Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Treatment of compost on vegetable crops are very important to provide nutrients that plants
need, because vegetables need a lot of organic nutrients to thrive and safe for human
consumption. Purwodadi Botanic Garden have potential as a producer of high litter so it can
be used to make compost varying quality. This research was conducted by select vak in
Purwodadi botanical at produce a lot of litter from different plant species composition, then
each of the six chosen litter composted and tested on two spinach, green and red. Control was
compost which is marketed in the general that comes from compost unit of Brawijaya
University. Each treatment was repeated 3 times and results recorded are the weight of wet
and dry weight of spinach. Statistical data processing is done using a randomized block
design and continued with duncan test with confidence level of 5%.The results that the root
fresh weight of green spinach are significantly different results only in the treatment of
compost from the vak VII (the smallest average was 1, 01 g) of compost from vak XXV and
control. Stem fresh weight of green spinach are significantly different results only in the
compost from vak VII (the smallest average of 9,33 g) of compost from the vak XXV and
control. Leaf fresh weight and dry weight of stems, roots and leaves of green spinach there is
no real difference between all treatments. Wet weight of red spinach leaves are significantly
different results only in the compost treatment from vak VII and from vak XX (the smallest
average of 1,05 g dan 0,53 g) of compost from the vak XXV and control. Red spinach leaf dry
weight are significantly different results only in the compost treatment from vak XX and from
vak VII (the smallest average of ,07 g dan 0,08 g) of compost from the vak XXV and control.
Berat (gr)
6,0000
5 2,67 ab 15,33 ab 2,67 ab 1,57 ab
5,0000
6 9,25 b 43,43 b 4,67 b 2,20 b
4,0000
7 9,08 b 45,93 b 3,15 b 2,00 b
3,0000 2,44 2,67
Keterangan : Notasi yang berbeda pada bagian 1,91
1,63
belakang angka adalah hasil uji Duncan dan 2,0000
1,01
menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata respon 1,0000
0,0000
PEMBAHASAN 1 2 3 4 5 6 7
Perlakuan
Kadar C yang rendah menyebabkan AKAR B.basah AKAR B.kering
nilai rasio C/ N menjadi rendah. Gambar 1. Grafik Berat Akar Bayam Hijau
Sebenarnya kadar C/N yang rendah
Begitu pula dengan berat basah
menandakan bahwa proses dekomposisi
batang bayam hijau pada perlakuan 1 yang
bahan penyusun kompos tersebut lebih
berbeda nyata dengan perlakuan 6 dan 7
baik, sehingga sifat kompos juga semakin
(kontrol) yang dapat dilihat pada gambar 2.
baik dibandingkan kompos yang kadar
C/N nya tinggi.
Grafik Berat Batang Bayam Hijau
Dari hasil perhitungan berat basah 50 45,93
43,43
45
dan kering bayam hijau, perbedaan nyata 40
35
ternyata ditemui pada berat basah akar
Berat (gram)
30
Perlakuan
hal ini dikarenakan pertumbuhan akar
BATANG B.basah BATANG B.kering
tanaman sangat dipengaruhi oleh besarnya
unsur phospor dan kalium yang Gambar 2. Grafik Berat Batang Bayam Hijau
Semakin tinggi kandungan hara dari vak VII dan vak XX (hasil rata-rata
NPK kompos maka semakin tinggi paling kecil yaitu 1,05 gr dan 0,53 gr )
pertumbuhan tanaman. Nitrogen yang terhadap kompos dari vak XXV dan
diperlukan untuk pertumbuhan atau kontrol. Berat kering daun bayam merah
pembentukan bagian-bagian vegetatif terdapat perbedaan nyata hasil hanya pada
seperti batang, daun, dan akar. Sedangkan perlakuan kompos dari vak VII dan vak
phospor diserap tanaman untuk XX (hasil rata-rata paling kecil yaitu 0,07
merangsang pertumbuhan akar dan gr dan 0,08 gr ) terhadap kompos dari vak
tanaman muda, mempercepat pembungaan, XXV dan kontrol. Hasil pengamatan dapat
dan pemasakan buah (Novizan, 2002). dilihat pada gambar 3.
Menurut Supardi (1976), adanya kalium
Grafik Berat Daun Bayam Merah
tersedia yang cukup dalam tanah menjamin 5 4,67
4,5
ketegaran tanaman, selanjutnya kalium 4
3,5 3,15
membuat tanaman lebih tahan terhadap
Berat (gram)
3 2,67
2,33
penyakit dan merangsang pertumbuhan 2,5 2,13 2,20
2,00
2
1,57
akar. Kalium cenderung meniadakan 1,5
1,37 1,43
1,05
1
pengaruh buruk dari nitrogen dan 0,67
0,53
0,5
0,08
mempercepat pertumbuhan jaringan 0
1 2 3 4 5 6 7
meristem. Pertumbuhan pada tumbuhan Perlakuan
DAUN B.basah DAUN B.kering
terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan
Gambar 3. Grafik Berat Daun Bayam Merah
meristem yang selalu membelah secara Fungsi kalsium adalah untuk
mitosis. Jaringan meristem terletak di menyusun klorofil, dibutuhkan enzim
ujung akar, ujung batang dan kambium, untuk metabolis karbohidrat, serta
sehingga menyebabkan memanjangnya mempergiat sel meristem sehingga
ujung akar dan ujung batang. mendukung perkembangan daun.
Bayam merah memiliki respon Sedangkan kalium mengatur kegiatan
yang berbeda karena perlakuan pemberian membuka dan menutupkan stomata,
kompos. Respon justru ditunjukkan pada sehingga pengaturan yang optimal akan
berat basah dan kering daun. Berat kering mengendalikan transpirasi tanaman dan
ini merupakan banyaknya penimbunan meningkatkan proses metabolisme
karbohidrat, protein, dan vitamin serta pembentukan karbohidrat. Rata-rata
bahan-bahan organik lainnya. Berat basah jumlah kandungan kalsium dan kalium
daun bayam merah terdapat perbedaan perlakuan 1 dan 2 lebih rendah
nyata hasil hanya pada perlakuan kompos
dibandingkan perlakuan 6 dan 7 (dapat kurang sempurna dan kandungan unsur
dilihat pada tabel 1). Kandungan kalium hara kurang terlengkapi dari unsur yang
yang cukup banyak juga pada perlakuan 6 terdapat pada tanaman yang lain.
dan 7 menyebabkan selisih berat basah dan
berat kering daun bayam merah pada KESIMPULAN
perlakuan ini cukup besar. Selisih berat ini
menunjukkan besarnya kandungan air yang Kompos dapat tersusun oleh
hilang karena pemanasan. Adanya kalium berbagai bahan organik salah satunya
yang cukup akan meningkatkan adalah seresah. Tiap seresah penyusun
pertumbuhan akar yang akan kompos mempunyai pengaruh yang
mempengaruhi absorpsi air sehingga berbeda dalam menyusun sifat kompos.
terjadi peningkatan kandungan air. Sifat dan kandungan unsur hara kompos
Sedangkan bila melihat jenis yang berbeda juga menyebabkan beberapa
spesies penyusun kompos-kompos tersebut respon yang berbeda terhadap
dapat dijelaskan sebagai berikut. pertumbuhan vegetatif tanaman, contohnya
Berdasarkan hasil penelitian yang bayam. Bayam hijau menunjukkan respon
dilakukan oleh Rindyastuti, dkk. (2010) pada berat basah akar dan batangnya akibat
terhadap kualitas seresah beberapa daun kandungan unsur P dan K yang berbeda
family Fabaceae menyatakan bahwa dari kompos, sedangkan pada bayam
Miletia xylocarpa diperkirakan akan merah respon ditunjukkan pada berat basah
mengalami proses dekomposisi yang dan kering daun bayam akibat kandungan
cukup cepat karena kadar lignin yang Ca dan K yang berbeda dari kompos.
cukup rendah. Sedangkan Swietenia Kompos dengan perlakuan paling buruk
macrophylla struktur daunnya banyak adalah kompos yang secara dominan hanya
disusun oleh lapisan lilin yang sulit tersusun dari 1 jenis seresah yaitu
terdekomposisi. Penyusun kompos dari Swietenia macrophylla yang juga
vak XXV salah satunya adalah Miletia mempunyai kandungan lilin dan ligninnya
xylocarpa yang relatif mudah yang besar sehingga kurang dapat
terdekomposisi sehingga pembentukan terkomposkan secara optimal.
komposnya lebih sempurna, sedangkan
kompos yang berasal dari vak VII hanya UCAPAN TERIMA KASIH
tersusun dari 1 jenis seresah tanaman yaitu Ucapan terima kasih disampaikan
Swietenia macrophylla sehingga pada tim peneliti dan pembantu peneliti
kemungkinan proses pendekomposisian pada proyek program insentif Ristek
“Seleksi Serasah Tanaman Koleksi Kebun
Raya Purwodadi dalam Upaya
Smith, S.E. 2003. What is lignin.
Menghasilkan Kompos Berkualitas Tingi” http://www.wisegeek.com/what-is-
lignin.htm. Diakses tanggal 16 Agustus
2010
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, R. 1998. Pedoman Teknis
Penggunaan EM-4 untuk Pembuatan
Alvarez, M.A.B., S. Gagne and H. Antoun. Kompos dari Daun dan Seresah Pohon
1995. Effect of Compost on di Kawasan Hutan. BTP. Surakarta
Rhizospheremicroflora of the tomato
and on theincident of the plant Supardi, G. 1974. Sifat dan Ciri Tanah.
growth- promoting rhizobacteria. Proyek Peningkatan/ Pengembangan
Applied and Enviromental Perguruan Tinggi. IPB. Bogor
Microbiology 61 (1) : 194 – 199
Supari, D. 1994. Tuntunan membangun
Nan, D. Kristian, dan Budi, S. 2005. Cara Agribisnis : edisi pertama. PT. Elex
Tepat Membuat Kompos. Agromedia Media Komputindo. Jakarta
Pustaka. Jakarta
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Organik. Kanisius. Yogyakarta
Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Tan, K.H. 1997. Dasar-Dasar Kimia
Rindyastuti, R., Darmayanti, A.S. 2010. Tanah. Gadjah Mada University.
Komposisi Kimia dan Estimasi Proses Yogyakarta
Dekomposisi Serasah 3 Spesies
Familia Fabaceae di Kebun Raya Yusuf T.2009. Unsur Hara dan Fungsinya .
Purwodadi. Disampaikan dalam http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/
seminar: Perspektif Biologi dalam 04/04/unsur-hara-dan-fungsinya/.
Pengelolaan Sumber Daya Hayati, 12 Diakses tanggal 20 Agustus 2010
Agustus 2010. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta