Professional Documents
Culture Documents
PERKEMBANGAN EMBRIO
Disusun Oleh
Nama : Nadiya Ayu Nopihartati
NIM : P0510217014
Dosen Pembimbing: Asmawati S.Kp.,M.Kep
Gambar 1.1 (a) Meridian; (b) Vertikal; (c) Ekuator; (d) Longitudinal.
2.1.1 Clavage
Clavage/pembelahan merupakan proses pembelahan embrio terfertilisasi (zigot)
secara mitosis. Ketika zigot telah terbentuk, maka dimulailah pembelahan mitosis
pada zigot yang dikenal dengan tahapan pembelahan (cleavage). Dalam fase ini,
zygot berubah bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa sel yang solid/padat
disebut morula. Morula berkembang menjadi bola sel yang berrongga
(rongga=blastosoel), disebut blastula. Sel-sel kecil hasil pembelahan tersebut
dikenal dengan istilah blastomer.
Sel-sel akan mengaturan pembelahannya yaitu pada siklus sel pembelahan, sel-
sel akan mengalami fase S (Sintesis DNA) dan fase M (mitosis) dalam siklus sel,
tetapi melewatkan fase G1 dan G2. Akibatnya sel-sel yang terbentuk tersebut
tidak membesar selama fase pembelahan. Pembelahan hanya membagi–bagi
sitoplasma satu sel besar menjadi banyak sel yang lebih kecil (blastomer) dimana
sel-sel tersebut semuanya bernukleus.
Pada proses mekanisme pembelahan sebagian besar hewan (kecuali mamalia)
mempunyai sel telur dengan polaritas yang jelas. Polaritas ditentukan oleh
mRNA, protein dan kuning telur (yolk). Yolk terkonsentrasi pada satu kutub,
disebut kutub vegetal (vegetal pole). Kutub yang berlawanan(konsentrasi yolk
rendah) kemudian disebut kutub animal (animal pole). Kutub animal merupakan
tempat dari badan polar meiosis menguncup dan terlepas dari sel. Pada beberapa
hewan, kutub animal menandai titik tempar ujung anterior (kepala) embrio
terbentuk. Pada katak, belahan animal mempunyai granula melanin dalam lapisan
luar sitoplasmanya, sehingga terlihat berwarna biru abu-abu pekat. Sedangkan
belahan vegetal yang mengandung yolk terlihat lebih terang. Berikut beberapa
mekanisme pembelahan pada hewan:
a. Pada amfibia, saat fertilisasi terjadi pengaturan kembali sitoplasma sel telur.
Membran plasma dan korteks berotasi menuju titik tempat masuknya sperma,
sehingga membuka daerah pada sitoplasma yang berbentuk pita sempit berwarna
abu-abu muda (Sabit abu-abu /grey crescent). Sabit abu-abu terletak dekat ekuator
berseberangan dengan tempat masuknya sperma. Yolk cenderung menghalangi
pembelahan, akibatnya pembelahan zigot pada katak terjadi lebih cepat pada
belahan animal dibanding belahan vegetal, sehingga menghsilkan embrio dengan
ukuran berbeda-beda. Dua pembelahan pertama terjadi secara polar (vertikal)
sehingga dihasilkan empat sel memanjang dari KA ke KV. Pembelahan ketiga
secara horisontal (ekuatorial), hingga dihasilkan 8 sel.
b. Pada sel bulu babi (sea urchin) dan kebanyakan hewan lainnya mempunyai
lebih sedikit kuning telur, tetapi masih mempunyai sumbu animal-vegetal. Karena
yolk yang sedikit, maka kelajuan pembelahannya hampir sama, sehingga
menghasilkan ukuran blastomer yang hampir sama. Pola pembelahan sampai
tahapan delapan sel untuk golongan hewan echinodermata, chordata, dan
deuterostomata memperlihatkan pola yang hampir sama dengan amfibia. Pola
pembelahan pada protostomata (moluska, annelida, dan arthropoda). Mempunyai
pola yang berbeda. Protostomata memperlihatkan pembelahan secara spiral, yaitu
sel-sel dari lapis atas duduk pada lekukan antar sel-sel pada lapis yang
dibawahnya.Pada deuterostomata, pembelahan terjadi secara radial, artinya sel-sel
lapisan atas mengatur diri langsung diatas sel lapisan bawah.
Gambar 1.3 Pola Bidang Pembelahan
Adapun hubungan tipe sel telur dan pembelahan yaitu banyaknya jumlah kuning
telur dan penyebarannya dalam sitoplasma sangat mempengaruhi pola dari
pembelahan sehingga semakin banyak kuning telur maka pembelahan semakin
lambat. Berikut tipe-tipe sel telur berdasarkan jumlah dan distribusi kuning telur
(KT):
Gambar 1.4 Tipe Sel Telur berdasarkan Jumlah dan Distribusi Kuning Telur
Tipe Pembelahan Meroblastik dan Holoblastik ini berdasarkan jumlah penyebaran
kuning telurnya sehingga menyebabkan terjadi dua macam pembelahan.
a. Pembelahan meroblastik (meroblastic cleavage) adalah pembelahan tidak
sempurna pada sel telur yang kaya kuning telur. Pada sel telur yang kaya yolk
(misal sel telur aves), pembelahan hanya terjadi pada cakram kecil sitoplasma
bebas yolk yang terletak dalam satu daerah kecil dari lingkaran besar
yolk.Pada meroblastik tidak disertai pembagian yolk à inti dan sitoplasma
- Meroblastik discoidal politelolecital: aves, reptil, mamalia bertelur.
- Meroblastik superficial centrolecital : arthropoda.
b. Pembelahan holoblastik (holoblastic cleavage) berarti pembelahan sempurna
(seluruh bagian sel telur) pada sel telur yang mempunyai yolk sedikit (misal :bulu
babi) dan sedang (misal : katak). Holoblastikdibagi menjadi dua yaitu:
- H. equal / sempurna yang akan membelah menjadi 2 sama besar à akhir sel
blastomer seragam.
- H. unequal / tidak sempurna yang terjadi di salah satu kutub
animal pole à cepat, vegetal pole à lambat à mikromer & makromer.
2.1.3 Gastrulasi
Setelah terbentuk blastula, sel-sel tersebut akan terus membelah dan menata ulang
dirinya hingga terbentuk embrio berlapis tiga disebut gastrula, proses pada
tahapan ini disebut Gastrulasi. Gastrulasi merupakan saat terbentuknya tiga lapis
daun kecambah (grem layr): ektoderm, mesoderm, dan endoderm yang temasuk
pada periode kritis perkembangan.
Gastrulasi merupakan gerakan yang terintegrasi dan suatu proses dinamis yang
dikontrol oleh kekuatan fisikokimia yang terbentuk pada akhir blastula dan awal
gastrula. Selama gastrulasi, terdapat dua macam gerakan sel-sel, yaitu epiboli dan
emboli.
a. Epiboli meliputi pergerakan sepanjang sumbu anterior-posterior dan meluas
ke tepi (divergen). Epiboli mencakup pergerakan bakat-bakat epidermis dan daun
syaraf. Pada suloblastula, pergrakan sel mengarah ke anterior-posterior tetapi pada
diskoblastula selain ke arah anterior-posterior juga ada hubungannya dengan
perpindahan ke tepi dan perluasan daerah epidermis. Jadi proses epiboli erat
hubungannya dengan pengaturan kembali daerah-daerah daun syaraf dan
epidermis.
b. Pergerakan emboli meliputi involusi (gerakan membelok ke dalam),
invaginasi (gerakan menekuk dan melipat suatu lapisan ke arah dalam), evaginasi
(kebalikan dari ivaginasi), devergensi (gerakan memancar), konvergensi (gerakan
menyempit), poliinvaginasi, delaminasi (peluncuran melipat membentuk lapisan
atau gerakan memisahkan diri sekelompok sel dari sekelompok sel asalnya) dan
mencakup pemanjangan, perluasan, penyempitan, blastopor (mulut primitif/
lubang archenteron paling luar). Pergerakan emboli erat hubungannya dengan
pergerakan daerah chorta mesoderm dan endoterm ke arah dalam, kemudian
meluas sepanjang anteroposterior sumbu gastrula.
Gambar 1.6 Gerakan Emboli
2.1.4 Neurulasi
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ektoderm sehingga disebut neural
ektoderm. Bentuk dasar embrio dari semua vertebrata terdiri atas lima bumbung
(tube) yang akan berdiferensiasi membentuk struktur organ definitif. Kelima
bumbung tersebut adalah :
1. Neural tube, terbentuk di bagian dorsal notochord.
2. Endoderm tube, terbentuk pada bagian ventral notochord.
3. Dua buah mesoderm tube, satu berlokasi di samping notochord dan satu lagi
berlokasi di endoderm tube.
4. Epidermal tube, yang menyelaputi seluruh tubuh embrio. Proses tubulasi pada
organ utama terjadi secara serempak dan meliputi proses neurogenesis,
notogenesis, dan mesogenesis.
Neurogenesis adalah proses pembentukan otak, spianl chord beserta organ
sensoris lainnya seperti hidung, mata, dan telinga. Organ dasar ini terbentuk dari
diferensiasi neural tube. Neural tube berasal dari lapis benih ektoderm yang
terletak di daerah sepanjang sumbu dorsomedian (mid dorsal axis) ektoderm dari
gastrula. Selama proses neurulasi, bagian lapin benih ini akan menebal dan bagian
yang menebal ini disebut neural plate.
Notogenesis adalah proses perkembangan notochord. Perkembangan ini diawali
oleh perkembangan chordamesoderm yang berada diantara atap bakal alat
pencernaan (gut) dengan ektoderm. Secara progresif, chordamesoderm ini
menyebar ke ventro-lateral. Pada saat ini, daerah dorso-medial dari
chordamesoderm memisahkan diri menuju ke daerah samping. Di bagian samping
ini, bentukan tersebut disempurnakan sehingga terbentuk notochord.
Mesogenesis adalah proses perkembangan meoderm. Perkembangan ini dimulai
dari berlanjutnya perkembangan bagian samping mesoderm yang menyebar ke
sebelah menyebelah sampai bertemu dengan bagian ventral mid line. Pada saat
bersamaan, lapis mesodermal ini terbagi menjadi dua lapis dan diantara lapisan
tersebut terbentuk rongga. Satu lapisan tersebut disebut dengan splanchnic
mesoderm dan lapisan lainnya disebut dengan somatic mesoderm. Rongga yang
terbentuk di antara kedua lapisan ini akan menjadi coelom.