You are on page 1of 5

232

Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004

KANDUNGAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN


EKSTRAK CASSIA VERA(Cinnamomum burmanii)
(Phytochemical content and antioxidant activity of cassia vera bark extract)

Fauzan Azima*), D. Muchtadi**), F.R. Zakaria**), dan B.P. Priosoeryanto**)

ABSTRACT bersifat eksogen, masuk melalui makanan seperti:


vitamin E, vitamin C, karotenoid dll, serta ke-
The objectives of this research were to determine the phy- mungkinan senyawa yang berasal dari kayu
tochemical content and antioxidant activity of cassia vera manis. Kinsella et al. (1993) melaporkan bahwa
bark extract This research showed that the total phenol
content of cassia vera ethanol extract was 62.25 %. It’s senyawa flavonoid yang terdapat dalam anggur
also consist of tannin, flavonoids, triterpenoid, saponin. dan tanaman pangan dapat berfungsi sebagai
and alkaloid. On the other hand, antioxidant activity of antioksidan. Hal ini berkaitan dengan kemam-
ethanol extract was higher than acetone and water extract puannya untuk menangkal radikal bebas dan
with protective factors of 3.60; 3.02 and 1.77, respectively.
It’s also better than BHT with protective factor of 1.08. radikal peroksi sehingga efektif dalam mengham-
The activity of ethanol extract at 200 ppm was higher than bat oksidasi lipida.
BHT at the same concentration with protective factors of Kayu manis banyak mengandung senyawa
2.1 and 1.25, respectively. Meanwhile, at 300 ppm the tanin, flavonoid dan lainnya yang diduga dapat
activity of this extract was also higher than -tocopherol
with protective factors of 2.17 and 1.35, respectively. berperan sebagai antioksidan (Dalimartha, 2002;
PROSEA 13, 1999), juga menurut penelitian
Key words: phytochemical content, antioxidant activity, yang dilakukan Marliyati (1995), mengemukakan
cassia vera bark extract bahwa kayu manis mengandung senyawa tanin
yang cukup tinggi (lerbih dari 10%) dibanding-
kan senyawa rempah lainnya.. Banyak penelitian
PENDAHULUAN yang melaporkan bahwa kandungan tanin dalam
sayuran atau tanaman dapat berperan dalam men-
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat me- cegah atau menurunkan risiko penyakit jantung
nunda, menghambat, atau mencegah proses oksi- koroner. Diharapkan senyawa yang terdapat
dasi pada makanan sehingga tidak menyebabkan dalam kayu manis juga mampu bertindak sebagai
ketengikan/kerusakan. Pada umumnya zat antiok- antioksidan dan melindungi tubuh dari penyakit
sidan yang banyak digunakan di dalam bahan pa- yang disebabkan oleh peristiwa oksidasi seperti
ngan adalah antioksidan sintetik, namun antioksi- oksidasi LDL (low density lipoprotein) yang da-
dan ini sangat terbatas penggunaannnya, bahkan pat menyebabkan terjadinya proses aterosklerosis
cenderung dihindari karena dapat bersifat karsi- atau terhadap penyakit degenaratif lainnya.
nogenik (Barlow, 1989). Oleh karena itu penggu- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
naan antioksidan alami merupakan alternatif yang kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan
lebih aman bagi kesehatan. ekstrak cassia vera dari kayu manis
Disamping itu antioksidan juga diperlukan (Cinnamomum burmanii).
untuk melindungi tubuh dari pengaruh senyawa-
senyawa radikal bebas yang dihasilkan dari pro-
ses oksidasi yang terjadi pada proses transformasi METODE PENELITIAN
energi metabolik.. Senyawa radikal bebas selain
yang dihasilkan tubuh (endogen) juga berasal da- Bahan dan Alat
ri luar tubuh (eksogen). Semakin banyak tubuh
terpapar ROS (reactive oxygen species), maka Bahan Baku cassia vera (cassia stick) diusa-
akan semakin besar kemungkinan terjadinya hakan dari tanaman kayu manis (Cinnamomum
oksidasi terutama pada senyawa lipid. Untuk burmannii) berumur sekitar 10 tahun yang diper-
melindungi dari kerusakan oksidatif, tubuh me- oleh dari perkebunan rakyat di desa Rao-Rao,
nyediakan senyawa antioksidan seperti glutation, kecamatan Sungai Tarab, kabupaten Batusangkar
ubiquinol, asam urat yang dihasilkan pada meta- propinsi Sumatera Barat.
bolisme normal. Sedangkan antioksidan yang

*).
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Faperta Unand Padang
**)
Staf Pengajar Sekolah Pascasarjana IPB Bogor

ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002


233
Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004

Bahan kimia seperti: etanol, aseton, Tween filtrat diambil dan ampas dimaserasikan kembali
60, HCl, chloroform, H2SO4 dan lain-lain dida- dengan aseton/etanol, pekerjaan ini dilakukan 2-
patkan dari tempat penelitian dilaksanakan dan 3 kali sampai aseton/etanol tidak berwarna lagi,
toko-toko bahan kimia yang ada disekitar Bogor semua filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dan Jakarta. dipekatkan dengan rotavator pada 40oC untuk
Peralatan utama yang digunakan: ekstraktor pelarut aseton dan 55oC pelarut etanol. Ekstrak
(skala lab dan pilot plant), saringan, evaporator, kasar pekat disimpan dalam wadah gelap pada
pengering (spray drier dan drum drier), 743 ran- suhu dingin. Untuk mendapatkan ekstrak kering
cimat, spectrofotometer UV 160 Shimadzu, serta digunakan pengering spray drier.
alat bantu seperti penggiling, timbangan, serta
alat-alat gelas dari tempat penelitian dilaksanakan 2. Uji kandungan kimia dan aktivitas anti-
(laboratorium PAU Pangan dan Gizi IPB dan oksidan ekstrak cassia vera
Jurusan TPG-Fateta IPB Bogor)
Kadar total fenol dari masing-masing ekstrak
Metode dan cassia vera ditetapkan dengan menggunakan
metode seperti yang dilakukan oleh Andarwulan
1. Penyiapan cassia vera dan ekstrak dan Shetty, (1999). Sedangkan senyawa fitokimia
cassia vera dan ekstrak cassia vera ditentukan se-
a. Penyiapan cassia vera cara kualitatif (Houghton dan Rahman, 1998).
Kayu manis yang dipanen adalah kayu manis Uji daya antioksidan ekstrak cassia vera dila-
yang sehat dan terdapat dalam suatu lokasi kebun kukan dengan mengukur waktu induksi dengan
dengan umur panen sekitar 10 tahun yang dipilih menggunakan alat rancimat, dengan mengguna-
secara acak. kan pembanding antioksidan BHT dan - toko-
Proses pengolahan untuk mendapatkan kulit ferol terhadap minyak kedelai murni (kontrol).
kayu manis kering meliputi tahap-tahap: pengi-
kisan, pembuatan irisan, pengelupasan kulit, dan Aktivitas Antioksidan (Faktor protektif) dihi-
pengeringan (dengan sinar mata hari atau oven tung dengan rumus =
pada suhu 40-50oC). sehingga dihasilkan cassia Waktu induksi sampel + minyak kedelai (jam)
vera. Sebelum digunakan dalam penelitian se- Waktu induksi minyak kedelai (jam)
lanjutnya cassia vera dihancurkan atau dihalus-
kan sampai menjadi bentuk serbuk kasar yang
lolos ayakan No. 4 atau sesuai keperluan HASIL DAN PEMBAHASAN
(Asfaruddin dan Tranggono, 1988). Dilakukan
analisis proksimat terhadap cassia vera yang di- 1. Kandungan Kimia Cassia vera dan Eks-
hasilkan (AOAC, 2000). trak Cassia vera
b. Ekstraksi Cassia vera dengan pelarut air, Cassia vera yang digunakan dalam penelitian
etanol dan aseton ini memenuhi standar mutu satu (jenis Vera AA
stick) dengan kandungan: air (11,84%), abu
1). Ektraksi air (Anonim, 2000). (4,25%), lemak (3,20%), protein (3,13%), serat
Butiran cassia vera sebanyak 500 g ditambah kasar (24,50%) dan karbohidrat lain (53,08%)
akuades sebanyak 2,5 liter, lalu dimaserasi pada (Rismunandar dan Paimin, 2001). Sedangkan
suhu 50oC (berdasarkan penelitian pendahuluan) kandungan komponen fitokimia cassia vera dan
selama 24 jam sambil diaduk secara terus mene- ekstrak disajikan pada Tabel 1. dan total fenol
rus, kemudian diendapkan/didiamkan, setelah pada Gambar 1.
dingin disaring, filtratnya diambil dan ampasnya Dari Tabel 1, terlihat senyawa utama penyu-
dibuang. Ekstrak disimpan dalam wadah gelap sun ekstrak etanol adalah tanin, flavonoid, triter-
pada suhu dingin. Ekstrak kering dihasilkan penoid dan saponin. Senyawa yang banyak ber-
dengan penambahan dekstrin 3% dan pengering peran sebagai antioksidan adalah tanin dan flavo-
yang digunakan drum drier. noid sedangkan triterpenoid dan saponin ke-
mungkinan dapat berperan sebagai anti-agregasi
2). Ekstraksi dengan pelarut (etanol dan ase- platelet (Robinson, 1991 dan Sastrohamidjojo,
ton) (Anonim, 2000) 1996). Ekstrak etanol juga mengandung senyawa
Serbuk cassia vera ukuran 40 mesh dimase- fenol yang tinggi sehingga dapat berperan seba-
rasi dengan pelarut (etanol 95% atau aseton 70%) gai antioksidan seperti terlihat pada Gambar 1
dengan perbandingan cassia dan pelarut 1 : 5
selama 24 jam, setelah itu disaring, kemudian

ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002


234
Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004

Tabel 1. Komponen Fitokimia Cassia vera dan Ekstraknya

Komponen Cassia vera Ekstrak Etanol Ekstrak Air

Fenol hidrokuinon - - -
Tanin ++ ++ ++
Alkaloid + + -
Steroid - - -
Flavonoid ++ ++ +
Triterpenoid ++ ++ +
Saponin + ++ +
Flavonoid *) ++ ++ +

Keterangan : + mengandung senyawa uji, (-) tidak terdeteksi


*)
pereaksi Mg.

62.25 Cassia Vera


9.3 9.3 Ekstrak Etanol
Ekstrak Air

6.2

Gambar 1. Kadar Total Fenol Cassia Vera dan Ekstraknya

2. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cassia Vera Dari Gambar 2. terlihat daya antioksidan eks-
trak etanol lebih besar dibandingkan ekstrak
Aktivitas antioksidan beberapa jenis ekstrak aseton dan ekstrak air dengan perbandingan rela-
cassia vera dan BHT (pembanding) dapat dilihat tif 3,60 : 3,02 dan 1,77 terhadap waktu induksi
pada Gambar 2. minyak kedelai. Sedangkan daya antioksidan
pembanding (BHT) yaitu sebesar 1.08.

35

30

25

20
t (jam)

15

10

0
MK BHT EA EC EK
Waktu Induksi (jam) 8.31 8.98 14.74 25.1 29.91

Jenis Ekstrak dan Antioksidan


EK= Ekstrak Etanol EC= Ekstrak Aseton EA= Ekstrak air
MK= Minyak Kedelai BHT= Butylated Hydroxytoluene

Gambar 2. Waktu Induksi Beberapa Jenis Ekstrak Cassia Vera dan Antioksidan BHT

ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002


235
Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004

18

16

14

12

10

t (jam)
8

0
MK BHT- TF- EK- EK- EK- EK-
200 300 200 300 500 1000
Waktu Induksi (jam) 6.66 8.32 8.97 13.98 14.44 15.08 16.2

EK= Ekstrak Etanol Angka 200, 300,500 dan 1000= konsentrasi (ppm)
MK= Minyak Kedelai BHT= Butylated Hydroxytoluene

Gambar 3. Waktu Induksi Beberapa Konsentrasi Ekstrak Etanol dan Antioksidan Pembanding

Adapun daya proteksi antioksidan ekstrak KESIMPULAN DAN SARAN


cassia vera dengan pelarut etanol pada berbagai
konsentrasi dibandingkan antioksidan pemban- Kesimpulan
ding (BHT dan -tokoferol) dapat dilihat pada
Gambar 3. 1. Cassia vera yang dihasilkan dan digunakan
Dari Gambar 3. dan Tabel 2. terlihat bahwa dalam penelitian adalah mutu 1 (vera AA
semakin tinggi kadar ekstrak yang digunakan stick)
akan memberikan perlindungan yang lebih baik 2. Ekstrak etanol cassia vera mengandung total
terhadap kerusakan oksidatif. Bila dibandingkan fenol (62,25%) dan senyawa utama penyu-
dengan antioksidan pembanding pada dosis yang sunnya adalah tanin, flavonoid, triterpenoid
sama maka ekstrak cassia vera mempunyai daya dan saponin.
protektif 2,1 dibandingkan BHT hanya 1,25. 3. Ekstrak etanol cassia vera memiliki daya
Demikian pula bila dibandingkan dengan -toko- antioksidan lebih besar dari ekstrak aseton
ferol, maka ekstrak cassia mempunyai nilai pro- dan air.
tektif yang lebih besar yaitu sebesar 2,17 dan 4. Ekstrak etanol mempunyai daya antoksidan
hanya 1,35 untuk tokoferol. yang jauh lebih besar dibandingkan antioksi-
Aktivitas antioksidan (Faktor proteksi) eks- dan standar (BHT dan -tokoferol) pada
trak etanol cassia vera pada berbagai konsenrasi konsentrasi yang sama dengan daya protetif
dibandingkan dengan antioksidan pembanding ekstrak etanol 200 ppm (2,10) , BHT (1,25)
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Dari dan -tokoferol (1,35).
hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol cassia vera mempunyai potensi Saran
sebagai antioksidan yang lebih baik dibandingkan
BHT dan α-tokoferol yang digunakan sebagai Perlu dipelajari mekanisme aktivitas antiok-
antioksidan pembanding. sidan ekstrak etanol cassia vera secara lebih
mendalam pada tingkat seluler dan molekuler.
Tabel 2. Faktor Proteksi Ekstrak Etanol Cassia vera
Dibandingkan dengan BHT dan α-Tokoferol

Perlakuan Faktor Proteksi DAFTAR PUSTAKA


Ekstrak Etanol 200 ppm 2,1
Ekstrak Etanol 300 ppm 2,17 Andarwulan, N., dan K. Shetty. 1999. Phenolic content in
Ekstrak Etanol 500 ppm 2,26 differentiated
tissue culture of transformed and agrobacterium-transformed
Ekstrak Etanol 1000 ppm 2,43
roots of anise (Pimpinella anisum L). J Agrc Food Chem
BHT 200 ppm 1,25
47: 1776-1780.
Tokoferol 300 ppm 1,35
Minyak Kedelai 1

ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002


236
Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Houghton, P.J. dan A. Rahman. 1998. Laboratory Handbook
Obat, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, for the Fractionation of Natural Extracts. Chapman &
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Hall. London
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Kinsella, J.E., E. Frankel, B. German and J. Kanner. 1993.
Anonim.2001. Cinnamaldehyde.Copyright 1984-2000 MDL Possible mechanisms for the protective role of
Information System. All rights reserved. antioxidants in wine and fruits juices. J. Agric.Food
AOAC. 2000. Association of Official Analytical Chemists. Technol. 4:85-89.
Official Methods of Analysis. 17th ed. Maryland. AOAC Marliyati, S.A. 1995. Pengaruh Pengeringan Terhadap Kadar
International. Senyawa Antinutrisi yang mempengaruhi Ketersediaan
Asfaruddin, dan Tranggono. 1988. Kehilangan minyak selama zat besi serta fortifikasi zat besi pada rempah-rempah.
penyimpanan hasil olahan cassia vera. Berkala (Tesis) Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Penelitian Pasca Sarjana Jilid 1 No. 2. :545-555. UGM PROSEA 13. 1999. Spices. Bogor Indonesia.
Barlow, S.M. 1989. Toxicological aspect of antioxidants used Rismunandar dan F.B. Paimin, 2001. Kayu Manis Budidaya
as food additives. Elsevier Applied Science, London. & Pengolahan, Penebar Swadaya, Jakarta
Dalimartha, S. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,
Kanker. Penebar Swadaya. Jakarta. Penerbit ITB, Bandung
Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

------------------------------oo0oo------------------------------

ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002

You might also like