Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL AKHIR
Oleh :
BAGAS ANDIKA PRATAMA
NIM 361641311123
Dosen Pengampu :
Ardito Atmaka Aji, S.ST, M.M
PENDAHULUAN
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa untuk komoditas padi sawah
mempunyai kapasitas produksi paling besar dari beberapa komoditas lainnya.
Produksi padi sawah terbesar terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 893.171 ton,
sedangkan untuk tahun 2016 hasil produksinya sebesar 790.623 ton. Dilihat dari
besarnya produksi padi maka ada faktor penting yang berpengaruh didalamnya.
Faktor tersebut yaitu benih padi, karena benih merupakan unsur vital dalam upaya
peningkatan produksi. Benih padi yang unggul telah berperan dalam peningkatan
produksi padi sejak dulu hingga sekarang. Salah satu produsen benih padi unggul
yaitu UD. Hartono Mandiri yang terletak di JL. KH. Mahfud No. 11 RT 04 RW 02
Dsn. Umbul Rejo Desa Sumber Baru, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten
Banyuwangi. Untuk data produksi benin padi di UD. Hartono Mandiri dapat dilihat
pada tabel 1.2 dibawah.
Tabel 1.2 Produksi Benih Padi Pada Tahun 2015-2017
Produksi ( Ton )
Januari 8 7 94,36
Februari 14 21 77
Maret 3 17 56
April 17 4 12
Mei 7 6 25
Juni 5 11 32
Juli 24 9 7
Agustus 13 70 13,72
September 34 24 47,44
Oktober 85 68 76
November 38 37 39
Desember 27 7 46
Jumlah 275 281 529.52
Sumber : UD. Hartono Mandiri
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk produksi benih padi
yang ada di UD. Hartono Mandiri pada tahun 2015 sampai tahun 2017 mengalami
kenaikan dari setiap tahunnya. Di tahun 2015, menghasilkan produksi sebesar 275
ton dan terjadi kenaikan pada tahun 2016 sebesar 6 ton. Kenaikan paling tinggi
terpadat pada produksi tahun 2017 yaitu hasil produksi tahun 2016 sebesar 281 ton
menjadi 529,52 ton. Artinya pada tahun 2017 produksi benih padi sangat tinggi
yaitu kenaikannya mencapai sebesar 284,52 ton.
Usaha benih padi ini umumnya sudah mengarah pada tujuan mencari
keuntungan secara komersial. Mulyani (2016) menyatakan bahwa tujuan
melakukan usaha yaitu mendapatkan keuntungan. Semakin besar suatu usaha
dijalankan, maka semakin besar pula resiko yang akan timbul, oleh sebab itu harus
ada pengelolaan yang tepat khususnya dari aspek finansia. Faktor utama penelitian
ini dilakukan, karena usaha benih padi masih berkembang, sehingga kelayakan
finansial perlu dikaji untuk mengetahui layak atau tidak usaha tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul “
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Benih Padi UD. Hartono Mandiri Di Desa
Sumber Baru, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi “.
1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka dapat diambil tujuannya sebagai
berikut:
1. Menganalisis penerimaaan usaha benih Padi di UD. Hartono Mandiri
Dsn. Umbul Rejo Desa Sumber Baru, Kecamatan Singojuruh,
Kabupaten Banyuwangi?
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha benih padi di UD. Hartono
Mandiri Dsn. Umbul Rejo Desa Sumber Baru, Kecamatan Singojuruh,
Kabupaten Banyuwangi?
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya, antara lain:
1. Bagi pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam progran penggunaan benih unggul
untuk usaha pada komoditas padi
2. Bagi perusahaan
Mengetahui kelayakan usaha dan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha mendatang.
3. Bagi pihak lain
Memberikan bahan refereni dan acuan dalam mengadakan penelitian
yang relevan.
TR = Q x P
2.4 Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih
bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan
dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.
Menurut (Ramlan, 2006) pendapatan usaha adalah jumlah uang yang
diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau
jasa kepada pelanggan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Pendapatan
bersih adalah pendapatan yang telah mengalami pengurangan dari hasil produksi.
Sedangkan pendapatan kotor yaitu pendapatan dari hasil usaha dikurangi
kebutuhan selama mengadakan usaha serta penggunaan bahan bakar dan tenaga
pembantu lainnya. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil
tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan
apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak.
Pd = TR – TC
Keterangan :
Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan
TC = total biaya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur pendapatan dari
usahatani adalah dengan menggunakan metode analisis R/C Rasio (Return Cost
Rasio). Metode R/C rasio dilakukan dengan membandingkan antara penerimaan
usahatani dan biaya usahatani, secara matematis R/C rasio dapat dituliskan
sebagai berikut:
R/C = Py × Y / (FC+VC)
di mana:
R = penerimaan
C = biaya
PY = harga output
Y = output
TFC = Total biaya tetap (Total Fix Cost)
TVC = Total biaya variabel (Total Variable Cost).
Secara teoritis apabila nilai dari R/C Rasio = 1 artinya usahatani yang
dijalankan berada pada kondisi yang tidak untung maupun tidak rugi atau BEP
(Break Event Point). Nilai dari R/C Rasio < 1 artinya usahatani yang dijalankan
berada pada kondisi yang merugikan dan tidak efisien. Nilai dari R/C Rasio >
1artinya usahatani yang dijalankan berada pada kondisi yang menguntungkan dan
efisien.
Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari pemakai istilah
tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam arti luas dan arti sempit
antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2012). Dalam arti luas biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya
merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk
memperoleh penghasilan.
Menurut Makeham dan Malcolm (2010) biaya dalam usahatani dibagi
menjadi beberapa diantaranya :
Biaya Tunai
Biaya tunai usahatani atau pengeluaran tunai merupakan sejumlah uang
yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani baik secara
tunai ataupun kredit.
Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode akan tetap
jumlahnya. Biaya tetap sering juga disebut biaya kepemilikan (owning cost). Biaya
ini tidak tergantung pada produk yang dihasilkan dan bekerja atau tidaknya mesin
serta besarnya relatif tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap antara
lain biaya penyusutan, biaya bunga modal, asuransi, pajak, dan biaya bangunan.
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
pada saat alat dan mesin beroperasi dan jumlahnya bergantung pada jam
pemakaiannya (Pramudya dan Dewi, 1992). Apabila jumlah satuan produk yang
diproduksi pada masa tertentu naik, maka jumlah biaya variabel juga naik.
Perhitunngan biaya variabel dilakukan dalam satuan Rp/jam. Contoh biaya yang
termasuk biaya variabel dalam suatu usaha penggilingan padi antara lain biaya
bahan bakar dan pelumas, biaya pemeliharaan dan perbaikan dan upah operator.
• Biaya Total
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dengan biaya tidak
tetap yang dikeluarkan suatu perusahaan . Nilainya dinyatakan dalam jumlah biaya
per tahun atau biaya per jam.
2. Aspek Manajemen
Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan
pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara
efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan
secara teknis (jenis pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada
kegiatan usaha, disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai
unruk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur bentuk
yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian
yang diperlukan (Ibrahim, 2003 : 95).
3. Aspek Hukum
Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti keabsahan,
kesempurnaan dan keasliannya yang meliputi badan hukum, izin-izin yang
dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan
usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 23).
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan
dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata peraturan
yang berlaku di wilayah tersebut (Suratman, 2001 : 29).
5. Aspek Lingkungan
Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak
lingkungan di sekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun di luar
suatu proyek yang akan dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau proyek
akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar rencana
lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap kegiatan-
kegiatan yang sudah ada sebaliknya maupun dampak kumulatif dari rencana
usaha dan atau kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup (kasmir
dan Jakfar, 2008 : 203).
6. Aspek Pasar
Menurut Ibrahim (2003 : 100), faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek
pasar dan pemasaran antara lain :
a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta
kecenderungan permintaan di masa yang akan datang.
b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar
kemungkinan market space (market potensial) yang tersedia di masa
yang akan datang.
c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi.
d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di
masa yang akan datang.
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang
telah direncanakan.
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-
kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran
dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd,
Walker, dan Larreche, 2000 : 4). Bauran pemasaran merupakan kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya.
Kombinasi dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, distributor, dan
promosi (Kotler, 2004 : 18).
7. Aspek Keuangan
Kajian aspek keuangan dalam studi kelayakan berkaitan dengan bagaimana
menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pelaksanaannya serta
mencari sumberdaya yang bersangkutan secara efisien, sehingga
memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Suratman,
2003 : 140). Keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal
seperti :
a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
b. Kebutuhan biaya investasi.
c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama unsur
investasi.
d. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.
e. Kriteria penilaian investasi.
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
(Kasmir dan Jakfar, 2008 : 87).
Berdasarkan penelitian Kiki Setya Dewi (2008) dalam skripsi yang berjudul
Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Benih Padi Bersertifikat (Studi Kasus
PT. Citra Agro Indonesia, Ponorogo) diperoleh hasil perhitungan dari Analisis
Kriteria kelayakan investasi menunjukkan hasil perhitungan yang positif. Dimana
UBPB dapat menghasilkan Payback Period selama 1,7 tahun; NPV sebesar Rp
3.034.732.000,-; IRR 36 %; PI atau Net B/C sebesar 9,56; BEP es Rp 190.127.000,-
untuk kelas benih ES dan berproduksi pada kapasitas 45 ton/tahun, serta BEP ss
sebesar Rp 166.700.000,- pada volume produksi 38 ton/tahun. Berdasarkan analisis
sensitifitas maka UBPB sensitif terhadap penurunan penjualan. Berdasarkan
perhitungan kriteria tersebut maka pengembangan usaha benih padi bersertifikat
layak untuk dijalankan.
Biaya Penerimaan
Pendapatan
Aspek Keuangan
Kriteria Kelayakan Finansial :
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Payback Periode (PP)
Break Event Point (BEP)
Layak Tidak
LayakLaya
k
Pengembangan
Evaluasi
Usaha
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB 3
METODE PENELITIAN
a. Data primer yang diperoleh berupa data langsung dari perusahaan yang berupa
observasi dan wawancara dengan pimpinan UD. Hartono Mandiri dan karyawan.
Hal ini dilakukan antara lain untuk mengetahui aspek-aspek kelayakan yang
terdapat pada UD. Hartono Mandiri yaitu data-data mengenai bauran pemasaran,
layout perusahaan, struktur organisasi, dan data-data keuangan. Data primer
tersebut digunakan dalam menganalisis studi kelayakan finansial.
b. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang
terkait. Data sekunder juga diperoleh melalui proses membaca, mempelajari dan
mengambil keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah, dokumen-
dokumen, penelitian terdahulu, bahan-bahan kuliah serta sumber-sumber data
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
NPV dihitung berdasarkan selisih antara benefit dengan biaya (cost) ditambah
dengan investasi (Kadariah, 2001), yang dihitung melalui rumus:
𝒏
𝑩𝒕 − 𝑪𝒕
𝑵𝑷𝑽 = ∑
(𝟏 + 𝒊)𝒕
𝒕=𝟎
Keterangan :
NPV = Net Present Value
2) Jika NPV = 0, maka usaha tersebut dalam keadaan titik impas (BEP)
3) Jika NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan
IRR merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present
value sama dengan nol dalam suatu proyek. Setiap benefit bersih yang diwujudkan
secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapat tingkat
keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek.
Penentuan IRR sebagai berikut:
𝑵𝑷𝑽𝟏
𝐈𝐑𝐑 = 𝐢𝟏 + [ 𝑿(𝒊𝟏 − 𝒊𝟐)]
𝑵𝑷𝑽𝟏 − 𝑵𝑷𝑽𝟐
Di mana :
IRR = tingkat pengembalian internal
NPV1 = nilai sekarang bersih pada discount rate ( bernilai positif )
NPV2 = nilai sekarang bersih pada discount rate ( bernilai negatif )
i1 = discount rate percobaan pertama ( NPV+ (%) )
i2 = discount rate percobaan kedua ( NPV- (%) )
Kriteria dalam penilaian Internal Rate of Return (IRR), yaitu:
1) Jika IRR > tingkat suku bunga, maka layak untuk diusahakan
3) Jika IRR < tingkat suku bunga, maka tidak layak untuk diusahakan.
Nilai kriteria ini melihat perbandingan antara nilai penerimaan tunai dengan nilai
pengeluaran atau biaya tunai (Kadariah, 2001), yang dihitung berdasarkan rumus :
𝑩 − 𝑪𝒕
𝐁 ∑𝒏𝒕=𝑰 𝒕
(𝑰 + 𝒊)𝒕
𝐍𝐞𝐭 =
𝐂 𝑪 − 𝑩𝒕
∑𝒏𝒕=𝑰 𝒕
(𝑰 + 𝒊)𝒕
Keterangan :
𝑻𝑹
R/C rasio = 𝑻𝑪
Keterangan :
Dengan kriteria:
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐢𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢
Payback Period = 𝐊𝐚𝐬 𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 x 1 Tahun
1) Jika nilai Pp < dari umur ekonomis, usaha layak untuk dilaksanakan.
2) Jika nilai Pp > dari umur ekonomis , usaha tidak layak untuk dilaksanakan.
Keterangan:
FC = Biaya tetap (Rp)
VC = Biaya variabel (Rp/unit)
P = Penjualan (Rp/Unit)
Hawari. (2017, 03 08). Analisis Pendapatan UD. Mitra Usaha Dari Penjualan Beras
Di Desa Kedai kecamatan Mangeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Analisis
Pendapatan Usaha, pp. 1-64.
Ilhamiyah, K. N. (2014). Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Jeruk Siam Banjar
(Citrus Suhuensis Tan) Secara Okulasi Di Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan. Ekonomi Pertanian, 64-71.