You are on page 1of 6

Departemen Keperawatan Jiwa

ANALISIS JURNAL

Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Kemampuan Mengontrol Marah


Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa
Mutiara Sukma NTB

OLEH
Kelompok 1

Nurul hijriahni rahman, S.Kep


Nur ridha sasmitha, S.Kep
Nurul oktaviana, S.Kep
Hasanuddin, S.Kep
Wahyuni, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal: Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Kemampuan


Mengontrol Marah Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Di
Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB

Kata kunci : Terapi Relaksasi Autogenik, Kemampuan Mengontrol Marah


Penulis : I Made Eka Santosa, Yahya Ulumuddin

Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)


Problem
Masalah yang di amati dalam penelitian ini dimana Perilaku

kekerasan yang di tunjukkan pasien gangguan jiwa sering dijumpai di

praktik keperawatan jiwa. Perilaku kekerasan merupakan keadaan

dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara

fisik, baik kepada diri sendiri, maupun orang lain.

Secara fisik perilaku marah dan mudah tersinggung dapat

menyebabkan masalah kesehatan diantaranya insomnia, melemahnya

system imun, diabetes, hipertensi serta jantung.


Intervensi Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalahTerapi
Relaksasi Autogenik
Comparison Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian tersebut
intervensi
Outcome Setelah diberikan terapi Relaksasi autogenik, Terjadi perubahan
kemampuan respon dan kearah yang positif. Dalam hal ini pasien
mampu mengontrol marah untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dan tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.
Dari hasil uji analisa data menggunakan uji paired samples t test
yang didapatkan adalah nilai p value = 0,000. Dengan p-value
<0,05maka H0 ditolak sehingga ada pengaruh Terapi Relaksasi
Autogenik terhadap kemampuan mengontrol marah pada pasien
dengan perilaku kekerasan di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa
Mutiara Sukma NTB.
Telaah Step 2 (Validitas)

Recruitment Populasi pada pasien perilaku kekerasan dalam penelitian


ini berjumlah 163 pasien dari bulan Januari sampai bulan Maret
2017 di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden dengan
pasien perilaku kekerasan sesuai dengan criteria inklusi di Ruang
Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan sampling
insidental.
Penelitian Quasi Eksperiment dengan menggunakan one
group pre test-post test design
Maintenance Kelompok responden mendapatkan perlakuan berupa terapi
relaksasi autogenic selama 20 menit perhari yang diberikan 3
hari berturut-turut setiap hari. Setelah itu dilakukan pengukuran
kemampuan mengontrol marah.
Measurement Instrument menggunakan lembar observasi, analisa data
menggunakanUji Paired Samples T-Test.

Telaah Step 3 (Aplikabilitas) :

Terapi ini dapat diterapkan pada semua pasien yang mengalami gangguan
jiwa karena tidak membutuhkan biaya hanya memberikan sugesti pada diri.
Teknik relaksasi autogenic memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya
untuk meningkatkan gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan
rileks, peningkatan konsentrasi serta peningkatan rasa bugar dalam tubuh.
Terapi ini dapat diterapkan di rumah sakit namun penanganan pasien dengan
perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga
profesional yang memiliki kemampuan dalam memberikan terapi relaksasi
autogenik.Terapi ini juga bertujuan untuk mengurangi efek samping dari terapi
obat yang di konsumsi oleh klien

Kelebihan:

1. Pembahasaan dijelaskan secara rinci


2. Termasuk jurnal yang baik yang mempunyai abstrak, pendahuluan, metode,
hasil dan pembahasan, kesimpulan serta daftar pustaka
3. Abstrak sudah memenuhi kaidah dimana terdiri atas tujuan, metode, hasil, dan
kesimpulan

Kekurangan:

1. Tidak menjelaskan tahapan-tahapan proses terapi autogenik

2. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya


LANGKAH-LANGKAH RELAKSASI AUTOGENIK
A. Persiapan klien
Menurut Saunders (2007) ada tiga posisi dasar dalam melakukan
relaksasi autogenic yaitu duduk di kursi, menyandar di ataskursi, atau
berbaring di lantai.Pada posisi berbaring prinsipnya sama dengan yang
dikemukakan dalam National Safety Council (2004) memungkinkan gravitasi
untuk mendukung .Posisi tidur merupakan posisi tubuh terbaik melakukan
relaksasi autogenik :
1. Sebaiknya dengan berbaring dilantai berkarpet atau tempattidur
2. Kedua tangan disamping tubuh dan telapak tangan menghadap keatas dan
tungkai luru ssehingga tumit di permukaan lantai
3. Bantal tipis diletakkan dibawah kepala atau lutut menyangga dan
punggung lurus.

B. Konsentrasi dan kewaspadaan


1. Ketika pertama kali melakukan latihan ini yang akan dirasakan adalah
bahwa pikiran menerawang kehal-hal yang tampaknya lebih penting
2. Konsentrasi dalam latihan ini adalah hanya disinidan untuk saat ini,
terutama dalam keadaan tubuh saat itu.
3. Jika pada awalnya menemukan pikiran lain yang berusaha mengalihkan
pikiran tersebut, kemudian fokuskan kembali pikiran pada kewaspadaan
tersebut (National Safety Counsil, 2004)

C. Fase Relaksai Autogenik


Latihan ini diawali dengan menarik nafas dalam dengan cara:
1. Memejamkan mata dan bernafas dengan pelan (menarik nafas melalui
hidung dan keluarkan melalui mulut)
2. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menhitung dalam hati dan
lambat setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan ekshalasi (“hembuskan, dua,
tiga”)
3. Pada saat perawat mengajarkan tehnik ini, akan sangat membantu bila
menhitung dengan keras bersama klien pada awalnya. Ulangi prosedur 3-
5 kali (Saunders, 2006).
Setelah nafas dalam, maka dilanjutkan untuk masuk enam fase
relaksasi autogenik (Shinozaki et al, 2010 ; Saunders, 2006).

Fase Fokus Kalimat sugesti


1 Sensasi berat melalui tangan dan 1. Lengan dan tangan kananku terasa
kaki dimulai dari tangan dan kaki berat 1x
yang dominan 2. Lengan dan tangan kiriku terasa
berat 1x
3. Kaki dan tungkai kananku terasa
berat 1x
4. Kaki dan tungkai kiriku terasa
berat 1x
5. Lengan dan tungkaiku terasa berat
1x
2 Sensai Hangat melalui tangan dan 1. Lengan dan tangan kananku terasa
kaki dimulai dari tangan dan kaki hangat 1x
yang dominan 2. Lengan dan tangan kiriku terasa
hangat 1 x
3. Kaki dan tungkai kananku terasa
hangat 1x
4. Kaki dan tungkai kiriku terasa
hangat 1 x
5. Lengan dan tungkai terasa hangat
1x
3 Sensasi hangat dan rileks area 1. Jantungku terasa hangat 5x
jantung 2. Denyut jantung ku terasa hangat
dan rileks 5x
3. Denyut jantungku pelan dan rileks
5x
4 Sensai rileks pada pernafasan 1. Nafasku pelan dan rileks 5x
2. Nafasku tenang dan nyaman 5x
5 Sensasi hangat pada abdomen 1. Perutku terasa tenang dan rileks 5x

6 Sensasi dingin pada kepala 1. Kepalaku terasa dingin 5x


2. Keseluruhan tubuhku tenang dan
rileks

You might also like