You are on page 1of 7

1.

Definisi sistem hukum kaidah hukum individual, kaidah hukum umum dan
sistem hukum Indonesia

2. Unsur-unsur hukum
Unsur-unsur hukum yang dimaksudkan adalah bahwa peraturan-peraturan
hukum itu meliputi:
a. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
bermasyarakat;
Hukum merupakan sebuah peraturan yang mengatur segala tingkah laku
dalam interaksi dan pergaulan masyarakat. Secara umum, fungsi
hukum memang bersifat mengatur hal-hal yang berkaitan tentang aktivitas
manusia. Hukum memang bertujuan untuk menata segala aspek kehidupan
dalam bermasyarakat.
Contohnya adalah jika ada seseorang yang melakukan tindakan kriminal
seperti merampok atau membunuh, maka akan dikenakan hukum pidana
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara;
Hukum hanya berhak dibuat oleh lembaga dan badan resmi yang berwenang.
Artinya tidak semua orang atau organisasi boleh membuat hukum. Peraturan
hukum hanya boleh dibuat oleh pihak-pihak yang berwenang dengan
kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Contohnya adalah hukum KUHP dibuat oleh negara, dalam hal ini adalah
DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat. Artinya lembaga swasta tidak
berwenang membuat dan meresmikan KUHP.
c. Peraturan yang bersifat memaksa;
Pada umumnya peraturan itu bersifat memaksa. Sifatnya yang memaksa
inilah yang merupakan unsur pembeda antara hukum dengan norma-norma
lainnya yang berlaku di masyarakat. Masyarakat harus menaati peraturan
yang ada dan jika melanggar akan disanksi sesuai aturan hukum.
Contohnya dalam aturan Undang-Undang pengendara motor wajib
mengenakan helm. Jika ada pengendara yang tidak memakai helm maka
harus ditilang meski pengendara menolaknya.
d. Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.
Pelaggar hukum akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi yang diberikan
telah diatur pada hukum perundang-undangan sebelumnya dan telah
disepakati. Sanski yang diberikan bisa berupa hukuman pidana/penjara, denda
atau sanksi sosial lainnya, bahkan ada juga yang sampai hukuman mati.
Contohnya adalah tersangka kasus korupsi maka akan mendapatkan sanksi
berupa hukuman pidana/penjara. Sanksi akan divonis berdasarkan putusan
peradilan.
https://www.haruspintar.com/unsur-unsur-hukum/
http://hukum-on.blogspot.com/2012/06/unsur-unsur-hukum.html

3. Perkembangan sistem hukum di Indonesia


dalam pembukaan UUD 1945 inilah kita dapat melihat secara sistematis dan
terstruktur tentang tujuan negara Indonesia yang selanjutnya sebagai tujuan
pencapaian hukum di Indonesia. Dan di dalam UUD1945 terdapat adanya
pembukaan dan pasal demi pasal, dan sudah sangat jelas sekali bahwa sebagai
mana dalam pasal 1 ayat 3 telah disebutkan bahwa Negara Indonesia
berdasarkan hukum, artinya bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Negara harus berdasar pada hukum yang berlaku di Indonesia,
yang terdiri dari Pancasila dan UUD 1945.
Dengan ditetapkannya bahwa Negara Indonesia berdasarkan hukum, maka
berkembanglah sistem hukum di Indonesia yang tentunya banyak kita adopsi
dari pemerintahan hindia-Belanda, dan dengan kita sadari bahwa untuk
melaksanakan hukum dan untuk mendapatkan tujuan dari hukum, yang salah
satunya untuk mendapatkan kepastian hukum dan rasa keadilan maka kita
haruslah menggunakan sistem hukum yang baik, dan dalam hukum untuk
mendapatkan kepastian hukum dan keadilan maka kita dikenal dengan sistem
peradilan.
Dalam perkembangan hukum di Indonesia ada beberapa hukum yang sudah
terkodifikasi dan ada yang belum terkodifikasi, suatu contoh adalah hukum
pidana di Indonenesia yang merupakan peninggalan penjajahan hidia belanda itu
merupakan hukum pidana yang terkodifikasi, yang sampai dengan saat ini masih
dapat kita pergunakan dan masih dapat mengakomodir beberapa kebutuhan
hukum di Indonesia, dengan hukum yang terkodifikasi tersebut maka sistem
peradilannya pun menjadi jelas dan dimana hakim selaku yang mengadili dapat
memberikan kepastian hukum, menentukan kebenaran dan keadilan yang sebaik-
baiknya.
Sistem hukum yang berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh hukum
kolonial Hindia Belanda yang pernah menjajah di Indonesia, sehingga dalam
mengkodifikasi pun, mengkodifikasi hukum Hindia Belanda sehingga sistem
peradilan mengikuti sistem peradilan dari wilayah Eropa, misalnya dalam sistem
peradilan hukum pidana maupun perdata, namun pada perkembangannya saat ini
di Indonesia yang awalnya menganut Eropa kontinental / Civil law sekarang
lebih pada Mixed system dimana memperlakukan sistem perundang-undangan,
hukum adat dan juga hukum islam.
4. Pengertian hukum eropa continental
Pada dasarnya negara penganut pertama dari daratan eropa. Seperti, Portugis,
Perancis, Spanyol, dan yang lainnya. maka olehnya itu disebutlah sebagai eropa
kontinental. sistem ini diturunkan dari Hukum Romawi kuno, dan pertama kali
di terapkan di Eropa berdasarkan jus civile Romawi, untuk lebih jelasnya berikut
penjelasan tentang arti sistem itu sendiri. Sistem adalah keseluruhan bagian atau
komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai suatu tujun
tertentu.
Sehigga sistem hukum dunia dapat dimaknai sebagai kesatuan atau keseluruhan
kaidah hukum yang berlaku di negara-negara atau daerah di dunia untuk
mencapai tujuan hukum dimasing-masing negara atau daerah tersebut. Pada
masa kini sistem hukum dunia terdiri dari, sistem hukum sipil (civil law), sistem
hukum Anglo Saxon (cammon law), sistem hukum agama, sistem hukum adat,
dan sistem hukum blog timur (sosialis)
Dari kelima sistem hukum yang ada, dua sistem hukum sangat mendominasi
sistem-sistem hukum yang di gunakan banyak negara di dunia, yaitu civil
law system degan istilah Rechtstaat dan common law system degan istilah Rule
of Law. Sering kali masyarakat umum dihadapkan pada pilihan-plihan
penyelesaian secara adat, negara, ataukah berdasarkan norma-norma agama.
Indonesia sebagai negara kepulauan degan beragam kebudayaan, sesungguhnya
tidak dapat dipisahkan dari kenyataan pengakuan hukum-hukum yang hidup di
masyarakat selain hukum negara. Secara konstitusi.Indoneesia telah, memiliki
hirarki peraturan perundang-undagan degan berbagai undanng-undang yang
telah terkondifikasi maupun persial. ini adalah ciri bahwa Indonesia merupakan
penganut sistem hukum civil law.
Karakteristik civil law yang pertama adalah kondifikasi, yang artinya hakim
tidak terikat degan presiden. disini, undag-undang menjadi sumber putusan
hukum yang pertama. tentu Undang-Undang tersebut berisi peraturan-peraturan
yang tersusun secara sistematis. degan adanya undang-undang maka ada
kepastian hukum yang tertulis. Untuk mengetahui lebih jelas tentang sistem
hukumm civil law, berikut beberapa karakter dari sistem hukum civil law itu
sendiri:
a. Adanya kondifikasi hukum sehingga pengambilan keputusan oleh hakim dan
oleh penegak hukum lainnya harus mengacu pada kitab Undang-Undang atau
perundang undangan, sehingga undang-undang menjadi sumber hukim tidak
terikat pada presiden dan yurisprudensi. Yuriprudensi adalah keputusan-
keputusan hakim. namun dalam sistem hukum civil law keputusan-keputusan
hakim terdahulu tidak dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain
untuk menyelesaikan suatu perkara yang sama.
b. Adanya perbedaan yang jelas antara hukum privat degan hukum publik, misal
untuk pengurusan persoalan kesejahteraan, kepentigan umum, perjanjian yang
dibuat antarnegara (traktat) diatur dalam hukum publik. begitupulah degan
hukum privat, Hukum privat meliputi peraturan-peraturan yang mengatur
tentang hubugan antara individu-individu.
c. Dalam sistem hukum civil law dikenal hukum perdata (civil law) degan
hukum dagang (commercial law). hukum dagang menjadi bagian hukum
perdata, akan tetapi diatur dalam kumpulan hukum yang berbeda yang dimuat
dalam kitab undang-undang tersendiri French Code De Commerce (hukum
dagang di Prancis) atau kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD di
Indonesia) dalam sistem hukum common law tidak ada perbedaan antara
hukum dagang degan alasan yang sederhana bahwa hukum dagang adalah
bagian dari hukum perdata. sebagian lawan dari hukum pidana. Disamping
pembagian dalam dua golongan hukum antara hukum privat degan hukum
publik, Sistem civil law yang tersusun secara sistematika hukum cenderum
memiliki kesamaan ciri dalam strukturnya:
d. Terbaginya hukum menjadi bidang-bidang hukum tertentu, seperti Hukum
Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Agraria, Hukum Perdata
Internasional.
e. Adanya penyatuan atau unifikasi dalam hukum menajadi satu hukum negara
yang diberlakukan untuk seluruh penduduk berdasarka tritorial negara
bersankutan, degan tidak membedakan golongan, tidak diskriminatif atau
memandang setiap orang memmpunyai kedudukan yang sama dimuka hukum
f. Hukum-hukum tertulis yang ada disatukan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebagai sebuah kondifikasi hukum. pengertian kondifikasi itu sendiri adalah
sebagai pembukaan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang
secara sistematis dan lengkap. Tujuan kondifikasi adalah untuk memperoleh
kepastian hukum.

Sisten hukum anglo saxon


Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada
yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian
menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di
Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali
Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana
mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistem hukum Eropa
Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga
menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan
Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun
juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama
pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan
perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol
digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

Sistem hukum adat


Untuk mengetahui sistem hukum adat, maka Soepomo membedakan antara
sistem hukum adat dari sistem hukum barat agar dapat mengetahui sistem hukum
adat.
(1) Hukum barat mengenal zakelijke rechten (yaitu hak atas suatu barang yang
berlaku terhadap setiap orang) dan persoonlijke rechten (yaitu hak yang bersifat
perorangan terhadap suatu objek), sedangkan hukum adat tidak mengenal
pembagian ke dalam dua jenis hak tersebut.
(2) Hukum barat membedakan antara publiek recht dan privaatrecht, sedangkan
perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat. Jika diadakan perbedaan
seperti itu, maka batas-batas kedua lapangan hukum itupun berbeda pada kedua
sistem hukum itu.
(3) Pelanggaran hukum dalam sistem hukum barat dibedakan atas yang bersifat
pidana dan pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata
sehingga masing-masing harus ditangani oleh hakim yang berbeda pula,
perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat. Setiap pelanggaran hukum
adat memerlukan pembentulan hukum dengan adatreaksi yang ditetapkan oleh
hakim (kepala adat).
Sistem hukum adat inilah yang berlaku di seluruh nusantara sejak orang-orang
Belanda belum dan sesudah menginjakkan kakinya di nusantara. Sebagai suatu
sistem, meskipun berbeda dengan sistem hukum barat sebagaimana
perbedaannya antara lain diungkapkan oleh Soepomo di atas, hukum adat juga
memiliki aspek-aspek hukum perdata, hukum pidana, hukum tata negara, bahkan
hukum internasional. Sebagai suatu sistem, hukum adat mempunyai asas-asas
yang sama, tetapi mempunyai perbedaan corak hukum yang bersifat lokal.
Mengacu pada adanya perbedaan corak antara hukum barat, sehingga Van
Vollenhoven membagi lingkungan hukum adat atas 19 dan dari kesembilanbelas
itu dirinci lagi atas beberapa kukuban hukum. Pembagian lingkungan hukum
adat itu didahulukannya, karena diperlukan sebagai petunjuk arah agar hukum
adat di seluruh Indonesia dapat dipahami dan ditaksir dengan baik. Menurut Van
Vollenhoven, pada masa VOC yang didirikan di negeri Belanda dengan hak
oktroi, hubungan hukum dengan orang-orang di nusantara tetap menggunakan
hukum adat.
Hukum adat merupakan Hukum indonesia asli yang tidak tertulis di dalam
perundang-undangan RI yang mengandung unsur agama. Kedudukan Hukum
Adat yaitu sebagai salah satu sumber penting guna memperoleh bahan-bahan
bagi pembangunan hukum nasional yang menuju pada penyamaan hukum.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Hukum Adat dan Sistem Hukum
Adat : – A. Suriyaman Mustari Pide, 2009. Hukum Adat (Dulu, Kini dan Akan
Datang). Penerbit Pelita Pustaka : Jakarta.
http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-hukum-adat-dan-sistem-
hukum-adat.html

Sistem hukum Islam


Sistem hukum ini semula dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal dari
timbulnya dan penyebaran agama Islam. Kemudian berkembang ke neagara-
negara lain di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika secara individual atau
kelompok. Sedangkan untuk beberapa negara di Afrika dan Asia
perkembangannya sesuai dengan pembentukan negara itu yang berasaskan
ajaran Islam. Bagi negara Indonesia walaupun mayoritas warga negaranya
beragama Islam, pengaruh agama itu tidak besar dalam bernegara karena
pembentukan negara bukanlah menganut ajaran Islam.
Sistem hukum Islam bersumber kepada:
a. Quran, yaitu kitab suci dari kaum muslimin yang diwahyukan oleh Allah
kepada Nabi Rasul Allah Muhammad dengan perantara Malaikat Jibril.
b. Sunnah Nabi, ialah cara hidup dari Nabi Muhammad atau cerita-cerita
(hadis) mengenai Nabi Muhammad.
c. Ijma, ialah kesepakatan para ulama besar tentang suatu hal dalam cara
kerja (berorganisasi)
d. Qiyas, ialah analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan diantara
dua kejadian. Cara ini dapat dijelmakan melalui metode ilmu hukum
berdasarkan deduksi dengan menciptakan atau menarik suatu garis hukum
baru dari garis hukum lama dengan maksud memberlakukan yang baru itu
kepada suatu keadaan karena persamaan yang ada.
Agama Islam dengan sengaja diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad dengan maksud menyusun ketertiban dan keamanan
serta keselamatan umat manusia. Karena itu dasar-dasar hukumnya mengatur
mengenai segi-segi pembangunan, politik, sosial ekonomi dan budaya,
disamping hukum-hukum pokok tentang kepercayaan dan kebaktian ibadat
kepada Allah. Karena itu berdasarkan sumber-sumber hukumnya, sistem
hukum Islam dalam “Hukum Fikh” terdiri dari dua hukum pokok, ialah:
a. Hukum Rohaniah, lazim disebut “ibadat”, yaitu cara-cara menjalankan
kewajiban tentang keimanan terhadap Allah, seperti sholat, puasa, zakat
dan menjalankan haji.
b. Hukum Duniawi, terdiri dari:
1) Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan
antar manusia dalam bidang jual-beli, sewa-menyewa, perburuhan,
hukum tanah, hukum perikatan, hak milik, hak kebendaan dan
hubungan ekonomi pada umumnya.
2) Nikah, yaitu perkawinan dalam arti membentuk sebuah keluarga yang
terdiri dari syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-
dasar perkawinan monogamy dan akibat-akibat hukum perkawinan.
3) Jinayat, yaitu hukum pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap
hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.
Sistem hukum Islam ini menganut suatu keyakinan dari ajaran Islam
dengan keimanan lahir batin secara individual. Bagi negara-negara yang
menganut asas hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-
peraturan hukumnya secara taat sesuai yang dianggap adil berdarkan
peraturan perundangan negara yang dibuat dan tidak bertentangan dengan
ajaran Islam.
Keberlakuan Hukum Islam di Indonesia mengalami pasang surut pertama,
pada masa kerajaan2 Islam, VOC (teori recepti in Complexiu= Vanden
Berg), Hindia Belanda teori Receptie, kemerdekaan dan pasca amandemen
Sistem Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Barat tersebut masih
berlaku sampai saat ini, walaupun ada beberapa yang sudah tidak berlaku,
misalnya Hukum Perkawinan, Hukum Pertanahan. Karena adanya
unifikasi dibidang hukum perkawinan dan hukum pertahanan .

5. Subyek hukum hak dan kewajiban adalah

You might also like