You are on page 1of 16

KERANGKA ACUAN KERJA

PENINGKATAN MANAJEMEN RESIKO

PUSKESMAS KECAMATAN DUREN SAWIT

PUSKESMAS KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

TAHUN 2016
FORM TU – 03
Rev. 00
PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PUSKESMAS KECAMATAN DUREN SAWIT

Jl. H. Dogol No. 15A Telp. 86601065 / 86610522 Fax. 86601065

Jakarta Timur 13440

KERANGKA ACUAN
PENINGKATAN MANAJEMEN RESIKO
PUSKESMAS KECAMATAN DUREN SAWIT

1. Pendahuluan

Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko , sebagian di antaranya berisiko


ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang
memberikan konsekuensi medik yang cukup berat. Keselamatan merupakan prioritas
utama dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Lima hal yang terkait
keselamatan dalam pelayanan puskesmas diantaranya adalah keselamatan pasien,
keselamatan petugas kesehatan atau keselamatan kerja, keselamatan bangunan dan
peralatan, keselamatan lingkungan, dan keselamatan organisasi atau administrasi.

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang
terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir. Risiko yang dicegah
berupa risiko klinis dan risiko non klinis . Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan
langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama di
puskesmas. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi
maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan
komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang
dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat
mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya
dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik.

2. Latar Belakang

Berdasarkan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, bahwa


setiap tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan standar tertentu, salah satunya
standar profesi serta mengutamakan keselamatan pasien. Pada undang-undang
NO.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran disebutkan praktik kedokteran harus
didasarkan pada salah satunya nilai keselamatan pasien. Sehingga dalam
pelaksanaannya, keselamatan pasien dilakukan berdasarkan PERMENKES RI
No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.

Puskesmas Kecamatan Duren Sawit semakin berkembang dalam hal


penyediaan obat, pelaksanaan tes kesehatan, penyediaan fasilitas dan prosedur
lainnya. Serta berbagai unit kerja dengan tenaga kesehatan yang siap memberikan
pelayanan kesehatan 24 jam. Hal tersebut jika tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan kejadian tidak diinginkan. Mengingat banyaknya resiko yang dapat
mengancam keselamatan baik pasien maupun tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas, maka pelaksanaan program tim manajemen resiko serta
acuan untuk melaksanakan program tersebut perlu dilakukan.

3. Tujuan

3.1. Tujuan Umum


3.1.1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Kecamatan Duren
Sawit
3.2.1 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).
3.2.2 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

3.2. Tujuan Khusus


3.2.1 Terlaksananya audit internal program manajemen resiko dan keselamatan
pasien secara periodic.
3.2.2 Terlaksananya kajian resiko berkala dengan peran aktif seluruh elemen
Puskesmas
3.2.3 Meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan program keselamatan pasien,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta program pencegahan
pengendalian infeksi oleh petugas.
3.2.4 Meningkatnya sarana alat perlindungan diri bagi petugas.
3.2.5 Meningkatnya usaha keselamatan pasien dengan perbaikan fasilitas
lingkungan
3.2.6 Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan
adanya antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif
penyelesaiannya.
3.2.7 Terlaksananya pelaporan dan pencatatan insiden dengan sitematis dan
terarah.
4. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

PERENCANAAN PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN RESIKO DAN KESELAMATAN PASIEN

NO
PERMASALAHAN RENCANA KEGIATAN
.
PERENCANAAN
1. Belum adanya program manajemen resiko Pembentukan Tim PMKP
dan keselamatan pasien
2. Belum adanya kerangka acuan dan Pembentukan kerangka acuan dan
perencanaan program perencanaan program manajemen resiko dan
keselamatan pasien
3. Belum adanya sistem pelaporan insiden yang Pembuatan SOP pelaporan dan penanganan
terarah KTD,KTC,KPC,KNC dan kejadian sentinel

4. Belum adanya formulir pelaporan insiden yang Pembuatan formulir pelaporan insiden dan
baku kejadian potensial cedera
5. Belum adanya perencanaan program Pembuatan perencanaan peningkatan
peningkatan mutu manajemen resiko klinis keselamatan pasien dan manajemen resiko
dan keselamatan pasien
6. Belum adanya kerangka acuan, perencanaan Pembentukan kerangka acuan, perencanaan
program peningkatan manajemen resiko klinis program peningkatan manajemen resiko klinis
dan keselamatan pasien dan keselamatan pasien
7. Belum adanya sasaran target mutu Penetapan sasaran dan target mutu
keselamatan pasien keselamatan pasien
8. Kurangnya kesadaran petugas akan K3 dan pasien safety
pentingnya pelaksanaan keselamatan pasien
dan K3
9. Belum terlaksananya sistem perlindungan Screning anti HbsAg bagi petugas kesehatan
petugas kesehatan yang beresiko tertular Pelaksanaan vaksinasi hepatitis untuk
penyakit dari kecelakaan tertusuknya jarum petugas kesehatan
suntik
10. Belum lengkapnya sarana dan prasarana
program Keselamatan Pasien dan K3
Pengajuan pengadaan face shield, apron
disposible dan foot cape terutama untuk unit
kerja dengan tindakan

11. Adanya fasilitas puskesmas dalam kondisi Pengajuan pengadaan anti slip untuk lantai
tidak baik sehingga beresiko menimbulkan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kecelakaan bagi pengunjung / pasien bagi petugas/pengunjung
12. Kurangnya usaha pencegahan resiko pasien Pengusulan lembar penilaian resiko pasien
jatuh jatuh untuk layanan 24 jam RB dan rawat
inap pada kajian awal pasien
13 Belum terlaksananya sistem pelaporan insiden Pelaksanaan sistem pelaporan KTD KNC
secara sistematis KPC dan kejadian sentinel

Analisa laporan KTD KNC KPC dan kejadian


sentinel

14 Belum adanya pertemuan rapat atau audit Rapat dan audit internal min.3 bln
internal rutin dari tim manajemen resiko dan
keselamatan pasien
5. Cara Melaksanakan Kegiatan

5.1 Identifikasi risiko.


Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko,
kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungking terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya. Identifikasi resiko dilakukan dengan melihat : hasil temuan,
adanya komplain, dan adanya insiden.

5.2 Analisisi Resiko


Analisis resiko diawali dengan severity analisis. Untuk kejadian sentinel dan
KTD (warna merah dan kuning) dilakukan : Root Cause Analysis (RCA). Sedangkan
upaya proaktif untuk memperbaiki suatu proses/prosedur layanan (warna hijau dan
biru) dilakukan : Failure Mode And Effect Analysis (FMEA).
- Severity assesment
Menentukan tingkat keparahan resiko dengan menggunakan variabel
dampak resiko dan probabilitas

SKOR SEVERITY/ DAMPAK


SKOR PROBABILITY / LIKELIHOOD /FREKUENSI

Level DESKRIPSI
1 Rare(>5 thn/x) - JARANG TERJADI
2 Unlikely (2-5 thn/x) – HAMPIR TIDAK MUNGKIN
3 Possible (1-2 thn/x) – MUNGKIN TERJADI / bisa terjadi
4 Likely (Bebrp x /thn) – SANGAT MUNGKIN
5 Almost certain(Tiap mgg /bln)-- HAMPIR PASTI TERJADI

5.3 Penilaian (Evaluasi ) Resiko


Menetapkan apakah suatu risiko memerlukan tratment atau tidak. Urutkan
prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko. Pengelolaan risiko diawali dengan
menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan
terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor
untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan
bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap masing-masing
risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya
mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang terjadi
memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan puskesmas, maka
ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan
menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko. Tujuan menentukan
prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil
analisis risiko.
Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

RPN = Occurence x Severity x Detectability


Severity Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian
berbahaya pelanggan dan kerusakan sistem tanpa tanda-tanda
yang mendahului
9 Sangat berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera
8 berat/permanen pada pelanggan atau gangguan
serius pada sistem yang dapat menghentikan
pelayanan dengan adanya tanda-tanda yang
mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan
sampai sedang dengan tingkat ketidakpuasan yang
tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan
gangguan sistem yang membutuhkan perbaikan
berat atau kerja ulang yang signifikan
6 Berbahaya sedang Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan
5 sedikit ketidakpuasan pelanggan dan/atau
menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya ringan Kesalahan menyebabkan cedera sangat ringan
3 sampai sedang pada sistem atau tidak cedera tapi dirasakan
mengganggu oleh pelanggan dan/atau
menyebabkan masalah ringan pada sistem yang
dapat diatasi dengan modifikasi ringan
2 Berbahaya ringan Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan
pelanggan tidak menyadari adanya masalah tetapi
berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak
berakibat pada sistem
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak
berdampak pada sistem

Occurance Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Kemungkinan Kesalahan terjadi paling tidak sekali atau hampir
terjadi dapat setiap saat
dipastikan
9 Hampir tidak dapat Kesalahan dapat diprediksi terjadi setiap 3 sampai 4
8 dihindarkan hari
7 Kemungkinan Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak
terjadi sangat seminggu sekali
tinggi
6 Kemungkinan Kesalahan terjadi sekali sebulan
5 terjadi tinggi
sedang
4 Kemungkinan Kesalahan kadang terjadi atau atau terjadi sekali
3 terjadi sedang tiap tiga bulan
2 Kemungkinan Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali
terjadi rendah setahun
1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah terjadi atau tidak
terjadi amat sangat ada yang ingat kapan terakhir terjadi
rendah

Detection Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Tidak ada peluang Tidak ada mekanisme untuk mengetahui adanya
untuk diketahui kesalahan
9 Sangat sulit
Keslahan dapat diketahui dengan inspeksi yang
8 diketahui menyeluruh, tidak visible dan tidak dapat segera
dilakukan
7 Sulit diketahui Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi manual
atau tidak ada proses yang baku untuk mengetahui,
sehingga ketahuan karena kebetulan
6 Berpeluang Ada proses untuk double check atau inspeksi tapi
5 sedang untuk tidak otomatis atau dilakukan secara sampling
diketahui
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi
3 untuk diketahui tidak otomatis
2 Berpeluang sangat Dipastika ada proses inspeksi yang otomatis
tinggi untuk
diketahui
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis yang akan menghentikan
untuk diketahui proses untuk mencegah kesalahan
Setelah didapatkan nilai RPN dari yang tertinggi kerendah maka akan dihitung
persentase kumulatif. Pada nilai kumulatif 80% ditetapkan sebagai cut off point.

5.3 Tentukan respon PUSKESMAS.


Respon puskesmas ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko,
yang meliputi:

- Identifikasi potensial risiko dan hazard.


- Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana
caranya.
- Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah
cukup atau perlu diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
- Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
- Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera
ditindaklanjuti dan mendapat perhatian dari pimpinan . Risiko yang dampaknya
medium-rendah akan dikelola oleh Panitia PMKP bersama-sama Kepala Unit Kerja
untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.

Kriteria Skor Risiko (R)


Skor Kriteria Keterangan

Lebihdari Sangat tinggi Hentikan kegiatan dan perlu perhatian


400 manajemen puncak.

200 – 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manjemen


puncak dan tindakan perbaikan segera di
lakukan.

70 – 199 Substantial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak


diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.

20 – 69 Menengah; Tindakan perbaikan dapat dijadwalkan


kemudian dan penanganan cukup
dilakukan dengan prosedur yang ada

<20 Rendah Risiko dapat diterima


5.4 Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).
Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat
mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko.
Perlakuan yang dapat dipilih adalah;

 Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan


langkah-langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin
untuk mengurangi risiko.
 Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-
langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko
benar-benar terjadi.

Opsi Perlakuan Risiko

Klasifikasi Jenis Pengendalian

Menghindari risiko Menghentikan kegiatan

Tidak melakukan kegiatan

Mengurangi risiko Membuat Kebijakan

Membuat SPO

Mengganti atau membeli alat

Mengembangkan sistem informasi

Melaksanakan prosedur

pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan


bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan; pengadaan bahan
habis pakai sesuai dengan prosedur dan
persyaratan; pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check-list; pelatihan
penyegaran bagi personil, seminar,
pembahasan kasus, poster, stiker

Mentransfer risiko Asuransi


Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi
yang ada dengan mempertimbangkan
keuntungan lebih besar daripada kerugian

Menerima risiko

5.5 Membangun upaya pencegahan.


Dalam hal ini adalah monitoring dan reviu. Monitoring adalah pemantauan rutin
terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana
atau harapan yang akan dihasilkan. Reviu adalah peninjauan atau pengkajian
berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.

5.6 Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing).


Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.

6. Sasaran

NO. SASARAN INDIKATOR TARGET


1 Ketepatan Kepatuhan petugas melakukan identifikasi 100%
identifikasi pasien pasien
2 Peningkatan Kejadian pemberian obat kadaluarsa 0%
keamanan obat Kejadian kesalahan pemberian obat LASA 0%
3. Ketepatan tindakan 95%
Kesesuaian layanan medis yang diberikan
medis dan
dengan prosedur klinis
keperawatan
4. Pengurangan 100%
terjadinya resiko Kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan
infeksi
5. Pengkajian resiko jatuh sejak pasien awal 95%
Pengurangan
tiba di lingkungan puskesmas
resiko pasien jatuh
Kejadian pasien jatuh 0%
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

PERENCANAAN PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN RESIKO DAN


KESELAMATAN PASIEN

NO 2016
PERMASALAHAN RENCANA KEGIATAN
. Agus Sept Okt Nov Des
PERENCANAAN
1. Belum adanya program Pembentukan Tim PMKP √
manajemen resiko dan
keselamatan pasien
2. Belum adanya kerangka Pembentukan kerangka acuan dan √
acuan dan perencanaan perencanaan program manajemen
program resiko dan keselamatan pasien
3. Belum adanya sistem Pembuatan SOP pelaporan dan √
pelaporan insiden yang penanganan KTD,KTC,KPC,KNC
terarah dan kejadian sentinel
4. Belum adanya formulir Pembuatan formulir pelaporan √
pelaporan insiden yang insiden dan kejadian potensial
baku cedera
5. Belum adanya Pembuatan perencanaan √
perencanaan program peningkatan keselamatan pasien
peningkatan mutu dan manajemen resiko
manajemen resiko klinis
dan keselamatan pasien
6. Belum adanya kerangka Pembentukan kerangka acuan, √
acuan, perencanaan perencanaan program peningkatan
program peningkatan manajemen resiko klinis dan
manajemen resiko klinis keselamatan pasien
dan keselamatan pasien
7. Belum adanya sasaran Penetapan sasaran dan target √
target mutu keselamatan mutu keselamatan pasien
pasien
8. Kurangnya kesadaran Sosialisai K3 dan pasien safety √
petugas akan
pentingnya pelaksanaan
keselamatan pasien dan
K3
9. Belum terlaksananya Screning anti HbsAg bagi petugas √
sistem perlindungan kesehatan
petugas kesehatan yang Pelaksanaan vaksinasi hepatitis √
beresiko tertular untuk petugas kesehatan
penyakit dari kecelakaan
tertusuknya jarum suntik
10. Belum lengkapnya Pengajuan pengadaan face shield, √
sarana dan prasarana apron disposible dan foot cape
program Keselamatan terutama untuk unit kerja dengan
Pasien dan K3 tindakan

11. Adanya fasilitas Pengajuan pengadaan anti slip √


puskesmas dalam untuk lantai yang berpotensi
kondisi tidak baik menimbulkan kecelakaan bagi
sehingga beresiko petugas/pengunjung
menimbulkan
kecelakaan bagi
pengunjung / pasien
12. Kurangnya usaha Pengusulan lembar penilaian resiko √
pencegahan resiko pasien jatuh untuk layanan 24 jam
pasien jatuh RB dan rawat inap pada kajian
awal pasien
PROGRAM RUTIN DAN EVALUASI
13 Belum terlaksananya Pelaksanaan sistem pelaporan √ √ √ √ √
sistem pelaporan insiden KTD KNC KPC dan kejadian
secara sistematis sentinel
Analisa laporan KTD KNC KPC dan √ √ √ √ √
kejadian sentinel

14 Belum adanya Rapat dan audit internal min.3 bln √ √ √ √ √


pertemuan rapat atau
audit internal rutin dari
tim manajemen resiko
dan keselamatan pasien

8. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan

Evaluasi kegiatan program Lansia dilakukan dalam SPJ dan Laporan Tahunan,
sehingga pencapaian program dalam 1 tahun tercapai.

9. Pencatatan , Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan

Semua perencanaan, pelaksanaan, hasil kegiatan dan hasil evaluasi dilakukan


pencatatan dan pendokumentasian sesuai ketentuan, serta dilaporkan secara
berkala baik internal maupun eksternal.

10. Rencana Pembiayaan Dan Anggaran

Pembiayaan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)

Jakarta, 29 September 2016


Ka. Satpel UKP Ka Pusk.Kec.Duren Sawit Pelaksana Kegiatan

Drg. Onie Novirawati Drg. Rini Muharni Dr. M Satrio Akbar


NIP 196511171993032004 NIP 196705051992032009

You might also like