Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
HAFI ALVIANSYAH
(2018110072)
Kelas B
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR..............................................................
DAFTAR ISI.........................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................
A. Latar belakang masalah...................................................
B. Rumusan masalah..........................................................
C. Tujuan penulisan...........................................................
D. Manfaat penulisan.........................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................
A. Menghadapi sakaratul maut............................................
B. Memandikan jenazah....................................................
C. Mengafani jenazah......................................................
D. Menguburkan jenazah...................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit (‘Iyadat
Al-Maridh) menghibur dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal
dunia, hendaklah seorang dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis
kelaminnya melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu
memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya,
memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur
sampai kepada menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada
kaum muslimin sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh
sebahagian mereka sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan
perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam
istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka
mempelajari ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah
itupun merupakan fardhu kifayah juga. Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu
kelompok kaum muslimin apabila dalam kelompok tersebut tidak terdapat orang
yang berilmu cukup untuk melaksanakan fardhu kifayah di sekitar
penyelenggaraan jenazah itu.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah kami selanjutnya akan
dipaparkan secara terperinci insya Allah tentang penyelenggaraan jenazah.
3. Penulisan Wasiat
Hendaklah setiap hambal Allah mempercepat penulisan wasiatnya. Hal
tsb sesuai dengan sabda Rasulullah saw. :
“tidak selyaknya bagi seorang muslim yang menginap sebanyak dua malam.
Kemudian ia memiliki sesuatu yang untk diwasiatkan, kecuali telah mencatat
wasiatnya tersebut di dekat bagian kepalanya (bantal)” (Muttafaq Alaihi).
Dan disunatkan pula orang yang memberikan warisan untuk memberikan wasiat
kepada kerabatnya yang tidak mendapatkan hak waris
6. Sakaratul Maut
Apabila seseorang telah merasakan akan datangnya maut, maka sebaiknya ia
melafalkan kalimat,”La ilaaha illallah,’, sedangkan orang yang berada
disekelilingnya membantunya dengan menuntunnya (mentalqin), apabila yang
sakit lupa. Sabda Rasulullah saw. :
“Talqinlah orang yang akan mati diantara kalian, dengan mengucapkan La
Ilaaha Illallah,” (HR. Muslim).
Dan dari Abu Muadz bin Jabal ra., bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda :
“Barang siapa yang akhir kehidupannya ditutup dengan membaca La Ilaha
Illahllah, maka ia akan masuk surga,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu:
Orang yang utama memandikan jenazah
1. Untuk mayat laki-laki
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki adalah orang
yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, muhrimnya
dan istrinya.
2. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,
neneknya,keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan
sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang memandikannya.
Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia tidak
mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.
Cara memandikan
1.Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
2.Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.
3.Air bersih
4.Sediakan air sabun.
5.Sediakan air kapur barus.
6.Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
7.Kemudian bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya,
celah jari tangan dan kaki dan rambutnya.
8.Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara
perlahan-lahan.
9.Siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
10.Kemudian siram dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil
berniat :
Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :
ُت ْالغُ ْس َل ن ََويْت اال َميه هْ َتَعَالَى لله هل َهذ
Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :
ُتَعَالَى لله ْال َميهت َ هة هل َه هذ هه ْالغُ ْس َل ن ََويْت
11.Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan air bersih.
12.Siram sebelah kanan 3 kali.
13.Siram sebelah kiri 3 kali.
14.Kemudian memiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan
sebelah belakang.
15.Memiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya.
16’Siram kembali dari kepala hingga ujung kaki.
17.Setelah itu siram dengan air kapur barus.
18.Setelah itu jenazahnya diwudukkan .
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA