You are on page 1of 8

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI CURAH (SPRINKLER) PADA TANAMAN

BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L.) DI DESA KALIAKAH KECAMATAN


NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI.

Okta Rachma Paramita, Jadfan Sidqi Fidari, Endang Purwati

Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


jalan mayjen haryono 167 Malang 6514 – Telp (0341)567886
Email: oktarachma10@gmail.com

ABSTRAK
Irigasi konvensional dengan saluran terbuka merupakan irigasi yang boros air, hal ini karena
banyak air yang terbuang akibat kebocoran dan penguapan. Irigasi curah dapat mengatasi
permasalahan tersebut dengan efisiensi penyaluran air yang lebih tinggi. Seperti kondisi di
daerah irigasi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dengan luas ± 25 ha
yang merupakan sawah tadah hujan. Sehingga pada saat musim kemarau areal sawah tidak
dapat ditanami akibat kurangnya ketersediaan air. Tujuan dari studi ini adalah untuk
mengetahui desain layout jaringan irigasi pancar, kebutuhan kapasitas jaringan irigasi pancar,
serta tipe pompa yang sesuai untuk perencanaan sistem irigasi pancar tersebut. Hasil studi
diperoleh kebutuhan air irigasi tanaman bawang merah adalah 4,03 mm/hari, kedalaman air
bersih sebesar 36,31 mm, untuk interval irigasi yaitu 9 hari dan kebutuhan air debit sprinkler
yang dihasilkan dari perencanaan sebesar 0,087 m3/jam. Jenis sprinkler yang digunakan yaitu
dengan tipe naan S022SD Besar head pompa pada jaringan irigasi pancar adalah 82,72 meter.
Tipe pompa yang direncanakan adalah pompa dengan motor tenggelam atau pompa celup
(submersible pump) merk GRUNDFOS tipe SP 3A - 25 dan generator yang direncanakan
adalah generator merk IWATA tipe IW10WS.
Kata Kunci: Irigasi curah, interval irigasi, kehilangan tinggi tekan

ABSTRACT
Conventional irrigation with open ducts is a wasteful, this is because a lot of water is wasted
due to leaks and evaporation. Sprinkler irrigation system can overcome these problems with
higher water delivery efficiency. Irrigation area in the village of Kaliakah, District of Negara,
with an area of jembrana ± 25 ha is rainfed and irrigation water oly from rain water so in dry
season, rice field can’t be planted because of the lack availability of water.The purpose of the
study is to plan the network of sprinkler irrigation system and amount of irrigation water
requirements. Such as to know the layout design of sprinkler irrigation, capacity need of
sprinkler irrigation network, pump type that is suitable with the sprinkler irrigation. The
study should be arranged systematically to make analysis in solving the existing problem.
Study results obtained the plants irrigation water need was 4,03 mm/day, net depth of 36,31
mm, irrigation interval of nine days, the produced sprinkler debit from planning of 0,087
m3/hour Pump head at the sprinkler irrigation of 82,72 meter. The pump designed is
submersible pump of GRUNDFOS type SP 3A-25 and generator designed was IWATA type
IW5WS.
Keywords: Sprinkler Irrigation,irrigation intervak,headloss

PENDAHULUAN pada tekanan tertentu melalui celah sempit


Irigasi konvensional dengan saluran nozzle, sedangkan diameter semprotnya
terbuka merupakan irigasi yang boros air, dapat diukur berdasarkan tekanan dan
hal ini karena banyak air yang terbuang diameter nozzle yang dipilih.
akibat kebocoran dan penguapan. Irigasi Tujuan dari sistem irigasi curah adalah
bertekanan dapat mengatasi permasalahan agar air dapat diberikan secara merata dan
tersebut dengan efisiensi penyaluran air efisien pada areal pertanaman, dengan
yang lebih tinggi. Irigasi bertekanan atau jumlah dan kecepatan yang kurang atau
irigasi curah (sprinkler irrigation) salah sama dengan laju penyerapan air kedalam
satu metode irigasi dimana pemberian air tanah (kapasitas infiltrasi).
dilakukan dengan menyemprotkan air ke 2. Perhitungan kebutuhan air irigasi
udara kemudian jatuh ke permukaan tanah a. Perhitungan kedalaman irigasi max
seperti air hujan (Schwab,et.al,1981). d = Sa x p x D
Daerah irigasi merupakan sawah tadah dengan:
hujan. Sehingga pada saat musim kemarau D = kedalaman akar efektif tanaman(m)
areal sawah tidak dapat ditanami akibat p = deplesi lengas(mm/m)
kurangnya ketersediaan air. Permasalahan Sa = lengas tanah tersedia(%)
yang terjadi di daerah studi adalah belum b. Perhitungan kedalaman kotor irigasi
adanya sistem jaringan irigasi yang dg = d/Ea
memadai maka debit yang dihasilkan dari dengan:
sumur PKB – 111 belum dapat d = kedalaman bersih air irigasi (mm)
dimanfaatkan secara efektif untuk mengairi Ea = efisiensi aplikasi (%)
areal irigasi. Kondisi tanah pada lokasi c. Perhitungan interval irigasi maksimum
studi bersifat porus. Imax = d/Etc
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk dengan:
mengetahui kebutuhan air tanaman d = kedalaman bersih air irigasi (mm)
kemudian mendesain jaringan irigasi curah Etc = Evepotranspirasi tanaman (mm/hari)
serta mengetahui tipe pompa yang sesuai d. Kebutuhan air irigasi kotor
untuk lokasi studi. Ig = ( Imax x Etc) / Ea
dengan:
TINJAUAN PUSTAKA Imax = interval irigasi (hari)
1. Irigasi Curah Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Irigasi curah sebagai irigasi yang Ea = Efisiensi aplikasi Irigasi(%)
dikerjakan secara mekanis dengan e. Laju pemberian air
menggunakan kompresor bertekanan tinggi
untuk mengoperasikan air melalui pipa- I = x 3600
pipa yang dipasang di ladang atau di kebun dengan:
yang akan diairi. Irigasi curah (sprinkler q = debit pencurah
irrigation) disebut juga overhead S1xS2 = jarak pencurah
irrigation, mengingat cara pemberian f. Waktu operasi
airnya dilakukan dari bagian atas tanaman Waktu atau lama pemberian air irigasi per
dan menyerupai curahan hujan. Hal ini aplikasi dapat diperhitungkan dari
dimungkinkan karena air yang diberikan
kebutuhan air irigasi dibagi dengan laju I = laju penyiraman (mm/jam)
pemberian air irigasi, dengan persamaan : Dalam pelaksanaan, penyiraman dapat
Keterangan: diberikan berdasarkan kebutuhan setiap
t = waktu operasi kedalaman akar, sesuai dengan periode
dg = kedalaman air irigasi kotor (mm) pertumbuhan tanaman
.
Tabel.1 Jumlah Air Tanah Tersedia

Tabel.2 Lengas Tanah Tersedia

3. Perencanaan hidrolika pipa Kehilangan head akibat belokan dapat


a. Kehilangan tinggi tekan dihitung menggunakan rumus sebagai
Kehilangan head (headloss) disebabkan berikut (Sapei A, 2006):
akibat terjadi gesekan (major losses)
ataupun akibat penyempitan dan belokan
pipa (minor losses). Kehilagan head akibat Keterangan:
gesekan dapat dihitung dengan rumus km = Koefisien kehilangan akibat
sebagai berikut (Sapei A, 2006): sambungan/ belokan
Hf1 = J x F x (L/100) v = Kecepatan aliran (m/ detik)
Keterangan: g = Percepatan gravitasi (m2/ detik)
Hf1 = kehilangan head akibat gesekan (m) Sedangkan untuk kehilangan head
J = gradien kehilngan head (m/100 m) akibat penyempitan diameter pipa dapat
F = koefisien reduksi
L = panjang pipa (m)
dihitung menggunakan rumus sebagai Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang
berikut (Klaas Dua K.SY.2009): lateral (m)
) Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang
) manifold (m), (-):elevasi menurun, (+):
Keterangan: elevasi menaik
km = Koefisien kehilangan akibat Sehingga, kebutuhan total dynamic head
penyempitan (TDH) yaitu (Sapei A, 2006):
diameter (tiba-tiba) Ha + Hf1 + Hf2 + Hv + E + SH + Hs
v1 = Kecepatan aliran di pipa manifold Dimana tekanan operasi sprinkler (Ha)
(m/detik) untuk perencanaan dapat diketahui dari
v2 = Kecepatan aliran di pipa lateral spesifikasinya, tinggi kecepatan (Hv)
(m/detik) nilainya jarang melebihi 0,3 m/detik dan
g = Percepatan gravitasi (m2/s) dapat diabaikan karena kecepatan aliran
Kehilangan head pada sub unit (ΔPs) dalam suatu sistem irigasi sprinkler jarang
ΔPs = 20% x Ha melebihi 2,5 m/detik, nilai Topografi (E)
ΔHl = 0.55 ΔPs ± Z lateral bernilai 0 akibat perencanaan dilakukan di
ΔHm = 0.45 ΔPs ± Z manifold lahan berelevasi sama, SH dan faktor
Keterangan: keamanan (Hs) besarnya 20% dari total
ΔPs = kehilangan head yang diijinkan kehilangan tekanan yang terjadi pada pipa.
pada sub-unit (m) Sehingga dapat dihitung kebutuhan total
ΔHl = kehilangan head yang diijinkan tinggi head.
pada lateral (m) METODOLOGI
Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler Agar perencanaan dapat mencapai
(m) tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya
ΔHm = kehilangan head yang diijinkan alur pengerjaan yang dapat memberikan
pada manifold (m) gambaran secara sistematis. Bagan alir
perencanaan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
START

Peta Data Sumur Jenis


Klimatologi Curah hujan Jenis tanah
Topografi PKB-111 tanaman

Menghitung Besarnya
Kebutuhan Air Irigasi

Merencanakan Layout
Jaringan Irigasi

Menghitung kehilangan tinggi


tekan

Menghitung Total Head


Tekan

Tinggi Muka Merencanakan Pompa


Air
Pemompaan

selesai

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Perencanaan


HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Perhitungan faktor rancangan
Etc 3,34 mm/hari
1. Kebutuhan Air irigasi Kedalaman bersih irigasi 30 mm
Rencana tanaman yang akan Kedalaman kotor 40 mm/hari
dibudidayakan adalah bawang merah. Interval iaririgasi 9 hari
Kebutuhan air tanaman tomat dihitung
Kebutuhan air irigasi 36,31 mm
berdasarkan hari setelah tanam (HST).
2. Penentuan Tipe Sprinkler
Untuk mendapatkan kebutuhan air tanaman
Pemilihan jenis sprinkler untuk
maka ETo dikalikan dengan koefisian
tanaman bawang merah yang sesuai adalah
tanaman (Kc) yang diperoleh dari FAO.
jenis low-pressure karena dapat
Etc = ETo x Kc
mendistribusikan air seperti air hujan
Keterangan:
ringan dan nilai keseragaman distribusi
Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
yang tinggi, adapun tipe yang dipilih
Kc = Koefisien tanaman
adalah S022 SD karena mampu
Evapotranspirasi menggunakan ETo
menyediakan cakupan keseragaman yang
acuan, berdasarkan hasil perhitungan dan
maksimal hingga jarak 14 meter dan
diperoleh nilai kebutuhan air tanaman (Etc)
merupakan jenis sprinkler yang tahan
pada Tabel 3.
terhadap kondisi berangin.
Banyaknya air irigasi yang diberikan
Jenis sprinkler dipilih tipe S022SD
ditentukan berdasarkan kapasitas menahan
dengan spesifikasi sebagai berikut:
air dari tanah yang menunjukkan jumlah
1. Diameter nozzle : 3,5 mm
air tanah tersedia serta penyerapan air oleh
2. Tekanan dibutuhkan : 3,5 atm
tanaman. Jumlah air tanah tersedia yang
3. Diameter basah : 24
merupakan selisih antara kapasitas lapang
4. Debit : 0,087m3/jam
dengan titik layu permanen. Air irigasi
5. Jarak antar sprinkler: 12 m x 12 m
harus segera diberikan sebelum kadar air
tanah mencapai titik layu permanen, yang
disebut dengan deplesi lengas yang
direkomendasikan. Nilai-nilai sebagai
faktor rancangan di sajikan pada Tabel 4.
Tabel. 3 nilai Etc
Bulan Eto Kc Rata - Rata Etc

Juni 4.35 0.77 3.34

Juli 4.15 1.03 4.25

Agustus 4.76 0.85 4.05 Gambar 2. Sprinkler Tipe S022SD


3. Layout Jaringan Irigasi

Gambar 3. Layout Jaringan Irigasi Curah


4. Perhitungan Hidrolika Pipa Outlet pipa juga harus diidentifikasi
Perhitungan kehilangan tekanan untuk menentukkan koefisien reduksi
akibat friksi harus mengacu pada lay out multi outlet dapat dilihat pada Tabel 5.
jaringan yang sudah direncanakan Kehilangan head yang terjadi selain
sebelumnya. Dimensi dan panjang pipa akibat gesekan, juga terjadi pada
yang digunakan pada masing-masing sambungan pipa dan penyempitan
jaringan pipa utama, jaringan pipa diameter pipa.
lateral.
Tabel 5. Hasil perhitungan kehilangan tinggi tekan akibat gesekan
Tabel 5. Hasil perhitungan kehilangan tinggi tekan akibat gesekan

sambungan Kecepatan
posisi sambungan T Debit Km Hf2
L aliran
buah buah (liter/detik) m/detik m
Pipa Utama 2 3 1.5246 1.129 0.7741777 0.033833372
Pipa Lateral 1 0 6 0.2178 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 2 0 6 0.4356 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 3 0 6 0.6534 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 4 0 6 0.8712 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 5 0 6 1.089 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 6 0 6 1.3068 1.129 0.6025852 0.0204975
Pipa Lateral 7 0 6 1.5246 1.129 0.6025852 0.0204975
Total Hm1 0.17731587
Tabel 6. Parameter dan Hasil Perhitungan Rancangan Hidrolika
Parameter rancangan hidrolika Nilai
SH 9m
E 30,8 m
Headloss Mayor (Hf) 0,34 m
Headloss minor (Hm) 0,1774 m
Hf2 7m
Tekanan sprinkler (Ha) 35 m
Tinggi kecepatan (Hv) 0,3 m
Hs 0,103 m
Total Dynamic Head 82,72 m
Berdasarkan data tersebut, jenis pompa Bahan Bakar = Solar
yang akan digunakan padaperencanaan Dimensi (p x l x t) = 1,65 x 0,78 x 0,95 m
jaringan irigasi air tanah studi ini adalah Berat = 650 kg
pompa celup (submersible pump) merk Kebisingan = 66 dBA/7 m
GRUNDFOS tipe SP 3A - 25 dengan data KESIMPULAN
teknis berikut: 1. Perhitungan besarnya kebutuhan air
Tipe pompa = SP 3A - 25 irigasi per aplikasi pemberian air adalah
Tipe motor = MS402 sebesar 36,31 mm pertanaman atau
Daya motor = 5,5 kW 4,03 mm/hari sehingga kebutuhan air
Berat = 19,5 kg tanaman bersih pada blok 1A adalah
Diameter pompa = 4 inch sebesar 3441,62mm/hari untuk 856 total
Head maksimum = 108 m jumlah tanaman. Waktu pemberian
Jenis generator yang akan digunakan irigasi maksimum dengan Q sprinkler
pada perencanaan jaringan irigasi air tanah sebesar 0,087 m3/jam adalah selama 2
studi ini adalah generator merk IWATA jam dengan interval irigasi maksimum 9
tipe IW10WS dengan data teknis berikut: hari pada bulan Juni, 7 hari pada bulan
Tipe = IW10WS Juli dan Agustus.
Frekuensi = 50 Hz Pemilihan jenis sprinkler berdasarkan
Daya = 10 kW jenis tanaman, sprinkler yang sesuai
Kapasitas bahan bakar = 45 lt adalah
Konsumsi bahan bakar = 1 lt/jam
Jenis sprinkler dipilih tipe S022SD DAFTAR PUSTAKA
dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Anonim. 2013. Laporan Akhir
 Diameter nozzle : 3,5 mm Pekerjaan Evaluasi Kinerja Dan
 Tekanan dibutuhkan : 3,5 atm Detail Desain Jaringan Irigasi Air
 Diameter basah : 24 m Tanah Di Kabupaten Jembrana
 Debit sprinkler : 0,087m3/jam Kabupaten Buleleng Dan
2. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi Kabupaten Karangasem. Balai
studi adalah jaringan irigasi curah Wilayah Sungai Bali – Penida.
sistem pipa hubungan seri. Air dari Bali: Kementrian Pekerjaan Umum.
sumur didistribusikan ke petak tersier 2. Hadi, I. 2010. Model Rancangan
sawah menggunakan pompa. Hidolika Sub Unit Irigasi Curah
Berdasarkan petatopografi luas layanan Dengan Tekanan Sedang. Skripsi
sumur adalah sebesar 22.13 ha. Tata tidak dipublikasikan. Bogor:
letak jaringan irigasi curah direncanakan Institut Pertanian Bogor.
jarak tiap sprinkler adalah 12 m x 12m. 3. Ridwan, D., Prasetyo, A. B., &
Pada blok 1A terdapat : Joubert, M. D. 2014. Desain
 Jumlah lateral : 7 buah Jaringan Irigasi Mikro Jenis Mini
 Jumlah sprinkler : 63 buah Sprinkler (Kasus di Laboratorium
Outdoor Balai Irigasi), Jurnal
 Q per operasi : 5,481 m3/jam
Irigasi, 9(2), 96-107.
3. Pompa yang direncanakanapada sumur
4. Tusi, A., & Lanya, B., 2016.
PKB - 111 adalah pompa dengan motor
Rancangan Irigasi Sprinkler
tenggelam atau pompa celup
Portable Tanaman Pakchoy. Jurnal
(submersible pump) merk GRUNDFOS
Irigasi. 11(1), 43-54.
tipe SP 3A-25 dengan data teknis
5. Sapei, A. 2006. Irigasi Curah
berikut:
(Sprinkler Irrigation). Bogor.
Tipe pompa = SP 3A-25
Institut Pertanian Bogor.
Tipe motor = MS 402
6. Naandanjain. 2005. Sprinkler
daya motor = 5,5 kW
Product Catalog. Israel:
Berat = 19,5 kg
Naandanjain Irrigation
Diameter pompa = 4 inch
Company.http://www.naandanjain.
Head maksimum pompa = 108 m
com/uploads/catalogerfiles/Sprinkle
Dengan daya pompa sebesar 5,5 kW,
rs%20Booklet/NDJ_sprinklers_eng
maka generator yang direncanakan
_180316F.pdf. (diakses 23 Maret
adalah generator merk IWATA tipe
2017)
IW10WS dengan data teknis berikut:
7. Grundfos. 2017. Grundfos Product
Tipe = IW10WS
Center. Denmark: Grundfos Group.
Frekuensi = 50 Hz
https://productselection.grundfos.co
Daya = 10 kW
m/product-
Kapasitas bahan bakar = 45 lt
detail.printing.getpdf.pdf. (diakses
Konsumsi bahan bakar = 1 lt/jam
3 Juli 2017)
Bahan Bakar = Solar
Dimensi (p x l x t) = 1,65 x 0,78 x
0,95 m
Berat = 650 kg
Kebisingan = 66 dBA/m

You might also like