You are on page 1of 2

A.

Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan


sosial. Perkembangan sosial juga diartikan sebagai proses belajar untuk
meyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi seperti
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
sama. Kemampuan anak berkembang dari berbagai kesempatan dan pengalaman
mengenal dengan orang-orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan
orang lain telah dirasakan sejak usia 6 bulan, yang pada saat itu mereka telah
mampu mengenal manusia yang lain, terutama anggota keluarga. Anak mulai
dapat membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak
senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.

Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang


saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana hingga
terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana (Sunarto dan Hartono,
2006). Sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat
yang bertanggung jawab dan efektif (Ambron, 1981). Dalam perkembangan sosial
peserta didik usia Sekolah Dasar, kelompok dan permainan anak memegang peran
penting. Perkembangan sosial peserta didik melalui kegiatan kelompok dan
permainan, anak Sekolah Dasar belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak
lainnya. Perkembangan sosial dapat menumbuhkan jiwa sosial dan perhatian
terhadap lingkungan tanpa ada tekanan karena perkembangan sosial dengan baik.

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang


sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1980). Untuk mencapai kemampuan
tersebut, orang perlu melalui tiga proses, yaitu:

1. Belajar bertingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial. Hal ini
dikarenakan setiap lingkungan sosial memiliki standart tingkh laku bagi para
anggotanya. Anak perlu mengetahui dan meyesuaikan perilakunya dengan
standart tersebut.
2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Misalnya, peran sebagai anak
dirumah, sebagai murid di sekolah dan sebagai teman bermain.

3. Perkembangan sikap sosial, yakni sikap positif terhadap lingkungan sosial dan
aktivitas sosial akan membantu anak untuk bermasyarakat dengan baik.

Terdapat pula 4 faktor yang mempengaruhi kemampuan sosialisasi antara lain


(Hurlock, 1980):

1. Adanya kesempatan untuk bersosialisasi. Semakin besar kesempatan, anak akan


semakin terlatih dalam bersikap dan memberi respon terhadap situasi sosial.

2. Kemampuan berkomunikasi dengan topik menarik bagi orang lain.

3. Adanya motivasi untuk bersosialisasi. Anak dapat memiliki motavasi tinggi


untuk bersosialisasi apabila memeroleh kepuasan hubungan yang terjalin dengan
orang lain sehingga anak cenderung mengulang dan memperluas hubungan
tersebut.

4. Metode belajar yang efekif adalah dengan biimbingan dari orang dewasa
bagaimana berperilaku dan memilih teman yang baik.

Daftar Rujukan

Hartono, A. dan Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka


Cipta
Ambron, Sueann Robinson. 1981. Child Development. New York: Holt Rinehart
& Winston
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Development Physchology. (Terjemah). Ed V.
Jakarta: Erlangga

You might also like