Professional Documents
Culture Documents
Devi Roviyantie
Universitas Siliwangi
droviyantie@vahoo.com
ABSTRACT
1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kompetensi SDM, penerapan sistem
akuntansi keuangan daerah dan kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas yang berada
di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. (2) pengaruh kompetensi SDM terhadap
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada Dinas yang berada di Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya. (3) pengaruh secara parsial maupun simultan kompetensi SDM
dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan
daerah pada Dinas yang berada di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian
menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan survei. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran interval. Pengujian hipotesis
secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F
dengan tingkat signifikansi (a) yang digunakan sebesar 0.05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah
dan kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas yang berada di Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya sangat baik; (2) kompetensi SDM berpengaruh terhadap penerapan sistem
akuntansi keuangan daerah (3) kompetensi SDM secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah dan secara simultan
pengawasan kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
PENDAHULUAN
2
Pemerintah Daerah. Tidak berhenti hanya sampai di situ, selanjutnya reformasi
pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah salah satunya ditetapkan UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Pada UU No. 17 Tahun 2003 tersebut khususnya pada
pasal 31, disebutkan bahwa Gubernur/Bupati/Wali Kota menyampaikan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam hal ini pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik. Pemerintah harus
mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang
berkualitas. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan
keuangan berkualitas itu memenuhi karakteristik ; Relevan, Andal, Dapat dibandingkan,
dan Dapat dipahami.
Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau
disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten untuk menghasilkan sebuah Laporan Keuangan yang berkualitas. Begitu juga
di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan Laporan Keuangan Daerah yang berkualitas
dibutuhkan SDM yang memahami dan kompeten dalam Akuntansi pemerintahan,
keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan.
Selain itu, hal yang mendasar dan penting dari penerapan Akuntansi di dalam
penyusunan Laporan Keuangan Daerah salah satunya adalah Sistem Akuntansi.
Sebagaiman pengertian dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yaitu serangkaian
prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan, dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Permendagri No. 59
Tahun 2007).
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat
penilaian berupa Opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK memberikan
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD), artinya dapat dikatakan bahwa Laporan Keuangan suatu entitas pemerintah
daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat
opini yang diberikan pemeriksa yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak
memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP).
3
Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2011 (http://www.bpk.go.id)
LKPD Tahun 2010 menunjukan kenaikan opini WTP dan WDP dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini menggambarkan adanya perbaikan sistem pengelolaan dan
tanggungjawab khususnya dalam pencatatan dan pelaporan keuangan daerah pemerintah
daerah. Walaun demikian, BPK juga masih menemukan kelemahan pengendalian
akuntansi dan pelaporan yaitu kelemahan pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan.
Kepala Badan Pegawasan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jawa Barat,
Tahria Syafrudin menilai, minimnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih
menjadi faktor utama yang menjadi titik lemahnya penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah (pemda) di Jawa Barat. Asisten VI Bidang Administrasi Pemprov Jawa
Barat, Iwa Karniwa membenarkan minimnya tenaga SDM yang memiliki latar belakang
akuntansi dan auditor sehingga menjadi kendala dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah (http://www.pikiran-rakyat.com/node/171153).
Hasil Laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2005 -
2010, mendapat Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
(http://www.bpk.go.id). Adapun untuk hasil pemerikasaan LKPD Tahun Anggaran 2011,
BPK kembali memberi opini WDP.
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kompetensi SDM (keuangan), penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah, dan kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas yang berada
di Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi SDM terhadap penerapan sistem
akuntansi keuangan daerah
3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan kompetensi SDM
dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan
keungan daerah pada Dinas yang berada di Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya.
4
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan bentuk hubungan antar variabel kausal yakni hubungan sebab akibat. Penelitian
ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan
komperatif (Sugiono, 2006: 11-12). Metode yang digunakan survai yaitu penelitian
dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang-orang atau subjek dan merekam
jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis (Sugiama, 2008: 135).
Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
5
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi sasaran yang penulis teliti adalah
subjek yang berhubungan dengan kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah dalam kaitannya dengan kualitas laporan keuangan daerah yaitu terdapat
27 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi
tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Sedangkan teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono: 2006, 73). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode
pengambilan sampel nonprobability sampling dengan pendekatan sampling purposive.
Yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono: 2006, 78).
Adapun yang menjadi pertimbangan penulis dalam penentuan sampel penelitian yaitu 1).
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah (PP No. 8 Tahun 2003) 2). Dinas
merupakan lembaga pelayanan masyarakat yang senantiasa dapat melayani kebutuhan
masyarakat, salah satunya melayani penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun
sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 14 Dinas di Kabupaten Tasikmalaya dengan
responden SDM/pegawai sub-bagian keuangan/akuntansi di setiap dinas.
Teknik Analisis Data Pengujian
Validitas Alat Ukur
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang
perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan
kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Validitas
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masing-masing
pertanyaan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah produk moment (product
moment) sebagai berikut:
_ n Z X j Y j - g*!) (Z Y j )
J [ n X X ? - (X X t )2} [n X Y t 2 - (X Y t )2}
6
Jika dari hasil analisis tersebut diperoleh r hitung > r tabel maka data tersebut adalah
signifikan (valid) berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Setelah dapat
ditentukan bahwa pertanyaan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini valid, maka
dilanjutkan dengan uji reabilitas.
Pengujian Reabilitas Alat Ukur
Sebuah alat ukur atau pertanyaan dalam angket dikategorikan realibel (andal),
jika alat ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten atau stabil meskipun
pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu yang berbeda-beda (sugiama, 2008:197).
Teknik yang digunakan untuk mengukur reabilitas ialah teknik alpha cronbrach.
Pengujian reabilitas dengan teknik alpha cronbrach ini dilakukan untuk jenis interval
(sugiono, 2007:365).
Koefisien reabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya
mendekati satu. Adapun kaidah keputusan menggunakan nilai kritis alpha cronbrach yaitu
jika nilai koefisien > 0.70 maka instrument tersebut dinyatakan reliabel dan dapat
digunakan untuk penelitian (Hair et.al: 1998).
Metode Analisis Data
Penggunaan analisi jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa
asumsi sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 297-298) :
1. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan kausal.
2. Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang lain.
3. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab -akibat
searah.
4. Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari sumber
yang sama.
Berdasarkan alasan di atas untuk dapat melakukan analisis dengan analisis jalur perlu
dilakukan pengolahan data yang diperoleh dari responden. Maksud pengolahan data di sini
adalah pengolahan data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap
instrument penelitian (kuesioner) yang disebarkan. Tujuan dibuatnya instrument
penelitian untuk mentransformasi data kualitatif ke dalam data kuantitatif (kuantifikasi
variabel), sehingga dapat dianalisis secara kuantitatif dengan metode statistik yang
ditetapkan. Teknik ukuran yang digunakan untuk mengubah jawaban kualitatif menjadi
7
bentuk kuantitatif, dalam penelitian ini mengikuti aturan skala likert (likert scale).
Begitupun untuk menilai jawaban yang diberikan dalam menguji variabel yaitu lima
tingkat bergerak 1 sampai dengan 5 untuk membentuk skor tiap pertanyaan digunakan
skala likert yang jenis datanya berdasarkan skala interval (sekaran dalam sugiama,
2008:103).
Untuk ketentuan skala likert tersebut disajikan dalam Tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Skor untuk setiap pertanyaan
Jawaban untuk nilai positif Jawaban untuk nilai negatif
5 1
4 2
3 3
2 4
1 5
Struktur analisis jalur yang merefleksikan variabel yang diteliti dalam penelitian ini
disajikan dalam gambar 1.1 Sebagai berikut:
Gambar 1.1
Keterangan:
X1 = Komptensi SDM
X2 = Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Y = Kualitas Laporan Keuangan Daerah
rXiX2 = Koefisien antara X1 dan X2
pYX1 = Koefisien jalur variabel X1 terhadap Y
p YX2 = Koefisien jalur variab el X2 tehadap Y
pYe = Koefisien jalur variabel E terhadap variabel Y
E = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti
8
Dari sturktur Path Analysis di atas, terdapat langkah-langkah yang digunakan:
1. Menghitung koefisisen korelasi (r)
Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel
yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi anatar X1 dan X2 menggunakan
rumus koefisien sederhana yaitu:
n n n
n Z X,X j X, Z X j
h h
h=1 h=1 h=1
rX iX j=-
2 2
n
ZX -| ZX
1
n
n
h=1
2
,h
vh=1 J
ih n ZX ZX
h=1
2
jh -[
V h=1
jh
J
(Sitepu, 1994)
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubunga antar veariabel kuat.
Demikian juga antar variabel tidak kuat maka nilai r akn kecil, besarnya koefisien
korelasi ini akan diinterprestasikan pada Tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.3
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,2 - 0,399 Rendah
0,4 - 0,599 Sedang
0,6 - 0,799 Kuat
0,8 - 1,000 Sangat kuat
2. Untuk menghitung koefisien jalur (p) menggunakan rumus sebagai berikut:
n
Z2 ih
P YX b — ----------
: 'i
n
1, 2,...,k (Sitepu, 1994)
n yh
Z h=1
Keterangan:
pYx± = Koefisien jalur dari Xi terhadap Y
bYx1 = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap variabel Y
3. Pengujian faktor residu/sisa
Pyei = V 1 - R 2 Ji x i x 2 ..... x k ...... (Sitepu, 1994)
Di
mana. Ry X 1 X 2 X i x ^ — —iPy X 1 Ty X 1
9
Ho : pyxx = PYX2 = 0
Ha : pyx1 = pyx2 ^ 0
Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung > F
tabel Uji signifikansi menggunakan rumus:
(n -k-1) Ryx1x2^xk
F= .(Sitepu, 1994)
k 1-R
( ?XiX2)
Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas Vi = k dan V2 n-k-1
b. Pengujian secara parsial
Ho : p
yx1 = 0
Ha : p
yx1 ^ 0
Uji signifikan menggunakan dua arah, diaman kaidah keputusannya sebagi berikut
1 Y ^*1 ^Y = (p^) 2 A
(p
yx1- rx1x2.pyx2) x 2 B
Total pengaruh X1 A+B C
YY ^ x2 ^ Y = (p?x2) 2 D
2
Total pengaruh X2 D
Total pengaruh X1 dan X2 C+D E
Pengaruh residu 100%-E F
10
Rancangan Pengujian Hipotesis
1) . Penetapan Hipotesis operasional:
Ho :
PX2XX = 0 Kompetensi SDM tidak berpengaruh terhadap Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Ha : P
X2Xx ^ 0 Ho Kompetensi SDM berpengaruh terhadap Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
:
PYXI = 0 Ha : Kompetensi SDM secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
11
4) . Penetapan Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai rs hitung dan rs tabel dengan
tingkat signifikansi (a = 0.05), dapat dirumuskan sebagai berikut:
Secara Parsial
Tolak Ho jika t < -t ^ a atau t > t ^ a
Simultan
Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung < F tabel
5) . Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis ditarik kesimpulan apakah hipotesis
yang ditetapkan diterima atau ditolak.
PEMBAHASAN
Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukkan keberadaan Dinas-dinas di
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, mengenai : Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM), Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Kualitas Laporan Keuangan
Daerah.
Untuk mengetahui bagaimana Komptensi SDM pembuat laporan keuangan daerah
pada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah,
dan kualitas laporan keuangan daerah, penulis memperoleh data dengan melakukan
penyebaran kuesioner yang terdiri dari daftar-daftar pertanyaan. Kuesioner tersebut
diberikan kepada responden dari sampel penelitian yakni 14 Dinas yang ada di Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya.
Data penelitian yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan pengujian yakni uji
validitas dan uji reabilitas. Melalui pengujian korelasi Product Moment Pearson dengan
menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0, dari 12 item pertanyaan variabel X1
(Kompetensi SDM) terdapat dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 1,
dan 10. Dari 12 item pertanyaan variabel X2 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah) terdapat dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaa nomor 1 dan 4. Item
pertanyaan yang tidak valid tersebut memilki rhitung < rtabel, dimana rtabel bernilai 0,532.
Dengan demikian item pertanyaan yang tidak valid tersebut tidak dapat digunakan untuk
pengujian selanjutnya, karena tidak memenuhi kriterian valid. Adapun untuk uji reabilitas
variabel X2 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah) melalui Alfa
12
Cronbrach item - item pertanyaan dinyatakan reliabel karena bernilai > 0,70. Dari 11 item
pertanyaan variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah) semua item dinyatakan valid
karena rhitung > rtabel, dimana rtabel bernilai 0,532 (lampiran 6). Adapun untuk uji reabilitas
variabel X1 (Kompetensi SDM ), X2 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah), Y
(Kualitas Laporan Keuangan Daerah), melalui Alfa Cronbrach item - item pertanyaan
dinyatakan reliabel karena bernilai > 0,70.
Untuk mengetahui Kompetensi SDM pada Dinas - Dinas di Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya, seluruh jawaban responden tentang Kompetensi SDM direkap
untuk melihat skor total pada tabel 1.6 di bawah ini:
Tabel 1.5
Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Variabel
_______________ Kompetensi SDM ________________
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang Kriteria
dicapai
13
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang Kriteria
dicapai
Instansi/Dinas tempat Bapak/Ibu
bekerja ?
Apakah Bapak/Ibu mematuhi
10 kewajiban sebagai Pegawai 14 x 5 = 70 60 Baik
Negeri Sipil ?
TOTAL 596
14
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang Kriteria
dicapai
Apakah setiap transaksi keuangan pada
2 Dinas ini dilakukan analisis 14 x 5 = 70 55 Baik
transaksi/identifikasi transaksi
Apakah pada Dinas ini dilaksanakan
3 pengidentifikasian terhadap pencatatan 14 x 5 = 70 61 Baik
?
Apakah setiap transaksi keuangan pada
4 Dinas ini didukung oleh bukti transaksi 14 x 5 = 70 64 Sangat Baik
?
Apkah semua transaksi keuangan
5 dilakukan pencatatan secara kronologis 14 x 5 = 70 64 Sangat Baik
?
Apakah pada Dinas ini dilakukan
6 pengklasifikasian terhadap transaksi 14 x 5 = 70 62 Sangat Baik
yang terjadi ?
Apakah pada Dinas ini dilakukan
7 klasifikasi atas transaksi sesuai dengan 14 x 5 = 70 66 Sangat Baik
pos - pos yang semestinya ?
= 112
Klasifikasi penilaian untuk indikator Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Nilai 140 - 252 Sangat
Nilai 253 - 365 Buruk
Buruk
Nilai 366 - 478 Cukup Baik
Nilai 479 - 591 Baik
Nilai 592 - 700 Sangat Baik
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah pada Dinas - Dinas di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori
15
sangat baik. Hal tersebut dapat terlihat dari rekapitulasi tanggapan responden mengenai
pertanyaan - pertanyaan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah bernilai 622,
yang terdiri dari tujuh pertanyaan mendapat kategori sangat baik dan tiga pertanyaan
mendapat kategori baik. Sistem akuntansi keuangan daerah telah diterapkan untuk
menunjang pembuatan laporan keuangan daerah yang berkualitas.
Untuk mengetahui Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Dinas di Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada rekapitulasi tabel 1.8 sebagai berikut:
Tabel 1.7
Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Variabel
_______ Kualitas Laporan Keuangan Daerah ________
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang Kriteria
dicapai
16
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang Kriteria
dicapai
Apakah informasi laporan keuangan
10 yang dihasilkan dapat diapahami dengan 14 x 5 = 70 66 Sangat Baik
jelas ?
17
SDM terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, yaitu sebesar 0,505 atau
50,5%.
Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabei, maka berdasarkan perhitungan SPSS
mengambil taraf signifikansi a sebesar 5% dengan nilai signifikansi sebesar 0,004,
diperoleh nilai thitung sebesar 3,496 sedangkan ttabel bernilai 2,178 sehingga thitung > ttabel,
maka tolak Ho atau terima Ha, dengan kata lain Kompetensi SDM berpengaruh signifikan
terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2007 menyebutkan bahwa Kompetensi
adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya tugasnya
secara profesional, efektif dan efisien. Kemudian membagi kompetensi menjadi
kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Adapun Tugas SDM sub-bagian keuangan di
setiap Dinas Kabupaten Tasikmalaya :
(1) Sub bagian keuangan mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan
anggaran, penatausahaan keuangan dan penyusunan bahan laporan
pertanggungjawaban keuangan
(2) Rincian tugas sub bagian keuangan :
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan sub bagian keuangan
b. Melaksanakan penyusunan konsep rencana anggaran dinas sebagai bahan
usulan baik anggaran pendapatan maupun belanja
c. Melaksanakan penyusunan kebutuhan anggaran Dinas
d. Melaksanakan pengelolaan admnistrasi keuangan Dinas
e. Melaksanakan penyiapan bahan pertanggungjawaban anggaran
pendapatan dan belanja Dinas
f. Melaksanakan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Dinas
g. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi manajemen keuangan
h. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian
keuangan
i. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
Dari rincian tugas tersebut di atas terdapat point bahwa SDM sub-bagian
keuangan/akuntansi melakukan sistem akuntansi keuangan daerah. Jadi untuk dapat
18
melaksanakan tugas dengan profesional, efektif dan efisien, dibutuhkan SDM yang
kompeten sesuai dengan kompetensi bidang dan kompetensi dasar sebagaimana
penjelasan Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2007.
Dengan demikian jika semakin baik Kompetensi SDM keuangan / akuntansi yang
dimiliki setiap Dinas di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, maka akan semakin baik
pula Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Setiap Dinas.
Pengaruh Kompetensi SDM Secara Parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien beta (^) untuk variabel
Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 0,275. Hal ini
menyatakan bahwa antara Kompetensi SDM dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah
memiliki hubungan sebesar 27,5%. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,076,
yang berarti besarnya pengaruh secara parsial Kompetensi SDM terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah sebesar 7,6%. Kemudian dengan kriteria tolak Ho jika thitung >
ttabel, maka nilai thitung sebesar 3,579 lebih besar dari ttabel yang bernilai 2,178 dengan taraf
signifikansi a 5% diperoleh signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. Kaidah keputusannya
adalah tolak Ho dan terima Ha, artinya Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Dengan demikian, jika Kompetensi SDM bagian keuangan/akuntansi pada Dinas
- Dinas di Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya baik, dalam artian SDM
keuangan/akuntansi tersebut kompeten, maka Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada
Dinas di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pun akan memenuhi karakteristik kualitatif.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yakni penelitian Rida
Rosmawati (2011) survei pada Pemerintahan Daerah Kota Bandung dengan hasil bahwa
Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Secara Parsial terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Pengujian secara parsial antara Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah melalui perhitungan SPSS 16.0 dapat dilihat pada
pada lampiran 4 Koefisien beta (^) yang diperoleh sebesar 0,770. Hal tersebut
19
menyatakan bahwa antara Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kualitas
Laporan Keuangan Daerah terdapat hubungan sebasar 77% dengan kategori kuat
(Sugiyono, 2006 : 183). Adapun nilai koefisien determinasi sebesar 0,593, yang berarti
besarnya pengaruh secara parsial Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 59,3%. Kemudian dengan kriteria tolak Ho
jika thitung > ttabel, maka nilai thitung sebesar 10,514 lebih besar dari ttabel yang bernilai 2,178
dengan taraf signifikansi a 5% diperoleh signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Kaidah
keputusannya adalah tolak Ho dan terima Ha, artinya Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Jika Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sudah diterapkan dengan baik oleh Dinas
- Dinas pada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, maka Kualitas Laporan Keuangan
Daerah pun akan semakin baik. Karena pada dasarnya sistem akuntansi adalah suatu
kesatuan yang apabila tidak diterapkan atau ada satu bagian sistem yang tidak diterapkan
maka sulit untuk memperoleh karakteristik kualitatif Laporan Keuangan Daerah sesuai
SAP yakni relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Sebagaimana
pengertian dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah menurut Kepemendagri No. 29
Tahun 2007 yakni sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan,
penafsiran, peringkasan, transaksi, atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya
dalam rangka APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang
berterima umum. Pemaparan tersebut didukung oleh Abdul Halim yang menyatakan,
untuk dapat menyediakan informasi secara tepat dan akurat dibutuhkan suatu sistem yang
dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi tadi (2002 : 37). Jadi jelas, bahwa
untuk memperoleh kualitas laporan keuangan daerah sesuai SAP harus memalui
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik pula.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu Binsar Sihombing
(2011) penelitian pada Pemerintah Kabupaten Kota Wilayah Priangan Timur Jawa Barat
yang menyatakan bahwa Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah memiliki
pengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
20
Pengaruh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Secara Simultan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,985.
Artinya besarnya hubungan atau korelasi antara Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 98,5%
dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2006 : 183). Sedangakan nilai koefisien
determinasi (R square) diperoleh nilai sebesar 0,971 yang berati bahwa besarnya pengaruh
secara simultan Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
sebesar 97,1%. Pengaruh variabel lain (faktor residu) terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah selain Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah sebesar (1-0,971) 0,029 « 0,03 atau 3%.
Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung > dari Ftabel, maka berdasarkan perhitungan
SPSS pada lampiran 4 diperoleh nilai Fhitung sebesar 182,522 sedangkan Ftabel bernilai 3,98 .
Dengan mengambil taraf signifikansi a sebesar 5% maka Fhitung > Ftabel dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat a = 0,05. Dikarenakan Fhitung
> Ftabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak
Ho atau terima Ha, artinya Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualiitas Laporan Keuangan
Daerah.
Fungsi dari kegiatan akuntansi baik di sektor privat atau sektor pemerintahan atau
publik adalah memberikan informasi tentang transaksi dan kinerja keuangan baik kepada
pihak internal atau eksternal entitas. Untuk dapat menyediakan informasi secara tepat dan
akurat dibutuhkan suatu sistem yang dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi
tadi (Abdul Halim, 2002 : 37). Sebagaimana pengertian sistem akuntansi keuangan daerah
menurut Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, sistem akuntansi yang meliputi proses
pencatatan, pengolongan, penafsiran, peringkasan transaksi, atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Pemaparan tersebut didukung oleh
Mardiasmo (2004), untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal dan
dapat dipercaya, pemerintah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem
akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang
handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.
21
Tentunya sistem akuntansi yang dijelaskan di atas merupakan salah satu bagian
dari uraian tugas SDM yang ada di sub-bagian keuangan, untuk itu SDM tersebut harus
mampu dan kompeten sehingga dalam pelaksanaan tugas dilakukan secara profesional,
efesien dan efektif. Sesuai dengan penjelasan dari Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun
2007, yaitu Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang
Pegwai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakannya tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
Tabel 1.9
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel
(0,275) 2
Y <-X A X A Y x 2
1 2 0,301
= (PYX1)(rx2 x1) (PYX2)
= (0,275)(0,710)(0,770) x 2
Total Pengaruh X1 0,377
2 Y ^X2 A Y = (PYX2)2 = 0,593
(0,770) 2
Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.35 menunjukkan bahwa koefisien jalur
variabel X1 (Kompetensi SDM) terhadap variable Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah)
adalah sebesar 0,275. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y adalah
sebesar 0,076 yang artinya pengaruh langsung Kompetensi SDM terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah sebesar 7,6%. Sedangkan pengaruh tidak langsung Kompetensi
SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah melalui Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah sebesar 0,301 atau 30,1%. Koefisien jalur variabel X2 (Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Derah) terhadap variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Derah)
adalah sebesar 0,770. Dengan demikian pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah sebesar
0,593 yang artinya bahwa pengaruh langsung Penerapan Sistem Akuntansi Keungan
Daerah pada Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 59,3%. Koefisien korelasi
variabel X1 (Kompetensi SDM) dengan variabel X2 (Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah) adalah sebesar 0,710.
22
Total pengaruh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah yang merupakan pengaruh secara
simultan antara variabel Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 0,97 atau sebesar 97%.
Sedangkan faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan
Daerah yang tidak masuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 0,03 atau sebesar 3%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut :
23
Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang baik.
Saran
Abdul Halim. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP
YKPN.
Asri Rahmawati. 2010. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak
dipublikasikan.
Binsar Sihombing. 2011. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah dan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualiatas Laporan Keungan Daerah.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Dipublikasikan.
BPK RI, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2011, http://www.bpk.go.id. 2 Juni
2012.
Daeng Nazier. 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola Keungan Negara
yang Akuntabel dan Transparan. Pada Seminar Nasional - BPK RI.
http://www.bpk.go.id, 6 Juni 2012
24
Darmawan Soegandar. 2010. Berkenalan dengan Analisis Jalur,
http://www.scribd.com/doc/35519665/Berkenalan-Dengan-Analisis-Jalur. 13 Juni
2012
Gima Sugiaman. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya
Intimarta.
Indra Bastia. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Lia Anggasari. 2009. Pengaruh Pengawasan Intern dan Pelaksanaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi. Tidak dipublikasikan.
Mira Tania. 2009. Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Akuntanbilitas
Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer. Dipublikasikan.
Rida Rosmawati. 2011. Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Auditor Internal
Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Kota Bandung. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Dipublikasikan.
25
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Sri Mulyani. 2009. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Daerah Melalui Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pada Seminar Nasional - BPK RI. http://www.bpk.go.id, 6 Juni 2012
Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negri Sipil.
Peraturan Pemerintah No 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban
Keuuangan Daerah.
26
Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No. 15 Tahun 2008 tentang Dinas Kabupaten
Tasikmalaya
27