Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Ade Wahyu Hidayat
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
By
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN............................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... x
SANWACANA .............................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
1.6 Hipotesis................................................................................. 4
4.2 Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah ............. 52
4.2.1 Setting Rele Arus Lebih pada Penyulang 20 kV ........ 52
4.4 Grafik Koordinasi Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah 61
Daftar Pustaka
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang lama.
permanen. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang
Tanjung Karang tercatat selama bulan Januari dan Februari 2013 terjadi
lebih dari 10 kali gangguan pada saluran tersebut dan 3 kali di antaranya
Pada jaringan distribusi diperoleh data bahwa 70% sampai 80% gangguan
setelah bagian yang terganggu itu diisolir dengan bekerjanya pemutus daya
(TS. Hutauruk).
2
Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah
gangguan tidak simetris yang terdiri dari hubung singkat tidak simetris,
Gangguan tidak simetris antara lain adalah gangguan satu phasa ke tanah,
gangguan phasa ke phasa dan gangguan dua phasa ke tanah. Menurut buku
phasa 15%, gangguan dua phasa ke tanah 10% dan terakhir gangguan tiga
phasa 5%.
tanpa waktu delay yang terlalu lama. Koordinasi pada intinya adalah
distribusi 20 kV.
2. Menentukan setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang di
di lapangan.
pengaturan rele arus lebih dan rele gangguan tanah di wilyah kerja PT.
dan busbar.
4. Dapat melakukan setting koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan
1. Bagaimana rele arus lebih dan rele gangguan tanah mengatasi dan
terjadi gangguan.
sistem.
adalah pada analisa setting rele arus lebih dan rele ganguan tanah yang
1.6 HIPOTESIS
Dari penelitian ini akan didapatkan nilai setting arus dan waktu yang
bertingkat pada rele arus lebih dan rele gangguan tanah sehingga mampu
sistem yang baik dan apabila terjadi gangguan maka daerah pemadaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
listrik.
6
Pengaman pada sistem tenaga listrik pada dasarnya terdiri atas pemutus
pengaman.
2.2.1 Pengertian
dengan jenis dan besaran rele yang ditentukan. Alat tersebut akan
membuka kembali.
7
Secara umum pada prinsipnya rele yang dipasang pada sistem tenaga
yang terganggu.
1. Keandalan (Reliability)
waktu yang lama rele tidak bekerja. Namun ketika suatu saat
2. Sensitivitas (Sensitivity)
pada awal kejadian. Disamping itu rele juga harus stabil, artinya :
beban maksimum.
b. Pada saat pemasokan trafo daya, rele tidak boleh bekeja karena
3. Selektivitas (Selectivity)
4. Kecepatan Kerja/Reaksi
5. Ekonomis
Rele arus lebih merupakan peralatan yang dapat merasakan adanya arus lebih
Pada dasarnya rele ini bekerja karena adanya arus lebih yang dirasakan baik
dari sistem.
REL 20 KV
R S T
PMT
CT
CURRENT
TRIP COIL TC + TEST BLOCK
_
OCR
SUMBER _
TEGANGAN +
DC
Gambar 2.2 merupakan grafik koordinasi rele arus lebih karakteristik invers dengan
masing-masing jenisnya.
Rele jenis ini memiliki prinsip kerja seperti halnya rele arus lebih (OCR),
hubung singkat antar phasa, sedangkan GFR akan mendeteksi bila terjadi
2.3
11
R S T PMT
CT
Ir Is It
TRIP COIL
I0
OCR
_
+
GFR Sumber DC
Besar arus Ir, Is, It pada kondisi normal adalah seimbang, sehingga pada
kawat tanah tidak mengalir arus dan rele gangguan tanah pun tidak bekerja.
arus, sehingga pada kawat pentanahan akan mengalir arus urutan nol dan
Rele ini bekerja tanpa adanya penundan waktu atau time delay dalam
beroperasi apabila terjadi gangguan. Rele ini akan bekerja apabila arus
yang mengalir melebihi nilai settingnya. Rele ini bekerja dalam waktu
milidetik. Rele ini akan beroperasi ketika arus mencapai nilai yang
telah ditentukan. Setting ini dipilih pada GI yang paling jauh dari
sumber, rele akan beroperasi pada nilai arus yang rendah. Tipe
membedakan antara arus gangguan pada satu titik atau lainnya ketika
impedansi sumber.
t (s)
I (A)
Gambar 2.4. Rele Arus Lebih dengan Karakteristik Waktu Kerja Seketika
13
2.5.2 Definite Time OCR (Rele Arus Lebih Waktu Kerja Tertentu)
Rele ini bekerja dengan waktu tunda yang telah ditentukan. Jenis ini
pendek. Maka operasi untuk rele tipe ini dapat disesuaikan pada
I (A)
Gambar 2.5. Rele Arus Lebih dengan Karakteristik Waktu Kerja Tertentu
2.5.3 Standar Invers Time Relay (Rele Arus Lebih Kerja Terbalik)
Rele ini bekerja dengan waktu tunda sesuai dengan karakteristik invers
yang dipilih. Cara kerja rele ini pada dasarnya adalah semakin besar
arus gangguan maka semakin cepat waktu kerja dari rele tersebut.
Keuntungan dari rele ini adalah untuk arus yang sangat tinggi, waktu
terhadap selektivitas.
14
t (s)
I (A)
Gambar 2.6. Rele Standar Invers Time
2.5.4 Invers Definite Minimum Time OCR (Relai Arus Lebih IDMT)
gangguan kecil dan bagian landai untuk arus gangguan yang besar,
semakin cepat rele bekerja. Tetapi pada saat tertentu yaitu pada saat
mencapai waktu yang telah ditentukan maka kerja rele tidak lagi
t (s)
I (A)
Gambar di bawah ini merupakan contoh gangguan yang terjadi pada sistem
distribusi beserta dengan rangkaian ekivalen urutan positif, negatif dan urutan
nol.
M
P
F
Xt ½ Xtr F ½ Xtr Xt
P
(1)
Ifa
+
Xg1 Xg2 Xm
Vf
+ + +
_ _ _
_
Xt ½ Xtr F ½ Xtr Xt
P
Ifa(2)
+
Xg1 Xg2 Xm
Vf
½ Xtr F ½ Xtr Xt
P
Ifa(2)
Xg1 Xg2 Xf Xm
(0)
��
1 1 1 ��
(1) 1
�� = 1 2
0
3 2
(2) 1 0
��
(2) 2 (2)
�� =− �� ��
Kita dapatkan
(2) 2 (0)
�� =− �� ��
(0)
Penjumlahan persamaan ini �� = 3 � �� memberikan
(0)
= 3 � ��
(0)
Penyelesaian untuk �� dan kombinasi hasil dari persamaan (2.14), maka
a
If
Zf
seri, seperti pada gambar 2.13 dengan impedansi gangguan 3Zf dan
Vf Zkk(1)
Zkk(2)
Ifa(1) = Ifa(2) = Ifa(0)
Zkk(0)
3Zf
Gambar 2.13. Rangkaian Ekivalen Thevenin Gangguan Satu Phasa Ke Tanah
19
(2.16)
Zf
c
(0)
�� 0
1 1 1
(1)
�� =
1
1 2 ��
3
(2) 1 2 ��
��
(0)
�� =0
1 2
�� = − �� (2.19)
20
Tegangan yang melalui jaringan urutan nol adalah 0 karena tidak ada
(0)
sumber urutan nol, dan karena �� = 0, arus tidak diinjeksikan ke
Z1kk Z2kk
VF
ZF
Gambar 2.15. Rangkain Ekivalen Jaringan Urutan Positif dan Negatif Gangguan Phasa
ke Phasa
(1) (2)
= 2
− �� + − 2
��
(1) (2)
= 2
− �� − ��
(1) (2)
IfbZf = �� + �� �
2 (1) (2)
= �� + �� �
21
(2) (1)
Persamaan keduanya �� = −�� , maka didapatkan
Maka,
(1) (2) ��
�� = −�� = 1 2 (2.20
�� + �� + �
(0) �� +��
�� = 3
(0)
Vkb = Vkc +3Zf ��
(0)
�� 1 1 1 ��
1
��
(1)
= 1 2 �� (2.22)
3
(2) 1 2 ��
��
(1) (2)
�� = ��
22
c
Ifb = Ifc
Zf
Didapatkan :
(1) (0) 0
�� �� − 3 � ��
1 ��
�� = (2.23)
(2) (0)
(1) �� �� + 3 �
�� + (2) (0)
�� + �� + �
(2)
(0) (1) ��
�� = −�� (2) (0)
(2.25)
�� + �� 3 �
��
� 1 = (1)
(2.26)
�� + �
makalah [1] yang ditulis oleh Nugroho et al, telah melakukan analisa pada
singkat baik tiga phasa, dua phasa dan satu phasa ke tanah pada Penyulang
dan Recloser masih dapat mengatasi besar arus gangguan, karena setting
kedua peralatan tersebut masih lebih besar dari pada besar arus gangguan
yang terpasang pada gardu induk di sisi 20 kV, 150 kV dan di sisi
phasa dan 1 phasa ke tanah pada GI 150 kV. Penelitian ini bertujuan untuk
dan peralatan proteksi lainnya pada trafo 30 MVA di GI Krapyak agar trafo
dapat bekerja dengan baik. Pada trafo jenis gangguan yang sering terjadi
adalah busur api, arus sirkulasi dan gangguan sistem pendingin yang
ini dipasang pengaman differential dan arus lebih. Pada penelitian ini
25
dijelaskan tentang dasar setting pada rele dan perhitungan besar arus
hubung singkat. Penelitian ini juga memuat data teknis di GI dan data pada
penyulang 20 kV. Setting arus ocr yang diterapkan adalah sebesar 120 % x
Dari hasil penelitian ini didapatkan data teknis untuk GI Krapyak baik arus
penyulang saja yang bekerja, rele incoming 20 kV trafo hanya sebagai back
up proteksi sisi penyulang, begitu pula rele di sisi 150 kV trafo sebagai
dilakukan oleh Tirza et al, dari makalah [3] pada penelitian ini dijelaskan
waktu. Jenis rele yang digunakan adalah rele yang berkarakteristik IDMT
penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai arus dan waktu yang tepat
26
sebagai dasar setting pada rele yang terpasang. Dari hasil penelitian dan
simulasi didapatkan waktu operasi rele rata-rata adalah 300 ms. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rele mempunyai waktu operasi (top) yang kecil
sebesar 100 ms dan arus hubung singkat yang kecil 0.001 kA waktunya
Penelitian tentang rele tipe BEI-51 yang dilakukan oleh Said Aiyub, pada
memiliki sensitivitas yang baik dengan waktu kerja di bawah 1 detik untuk
internal dari trafo daya seperti hubung singkat antar belitan. Penelitian ini
dipasang dan juga prinsip kerja dari trafo daya. Dalam paper ini dimuat
perhitungan besar arus hubung singkat yang terjadi. Ada beberapa langkah
gangguan hubung singkat baik antar phasa maupun phasa ke tanah. Dari
perhitungan pada masing-masing rele dapat bekerja pada waktu yang tepat
Amanah et al, dalam makalah [5] membahas tentang cara pengamanan dari
seperti ini biasa terjadi pada peralatan pengaman yang terhubung seri pada
satu penyulang atau penyulang lain dengan bus yang sama. Penelitian ini
delphi. Tripping yang diamati adalah tripping seri dan tripping paralel.
Pada makalah ini dilakukan perhitungan besar arus gangguan satu phasa ke
setting yang digunakan oleh PLN. Besar arus gangguan hubung singkat
harus benar-benar tepat mengingat arus gangguan yang cukup besar. Nilai
28
arus kapasitif pada penyulang dan pada penyulang yang menggunakan rele
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikiut :
1. Studi Literatur
2. Pengambilan Data
analisa selanjutnya.
3. Perhitungan
Impedansi Sumber
�� 2
Xs = (3.1)
��
31
Dimana:
20 2
Xs (sisi 20 kV) = 150 2 x Xs(sisi 150 kV) (3.2)
Impedansi Trafo
�� 2
Xt (pada 100%) = (3.3)
��
Dimana:
Impedansi Penyulang
Z = (R + jX) (3.4)
32
Dimana:
�
I3phasa = (3.5)
�1 �
Dimana:
20.000
VLN = Tegangan phasa-netral 20 kV = V
3
�
I2phasa = (3.6)
�1 � +�2 �
�
I2phasa = (3.7)
2 � �1 �
33
Dimana:
3��
I1phasa = (3.8)
�1 � +�2 � +�0 �
Dimana:
20.000
VLN = Tegangan phasa-netral 20 kV = V
3
(SIT)
0.14 �
TMS = � 0.02 (3.14)
−1
�
Keterangan :
Setting Rele Arus Lebih Karakteristik Kurva Very Invers Time (VIT)
13.5 �
TMS = (3.15)
�
−1
�
Keterangan :
Time (EIT)
80 �
T= � 2 (3.16)
−1
�
Keterangan :
Fault
Keterangan :
Sebelum melakukan koordinasi rele arus lebih ini, terlebih dahulu kita harus
mengetahui besar arus gangguan yang mengalir pada tiap jaringan yang akan
diproteksi.
Untuk koordinasi ini, terdapat beberapa data yang diperlukan antara lain :
2. Impedansi Sistem
Dalam metode koordinasi rele ini terdapat tiga sistem tingkatan yang di
gunakan yaitu sistem tingkatan waktu, sistem tingkatan arus dan sistem
Pada sistem ini rele yang berada paling jauh dari pembangkit memiliki
waktu kerja yang paling singkat, dan waktu kerja tersebut akan
membuka.
37
pada jaringan sistem yang memiliki perbedaan arus yang sangat besar.
Pada sistem ini jenis rele yang biasa digunakan adalah rele dengan
memungkinkan bahwa untuk arus gangguan yang sangat besar dan rele
berikut :
�
PSM =
�
Mulai Penelitian
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Ya
Memasukan Data
Simulasi
Analisa
Selesai
81
BAB V
5.1 Simpulan
Besar arus gangguan hubung singkat sangat dipengaruhi oleh letak titik
gangguan, semakin jauh titik gangguan dari sumber maka arus hubung
2. Setting TMS Rele arus lebih pada rele 3 adalah sebesar 0,12, pada rele 2
sebesar 0,22 dan pada brele 1 sebesar 0,25. Sedangkan setting TMS untuk
rele ganggua tanah pada rele 3 sebesar 0,10, pada rele 2 sebesar 0,2 dan
dengan hanya sedikit selisih nilai setting yang didapatkan. Namun harus
dilakukan setting ulang pada rele gangguan tanah pada rele 3 karena tidak
nilai setting TMS sebesar 0,10 sedangkan data di lapangan nilai TMS
sebesar 0,5.
5.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan pada tugas akhir ini antara lain:
lebih luas.
di sepanjang saluran.
DAFTAR PUSTAKA
[3] Tirza Nova, Syahrial. 2013. Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR
Nasional. Bandung
[4] Aiyub, Said. 2008. Koordinasi Sistem Proteksi Over Current Relay
Lhokseumawe. Aceh
[9] Djiteng Marsudi. 1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Balai Penerbit dan
[10] william D. Stevenson, Jr. 1993. Analisa Sistem Tenaga Listrik. Erlangga.
Jakarta.