You are on page 1of 15

TUTORIAL 1 BLOK 3

PEMBIMBING:

drg. Diana Wibowo, Sp.Ort

DISUSUN OLEH:

Sandria Aprilano 1811111310006


Ulya Rahmatasari 1811111220028
Alfina Putri Dianti 1811111320002
Gita Puspa Ningrum 1811111220046
Dheby Risa Ivehana 1811111120024
Errico Fitri Linka 1811111210021
Siti Nursholehah Fajria 1811111120013
Rizki Amalia 1811111120003
Lisa Shofa’ Nur Aini 1811111220006
Muhammad Maisunni Arifbillah 1811111210038
Stella Lestari Ningtias 1811111320005
Raisa Nabilla Umary 1811111220045

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan tahun
2018 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang saliva pada manusia. Hasil
dari diskusi kelompok dan bimbingan dari drg. Diana Wibowo, Sp.Ort selaku dosen
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat. Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk pembelajaran
selanjutnya di bidang kedokteran.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada


penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan terbuka kami memohon maaf
atas segala kekurangan kami dan kami bersedia menerima saran dan
masukkan dari pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 2 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………... 1
1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing……………………….. 1
1.3 Identifikasi dan Analisis Masalah……………………………... 1
1.4 Problem Tree………………………………………………..... 2
1.5 Sasaran Belajar……………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Saliva……………………………………………….... 3
2.2 Biologi Saliva………………………………………………....... 3
2.3 Anatomi Saliva………………………………………………..... 3
2.4 Histologi Saliva……………………………………………….... 4
2.5 Fisiologi Saliva………………………………………………..... 6
2.6 Biokimia Saliva……………………………………………….... 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………........ 10
3.2 Saran……………………………………………...................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titi membeli rujak buah, dia memperhatikan penjual yang sedang
mengiris-iris buah. Diam-diam Titi menelan air liurnya yang terasa mengalir
encer dan hampir menetes. Titi bertanya didalam hati, mengapa air liurnya tiba-
tiba bertambah banyak tanpa bisa ditahan.

1.2 Identifikasi Istilah dan Klarifikasi Istilah Asing


Air liur atau saliva : Cairan sekresi eksokrin didalam mulut yang
berkontak dengan mukosa dan gigi.

1.3 Identifikasi dan Analisis Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan saliva ?
Analisis : Saliva adalah cairan sekresi eksokrin di dalam mulut yang
berkontak dengan mukosa dan gigi, berasal terutama dari tiga pasang kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor pada mukosa oral.

b. Apa saja kelenjar yang berperan dalam pembentukan saliva?


Analisis : Ada dua kelenjar yang berperan dalam pembentukan saliva.
Yaitu, kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.

c. Apa saja fungsi dari saliva?


Analisis : Saliva berfungsi sebagai pelumas makanan, mempermudah
pencernaan serta melapisi dan melindungi rongga mulut dari bakteri.

d. Apa saja kandungan dari air liur ?


Analisis : Saliva mengandung air (99,5%) dan didalam saliva juga
terkandung unsur organik seperti urea, glukosa bebas, asam amino bebas, laktat,
dan asam-asam lemak lainnya.

e. Apa faktor yang menyebabkan air liur Titi hampir menetes?


Analisis: Karena kecepatan aliran saliva Titi yang meningkat

f. Mengapa air liur Titi tiba-tiba bertambah banyak tanpa bisa ditahan?
Analisis : itu dikarenakan oleh faktor psikis dari orang tersebut, karena dia
sedang melihat makanan yang dia inginkan, maka kecepatan aliran saliva akan
meningkat. Sebaliknya jika orang tersebut membayangkan makanan yang tidak
dia sukai, maka kecepatan aliran saliva kita akan menurun.
2

1.4 Problem tree

Embriol
ogi
Histolo Anato
gis mi

Saliva
Fisiolog
is Definisi

Biokimia

1.5 Sasaran Belajar


1. Apa pengertian dari saliva?
2. Apa pengertian dari kelenjar saliva?
3. Bagaimana Kelenjar saliva berdasarkan anatomi?
4. Bagaimana kelenjar saliva berdasarkan embriologi?
5. Bagaimana kelenjar saliva berdasarkan histologi?
6. Bagaimana kelenjar saliva berdasarkan biokimia?
7. Bagaimana kelenjar saliva berdasarkan fisiologi?
8. Apa faktor penyebab kecepatan aliran saliva?
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Saliva


Saliva adalah cairan sekresi eksokrin di dalam mulut yang berkontak
dengan mukosa dan gigi, berasal terutama dari tiga pasang kelenjar saliva
mayor dan kelenjar saliva minor pada mukosa oral.1
Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksori yang berperan
penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva
terbagi menjadi kelenjar saliva mayor dan minor yang menghasilkan saliva
yang berbeda-beda.Kelenjar saliva merupakan kelenjar merokrin yang
bentuknya berupa tubuloasiner atau tubuloaveoler.2, 3

2.2 Biologi Saliva


Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4
– 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke
dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal
0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Kelenjar saliva
berkembang dari ectoderm. Asal perkembangan kelenjar submandibula dan
sublingual belum jelas. Namun mereka berkembang dengan cara yang
sama. Tanda pertama munculnya suatu kelenjar saliva yaitu munculnya
epithelial bud. Epithelial bud kelenjar parotis muncul sekitar 5 minggu
kehidupan embrio diikuti kelenjar submandibula. Kelenjar sublingual dan
kelenjar saliva minor muncul sekitar 10 minggu. Walaupun asini tidak
berdifferensiasi dengan lengkap sebelum kelahiran, fetus sudah
mensekresikan amylase. Kelenjar saliva awalnya tidak bercabang setelah
berkembang kelenjar saliva bercabang menjadi banyak, kemudian di ujung
cabangnya membengkak seperti buah berry. Jalur sel ini berdekatan dengan
ujung-ujung sekretorinya sehingga berbentuk suatu sistem duktus atau
saluran.3,4
1. Kelenjar Saliva Mayor
Kelenjar parotid primordial berkembang pada minggu ke 5-6 berasal dari
ectoderm, diikuti oleh munculnya kelenjar submandibular yang berasal dari
lapisan endoderm. Kemudian pada minggu ke 7-8 kelenjar sublingual
primordial terbentuk dari lapisan endoderm.
2. Kelenjar Saliva Minor
Kelenjar saliva minor berkembang pada bulan ke-3 (minggu ke-12) berasal
dari lapisan endoderm. Jaringan parenkimnya berasal dari profilerasi epitel
oral. Stroma (Kapsul dan Septa) dari kelenjar air liur berasal dari
mesoderm.3,4
4

2.3 Anatomi Saliva


Kelenjar saliva terbagi menjadi 2 yaitu kelenjar saliva mayor dan
kelenjar saliva minor.1
1. Kelenjar saliva mayor
Kelenjar Saliva Mayor merupakan kelanjar saliva terbanyak dan ditemui
berpasang-pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang
sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari
rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya ke dalam rongga
mulut. Kelenjar saliva mayor terdiri dari:
a. Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar dengan berat antara 15
s/d 30 gram dan berukuran 6x3. Kelenjar parotid memiliki lobus
superficial dan lobus protundal dengan nervus facialis yang terletak
diantara kedua lobus. Volume kelenjar parotid adalah 2,5 kali lebih
besar daripada kelenjar mandibula dan 8 kali lebih besar dibandingkan
dengan kelenjar sublingual.
b. Kelenjar submandibula, terletak disegitiga submandibula yang terdiri
dari bagian anterior dan posterior M. digastricus dan tepi inferior
mandibula. Beratnya adalah sekitar 50% berat kelenjar parotid, dengan
berat antara 7 gram sampai dengan 15 gram. ductus kelenjar
submandibula bermuara di ductus warthon yang terletak didasar mulut
pada kedua sisi frenulum lingualis.
c. Kelenjar sublingua mempunyai berat sekitar 2 gram sampai 4 gram.
Kelenjar sublingual terletak didalam dasar mulut antara mandibula dan
M.genioglossus.
2. Kelenjar saliva minor
Kelenjar ini terletak di submukosal dibawah lamina propria dan paling
banyak ditemukan di bibir, lidah, mukosa pipi, dan palatum, tonsil,
supraglottis, dan sinus paranasal. Terdapat 600-1000 kelenjar saliva minor
yang berukuran 1-5 mm pada rongga mulut sampai orofaring. Kelenjar
saliva minor terdiri dari:
a. Kelenjar glossopalatinal yang berada dalam isthmus dari lipatan
glossopalatina dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar
sublingua ke kelenjar yang ada pada palatum molle.
b. Kelenjar labial terletak di submukosa bibir, banyak ditemui pada
midline dan memiliki banyak duktus.
c. Kelenjar bukal terdapat di mukosa pipi dan kelenjar ini serupa dengan
kelenjar labial.
d. Kelenjar palatina ditemukan di sepertiga posterior palatal dan di
palatum molle, kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi
oleh jaringan fibrous yang padat.
5

a. Histologi Saliva
1. Kelenjar Saliva
a. Kelenjar Saliva Mayor.2
1) Kelenjar parotis
Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat. Kelenjar
parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada manusia
adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsula jaringan
ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat termasuk kelenjar
dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang kecil. Kelenjar parotis
mempunyai sistem saluran keluar yang rumit sekali dan hampir
semua duktus ontralobularis adalah duktus striata. Saluran keluar
yang utama yaitu duktus parotidikius steensen terdiri dari epitel
berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum rongga mulut
berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar parotis secara
khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis epidemika.
2) Kelenjar Submandibularis
Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat. Kelenjar
submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada
manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel serosa yang
dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat duktus
interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak banyak dalam
sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik dan panjang.
Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton
bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut
dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Baik
kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada kelenjar
submandibularis.
3) Kelenjar Sublingual
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan
kelenjar tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah
kelenjar campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu
disebut seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya
ikut membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata
jaringan terlihat. Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi
kelenjar ini lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu
duktus sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa
yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor
bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama
dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.
b. Kelenjar Saliva Minor.2
1) Kelenjar Glossopalatinal
6

Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan


glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar
sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.
2) Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui
pada midline dan memiliki banyak duktus.
3) Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa
dengan kelenjar labial.

2. Sel Asini Kelenjar.3


a. Asini serous
Asini serous tersusun dari sel-sel berbentuk piramid yang mengelilingi
lumen kecil dan berinti bulat. Di basal sel terdapat sitoplasma basofilik
dan di apeks terdapat butir butir pro-enzim eosinofilik, yang akan
disekresikan ke lumen asini menjadi enzim. Hasil sekresi aini serous
berisi enzim ptialin dan bersifat jernih dan encer seperti air.
b. Asini mukous
Tersusun dari sel-sel berbentuk kuboid sampai kolumner yang
mengelilingi lumen kecil dan memiliki inti pipih atau oval yang terletak
di basal. Sitoplasma asini mukous yang berada di basal sel bersifat
basofilik sedangkan daerah inti dan apeks berisi musin yang bewarna
pucat. Hasil sekresi asini mukous berupa musin yang sangat kental.
c. Asini campuran
Asini campuran mempunyai struktur asini serous serta mukous. Bagian
serous yang menempel pada bagian mukous tampak sebagai bangunan
berbentuk bulan sabit. Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur
lain yaitu mioepitel. Mioepitel terdapat di antara membran basalis dan
sel asinus. Sel ini berbentuk gepeng, berinti gepeng, memiliki
sitoplasma panjang yang mencapai sel-sel sekretoris, dan memiliki
Miofibril yang kontraktil di dalam sitoplama sehingga membantu
memeras sel sekretoris mengeluarkan hasil sekresi.Hasil sekresi
kelenjar saliva akan dialirkan ke duktus interkalatus yang tersusun dari
sel-sel berbentuk kuboid dan mengelilingi lumen yang sangat kecil.

a. Fisiologi Saliva
Kelenjar saliva berperan memproduksi saliva, dimulai dari
proksimal oleh asinus dan kemudian dimodifikasi di bagian distal oleh
duktus. Kelenjar saliva memiliki unit sekresi yang terdiri dari asinus,
tubulus sekretori,dan duktus kolektivus. Sel-sel asini dan duktus proksimal
dibentuk oleh sel-sel mioepitelial yang berperan untuk memproduksi sekret.
Sel asini menghasilkan saliva yang akan dialirkan dari duktus interkalasi
7

menuju duktus interlobulus, kemudian duktus intralobulus dan berakhir


pada duktus kolektivus. Kelenjar submandibula dan parotis mempunyai
sistem tubuloasiner, sedangkan kelenjar sublingual memiliki sistem sekresi
yang lebih sederhana. Kelenjar parotis hanya memiliki sel-sel asini yang
memproduksi sekret yang encer, sedangkan kelenjar sublingual memiliki
sel-sel asini mukus yang memproduksi sekret yang lebih kental. Kelenjar
submandibula memiliki kedua jenis sel asini sehingga memproduksi sekret
baik serosa maupun mukoid. Kelenjar saliva minor juga memiliki kedua
jenis sel asini yang memproduksi kedua jenis sekret.5
Air liur memiliki sifat antibakteri yaitu yang pertama dengan
lisozim yaitu enzim yang menghancurkan bakteri tertentu dengan cara
merusak dinding sel. Kedua, dengan gikoprotein sebagai pengikat yang
mengikat antibodi IgA. Ketiga, oleh laktoferin sebagai enzim yang mengikat
erat besi yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri. Ke empat, dengan
membilas bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk
bakteri. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut
dan gigi agar tetap bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas
residu makanan, partikel asing, dan sel epitel tua yang terlepas dari mukosa
mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang yang
pernah mengalami bau mulut ketika salivasi tertekan sementara, misalnya
ketika demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan. Liur kaya
bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang
dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.6
Proses Sekresi dimulai dari lumen kelenjar oleh sel asini dengan
cara difusi aktif dengan energi, difusi pasif, dan eksositosis ke rongga mulit
yang akan mengalami modifikasi dan terjadi proses reabsorbsi (ion-ion dan
elektrolit) beberapa unsur dan kelenjar unsur lain yang akan menembus sel
saluran kelenjar. Proses ini bergantung pada permeabilitas dinding saluran
kelenjar. Saliva menyekresi dua jenis protein yang utama:
1. sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), yang
merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan
2. sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan.7
Secara fisiologi, glandula saliva akan menghasilkan sekretnya
secara autonom jika mendapatkan ransangan secara mekanis, psikis dan
olfaktorik. Ransangan secara mekanik dapat didapatkan ketika kita sedang
mengunyah makanan, ransangan psikis didapatkan ketika kita sedang
membayangkan atau melihat makanan (khususnya makanan yang kita sukai)
dan ransangan olfaktorik didapat ketika kita mencium bau dari makanan.
Saliva merupakan campuran sekret yang dihasilkan oleh glandula saliva.
Fungsi dari saliva adalah untuk membasahi makanan agar mudah untuk
ditelan, sebagai pelarut untuk memberikan rasa pada makanan, kandungan
8

enzim dalam saliva berfungsi sebagai proses dari pencernaan di rongga


mulut, mengendalikan flora bakteri dalam mulut, melindungi rongga mulut
dari patogen dan sebagai pengatur pH mulut.
Kecepatan aliran saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
yang mempengaruhi kecepatan aliran saliva adalah :

1. Derajat Hidrasi
Kadar cairan dalam tubuh kita dapat mempengaruhi kecepatan aliran
saliva kita. Jika kita mengalami kekurangan cairan tubuh, maka
kecepatan aliran saliva dapat menurun bahkan turun sampai 0%.
2. Posisi Tubuh
Posisi tubuh yang dapat membuat kecepatan aliran saliva menjadi
meningkat adalah posisi berdiri. Jika tubuh dalam posisi berdiri, maka
kecepatan aliran saliva akan meningkat jika dibandingkan dengan
posisi duduk atau berbaring.
3. Paparan Cahaya
Aliran saliva akan meningkat dalam keadaan terang dan tubuh kita
terkena paparan cahaya pada siang hari. Sebaliknya, jika dalam
keadaan gelap, maka kecepatan aliran saliva akan menurun.
Contohnya, pada malam hari kecepatan aliran saliva akan menurun
4. Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat menurunkan kecepatan aliran saliva. Salah
satu jenis obat yang dapat menurunkan kecepatan aliran saliva adalah
Atropin.
5. Usia
Semakin meningkat usia, maka kecepatan aliran saliva dalam tubuh
kita akan menurun. Segingga Kecepatan aliran saliva pada anak-anak
lebih besar dibandingkan orang dewasa.
6. Psikis
Jika kita sedang berpikir tentang makanan, khususnya mengenai
makanan yang kita sukai, maka kecepatan aliran saliva akan
meningkat. Sebaliknya jika kita membayangkan makanan yang tidak
kita sukai, maka kecepatan aliran saliva kita akan menurun.
7. Jenis Kelamin
Pada laki-laki kecepatan aliran saliva akan lebih tinggi dibandingkan
perempuan, karena ukuran dari glandula saliva pada pria lebih besar
dibandingkan glandula saliva pada perempuan.8,9

2.6 Biokimia Saliva


Meskipun kandungan utamanya adalah air (99,5%), didalam saliva
juga terkandung unsur organik seperti urea, glukosa bebas, asam amino
bebas, laktat, dan asam-asam lemak lainnya. Saliva juga mengandung
9

makromolekul seperti protein, amilase, peroksidase, tiosianat, lisozim, lipid,


dan imunoglobin A, kemudian saliva juga mengandung unsur organik
seperti kalium, Kalsium, HCO3 (bikarbonat), F, Klorida dan NH4. Saliva
juga mengandung unsur Gas seperti Karbondioksida, Nitrogen, dan
Oksigen.10,11
Dalam sistem pencernaan, kandungan enzim amilase dalam saliva
sangat berperan penting. Enzim amilase pada saliva dihasilkan oleh sel asini
serosa pada glandula saliva. Enzim amilase pada saliva berperan untuk
menguraikan polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida melalui
proses hidrolisis. Hasil hidrolisis berupa maltosa, dekstrin, maltotriosa, dan
glukosa. Hasil hidrolisis tersebut saat berakumulasi dengan bakteri, dapat
mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi pada gigi dan kemudian
akan menjadi karies pada gigi tersebut. Sedangkan kandungan Kalsium dan
fosfat di dalam saliva dapat mencegah terjadinya demineralisasi pada gigi.
Kalsium dan fosfat yang terkandung dalam saliva berfungsi untuk
remineralisasi email gigi, sehingga membuat email gigi semakin kuat, tidak
terjadi pengapuran dan tidak mudah dirusak oleh bakteri.11,12,13
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saliva adalah cairan sekresi eksokrin di dalam mulut yang berkontak
dengan mukosa dan gigi, berasal terutama dari tiga pasang kelenjar saliva mayor
dan kelenjar saliva minor pada mukosa oral. Pembentukan kelenjar ludah dimulai
pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang
akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai
lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut.
Kelenjar saliva berkembang dari ectoderm. Kelenjar saliva terbagi menjadi 2 yaitu
kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva berperan
memproduksi saliva, dimulai dari proksimal oleh asinus dan kemudian
dimodifikasi di bagian distal oleh duktus. Kelenjar saliva memiliki unit sekresi
yang terdiri dari asinus, tubulus sekretori,dan duktus kolektivus. Sel-sel asini dan
duktus proksimal dibentuk oleh sel-sel mioepitelial yang berperan untuk
memproduksi sekret. Meskipun kandungan utamanya adalah air (99,5%), didalam
saliva juga terkandung unsur organik seperti urea, glukosa bebas, asam amino
bebas, laktat, dan asam-asam lemak lainnya. Saliva juga mengandung
makromolekul seperti protein, amilase, peroksidase, tiosianat, lisozim, lipid, dan
imunoglobin A, kemudian saliva juga mengandung unsur organik seperti kalium,
Kalsium, HCO3 (bikarbonat), F, Klorida dan NH4. Saliva juga mengandung unsur
Gas seperti Karbondioksida, Nitrogen, dan Oksigen.

3.2 Saran
Saran untuk pembaca agar lebih mendalami lagi tentang kelenjar saliva
dan manfaat dari saliva, selalu menjaga kebersihan mulut agar kandungan
kandungan yang ada di mulut tetap bersih.
11

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasuma N. Fisiologi dan Patologi Saliva. Padang: Andalas University


Press; 2015.
2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2007.
3. Ningsih. Ilmu Dasar Kedokteran Gigi. Surakarta: Muhammadiyah
University Press; 2018.
4. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media;
2013
5. Yassi D, Tamin S. Penyakit Kelenjar Saliva Dan Peran Sialoendoskopi
Untuk Diagnostik Dan Terapi. ORLI. 2017; 41(2): Jakarta.
6. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001
7. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Philadelphia :
Saunders; 2011.
8. Eroschenk VP. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fugsional. Ed 11.
Jakarta: EGC; 2013.
9. Tambayong J. Anatomi & Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC;
2001.
10. Adhani R, Arya IW. Perbedaan pH Saliva Menggosok Gigi Sesudah dan
Sebelum Makanan Manis dan Lengket. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi.
2014; 2(1) : 29-45.
11. Chang R. Kimia Dasar. Edisi 3. Jakarta: Erlangga; 2005
12. Eroschenk VP. 2013. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fugsional.
Ed 11. Jakarta; EGC.
13. Kertiasih NLP, Artawa IMD. The Function of Saliva in Caries Prevention.
Jurnal Kesehatan Gigi. 2015; 3(1).

You might also like