You are on page 1of 14

A.

Latar belakang
Stroke adalah penyebab kecacatan nomor satu didunia dan menduduki
peringkat tertinggi penyeabab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.
Data dari World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun
2008 sekitar 15 juta orang diseluruh dunia terserang stroke setiap tahun, lima
juta meninggal dunia. Setiap tahun terdapat 700.000 kasus stroke di amerika
serikat. Stroke iskemik merupakan kasus terbanyak dibandingkan dengan
stroke hemoragik. Terdapat 600.000 kasus stroke iskemik dan 100.000 kasus
stroke hemoragik, kemudian terdapat 175.000 kematian dari semua kasus
diamerika serikat setiap tahun.
Di Indonesia menujukan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik
dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Prevalensi stroke di
Indonesia sebesar 8,3 per 1000 penduduk menurut riset kesehatan dasar
(2008) dan 51,6 per 100.000 penduduk menurut perhimpuhan dokter spesialis
saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2011. Data dari profil kesehatan
Indonesia 2008 menunjukan bahwa penyebab kematian utama untuk semua
umur adalah stroke (15,4%), disusul tuberculosis (7,5%) dan hipertensi
(6,8%). Data rumah sakit sari mulia Banjarmasin tahun 2009-2011
menunjukan peningkatan kasus stroke setiap tahunnya. Tahun 2009 jumlah
penderita stroke sebanyak 498 orang. Tahun 2010 sejumlah 548 orang dan
tahun 2011 sebanyak 560 orang yang terdiagnosis stroke.
Peningkatan tekanan darah adalah gangguan sistem peredaran darah
yang cukup banyak menggangu kesehatan masyarakat. Hasil riset kesehatan
dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7%. Boedi Darmoyo dalam Depkes RI 2008
menemukan bahwa antara 1,8% - 28,6% penduduk dewasa di Indonesia
adalah penderita hipertensi. Data dirumah sakit sari mulia Banjarmasin
menyatakan bahwa hipertensi menduduki peringkat dua dari sepuluh penyakit
rawat jalan tersering pada tahun 2011 dan 2012 dengan jumlah 9.692 kasus
ditahun 2011 dan 8.787 kasus ditahun 2012.4,5.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat penulis
kemukakan adalah : “Apakah ada hubungan peningkatan tekanan darah
dengan kejadian stroke non-hemoragik di RS. Sari Mulia Banjarmasin ?”

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan
kejadian stroke non-hemoragik di RS.Sari Mulia Banjarmasin

D. Manfaat penelitian
1. Teoritis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi
mengenai sistem kardiovaskuler khususnya mengenai hubungan angka
kejadian stroke non hemoragik dengan peningkatan tekanan darah di
masyarakat dan dalam pemberian pelayanan kesehatan juga diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Praktis
a. Bagi rumah sakit
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi kepada tim
medis dan khusus nya perawat dalam upaya pencegahan terhadap
peningkatan angka kejadian penyakit stroke.
b. Bagi pendidikan
Bagi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi bahan dalam pemberian
materi tentang klien dengan penyebab stroke.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi sebagai bahan informasi tambahan dalam
penelitian berikutnya mengenai faktor-faktor penyebab Stroke ataupun
dampak dari tekanan darah tinggi
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaslian penelitian
Table 1.1 penelitian terkait
No Judul Desain Hasil
1 Hubungan Antara 1. Desain penelitian ini 1. Dari nalisa statistic
Hipertensi dengan menggunakan studi diperoleh nilai
kejadian stroke iskemik kasus-kontrol significancy (p) sebesar
di bangsal dan poli 2. Teknin analisa 0,005 (p<0,05). Hal ini
klinik saraf RSUD deskriptif amalitik. menyatakan bahwa
dr.Soedarso Pontianak terdapat hubungan
(Agus Darmono, 2014) antara hipertensi
dengan kejadian stroke
iskemik. Selain itu,
didapatkan nilai odds
ratio (OR) sebesar 4,59.

2 FAKTOR RISIKO 1. Desain penelitian ini 1. Hasil penelitian


KEJADIAN STROKE menggunakan studi menjukan bahwa
DI RSUD UNDATA kasus-kontrol hipertensi (OR=6,905
PALU (Muhammad 2. Penelitian ini dan CI=3,265-14,605).
Jusman Rau dan menggunakan metode 2. Sedangkan
Firdaus Koto, 2011) observasional hiperkolesterolemia
(OR=8,140 dan
CI=3,796-17,453), dan
penyakit jantung
(OR=2,496 dan
CI=1,246-5,000)
merupakan faktor risiko
stroke di RSUD Undata
Palu Tahun 2011. Kata
Kunci : Stroke, faktor
risiko.
B. Tinjauan teori
STROKE
1. Pengertian
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emboli dan thrombosis serebral biasanya terjadi setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari dan tidak terjadi
pendarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).

2. Klasifikasi
Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
penyakitnya, yaitu :
a. TIA (Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa
jam saja dan gejala akan hilang dengan sempurna dalam waktu
kurang dari 24 jam.
b. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defisit)
Gangguan neurologis setempat yang akan hilang secara sempurna
dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu.
c. Stroke in Volution (progresif)
Perkembangan stroke terjadi perlahan-lahan sampai akut,
munculnya gejala makin memburuk, proses progresif berjalan
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
d. Stroke komplit
Neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, dari
sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan. Menurut
Tarwoto, dkk (2007, hal.69).
3. Etiologi
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling
sering disebabkan oleh emboli ektrakranial atau thrombosis
intracranial. Selain itu, stroke non hemoragik juga dapat diakibatkan
oleh penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses
yang mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya
kaskade iskemik yang berujung pada terjadinya kematian neuron dan
infark serebri. (Mansjoer, A dkk. 2007).

4. Patofisiologi
Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah ke otak,
disebabkan oleh karena penyumbatan yang dapat mengakibatkan
terputusnya aliran darah ke otak sehingga menghentikan suplay
oksigen, glukosa dan nutrisi lainnya kedalam sel otak yang mengalami
serangan pada gejala – gejala yang dapat dipilih, seperti kehilangan
kesadaran, jika kekurangan oksigen berlanjut lebih dari beberapa
menit dapat menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron – neuron, area
nekrotik disebut infark. Stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya
pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau
keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik. Penyumbatan
dapat terjadi karena penumpukan timbunan lemak yang mengandung
kolesterol (plak) dalam pembuluh darah besar (arteri karotis) atau
pembuluh darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.
Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga
aliran darah tidak lancer, mirip aliran air yang terhalang oleh batu.
Darah yang kental akan tertahan dan menggumpal (thrombosis),
sehingga alirannya menjadi semakin lambat. Akibatnya otak akan
mengalami kekurangan pasokan oksigen. Jika kelambatan pasokan ini
berlarut, sel-sel jaringan otak akan mati. Tidak heran ketika bangun
tidur, korban stroke akan merasa sebelah badan nya kesemutan. Jika
berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan.
Penyumbatan aliran darah biasanya diawali dari luka kecil
dalam pembuluh darah yang disebabkan oleh situasi tekanan darah
tinggi, merokok atau arena konsumsi makanan tinggi kolestrol dan
lemak. Seringkali daerah yang terluka kemudian tertutup oleh endapan
yang kaya kolestrol (plak). Gumpalan plak inilah yang menyumbat
dan mempersempit jalannya aliran darah yang berfungsi mengantar
pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan otak. (Arif Muttaqin,
2008).

5. Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran
darah serebral dan luasnya area cidera (Suzzane C. Smelzzer, dkk
2001)
a. Hipoksia serebral
Otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan
b. Penurunan darah serbral
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral.
c. Luasnya area cidera
Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau
fibralsi atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik.
Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya
menurnkan alirah darah serebral. Distritmia dapat mengakibatkan
curah jantung tidak konsisten dan penghentian thrombus local.
6. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi :
a. Pengobatan konservatif
Menurut suzzane C. Smelzzer, dkk. (2001, hal. 2137). Pengobatan
konservatif meliputi :
1) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai
tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral
2) Anti koagulan : mencegah memberatnya thrombosis dan
embolisasi dari tempat lain dalam kardiovaskuler.
3) Anti trombosit : dapat diresepkan karena trombosit
memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
b. Pengobatan pembedahan
Menurut Arif Muttaqin, (2008, hal. 142) tujuan utama adalah
memperbaiki aliran darah serebral
1) Endosteroktomi karotis membentuk kembali arteri karotis,
yaoitu dengan membuka arteri karotis di leher.
2) Revaskularisasi terutama merupakantindakan pembedahan
dan manfaatnya paling dirasakan oleh klie TIA.

TEKANAN DARAH

1. Pengertian
Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan darah dalam menekan
dinding pembuluh darah. Tekanan darah diukur pada 2 fase yang
sesuai dengan kontraksi alamiah jantung. Saat jantung kontraksi
(sistol), tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah disebut
tekanan darah diastole. Tekanan darah selalu dinyatakan sebagai
tekanan sistolik dan tekanan darah diastolic. Tekanan normal darah
pada orang dewasa sangat bervariasi, tekanan sistolik berkisar antara
95-140 mmHg, dan tekanan ini dapat meningkatkan dengan
bertambahnya usia. Tekanan diastole berkisar antara 60-90 mmHg.
Umumnya rata-rata nilai normal tekanan sistolik berkisar 120 mmHg
dan tekanan diastolic 80 mmHg.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah


a) Usia
Perbedaan usia mempengaruhi tekanan darah. Bayi baru lahir
memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan
diastolic meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa.
Setiap kenaikan umur 1 tahun sebesar 0,283 untuk tekanan darah
diastolic. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin tua
seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. Pada lansia,
arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah.
Hal ini mengakibatkan tekanan sistolik, tekanan diastolic juga
meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi
secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
b) Jenis kelamin
Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah dari pria
yang berusia sama, hal ini lebih cenderung akibat variasi hormone.
Setelah menopause, wanita umumnya memiliki tekanan darah
yang lebih tinggi dari sebelumnya.
c) Olahraga
aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah. Untuk mendapatkan
pengkajian yang dapat dipercaya dari tekanan saat istirahat maka
tunggu 20 – 30 menit setelah olahraga.
d) Obat-obatan
Ada banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan dan
menurunkan tekanan darah.
e) Stress/cemas
Emosi, kecemasan, rasa takut, stress fisik dan rasa sakit dapat
meningkatkan tekanan darah oleh karena stimulasi system saraf
simpatis meningkatkan curah jantung vasokontriksi arteri,
sehingga meningkatkan hasil tekanan darah pada keadaan stress
atau cemas, medulla kelenjar adrenal akan mensekresikan
norepinefrin dan epinephrine, yang keduanya akan menyebabkan
vasokontriksi sehingga meningkatkan tekanan darah.
f) obesitas
obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan
faktor predisposisi. Obesitas adalah masa tubuh yang meningkat
yang disebabkan oleh jaringan lemak yang jumlah nya berlebihan,
jaringan ini meningkatkan kebutuhan metabolic dan konsumsi
oksigen secara menyeluruh sehingga curah jantung bertambah
untuk memenuhi kebutuhan metabolic yang lebih tinggi, berat
badan yang semakin tinggi akan mempunyai kecendrungan
tekanan darah nya akan semaking tinggi juga.
g) Variasi diurnal
Tekanan darah umumnya paling rendah pada pagi hari, saat laju
metabolism paling rendah, kemudian menigkat sepanjang hari dan
mencapai puncaknya pada akhir sore atau awal malam hari .
h) Demam/panas/dingin
Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan
laju metabolism namun, panas eksternal menyebabkan
vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Dingin menyebabkan
vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah.
3. Klasifikasi tekanan darah
Table 2.2 Klasifikasi tekanan darah
Kategori Sistol(mmHg) Dan/atau Diastole(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 140-159 Atau 90-99
1 (ringan)
Hipertensi tahan >160 Atau >100
2 (sedang)

C. Kerangka konsep
Kerangka berfikir dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut.
Kejadian Stroke non hemoragik
Peningkatan tekanan
di RS Sari Mulia Banjarmasin
darah

Keterangan :

: Hubungan antara variable dependen dan independen.

: Variabel yang akan diteliti.


METODOLOGI PENELITIAN

A. Penentuan lokasi dan sasaran penelitian


1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah sakit sari mulia Banjarmasin
2. Sasaran penelitian.
Saasaran pada penelitian ini adalah pasien yang di rawat inap di rumah
sakit sari muliat Banjarmasin.
B. Populasi dan sampel
a. Populasi
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik suatu keseimpulan bahwa
populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di rumah
sakit sari mulia Banjarmasin yang berjumlah …… orang pada bulan april
2017.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan Non Random ( non probality) sampling
dengan teknik purposive sampling . teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah duketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah pasien yang dirawat
inap di rumah sakit sari mulia Banjarmasin. Menurut hidayat (2012).

C. Metode penelitian
Pada penelitian ini, jelas penelitian yang menggunakan adalah
kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional, yaitu mencari hubungan
antara variable bebas (peningkatan tekanan darah) dengan variable terikat
(Stroke non hemoragik). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
rancangan cross sectional yaitu variable sebab atau resiko dan akibat atau
kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur atau dikumpulkan secara
stimultan (dalam waktu yang bersamaan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan peningkatan
tekanan darah dengan kejadian stroke non hemoragik di RS. Sari mulia
Banjarmasin (Notoadmojo,2010)

D. Variable penelitian
a. Variable independen (Variabel bebas)
Variable indpenden adalah variable yang menentukan variable lain .
suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan
sesuatu dampak pada variable dependen (Nursalam,2009).
Variable indipenden dalam penelitian ini adalah frekuensi penggunaan
minyak jelantah
b. Variable dependen (variable terikat)
Variable dependen adalah variable yang nilainya ditentukan oleh
variable lain. Variable respon akan muncul sebagai akibat dari
manipulasi variable lain (Nursalam,2009).
Variable dependen dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi
dipuskesmas pekauman Banjarmasin.

E. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
angket (kuesioner). teknik pengumpulan data angket (kuesioner) adalah suatu
cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang
pada umumnya banyak yang menyangkut kepentingan umum (orang banyak)
(Notoatmaodjo, 2012). Maka ditarik kesimpulan bahwa kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui frekuensi penggunaan minyak jelantah dengan
kejadian hipertensi di puskesmas pekauman Banjarmasin.
DAFTAR PUSTAKA

Darmanto Agus. 2014 Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kejadian Stroke


Iskemik.

Dr. Hartono Andry, Sp.GK. 2013. Dasar-dasar patofisiologi Penyakit.


Tanggerang Selatan. BINAPURA AKSARA Publisher.

Farihah Rika Iffati. 2011. Stronger After Stroke.


Depok. Etera Ki Town House.

Jusman Rau Muhammad dan Koto Firdaus. 2011. Faktor – Faktor Resiko Kejadian
Stroke. Palu.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua.


Jakarta: Media Aesculapius FKUI;PLO3CX/.L.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan.

Prof.Dr.H Suyono Slamet, SpPD,KE.2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II


Edisi Ketiga. Jakarta.Balai Penerbit FKUI.

Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2. Alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester
Yasmin asih. Jakarta:EGC.

You might also like