Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh:
Nadya Safitri
NIM 702015069
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1) dr. Liza Chairani, Sp.A, M.Kes dan dr. Kemas Ya’kub Rahadiyanto,
Sp.PK, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi
ini;
2) Pihak Puskesmas Taman Bacaan Palembang yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Nadya Safitri
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
DAFTAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
DAFTAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ......................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................. 5
viii
3.3.3 Sampel ....................................................................................... 32
3.3.4 Cara Pengambilan Sampel ........................................................ 33
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................... 33
3.4.1 Inklusi ........................................................................................ 33
3.4.2 Eksklusi ..................................................................................... 34
3.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 34
3.6 Definisi Operasional ............................................................................ 34
3.7 Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 35
3.8 Analisis Data dan Cara Pengelolaan Data ........................................... 35
3.8.1 Analisis Data ............................................................................. 35
3.8.2 Cara Pengelolaan Data .............................................................. 36
3.9 Alur Penelitian..................................................................................... 37
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Notification Rate/CNR) pada tahun 2015 untuk semua kasus sebesar 117 per
100.000 penduduk (Depkes RI, 2016).
Indonesia sekarang berada pada ranking ke-5 negara dengan beban
Tuberkulosis tertinggi didunia. Estimasi pravalensi Tuberkulosis semua kasus
adalah sebesar 660.000 dan untuk Sumatera Selatan ditemukan 115 kasur per
100.000 penduduk (WHO, 2015) dan estimasi insidensi berjumlah 430.000 kasus
baru per tahun. Jumlah kematian akibat Tuberkulosis diperkirakan 61.000
kematian per tahunnya. Angka Case Detection Rate (CDR) untuk Indonesia
sebesar 73% dan untuk provinsi Sumatera Selatan ditemukan CDR sebesar 70%
(STRANAS TB, 2011). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995,
menempatkan Tuberkulosis sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah
penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor
satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Berdasarkan Dinas Kesehatan
tahun 2015, untuk penanggulangan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis Paru
di Sumatera Selatan dengan melaksanakan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short-course), berdasarkan hasil survey Tuberkulosis di Indonesia
terutama di wilayah Sumatera dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015
menunjukkan bahwa angka prevalensi Tuberkulosis BTA positif secara regional
adalah 160 per 100.000 penduduk dan program penanggulangan Tuberkulosis
dengan strategi DOTS di Sumatera Selatan menjangkau 100% Puskesmas,
sedangkan untuk Rumah Sakit baru mencapai 80%. Sedangkan berdasarkan data
Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2015, perkembangan Tuberkulosis paru
yang diamati sejak 2011 sampai 2015 tidak stabil karena mengalami peningkatan
dan penurunan setiap tahunnya, tetapi penderita Tuberkulosis paru tertinggi yaitu
tahun 2011 (2109 kasus) dan terendah 2015 (1305 kasus) (Dinkes Palembang,
2015). Namun, pencapaian penemuan dan penanganan serta penanggulangan dan
pengendalian Tuberkulosis tersebut baru mencapai 52,3%, angka tersebut masih
jauh dari target 2010 yaitu sebesar 92,38%. Hingga saat ini, terdapat sepuluh
penyakit terbanyak pada kunjungan rawat jalan puskemas Kota Palembang masih
didominasi penyakit infeksi dan penyakit menular, Tuberkulosis menempati posisi
ke-2 setelah Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan data statistik
penduduk kota Palembang tahun 2010, jumlah penduduk Palembang sebanyak
3
1.438.938 jiwa dengan jumlah laki-laki lebih besar dari pada perempuan dan telah
terjadi peningkatan kepadatan jumlah penduduk dari tahun-tahun sebelumnya.
Penyakit tuberkulosis sebagian besar diderita oleh orang dewasa. Namun banyak
juga terjadi pada anak-anak. Kasus tuberkulosis anak di 22 negara dengan
penderita Tuberkulosis terbanyak, lebih dari 80% dari seluruh kasus Tuberkulosis
yang terjadi (Adams, 2004). Infection rate untuk semua umur mencapai 50%,
anak (0-5 tahun) kurang lebih 23,5% dan anak (6-14 tahun) mencapai 42%
(Ermanto, 2010). Data WHO, pada tahun 1998 sedikitnya 180 juta anak terinfeksi
tuberkulosis dan 170.000 anak diantaranya meninggal setiap tahunnya (Herawati,
2009). Di Indonesia kejadian Tuberkulosis paru pada anak diperkirakan masih
besar, data yang pasti belum ada. Menurut data WHO penderita Tuberkulosis
semua umur di Indonesia diperkirakan sekitar 28,2% per 10.000 orang setiap
tahun, dan adanya Tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) positif yang
diperkirakan sekitar 12,7% per 10.000 orang akan merupakan ancaman penularan
tuberkulosis pada anak (WHO, 2015).
Penyakit Tuberkulosis Paru sebenarnya dapat dicegah, oleh karena itu
prinsip pemberantasan tuberkulosis terdiri dari : menemukan penderita yang BTA
positif sebanyak mungkin karena hanya penderita yang positif saja yang dapat
menularkan penyakitnya dan mengobati penderita sampai sembuh (Depkes RI,
2016). Risiko untuk mendapatkan infeksi Mycobacterium Tuberculosis
bergantung pada lingkungan, yaitu kontak erat dengan penderita tuberkulosis
dengan BTA positif, sedangkan risiko untuk sakit tergantung pada pertahanan
tubuh tetapi pada anak balita sangat mudah untuk tertular penyakit Tuberkulosis
karena dari sistem imunitas yang masih rendah dan belum stabil (Tarmika dkk,
2017). Pada anak tinggal serumah atau kontak erat dengan penderita BTA positif
berisiko besar untuk terinfeksi penyakit tuberkulosis.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung melalui droplet di
udara yang tersebar pada saat berbicara, batuk, dan bersin sehingga seorang
penderita tuberkulosis merupakan sumber penyebaran tuberkulosis pada populasi
di sekitarnya. Selain itu, banyak faktor risiko yang meningkatkan penularan
penyakit Tuberkulosis. Teori John Gordon mengemukakan bahwa timbulnya
suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agent, pejamu (host), dan
4
mendapat
imunisasi BCG
(87%) pada
umur 1 tahun
(95%) dan
tinggal
dilingkungan
dengan kondisi
sanitasi yang
baik (52,2%).
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, Heriza dan Asih, Mahastuti. 2006. Hubungan Kondisi Rumah Dengan
Penyakit TBC Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mojo II Kabupaten
Gunung Kidul Tahun 2003-2006. Jurnal Kesehatan Surya Medika:
Yogyakarta.
Antono. S.K. 2012. Gambaran Radiologik Tuberkulosis pada Bayi dan Anak.
Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD; 2012.
Apriliasari. R., Hastiningsih. R., dan Martini. 2018. Faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Anak Di Seluruh Puskesmas.
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP Vol.6 No.1: 12-16.
(https://ejournal3.undip.ac.id/. Diakses 1 September 2018).
46
47
Firdiansyah, W.N. 2014. Pengaruh Faktor Sanitasi Rumah dan Sosial Ekonomi
Terhadap Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif di Kecataman
Genteng Kota Surabaya.
(http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/12231/40/article.pdf, diakses 28
Agustus 2018).
Ludfi, S. 2012. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Pada Anak Umur 1-5 tahun.
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP. Semarang. Vol.1 No.2. Hal. 2-8.
Moesley, W.H and Lincoln, C.C. 1988. Child Survival, Strategies For Research,
Population and Development Review. 1. Hal. 8-18
Nurwanti dan Bambang, W. 2016. Hubungan Antara Faktor Penjamu (host) dan
Faktor Lingkungan (environment) dengan kejadian Tuberkulosis Paru
Kambuh (relap) di Puskesmas se-Kota Semarang. Semarang: Public Health
Perspective Journal. Hal. 5-12.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2014. Buju Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. Pusat Penerbit Departement Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UI, Jakarta: 2014.
Price, S., and Wilson, L.A., 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi 6 Vol 1. Jakarta: EGC.
Subaris, Heru dan Yasril. 2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Graha Ilmu. Hal : 23-25.