You are on page 1of 23

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

HIPERLIPIDIMIA

OLEH

NAMA : ANDI SINRANG PALIWENGI

STAMBUK : 15020170129

KELAS : C6

KELOMPOK : 2 (DUA)

ASISTEN : KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
HIPERLIPIDIMIA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih makanan cepat saji yang
sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk kesehatan, karena banyak
mengandung lemak dengan sedikit serat. Disamping itu, cara hidup yang sibuk
menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk melakukan aktifitas fisik yaitu
berolahraga. Salah satu perubahan pada pola hidup yang seperti ini mengakibatkan
gangguan metabolisme dalam tubuh misalnya hiperlipidemia.
Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak
(kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningka sebagai manivestasi
kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid. Lipid atau lemak adalah zat yang
kaya akan energi, yang berfungsi sebagai sumber utama dalam proses metabolisme.
Secara tradisional, hiperlipidemia didefinisikan sebagai kadar kolsterol atau
trigliserida plasma pada 5 % bagian atas populasi masyarakat, setelah disesuaikan
dengan umur dan jenis kelamin. Karena data menujukkan bahwa penurunan kadar
kolesterol darah membantu mencegah CAD, suatu panel konsensus NIH telah
menganjurkan kriteria baru untuk diagnosis
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan
atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting
dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu.
Oleh karena itu, dalam percobaan ini akan dilihat bagaimana pengaruh dari obat-
obat golongan antihiperlipidemik terhadap kadar kolesterol hewan coba tikus yaitu
menggunakan obat cholestat dan gemfibrozil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efek farmakodinamik yaitu obat cholestat pada hewan coba tikus (Rattus
norvegicus) ?

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
2. Bagaimana efek farmakodinamik yaitu obat gemfibrozil pada hewan coba tikus
(Rattus norvegicus) ?
C. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami efek farmakodinamika obat cholestat dan
gemfibrozil pada hewan coba tikus (Rattus novergicus).
D. Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan efek farmakodinamika obat cholestat pada hewan coba tikus
(Rattus novergicus)
2. Untuk menentukan efek farmakodinamika obat gemfibrozil pada hewan coba tikus
(Rattus novergicus).
E. Prinsip Praktikum
Adapun prinsip percobaan yang digunakan pada praktikum ini adalah penentuan
efek obat cholestat dan gemfibrozil dengan mengukur kadar kolesterol dari hewan coba
tikus selama 60 menit yang telah diinduksikan kolestrol murni selama 7 hari.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,kolesterol
ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang dapat bersifat
primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer berasal dari
kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan kombinasi faktor
genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih
umum seperti diabetes mellitus, asupan alkohol yang berlebihan, hipotiroidisme, atau
sirosis biliar primer (Mycek, 2001)
Secara tradisional, hiperlipidemia didefinisikan sebagai kadar kolsterol atau
trigliserida plasma pada 5 % bagian atas populasi masyarakat, setelah disesuaikan
dengan umur dan jenis kelamin. Karena data menujukkan bahwa penurunan kadar
kolesterol darah membantu mencegah CAD, suatu panel konsensus NIH telah
menganjurkan kriteria baru untuk diagnosis (Jay, 2001).
Diagnosisnya antara lain:
Profil protein puasa (12-15 jam) harus diukur dari serum untuk menetapkan
kadar dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Pemeriksaan rutin seharusnya
dilakukan pada orang dengan usia >20 tahun. Minimal 5 tahun sekali. (Priyanto, 2009)
Klasifikasi Hiperlipidemia (Priyanto, 2009)
1. Hiperlipidemia primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Hiperlipidemia primer
(hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan trigliserida yang sangat tinggi,
yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia primer mempengaruhi system tubuh dalam
fungsi metabolisme dan membuang lemak. Pada umumnya tidak ada keluhan,
kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan
lemak di bawah jaringan kulit).Terdapat 5 jenis hipe rlipoproteinemia yang masing-
masing memiliki gambaran lemak darah serta resiko yang berbeda :
a) Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan
yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
mampu membuang kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda
dengan kelainan ini mengalami serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan
limpa membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning
pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida yang
sangat tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa
menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita diharuskan
menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun
lemak tak jenuh ganda).
b) Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit
keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini,
biasanya karena serangan jantung. Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan
lemak membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6
pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 40 tahun dan
2 diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia
60 tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1
dari 2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia
55 tahun. Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa
memiliki kadar kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal
karena penyakit arteri koroner pada masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan
adalah untuk menghindari faktor resiko, seperti merokok, dan obesitas, serta
mengurangi kadar kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-obatan.
Penderita diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama
lemak jenuh dan kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur.
Menambahkan bekatul gandum pada makanan akan membantu mengikat lemak
di usus. Seringkali diperlukan obat penurun lemak.
c) Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan
tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak
pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita,

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik pada pria
maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka pertumbuhan
lemak akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali
menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah
menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama
terdiri dari VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan
peningkatan kadar asam urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian
dan pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi asupan kolesterol dan
lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar lemak. Kadar lemak
hampir selalu dapat diturunkan sampai normal, sehingga memperlambat
terjadinya aterosklerosis.
d) Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota
keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa
meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami
kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita dianjurkan untuk
mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari alkohol. Bisa
diberikan obat penurun kadar lemak darah.
e) Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak
mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana
mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alcohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal.
Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran
hati dan limpa serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan
peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah
penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa
penurunan berat badan, menghindari lemak dalam makanan dan menghindari
alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak.
2. Hiperlipidemia sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor
tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab
hiperlipidemia :
a) Diabetes mellitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya
hipertrigliseridemia. Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi
sintesis kolesterol dan glukosa akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl
Co A ini merupakan prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan
menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya
pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya trigliserida.
b) Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah
peningkatan kadar kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik
pada reseptor LDL, sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL.
Di samping itu, bila penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian
energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati
untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan
kadar trigliserida juga.
c) Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal
ini diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk
memproduksi lipoprotein berlebih.
d) Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat
menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
yang berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah
dapat menyebabakan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut
juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan kerusakan formasi LCAT.
e) Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh
jaringan perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati
untuk menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
f) Obat-obatan
Misalnya diuretic, beta bloker, kontrasepsi oral, kortikosteroid, siklosporin,
dan obat-obatan yang menginduksi enzim microsomal hati. Mekanisme kerja
obat ini dapat menaikkan LDL/HDL/ trigliserida.
- Sekuestran asam empedu.
Ini adalah obat pilihan terapi untuk terapi hiperkolesteolemia karena
efektif dan bebas dari efek samping sistemik. Sekruesteran mengikat asam
empedu dalam lumen usus sehingga mengganggu sirkulasi enterophatik. Hal
ini menyebabkan lebih banyak pengubahan kolesterol menjadi asam empedu
(Jay, 2001).
Resin-resin pengikat empedu (kolestiramin, kolestipol dan
kolesevelam) adalah resin-resin penukar anion yang mengikat asam empedu
bermuatan negative dalam usus halus. Resin-resin ini tidak diabsorpsi dan
tidak dimetabolisme. Kompleks resinasam empedu diekskresi dalam tinja
(gambar 15.1). Tubuh mengompensasi pengurangan asam empedu dengan
mengubah kolestrol menjadi asam empedu sehingga secara efektif
menurunkan kadar kolestrol. Karena mekansime kerja ini, seharusnya tampak
masuk akal bagi anda bahwa resin-resin ini dapat juga memengaruhi
absorpsi obat-obat lain dan vitamin-vitamin larut lemak. Suatu obat baru,
ezetimib, menghambat absorpsi kolestrol makanan dan kolestrol biliar dari
usus halus tanpa bekerja melalui asam empedu. Obat ini tidak memengaruhi
absorpsi triglisrida (Janet, 2008).

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
Efek samping terutama adalah gastrointestinal, kejang perut, mual
kembung, bersendawa, konstipasi. Obat ini adalah resin penukar
anion, yang dapat mengganggu absorbsi berbagai jenis obat seperti warfarin,
digoksin, tiroksin, dan tiazid (Jay, 2001).
- Asam nikotinat (niasin)
Vitamin B ini adalah terapi yang efekif untuk peningkatan LDL dan
VLDL. Penurunan kolesterol total dan kolesterol LDL serta trigliserida sebesar
25% dapat terlihat. Peningkatan sedang juga terjadi. Asam nikotinat bekerja
dengan menghambat lipopisis jaringan adiposis, sehingga menyebabkan
berkurangnya ketersediaan asam lemak bebas produksi VDL.
Efek samping. Antara lain adalah rasa panas dan nyeri kepala,
kelainan fungsi hati, makin memburuknya toleransi glukosa, pruritu, dan
gejala gastrointestinal termasuk penyakit ulkus peptikum.
- Derivat asam fibrat.
Obat ini lebih efektif untuk menurunkan trigliserida juga dapat
menyebabkan penurunan kolesterol total dan kolesterol LDL serta
peningkatan kolesterol HDL pada tingkat sedang. Efek selulernya adalah
penghambatan lipopisis dalam jaringan lemak, pengurangan ekstraksi asam
lemak bebas pada hati, dan penghambatan sintesis apoprotein pembawa
VLDL.
Efek samping antara lain adalah gejala gastrointestinal, ruam kulit
gangguan fungsi hati, pusing, dan penglihatan kabur. Klorfibrat dilaporkan
dapat menyebabkan sindrom miositis.
- Penghambat HMG – CoA reduktase
Inhibitor HMG KoA reduktase (statitin) adalah obat penurun lipid yang
paling baru. Obat ini sangat efektif dalam menurunkan kolestrol total dan LDL,
dan telah terbukti menurunkan angka kejadian penyakit koroner dan
mortalitas total. Statin mempunyai sedikit efek samping dan saat ini biasanya
merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor HMG KoA reduktase memblok
sintesis kolestrol dalam hati (yang mengambil sebagian besar obat). Hal ini

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan
sintesis kolestrol menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan
tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolestrol dalam
hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang
meningkatkan bersihan kolestrol dari plasma. Bukti kuat bahwa statin
menurunkan kolestrol plasma, terutama dengan meningkatkan jumlah
reseptor LDL, adalah kegagalan obat untuk bekerja pada pasien dengan
hiperkolesterolemia familial hmozigot (yang tidak mempunyai reseptor LDL)
(Neal, 2005).
Efek samping. Meliputi gejala gastrointestinal, kejang otot, peningkatan
kadar CPK, peningkatan transminase serum yang nyata dan terus berlanjut,
ruam kulit, nyeri kepala, pusing , dan pnglihatan kabur. Efek samping jarang
terjadi, salah satu yang utama adalah miopati. Insidensi miopati meningkat
pada pasien yang menerima terapi kombinasi dengan asam nikotinat atau
fibrat. Statin tidak boleh diberikan selama kehamilan karena kolestrol penting
untuk perkembangan normal fertus (Jay, 2001).
- Minyak Ikan
Minyak ikan adalah suatu zat yang kaya akan omega 3-PUFA (asam
linoleat). Minyak ikan ini dapat meningkatkan kliren VLDL. Minyak ikan paling
berguna untuk terapi tambahan pada hipertrigliserida yang tidak dapat
terkontrol dengan niasin atau golongan fibrat sendirian (Priyanto, 2009)
- Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk
mendapatkan penurunan kadar lipid plasma yang signifikan. Sebagai contoh,
pada hyperlipidemia tipe II, Pasien sering diobati dengan kombinasi niasin
ditambah obat pengikat asam empedu seperti kolestiramin (ingat:
kolestiramin menyebabkan peningkatan reseptor LDL sehingga
membersihkan LDL plasma yang beredar, sedangkan niasin mengurangi
sintesis VLDL dan karenanya juga sintesis LDL). Kombinasi inhibitor HMG-

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu jugatelah menunjukkan
manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL (Mycek, 2008).
B. Uraian Bahan Dan Obat
1. Uraian bahan
a. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Aquades, air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam etanol.
Penyimpanan. : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut.
b. Kolesterol (Ditjen POM, 1979)
Nama lain : Kolesterol
Pemerian : Lembaran atau butiran, putih atau agak
Kuning hampir tidak berbau.Oleh pengaruh
udaraadi kuning atau coklat pucat.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak nabati.
Penyimpanan. : Dalam wadah tertutup baik
c. Na-CMC (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama Lain : Natrium karboksilmetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading, tidak
berbau dan hampir tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi
koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter
P,dalam pelarut organik lain.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Uraian obat
a. Cholestat
Zat aktif : Simvastatin
Indikasi : Menurunkan kadar LDL dan kolesterol total dalam
2-4 minggu (Rahardja, 2010).
Kontraindikasi : Selama kehamilan dan pada ibu menyusui, tidak
boleh digunakan pada anak-anak dan remaja
(Richard, 2013).
Efek samping : Gangguan psikis, kerusakan hati (Hepatitis) dan
membuat rambut ronrok (Rahardja, 2010).
Farmakodinamik : Menghambat sintesis koleterol dalam hati dengan
menghambat enzim HMG KoA reduktase
(Gunawan, 2007).
Farmakokinetik : Merupakan prodrug lakton (lactone) yang tidak aktif
yang dihidrolisis dalam saluran cerna menjadi
turunan hidroksil-β yang aktif (Katzung, 2013).
Interaksi obat : Bila simvastatin dikombinasikan dengan siklosporin,
eritromisin, gemfibrozil dan niacin dapat
menyebabkan peningkatan resiko myopathy dan
rhabdomyolisis. Simvastatin dikombinasikan
dengan warfarin akan meningkatkan aktifitas
warfarin sebagai antikoagulan (Hardjasaputra,
2002).
b. Gemfibrozil
Zat aktif : Gemfibrozil
Golongan obat : Fibrat
Indikasi : Menurunkan kadar TG (VLDL) dan kolesterol (LDL)
(Rahardja, 2010).

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
Kontra indikasi : Pada pasien disfungsi hati dan ginjal yang berat
atau pada pasien-pasien dengan penyakit kandung
empedu yang telah ada sebelumnya (Richard,
2013).
Efek samping : Gangguan saluran cerna, ruam kulit, alopesia,
impotensi, anemia, berat badan bertambah,
gangguan irama jantung (Gunawan, 2007).
Farmakodinamik : Berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator-
activated receptors (PPARs) (Gunawan, 2007).
Farmakokinetik : Diabsorpsi lewat usus secara cepat dang lengkap,
kadar puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam,
waktu paruh 1,1 jam dan dapat menembus
plasenta, dieksresi dalam urin (Gunawan, 2007).
Dosis : 2 dd 600 mg ½ jam a.c., pemeliharaan 900-1500
mg sehari (Rahardja, 2010).
C. Uraian Hewan Coba
1. Tikus (Rattus norvegicus) (Malole, 1989)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Seluroanathi
Family : Muridae
Genus : Rattus
Species : Rattus norvegicus

2. Morfologi Tikus Putih (Rattus novergicus)


Tikus atau rat ( Rattus novergicus ) telah diketahui sifat – sifatnya dengan
sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk
berbagai macam penelitian. Terdapat beberapa galur atau varietas tikus yan memiiki

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
kekhususan tertentu antara lain galut spraguk-dowly. Berwarna albino putih,
berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya; galur wister ditandai
dengan kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan galur long-evans yang lebih
kecil daripada tikus putih dan memiliki warna hitam pada kepala dan tubuh bagian
depan.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
BAB III METODE KERJA

A. Alat Yang Digunakan


Alat yang digunakan pada praktikum adalah kanula, labu ukur 100 ml, sendok
tanduk, spoit, alat pengukur kolestrol.
B. Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah Nat.CMC, Cholestat, Gemfibrozil
dan kolesterol murni.
C. Hewan Yang Digunakan
Hewan coba yang digunakan pada praktikum adalah tikus (Rattus norvegicus).
D. Cara Kerja
1. Perlakuan hewan coba
a. Pra Perlakuan
1) Disiapkan dhewan coba (tikus/Rattus novergicus).
2) Dibersihkan hewan coba dan kandangnya.
3) Ditimbang hewan coba.
4) Dipuasakan selama 18 jam.
5) Diukur kadar kolestrol awal hewan coba dengan mengambil darah dari
hewan coba (menggunting sedikit bagian ekor tikus hingga darah keluar).
6) Diinduksikan kolestrol murni selama 7 hari.
7) Dipuasakan kembali selama 18 jam.
b. PerlakuanPerlakuan
1) Disiapkan hewan coba dari pra perlakuan diatas.
2) Dihitung Vp untuk tikus.
3) Diinduksikan obat antihiperlipidemik yaitu cholestat dan gemfibrozil pada
masing-masing hewan coba.
4) Diukur kadar kolestro pada menit ke 60.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
BAB IV HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
Jenis obat Berat tikus Kadar kolesterol Kadar kolesterol Kadar
Awal setelah induksi kolesterol
Kelompok I 91 gram 166 mg/dl 138 mg/dl 123 mg/dl
Gemfibrozil
Kelompok II 176 gram 241 mg/dl 155 mg/dl 125 mg/dl
Cholestat
Kelompok III 167 gram 217 mg/dl 262 mg/dl 225 mg/dl
Cholestat
Kelompok IV 104 gram 192 mg/dl 115 mg/dl 115 mg/dl
Kontrol
Kelompok V 129 gram 177 mg/dl 192 mg/dl 153 mg/dl
Gemfibrozil

B. Pembahasan
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol ester,
fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipoproteinemia adalah meningkatnya kolesterol
makromolekul lipoprotein yang membawa lipid dalam plasma. Ketidaknormalan lipid
plasma dapat menyebabkan pengaruh yang buruk (predisposition) terhadap koroner,
serebro vascular dan pembuluh arteri perifer, dalam keadaan normal, hati melepaskan
kolesterol ke darah sesuai kebutuhan. Tetapi bila diet terlampau banyak kolesterol atau
lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol darah akan meningkat.
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever (hati).Kolesterol terbentuk secara
alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterolmerupakan senyawa lemak kompleks yang
dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat
hormon seks,hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang
membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pasatau normal, kolesterol

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol
dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh
Adapun obat yang digunakan pada saat praktikum adalah obat cholestat yang
termasuk dalam golongan statin, obat gemfibrozil yang termasuk dalam golongan fibrat,
praktikum ini menggunakan tikus (Rattus novergicus) yang diberi pra perlakuan diukur
kadar kolesterol hewan coba sebelum diinduksikan kolesterol murni secara oral selama 1
minggu setelah pra perlakuan yang dilakukan pengukuran kadar kolesterol tikus,
pemberian pada masing-masing tikus yaitu obat cholestat dan gemfibrozil sebagai obat
antihiperlipidemik dan pengukuran kadar kolesterol tikus setelah pemberian obat pada
menit ke 60.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah untuk hewan coba yang diinduksikan
obat cholestat pada kelompok 2 dengan berat badan 176 gram, kadar kolesterol awal
sebelum diinduksi kolesterol sebesar 241 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan
kolesterol sebesar 152 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan obat cholestat pada
menit ke- 60 sebesar 125 mg/dl dan hasil yang didapatkan kadar kolestrol menurun
setelah pemberian obat antihiperlipidemia.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah untuk hewan coba yang diinduksikan
obat Cholestat pada kelompok 3 dengan berat badan 167 gram, kadar kolesterol awal
sebelum diinduksi kolesterol sebesar 217 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan
kolesterol sebesar 262 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan obat cholestat pada
menit ke- 60 sebesar 225 mg/dl dan hasil yang didapatkan kadar kolestrol menurun
setelah pemberian obat antihiperlipidemia.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah untuk hewan coba yang diinduksikan
aquadest pada kelompok 4 dengan berat badan 104 gram, kadar kolesterol awal sebelum
diinduksi kolesterol sebesar 192 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan kolesterol
sebesar 115 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan aquadest pada menit ke- 60
sebesar 115 mg/dl dan hasil yang didapatkan kadar kolestrol tetap sama karena sebagai
mengontrol dan tidak menggunakan obat penurun antihiperlipidemik.
Hasil yang didaptkan dari kelompok 2 dan 3 sudah sesuai dengan literatur dimana
mekanisme kerja obat cohlestat merupakan golongan simvastatin adalah senyawa

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
antilipermik derivat asam mevinat yang mempunyai mekanisme kerja menghambat 3-
hidroksi-3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai
katalis dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA reduktase bertanggung jawab terhadap
perubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat. Penghambatan terhadap HMG-CoA
reduktase menyebabkan penurunan sintesa kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor
Low Density Lipoprotein (LDL) yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan
ekstrahepatik, sehingga menyebabkan banyak LDL yang hilang dalam plasma. Cholestat
cenderung mengurangi jumlah trigliserida dan meningkatkan High Density Lipoprotein
(HDL) kolesterol sehingga setelah diberikan obat anti hiperlipidemia kadar kolsterol tikus
menurun.
Hasil yang diperoleh pada praktikum kelompok 1 ini adalah untuk hewan coba yang
diinduksikan obat gemfibrozil dengan berat badan 191 gram, menunjukkan kadar
kolesterol awal sebelum diinduksi kolesterol sebesar 166 mg/dl, kadar kolesterol setelah
diinduksikan kolesterol sebesar 138 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan obat
gemfibrozil pada menit ke-60 sebesar 123 mg/dl dan hasil yang didapatkan kadar kolestrol
menurun setelah pemberian obat antihiperlipidemia dan hasil yang diperoleh pada
praktikum kelompok 5 ini adalah untuk hewan coba yang diinduksikan obat gemfibrozil
dengan berat badan 129 gram, menunjukkan kadar kolesterol awal sebelum diinduksi
kolesterol sebesar 177 mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan kolesterol sebesar 192
mg/dl, kadar kolesterol setelah diinduksikan obat gemfibrozil pada menit ke-60 sebesar
153 mg/dl dan hasil yang didapatkan kadar kolestrol menurun setelah pemberian obat
antihiperlipidemia.
Hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur sesuai dengan cara kerja obat
gemfibrozil membantu mengatur kadar lipid dalam darah dengan membantu menurunkan
trigliserida, VLDL, dan LDL dalam darah. Obat ini bekerja sebagai peroxisome proliferator-
activated receptor-alpha (PPARα) yaitu sebuah reseptor yang mempengaruhi pengaturan
metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh serta berperan dalam diferensiasi
jaringan adipose sehingga hasil yang didapatkan kadar kolestrol menurun setelah
pemberian obat antihiperlipidemia.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
Aktivasi PPARα akan meningkatkan produksi lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase
akan menghidrolisis trigliserida dan VLDL dalam darah sehingga menurunkan kadar kedua
jenis lemak tersebut dalam darah dengan begitu membantu membersihkan timbunan
lemak tersebut dari dalam pembuluh darah. Penurunan VLDL juga diikuti dengan
penurunan LDL dan sebagai konsekuensinya akan meningkatkan kadar HDL dalam darah.
HDL tidak menyebabkan penyumbatan dalam pembuluh darah karena ukurannya yang
lebih kecil dari LDL dan VLDL.
Menurut teori mengatakan perbandingan efektivitas dari obat gemfibrozil dan
cohlestat dapat meningkatkan dengan kuat kadar HDL sedangkan kerjanya terhadap
kolestro LDL lebih ringan karena pada umumnya penurunan VLDL dapat menyebabkan
peningkatan LDL. Cholestat dari golongan statin berkhasiat menurunkan kadar kolestrol
total dan HDL dinaikkan sedikit.
Adapun terdapat faktor kesalah pada saat praktikum yaitu kurangnya volume
pemerian pada hewan coba saat diberikan kolesterol, kurang teliti dalam proses
pemberian obat.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada saat pratikum, dapat di simpulkan hasil
yang didapatkan obat-obat yang digunakan pada praktikum yaitu gemfibrozil dan
cholestat yang di uji cobakan pada tikus (Rattus norvegicus) terbukti efektivitasnya
dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
B. Saran
Diharapkan pada percobaan selanjutnya praktikum lebih teliti dalam melakukan
percobaan demi kelancaran praktikum.

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018. Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi. Fakultas Farmasi UMI :
Makassar
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DKRI : Jakarta.
Gunawan. 2007. Farmakolog idan Terapi Edisi IV. UI : Jakarta.
Harvey, Richard A. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC : Jakarta.
Janet, Stringer. 2008. Konsep Dasar Farmakologi (Panduan untuk Mahasiswa). EGC :
Jakarta.
Jay H. Stein. Md. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. EGC : Jakarta.
Katzung, Bertram, G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Salemba Medika :
Jakarta.
Mycek, Mary,J., dkk, 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. PT Widya Medika : Jakarta.
Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. LESKONFI : Depok

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
a. Pra Perakuan
Disiapkan hewan coba (Tikus/Rattu novergicus)

Ditimbang hewan coba (tikus)

Dipuasakan selama 18 jam

Diukur kadar kolestrol awal

Diinduksikan kolestrol murni (oral) selama 7 hari

Dipuasakan kembali selama 18 jam


b. Perlakuan
Disiapkan hewan coba dari pra perlakuan diatas

Ditimbang hewan coba (tikus)

Dihitung Vp dari hewan coba

Diukur beri obat cholestat/gemfibrozil

Dihitung kadar kolestrol setelah 60 menit

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109
HIPERLIPIDIMIA
B. Perhitungan Dosis
1. Cohlestat 10 mg
10 𝑚𝑔
Dosis dewasa = 60 𝑘𝑔𝐵𝐵 = 0,166 𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
37
Dosis tikus = 0,166 mg/KgBB × = 1,023 𝑚𝑔/𝐾𝑔 𝐵𝐵
6
1,023 𝑚𝑔
Dosis tikus maksimal = × 200 𝑔 = 0,204 𝑚𝑔
1000 𝑔
10 𝑚𝐿
Larutan stock = × 0,204 𝑚𝑔
5 𝑚𝐿

= 0,408 mg / 10 mL
0,408 𝑚𝑔
BYD = × 239,35 𝑚𝑔 = 9,765 𝑚𝑔/10𝑚𝐿
10 𝑚𝑔

2. Gemfibrozil 300 mg
300 𝑚𝑔
Dosis dewasa = 60 𝑘𝑔𝐵𝐵 = 5 𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
37
Dosis tikus = 5 mg/KgBB × = 30,833 𝑚𝑔/𝐾𝑔 𝐵𝐵
6
30,833 𝑚𝑔
Dosis tikus maksimal = × 20 𝑔 = 6,116 𝑚𝑔
1000 𝑔
10 𝑚𝐿
Larutan stock = × 6,116 𝑚𝑔
5 𝑚𝐿

= 12,332 mg / 5 mL
12,332 mg
BYD = × 417,1 𝑚𝑔 = 17, 145 𝑚𝑔/10𝑚𝐿
300 𝑚𝑔

ANDI SINRANG P KENANGA ISYANDA ARDHADINI K. S.Farm


15020170109

You might also like