaiperaturan
perundang-undangan. Terdiri atas : diinvestasikan dalam
DanaCadangan.

 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan


Akuntansi, dan Peristiwa LuarBiasa
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan
dalam 2 (dua) jenis :
1. Kesalahan yang tidak berulang
Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi
kembali, yangdikelompokan dalam 2 (dua) jenis yaitu
kesalahan yang tidak berulangyang terjadi pada periode
berjalan dan kesalahan yang tidak berulang yangterjadi
pada periode sebelumnya.
– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periodeberjalan, baik yang mempengaruhi posisi

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 30


kas maupun yang tidak,dilakukan dengan pembetulan
pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan.
– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periodeperiodesebelumnya dan mempengaruhi
posisi kas, apabila laporankeuangan periode tersebut
belum diterbitkan, dilakukan denganpembetulan pada
akun pendapatan atau akun belanja dari periodeyang
bersangkutan.
– Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan mempengaruhiposisi kas, serta mempengaruhi
secara material posisi aset selainkas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain,
akunaset, serta akun akuitas dana yang terkait.
– Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan mempengaruhiposisi kas dan tidak mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun pendapatanlain-lain.
– Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang
tidak berulangyang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan mempengaruhiposisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas
danalancar.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 31


– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada periodeperiodesebelumnya dan tidak
mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah
laporan keuangan periode tersebut diterbitkan,dilakukan
dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada
periodeditemukannya kesalahan.

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik


Kesalahan yang berulang dan sistemik tidak memerlukan
koreksi,melainkan dicatat pada saat terjadi.

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan
hanya apabilapenerapan suatu kebijakan akuntansi yang
berbeda diwajibkan oleh peraturanperundangan atau
standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau
apabiladiperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenaiposisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan
lebihandal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkandalam Catatan atas Laporan Keuangan

Peristiwa Luar Biasa


Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau
transaksi yangsecara jelas berbeda dari aktivitas biasa.
Di dalam aktivitas biasa entitaspemerintah daerah
termasuk penanggulangan bencana alam atau sosial
yangterjadi berulang. Dengan demikian, yang termasuk

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 32


dalam peristiwa luar biasahanyalah peristiwa-peristiwa
yang belum pernah atau jarang terjadi sebelumnya.
Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh
persyaratan berikut:
a. tidak merupakan kegiatan normal dari entitas
b. tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi
berulang
c. berada diluar kendali atau pengaruh entitas
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi
anggaran atau posisiaset/kewajiban.

Penerapan Kebijakan Akuntansi


Berkaitan dengan Ketentuan yang Adadalam Standar
Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan LaporanKeuangan
Puskesmas Tahun 2011 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5165) dan Permendagri No. 13 tahun 2006
tanggal 15 Mei 2006 sebagaimana telah diubah kedua
kali dengan PermendagriNo.21 Tahun 2011 serta Perwali
No. 13 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Perwali nomer 58 tahun 2011.

 Penyajian Laporan Keuangan


- Pelaporan keuangan harus menyajikan secara wajar
dan mengungkapkan secara penuh kegiatan Pemerintah
Daerah dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan,

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 33


serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
- Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga
perolehan kecuali terhadap aktiva tetap apabila tidak
diperoleh harga perolehan digunakan harga perolehan
yan diestimasikan
- Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas
modifikasian yaitu merupakan kombinasi dasar kas
dengan dasar akrual
- Periode akuntansi adalah sama dengan periode
anggaran.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 34


2. Penjelasan Laporan Keuangan
2.1 Laporan realisasi APBD
PEM ERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT
UPTD : PUSKESM AS PASUNDAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAM PAI DENGAN 31 DESEM BER 2014

ANGGARAN
NO LEBIH/ %
URAIAN SETELAH REALISASI
URUT KURANG Realisasi
PERUBAHAN
1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%


1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 17.450.000 17.450.000 0 100%
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 0
Daerah yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.027.504.702 738.878.302 288.626.400 72%
Askes / JKN 0
Askes /JKN Rawat Inap 0 0 0 0%
Askes /JKN Rawat Jalan 1.011.366.000 722.739.600 288626400 71%
Bantuan Operasional Pegawai (BOP) 16.138.702 16.138.702 0 100%
Jasa Pelayanan lainnya 0%
Jumlah 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%
0
2 BELANJA 148.628.702 56.448.702 92180000 38%
2.1 BELANJA OPERASI 56.448.702 56.448.702 0 100%
2.1.1 Belanja Pegawai 4.794.000 4.794.000 0 100%
2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 51.654.702 51.654.702 0 100%
0%
2.2 BELANJA M ODAL 92.180.000 92180000 100%
2.2.1 Belanja Tanah 0%
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 92.180.000 92.180.000 100%
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 0%
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0%
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 0%
2.2.6 Belanja Aset Lainnya 0%
Jumlah 148.628.702 56.448.702 92180000 37,98%
Surplus/(Defisit) 896.326.000 699.879.600

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 35


2.2 Laporan realisasi APBN
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota .....
UPTD Puskesmas..............
PEM ERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT
UPTD : PUSKESM AS PASUNDAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAM PAI DENGAN 31 DESEM BER 2014

ANGGARAN
NO LEBIH/ %
URAIAN SETELAH REALISASI
URUT KURANG Realisasi
PERUBAHAN
1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%


1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 0
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 17.450.000 17.450.000 0 100%
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 0
Daerah yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.027.504.702 738.878.302 288.626.400 72%
Askes / JKN 0
Askes /JKN Rawat Inap 0 0 0 0%
Askes /JKN Rawat Jalan 1.011.366.000 722.739.600 288626400 71%
Bantuan Operasional Pegawai (BOP) 16.138.702 16.138.702 0 100%
Jasa Pelayanan lainnya 0%
Jumlah 1.044.954.702 756.328.302 288.626.400 72%
0
2 BELANJA 148.628.702 56.448.702 92180000 38%
2.1 BELANJA OPERASI 56.448.702 56.448.702 0 100%
2.1.1 Belanja Pegawai 4.794.000 4.794.000 0 100%
2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 51.654.702 51.654.702 0 100%
0%
2.2 BELANJA M ODAL 92.180.000 92180000 100%
2.2.1 Belanja Tanah 0%
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 92.180.000 92.180.000 100%
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 0%
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0%
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 0%
2.2.6 Belanja Aset Lainnya 0%
Jumlah 148.628.702 56.448.702 92180000 37,98%
Surplus/(Defisit) 896.326.000 699.879.600

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 36


2.3 Neraca
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA..............
UPTD : PUSKESMAS.........
NERACA
Per 31 Desember 2014

TAHUN 2014 ket


URAIAN (Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bank 289.506.400
Piutang
Piutang Retribusi
Piutang Lain-lain 76.588.000
Persediaan
Jumlah 366.094.400
ASET TETAP
Tanah 31,835.025
Gedung dan Bangunan 30.742.004
Peralatan dan Mesin 92.180.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah 154.757.029
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah
JUMLAH ASET 520.851.429
KEWAJIBAN

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 37


KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 76.588.000
Uang Muka dari Kas Daerah
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah 76.588.000
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
SILPA 289.506.400
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Jumlah 289.506.400
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 154.757.029
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah 154.757.029
EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI
RK PPKD
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA 520.851.429

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 38


Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 39
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA..............
UPTD: PUSKESMAS.........
LAPORAN ARUS KAS 2014

TAHUN 2014 KENAIKAN /PENURUNA


URAIAN
(Rp) JUMLAH %
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Arus Kas Masuk :
Pendapatan Dari Layanan 421.185.020
1.125.954.702
Pendapatan Non Operasional (non
AT)
Jumlah Arus kas masuk 1.125.954.702 421.185.020
Arus Kas Keluar :
Belanja Operasional 229.628.702
Belanja Non Operasional
Jumlah Arus kas keluar 229.628.702 0
ARUS KAS BERSIH DARI
896.326.000 421.185.020
AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI ASET NONKEUANGAN
Arus Kas Masuk :
Hasil Penjualan Aset Tetap
Hasil Penjualan Aset Lain-lain
Jumlah Arus kas masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Belanja Modal
Belanja Investasi Jk Panjang
Jumlah Arus kas keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
AKTIVITAS INVESTASI ASET 0 0
NONKEUANGAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
Arus Kas Masuk :
Pencairan Dana Cadangan

40
Hibah Tidak Terikat
Penerimaan dari APBD
Penerimaan dari APBN
Penerimaan Piutang
Perolehan Pinjaman
Jumlah Arus kas Masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran Utang
Pemberian Pinjaman
Setoran Ke Pemkab (Kasda )
Kabupaten/Kota..............
Jumlah Arus Kas Keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
0 0
AKTIVITAS PEMBIAYAAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON
ANGGARAN
Arus Kas Masuk :
Penerimaan Perhitungan Dari
Fihak Ketiga
Jumlah Arus kas Masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Perhitungan dari
Fihak Ketiga
Jumlah Arus Kas Keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
0 0
AKTIVITAS NON ANGGARAN
Kenaikan/Penurunan Bersih Kas 896.326.000 421.185.020
Saldo Awal Kas dan Setara Kas (1
1
Januari 2011)
Saldo Akhir Kas 896326000 421185021 -251

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 41


BAGIAN II INFORMASI MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah ditetapkan ketentuan BPJS, maka peran
Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat
pertama menjadi semakin vital. Puskesmas menjadi ujung
tombak pelayanan kesehatan, sehingga BPJS memandang
perlu untuk mentransfer dana kapitasi langsung ke rekening
Puskesmas. Muncul permasalahan, karena Puskesmas sebagai
Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kesehatan, terikat
dengan ketentuan penggunaan dan pelaporan keuangan
dengan mekanisme APBD, maka dana tersebut tidak bisa di
gunakan secara langsung, permasalahan ini bisa diatasai
dengan menjadikan Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD). BLUD memiliki beberapa fleksibilitas yaitu
dapat menggunakan dana kapitasi secara langsung,
mengunakan fleksibilitas penggunaan anggaran yaitu ambang
batas, dan mengintegrasikan anggaran ke RKA ( Rencana
Kegiatan dan Anggaran) Dinas Kesehatan. Namaun disisi lain
tuntutan akuntabilitas BLUD juga sangat tinggi, yaitu harus
menyusun Tata Kelola, Rencana Bisnis dan Anggaran ( RBA ),
Laporan Keuangan dan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )

Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai Badan Layanan


Umum (BLU) memiliki kewajiban untuk menyusun laporan
keuangan pokok atau prognosa / proyeksi laporan keuangan
sesuai dengan Permendagri No. 61 tahun 2007 pasal 16 yang

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 42


terdiri dari Laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas
laporan keuangan. Untuk penyusunan Laporan keuangan bagi
SKPD atau unit kerja yang baru dibentuk dengan berpedoman
pada Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Asosiasi Propesi
Akuntansi Indonesia.sedangkan untuk penyusunan Laporan
Realisasi Anggaran harus sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). Karena SAK disusun berdasarkan prinsip
accrual basis dan SAP disusun belum sepenuhnya berdasarkan
accrual basis maka timbul perbedaan.Atas perbedaan tersebut
manajemen Puskesmas wajib menyusun rekonsiliasi.

Hal terpenting adalah perubahan yang menuntut pergeseran


pla pikir dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manuasia

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PUSKESMAS......... KABUPATEN/KOTA..............

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah


yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang penimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah. Laporan keuangan tersebut meliputi :
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan yang disusun seseuai dengan Standar Akutansi
Pemerintahan sebagaimana yang diatur dalam Pemerintah No.
24 Tahun 2005 Tentang Standar Akutansi Pemerintahan.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
Puskesmas......... Kabupaten/Kota.............. adalah untuk

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 43


mengevaluasi posisi keuangan dan bahan informasi serta
perbandingan laporan keuangan per 31 Desember 2014.

C. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PUSKESMAS......... KABUPATEN/KOTA..............

Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan


Puskesmas......... Anggaran Tahun 2014 sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
2. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme,
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
5. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan
Negara
6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang
pedoman teknis Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
Peraturan perundang-undangan tersebut diatas
merupakan ketentuan yang telah mengerahkan pembangunan
Sistem Akutansi Pemerintah Daerah (SPAD) agar laporan

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 44


keuangan yang dihasilkan memenuhi asas tertib, transparasi,
akuntabilitas, konsistensi, komparabilitas, akurat, dapat
dipercaya, dan mudah dimengerti serta dihasilkan dari suatu
proses akutansi.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 45


BAB II
EKONOMI MAKRO KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN
TARGET YANG TELAH DITETAPKAN

A. EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi


tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi
menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak
masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan
ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang


pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi
ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan
akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus
bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari
pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan
pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan
prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah
dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan
evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

Makro-ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi


selalu ada tiga topik utama untuk penelitian makro-
ekonomi.Teori-teori makro-ekonomi biasanya terhubung

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 46


dengan fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi.Diluar
teori makro-ekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja,
konsumen dan produsen.

Pengeluaran dan Pendapatan


Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi negara
pada masa yang sudah ditentukan. Semua yang diproduksi
dan dijual menghasilkan pendapatan. Maka dari itu, keluaran
dan pendapatan biasanya dianggap setara dan dua istilah
tersebut sering digunakan berganti-gantian. Keluaran bisa
diukur sebagai jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari sisi
produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa
atau bisa juga dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam
negeri.
Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom
yang tertarik dengan kenaikan keluaran jangka panjang akan
mempelajari pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi,
akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan yang
lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada
keluaran ekonomi lebih besar di selama berjalannya waktu.
Tetapi, keluaran tidak selalu naik secara konsisten. Siklus
bisnis bisa menyebabkan penurunan keluaran jangka pendek
yang disebut resesi. Ekonom mencari kebijakan ekonomi makro
yang bisa mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi dan
akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka panjang dengan
lebih cepat.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 47


Pengangguran
Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan
angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa
pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja.Angkatan kerja
hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja.Orang-
orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak
mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek
kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.

Inflasi dan Deflasi


Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan
inflasi. Ketika harga menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom
mengukur perubahan harga ini menggunakan indeks harga.
Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas
dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang
merosot bisa mengakibatkan deflasi.
Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara,
selalu mencoba menghindari adanya perubahan tingkat harga
menggunakan kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat
suku bunga atau menurunkan ketersediaan uang di dalam
sebuah ekonomi akan menurunkan inflasi. Inflasi bisa
mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi
negatif lainnya. Deflasi bisa menurunkan keluaran ekonomi.

Permasalahan dalam Ekonomi Makro


1. kemiskinanan dan pemerataan
2. krisis nilai tukar
3. hutang luar negeri

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 48


4. perbankan, kredit macet
5. inflasi
6. pertumbuhan ekonomi
7. pengangguran

B. KEBIJAKAN KEUANGAN
Kebijakan Keuangan Daerah
Implementasi Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-
Undang Nomor 25 tahun 1999 yang disempurnakan menjadi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 33 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
membawa angin segar terhadap demokratisasi dan pembangunan
di daerah. Sebab, dengan diimplementasikannya undang-undang
tersebut berarti daerah memiliki kewenangan yang semakin besar
dalam hal mengurus rumah tangga sendiri, termasuk di dalamnya
adalah kewenangan yang lebih besar dalam hal penyusunan
anggaran.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
menegaskan dalam pasal 8 bahwa APBD disusun dengan
pendekatan kinerja. Peraturan ini mengubah sistem anggaran dari
sistem anggaran yang disusun dengan metode incremental
menjadi sistem anggaran yang berbasis pada kinerja. Dengan
sistem ini menuntut adanya transparansi, akuntabilitas, dan
evaluasi yang memadai dari semua stakeholder yang
berkepentingan. Lebih jelasnya perspektif perubahan pengelolaan
anggaran ini adalah sebagai berikut menurut para pakar adalah
sebagai berikut :

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 49


1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada
kepentingan publik (public oriented).
2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya dan anggaran daerah pada khususnya.
3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para
partisan yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti
DPRD, Kepala Daerah, Sekretaris Daerah dan perangkat
daerah lainnya.
4. Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi,
dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kaidah
mekanisme pasar, value for money, transparansi dan
akuntabilitas.
5. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran
kinerja dan anggaran multi tahunan.
6. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan aset daerah
yang lebih professional.
7. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran
DPRD, dan akuntan publik dalam pengawasan, pemberian
opini dan rating kinerja anggaran, dan transparansi anggran
kepada publik.
8. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan
peran pembinaan, peran asosiasi, dan peran anggota
masyarakat guna pengembangan profesionalisme aparat
pemerintah daerah.
9. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk
menyediakan infromasi keuangan daerah yang akurat dan
pengembangan komitmen pemerintah daerah terhadap
penyebaran informasi sehingga memudahkan pelaporan,
pengendalian serta kemudahan mendapatkan informasi.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 50


Surat Keputusan Menteri dalam Negri No. 29 tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, telah
menggariskan secara detil sebagai pedoman bagi seluruh
Pemerintah daerah. Sistem perencanaan ini menuntut kepada
daerah untuk membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang
untuk menyususn dan menjabarkan visi dan misi daerah.
Dokumen tersebut dijabarkan lagi menjadi dokumen Rencana
jangka pendek Lima Tahunan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD


TAHUN2014
Tabel capaian target kinerja APBD
TARGET SELISIH
No URAIAN
ANGGARA REALISAS
N I Rp %
1 Linakes 10,500,000 10,500,000 0
Keuring 2,000,000 2,000,000 0
Tindakan medik 4,000,000 4,000,000 0
Ambulance 500,000 500,000 0
laboratorium 250,000 250,000 0
visum 200,000 200,000 0
Total 17,450,000 17,450,000 0

Pencapaian target kinerja APBD tahun 2014 / Retribusi yang


ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.............. sebesar
Rp. 17,450,000 tercapai dengan realisasi sebesar Rp. 17,450,000 (
100 %)

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 51


BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

A. Ikhtiar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


Pada Tahun Anggaran Tahun 2014 Anggaran Belanja Daerah
Puskesmas......... Kabupaten/Kota.............. setelah ditetapkan
perubahan sebesar Rp.2.083.319.302,- Realisasi sasaran kinerja
Puskesmas......... selama Tahun 2014 dapat dilihat secara ringkas
pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1
Ikhtisan Target dan Realisasi Puskesmas.........
Tahun 2014

N TARGET SELISIH
URAIAN
o Rp %
ANGGARAN REALISASI
1 PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,083,313,302 2,083,313,302 0
Retribusi Daerah 17.450.000 17.450.000 0
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yangdipisahkan
Lain-lain pendapatan
yang sah
JKN

Kapitasi 1.011.366.000 1.011.366.000 0


Bantuan Operasional
Kesehatan ( BOK ) 81.000.000 81.000.000 0
Bantuan Operasional
Puskesmas ( BOP ) 16.138.702 16.138.702 0
Jumlah 1.125.954.702 1.125.954.702 0

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 52


2 BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
974.808.600 974.808.600
Belanja Pegawai 0
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Jumlah Belanja Tidak 974.808.600
Langsung 974.808.600 0

Belanja Langsung
Belanja Pegawai 5.994.000 5.994.000 0

Belanja Barang dan Jasa 697.964.302 697.964.302 0


404.526.400 404.526.400
Belanja Modal 0
Jumlah Belanja 1.108.504.70
Langsung 2 1.108.504.702 0

JUMLAH BELANJA
DAERAH 2,083,313,302 2,083,313,302 0

SURPLUS / (DEFISIT) 17.450.000 17.450.000

Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja


Daerah pada tahun anggaran 2014 pada Puskesmas.........
Dialokasikan sebesar Rp. 2.083.313.702 dan direalisasikan
sebesari Rp. 2.083.313.702atau 100%.
Belanja Langsung yang keseluruhannya dianggarkan untuk
belanja pegawai,belanja barang dan jasa, belanja modal sebesar
Rp. 1.108.504.702
dan dana yang direalisasikan sebesar Rp. 1.108.504.702 atau
99,02 %, Sehingga terdapat surplus/depisit sebesar Rp.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 53


17.450.000 atau0,98 % karena disetorkan ke Kas Daerah
sebagai setoran retribusi rutin.

B. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target


yang Telah Ditetapkan
Secara umum permasalahan yang masih dihadapi dalam
pengelolaanpendapatan daerah dipengaruhi masalah internal
maupun eksternal.
Permasalahan internal antara lain : kurangnya SDM, sarana
prasarana, sehingga kepuasan pelayanan yang diberikan
kepada pasien.
Permasalahan eksternal antara lain : adanya perda No.09
tahun 2009 tentang retribusi, antara lain adanya pembebasan
retribusi bagi semua masyarakat baik yang memiliki kartu
jaminan maupun umum. Di sisi lain puskesmas dituntut
pencapaian target retribusi.

C. Faktor Pendukung Pencapaian Target yang Telah


Ditetapkan
Faktor-faktor penunjung pencapaian kinerja adalah:
a) Adanya perbaikan system kerja, sarana dan prasarana yang
mendukung pencapaian target kinerja.
b) Adanya peningkatan kapaisatas sumberdaya aparatur baik
melalui pembinaan dan pelatihan internal/eksternal,
ataupun melalui pengingkatan jenjang pendidikan.
c) Semakin meningkatnya koordinasi lintas sekor ataupun
lintas program.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 54


d) Semakin meningkatnya koordinasi dengan pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah dan intansi-
intasi terkait dengan Puskesmas..........

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 55


BAB IV
INFORMASI MANAJEMEN LAINNYA

A. JUMLAH KUNJUNGAN PASEN


Grafik kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas......... Tahun
2014

6000

5000

4000

3000

2000

1000

Sumber dari : Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan Gigi Puskesmas......... Tahun 2014

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 56


400

350

300

250

200

150

100

50

Sumber : dari Laporan Tahunan 2014

Dari grafik di atas terlihat bahwa realisasi kunjungan pasien


rawat jalan gigi memperlihatkan data yang fluktuatif.

Grafik Kunjungan Persalinan Nakes Puskesmas.........


Tahun 2014

120

100

80

60

Persalinan Nakes
40

20

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas.........

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 57


Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa untuk
persalinan Nakes masih memeperlihatkan data yang fluktuatif.
Nakes masih memeperlihatkan data yang fluktuatip

700

600

500

400

300 KIA
KB
200

100

1. Analisis Lingkungan Internal

a. Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh
gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang
dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:
1) Customer Acquisition.
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana
"pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan
kecenderungan peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan
pasien baru mencapai 57,4% per tahun dengan jumlah

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 58


kunjungan tertinggi pada tahun 2012 mencapai 75%.
Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tahun Pasien Baru Total Pasien %


2012 54421 72557 75
2013 36622 63925 57,3
2014 18174 53911 33,7
Rata-rata 36406 63464 57,4

2) Customer Loyality.
Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana
Puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan
ulang) untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir rata-rata 42,6%
dengan kunjungan pasien lama terendah terjadi pada tahun
2012 sebesar 25% dan tertinggi pada tahun 2014 sebesar
42,6%.
Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

Tahun Pasien Lama Total Pasien %


2012 18136 72557 25
2013 27203 63925 42,7
2014 35737 53911 66,3
Rata-rata 27025 63464 42,6

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 59


B. KINERJA PELAYANAN
Puskesmas......... adalah salah satu unit pelayanan kesehatan
di wilayah Kecamatan ......... Kota Kabupaten/Kota...............
Namun demikian derajat kesehatan masyarakat masih di
bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya
Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM
tersebut, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah
meningkatkan peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan
adalah kondisi lingkungan baik yang mendukung maupun
yang menghambat. Setidaknya rumah puskesmas lebih
diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja puskesmas
masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen
infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS
daerah dibayar dari APBN dan APBD

C. SUMBER DAYA MANUSIA


Puskesmas......... senantiasa menempatkan sumber daya
manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab
keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci
sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas
bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait
dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Puskesmas......... memiliki 3Puskesmas Pembantu sebagai
upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan membantu pelaksanaan program menuju
tercapainya visi dan misi puskesmas.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 60


a) Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan
fungsi manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset;
pengembangan kompetensi dan pembinaan karir;
Penyempurnaan Sistem Reward and punishment;
Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM
yang mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap
kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi &
kontribusi terhadap puskesmas serta
pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan,
maka berbagai kegiatan manajemen umum, diantaranya
meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan
mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem
informasi manajemen; sistem pengelolaan keuangan dan
akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring dan
evaluasi.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada
peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi,
kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit yang
besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari
alokasi biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014
Puskesmas telah memberikan kesempatan peningkatan
pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga
perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan
lainnya.

1) Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 61


Dalam menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator
yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan
peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan
rawat jalan, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan
ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar
minimum luas ruangan pada layanan rawat jalan, penunjang
medis, dan non medis.
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat
disimpulkan bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa
SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

D. PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN INSFRASTRUKTUR


Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi insfrastruktur puskesmas
dalam menilai kondisi insfrastruktur digunakan dua indikator
yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan.Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu :
1. Kelengkapan peralatan
2. Kalibrasi
3. Kondisi peralatan pada layanan rawat jalan,penunjang
medis,dan non medis.
Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan
standarminimum luas ruangan pada layanan rawat jalan.
Penunjang medis, dan non medis.
Kondisi peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut :

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 62


LAYANAN KELENGKAPAN ALAT ALAT DIKALIBRASI
Rawat Jalan 70 % -
Penunjang Medis 70 % -
Non Medis - -
Rata-rata 70 % -

Dari tabel diatas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 70


% dari standar minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih
belum dilakukan.Sedangkan kondisi peralatan 70 % masih
baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan

dengan standar minimum digambarkan dengan tabel berikut :


LAYANAN PEMENUHANSTANDAR MINIMUM
LUAS RUANGAN
Rawat Jalan 30 m
Penunjang Medis 75,2 m
Penunjang Non Medis. 92 m

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan diatas dapat


disimpulkan bahwa penyediaan Sumber Daya pelayanan
berupa SDM dan insfrastruktur masih belum memadai dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 63


BAB V

PENUTUP

Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja keuangan


pada suatu periode tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap entitas fiscal, termasuk
didalamnya Puskesmas..........

Harapan kami, Laporan Keuangan ini dapat memenuhi gambaran sebagai


bahan evaluasi, informasi dan dapat dijadikan referensi dalam mengelola keuangan
daerah agar lebih baik dimasa yang akan mendatang.

Semoga buku laporan keuangan untuk dapat bermanfaat bagi semua pihak
unutk terus meningkatkan kualitas kinerja pengelolaan keuangan daerah yang tertib
dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

........................, Pebuari 2015


Kepala Puskesmas.........,

.................................................
NIP. .........................................

Laporan Keuangan Puskesmas......... Ι 64

You might also like