You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu layanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pelanggan
atau pasien adalah layanan keperawatan. Keperawatan merupakan bentuk
pelayanan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan secara
berkesinambungan dalam bentuk manusiawi komprehensif dan
individualistik, sejak pasien membutuhkan pelayanan sampai pasien
mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara produktif untuk diri sendiri
dan orang lain (Nursalam, 2002). Mutu pelayanan sangat ditentukan oleh
seberapa banyak pelayanan yang diberikan oleh pihak kesehatan terutama
perawat karena perawat memiliki peranan selama 24 jam dalam
memberikan pemenuhan kebutuhan di lingkungan pasien (Kosasih, 2000).
Salah satu peran perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan atau
care provider. Peran perawat sebagai care provider harus dilaksanakan
secara komprehensif atau menyeluruh, tidak hanya berfokus pada tindakan
promotif tetapi juga pada tindakan preventif seperti pelaksanaan personal
hygiene. Peran perawat sebagai care provider dalam pelaksanaan personal
hygiene ini akan lebih dominan apabila dilaksanakan pada pasien dengan
imobilisasi fisik.
Imobilisasi adalah keadaan dimana pasien berbaring lama di tempat
tidur, tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktifitas). Imobilisasi dapat disebabkan oleh penyakit yang
dideritanya, trauma, fraktur pada ekstremitas, atau menderita kecacatan
(Asmadi, 2008). Keadaan imobilisasi ini menyebabkan pasien tidak dapat
memenuhi kebutuhannya secara mandiri sehingga memerlukan bantuan
perawat maupun keluarga dalam pemenuhan kebutuhannya termasuk
dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.Salah satu kebutuhan yang
harus dibantu oleh perawat yaitu personal hygiene atau memelihara
kebersihan untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan fisik serta
mentalnya terutama pada pasien imobilisasi (Tarwoto & Wartonah. 2004).

1
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh
diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan,serta perkembangan (Tarwoto & Wartonah 2006).
Perkataan hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat.
Hygiene perseorangan berarti tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Setiap orang
memiliki cara tersendiri untuk memelihara kesehatan mulai dari kapan
orang gosok gigi, mandi, berapa sering cuci rambut, potong kuku dan lain-
lain. Dimana kegiatan tersebut sangat mempengaruhi kesehatan.
Peran pendidik akan kebersihan diri (personal hygiene) sangatlah
penting untuk memberikan edukasi supaya terhindar dari masalah-masalah
yang tidak di inginkan. Dengan mengajarkannya, perawat bisa membantu
orang yang sehat membiasakan diri memelihara kesehatan dan
kebersihannya, selama waktu sakit perawat membantu pasien meneruskan
kebiasaan menjaga kesehatan dan kebersihannya. Misalnya, seorang
pasien yang sedang sakit mungkin merasa terganggu kalau ia harus
menyikat giginya, dan ia mungkin akan melalaikannya tanpa bantuan atau
penjelasan akan pentingnya hal itu. Jika perawat melihat pasiennya tidak
memperdulikan kebiasaan tertentu untuk memelihara kesehatan atau jika
pasien biasa berbuat hal-hal yang kurang baik bagi kesehatannya. Jika
mungkin anggota keluarga pasien perlu dilibatkan dalam pendidikan
kesehatan ini.
Selain itu, sudah jelas dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun
1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial dan
ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini, memang lebih
luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang
mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik,

2
mental maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat
(Notoatmodjo, 2007).
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas mengenai
peran perawat sebagai care provider dalam pelaksanaan personal hygiene
pada pasien imobilisasi fisik.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan mengenai pemenuhan
kebutuhan personal hygiene
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui konsep teori tentang personal hygiene
b) Mengetahui konsep asuhan keperawatan tentang pemenuuhan
kebutuhan personal hygiene
c) Mengetahui asuhan keperawatan tentang pemenuhan kebutuhan
personal hygiene di rumah sakit

C. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penyusunan ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku
maupun informasi di internet berupa jurnal.
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara mengutarakan pemahaman
terhadap literature yang dibaca

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah

3
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. ( Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Personal hygiene adalah suatu praktek individu dalam rangka
untuk menjaga kebersihan diri seperti kebersihan rambut, mata,
telinga, hidung, mulut, kuku, genital, dan kebersihan penampilan
(Dawney, L & Lloyd, H., 2008).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan keadaan emosional.
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan
perawatankebersihan diri pada pasien, perawat dapat mengkaji status
fisik dan emosional pasien, dan dapat mengimplementasi proses
perawatan bagi kesehatan total pasien (Potter, 2005).
Dari defisini – definisi di atas dapat disimpulkan personal hygiene
adalah kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh
yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang.

2. Macam-Macam Personal Hygiene


Macam-macam perawatan personal hygiene menurut Perry &
Potter (2005) dibedakan menjadi dua, yaitu :
A) Berdasarkan Waktu
1) Perawatan dini hari
Perawatan dini hari merupakan perawatan diri yang
dilakukan pada waktu bangun tidur untuk melakukan tindakan
seperti perapian dalam pemeriksaan, mempersiapkan pasien
melakukan sarapan dan lain-lain.
2) Perawatan pagi hari
Perawatan pagi hari merupakan perawatan yang dilakukan
setelah melakukan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi mandi sampai merapikan tempat tidur pasien.
3) Perawatan siang hari
Perawatan siang hari merupakan perawatan yang dilakukan
setelah melakukan perawatan diri yang dapat dilakukan antara
lain mencuci mukan dan tangan, mebersihkan mulut,

4
merapikan tempat tidur, serta melakukan pembersihan
lingkungan pasien.
4) Perawatan menjelang tidur
Perawatan menjelang tidur merupakan perawatan yang
dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur
beristirahat dengan tenang. Seperti mencuci tangan dan muka
membersihkan mulut, dan memijat dareah punggung
B) Berdasarkan Tempat
Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan suatu
pengetahuan dan usaha kesehatan perorangan dengan cara
menjaga kebersihan diri. Kebersihan diri mencakup kebersihan
kulit, tangan dan kaki, kuku, rambut, mulut dan gigi, hidung, mata,
telinga, pakaian dan kebersihan tangan dan kaki sesudah buang air
besar dan air kecil (Siswanto, 2010).
1) Kebersihan Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang
dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma
sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya.

Fungsi kulit:
a) Proteksi tubuh
b) Pengaturan temperatur tubuh
c) Pengeluaran pembuangan air
d) Sensasi dari stimulus lingkungan
e) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit
f) Memproduksi dan mengabsorsi vitamin D
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada
kulit :
a) Umur
b) Jaringan kulit
c) Kondisi atau keadaan lingkungan.
Adapun tindakan yang dapat menjaga kebersihan kulit adalah :
a) Mandi Pakai Air Bersih
Kebersihan kulit dan badan harus dijaga dengan mandi
pakai sabun dan air bersih. Kulit adalah salah satu bagian
tubuh yang penting.Kulit melindungi tubuh dari infeksi dan

5
benturan dari benda-benda tumpul yang membahayakan
bagian dalam dari tubuh.Menjaga kesehatan kulit atau
fungsi kulit dengan mandi pakai sabun dan air bersih paling
sedikit 2 kali sehari.Badan digosok-gosok sehingga badan
tidak berdaki.Tidak mandi dengan air kotor seperti mandi di
sungai, kolam dan sebagainya.Mandi dengan air kotor
membuat badan kotor, menimbulkan gatal-gatal, penyakit
kulit, diare dan lain sebagainya.
Ketika mandi, sebaiknya menggunakan jenis sabun
yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat
mencegah hilangnya kelembapan dan menghaluskan kulit.
Oleh karena itu, sabun detergen jarang digunakan untuk
mandi karena sifatnya iritatif (Wahit Iqbal Mubarak,SKM
dan Ns. Nurul Chayatin, S. Kep, 2008).
b) Memakai Baju Bersih
Memakai baju bersih badan terasa nyaman dan enak,
terlindung dari berbagai infeksi penyakit. Pakaian memberi
pengaruh pada kulit. Kulit terlindung dari gesekan, tekanan,
menimbulkan panas dan dalam skala tertentu dapat
menahan radiasi. Dengan memakai pakaian dapat
menimbulkan kehangatan tubuh. Baju atau rok dan celana
harus dijaga kebersihannya. Berganti pakaian minimal 1
kali setiap hari dan tidak tukar menukar pakaian dengan
anak atau orang lain. Mencuci segera pakaian yang kotor
dengan air bersih dan sabun, serta bilas sampai bersih.
Selain itu juga terdapat hal- hal yang membahayakan
kulit antara lain sinar matahari, rokok, alcohol, dan kondisi
stress. Pengaruh sinar matahari dapat menyebabkan
kerusakan pada serat elastin yang memberikan kelenturan
pada kulit dan juga kolagen yang membentuk serta
menunjang jaringan kulit. Rokok dapat mempercepat
penuaan kulit karena zat yang terkandung di dalamnya

6
dapat mengurangi cadangan vitamin C tubuh. Alcohol dapat
menyebabkan kerusakan vitamin B dan cadangan vitamin
C. Kondisi stress dapat memicu berbagai kelainan dalam
tubuh termasuk kulit (Wahit Iqbal Mubarak,SKM dan Ns.
Nurul Chayatin, S. Kep, 2008).
2) Kebersihan Tangan, Kuku dan Kaki
Menjaga kebersihan tangan, kuku dan kaki merupakan
salah satu aspek penting dalam mempertahankan kesehatan
badan perorangan. Oleh karena itu, tangan, kuku dan kaki harus
dijaga kebersihannya. Kuman penyakit dapat terbawa melalui
tangan, kuku dan kaki yang kotor.Tangan, kaki dan kuku yang
kotor membawa bibit penyakit.Bibit penyakit dan telur cacing
yang mungkin ada dalam tangan atau kuku yang kotor ikut
tertelan dan masuk ke dalam tubuh.
a) Kebersihan Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas
jaringan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak di
sebelah luar, sedangkan akarnya terletak di dalam lekuk
kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku
yang sehat berwarna merah muda (Wahit Iqbal
Mubarak,SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S. Kep, 2008).
Cara merawat kuku antara lain :
1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau
memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau
mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki
dipotong dalam bentuk lurus.
2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa
melukai selaput kulit dan kulit di sekitar kuku.
3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan
benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah
kuku.
4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai dengan
kebutuhan.

7
5) Khusus untuk jari kaki. Sebaiknya kuku dipotong
segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat
terlebih dahulu.
6) Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian
kuku.
b) Cuci Tangan Pakai Sabun
Mencuci tangan pakai sabun yang tepat dapat
mengurangi risiko diare, flu burung, pneumonia dan
penyakit yang lain. Mencuci tangan sangat efektif untuk
mencegah penyakit-penyakit tersebut.Mencuci tangan pakai
sabun dapat mengurangi risiko diare di antara anak-anak
lima tahun kebawah hingga 45% dan mengurangi kejadian
pneumonia hingga 50%.Sebagian besar masyarakat
mengetahui akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun,
namun dalam kenyataannya masih sangat sedikit, hanya 5%
yang tahu bagaimana cara melakukannya dengan
benar.Mencuci tangan pakai sabun cukup paling lama 2
menit saja. Motto “ cukup 2 menit saja “ menunjukkan
untuk cuci tangan tidak memerlukan waktu lama tetapi
memiliki dampak besar terhadap pencegahan penyakit
menular.
3) Kebersihan Mulut dan Gigi
Mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaan
dan merupakan bagian tambahan dari system pernapasan.
Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperanan
penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah,
ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara
mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh
dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan. Tujuannya
agar mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh
mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah penyakit mulut
dan gigi, serta meningkatkan daya tahan tubuh (Adam,
Samsyunir, 1994).

8
Menjaga kebersihan mulut dan gigi dapat dilakukan dengan
melalui berbagai cara. Menghindari kebiasaan buruk seperti
menggigit-gigit sesuatu tanpa sadar (menggigit-gigit jari/ kuku,
pensil, mengerut-ngerutkan gigi dan lain-lain), serta
menghindari bernafas melalui mulut. Menjaga kebersihan
mulut dan gigi dilakukan dengan cara menggosok gigi
menggunakan air bersih atau matang secara teratur setiap
selesai makan dan pada waktu akan tidur, tidak makan
makanan yang terlalu manis dan asam serta memeriksakan gigi
secara teratur setiap enam bulan sekali.
4) Kebersihan Mata, Hidung, dan Telinga.
Hidung, telinga dan mata mengeluarkan kotoran. Hidung,
telinga dan mata harus dijaga kebersihannya. Tujuan menjaga
kebersihan mata adalah untuk mempertahankan kesehatan mata
dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan
bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada bulu
mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain:
a) Mengusap kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke
sudut bagian luar.
b) Saat mengusap mata menggunakan kain yang paling bersih
dan lembut.
c) Melindungi mata dari debu dan kotoran.
d) Apabila menggunakan kacamata harus selalu dipakai.
e) Apabila mata sakit segera periksakan ke dokter mata.
Hidung sebagai salah satu dari pancaindra yaitu sebagai
indra penciuman. Kebersihan hidung perlu dijaga agar tetap
berfungsi dengan baik (tidak mampet) dan tetap memiliki daya
penciuman yang baik. Cara merawat hidung antara lain:
a) Menjaga lubang hidung tidak kemasukan air atau benda
kecil agar jalan napas tidak tersumbat
b) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung,
hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua
lubang hidung tetap terbuka.

9
c) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa hidung.
Telinga sebagai salah satu dari pancaindera yaitu indra
pendengaran. Telinga perlu dijaga kebersihannya agar tetap
memiliki daya dengar yang baik. Cara merawat telinga antara
lain:
a) Apabila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan
secara perlahan menggunakan penyedot telinga.
b) Apabila menggunakan air disemprotkan, lakukan dengan
hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga
akibat tekanan air yang berlebihan.
c) Aliran air yang masuk hendaknya diarahkan ke saluran
telinga dan bukan langsung ke gendang telinga.
d) Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untuk
membersihkan kotoran telinga karena dapat menusuk
gendang telinga.
5) Kebersihan Rambut
Rambut adalah bagian tubuh yang harus dijaga
kebersihannya.Rambut mempunyai fungsi perlindungan dari
panas dan proteksi kepala. Menjaga kebersihan rambut dengan
mencuci rambut secara teratur paling sedikit 2 kali dalam
seminggu atau setiap rambut kotor dengan air bersih dan
menggunakan sabun atau sampho pencuci rambut. Rambut
selalu disisir rapi. Rambut yang bersih terbebas dari kuman,
kutu atau ketombe. Kulit kepala terasa nyaman serta
memperlancar peredaran darah dibawah kulit. Gangguan
rambut berupa ketombe dan kutu jika rambut tidak dijaga
kebersihannya.
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan
patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak
berketombedan berkutu.Tujuan bagi klien yang membutuhkan
perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:
a) Pola kebersihan diri klien normal

10
b) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang
sehat
c) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
6) Kebersihan Perineum dan Genitalia
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah dan
mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri ( Poter &
Perry, 2000). Pada wanita, perawatan perineum dilakukan
dengan membersihkan area genetalia eksterna pada saat mandi.
Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendiri tanpa
bantuan orang lain apabila mereka masih mampu secara fisik.
Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan dua
kali sehari saat mandi, terutama pada mereka yang belum
disirkumsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urine
mudah terkumpul di sekitar glans penis. Kondisi ini lama
kelamaan dapat menyebabkan berbagai penyakit, contohnya
kanker penis.

3. Etiologi
f) Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri
g) Kurangnya pengetahuan dan informasi
h) Keterbatasan biaya
i) Lingkungan yang tidak mendukung
j) Tidak adanya fasilitas yang memadai

4. Patofisiologi
a) Terjadinya gangguan integritas kulit
b) Memperbesar risiko penyakit lain yang timbul
c) Mengurangi kemampuan sistem imun alami di kulit
d) Dapat menimbulkan terjadinya proses luka akibat tirah baring

5. Faktor Predisposisi
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal yang sangat

11
berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan
dan persepsi orang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
a) Citra Tubuh
Penampilan umum seseorang dapat menggambarkan
pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan
konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya (Potter
&Perry, 2002). Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena ada perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya
(Tarwoto dan Wartonah, 2004).
b) Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek
hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas atau air
mengalir merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan kebersihan (Potter & Perry, 2002). Anak-anak yang
selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah,
2004).
c) Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan (Potter & Perry,
2002).Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat-alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya (Tarwoto dan Wartonah,
2004).
d) Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya
bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetus militus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
e) Variabel Kebudayaan

12
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.Di sebagian
masyarakat, apabila individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan Seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut.Ada kebiasaan orang
yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti
penggunaan sabun, sampo dll (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
g) Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya (Potter & Perry,
2002).

6. Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala


Adapun gejala klnis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
k) Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acakan-acakan
l) Hidung kotor dan telinga juga kotor
m) Gigi kotor disertai mulut bau
n) Kulit panjang dan tidak terawat
o) Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
p) Badan kotor dan pakaian kotor
q) Penampilan tidak rapi.

Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

a) Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor, mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi
3) Merasa tidak berdaya, rendah diri, dan hina
c) Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang

13
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma, misal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat
mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

7. Dampak yang Ditimbulkan


Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene, meliputi :
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang
sering timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran
mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada luka.

b) Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

8. Terapi/Tindakan Penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang
tidak dapat merawat diri adalah :
a) Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3) Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
b) Membimbing dan mendorong klien merawat diri
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buat kegiatan harian setiap hari
4) Ingatkan setiap kegiatan
5) Beri pujian serta kegiatan yang positif
c) Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, pasta
gigi, baju, dll)
2) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien
d) Sikap keluarga
1) Sabar dan selalu siap membantu
2) Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
3) Tidak mencela atau menghina

14
e) Membantu klien untuk melakukan perawatan diri
f) Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa
kebersihan diri penting dijaga.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan
terakhir, tanggal MRS, nomor RM dan sebagainya,
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan
Tanyakan tentang riwayat kesehatan sekarang, terdahulu, dan
keluarga.
d) Pola-Pola Kebutuhan
Pola kebutuhan yang dikaji meliputi pola persepsi dan manajemen
kesehatan, nutrisi-metabolik, eliminasi, aktivitas dan latihan,
kognitif dan persepsi, persepsi-konsep diri, tidur dan istirahat,
peran – hubungan, seksual – reproduksi, toleransi stres – koping,
nilai – kepercayaan.
e) Riwayat keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, kebiasaan personal hygiene (mandi, oral
care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut, mata, hidung,
dan telinga), serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene
personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor
penghambat.
f) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
1) Rambut
(A) Amati kondisi rambut
(B) Keadaan kesuburan rambut
(C) Keadaan rambut yang mudah rontok
(D) Keadaan rambut yang kusam
(E) Keadaan tekstur
2) Kepala
(A) Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala
(B) Botak/alopesia
(C) Ketombe
(D) Berkutu

15
(E) Adakah eritema
(F) Kebersihan
3) Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret
pada kelopak mata, kemerahan atau gatal pada mata.
4) Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan
hidung, tanda-tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah
perubahan penciuman, dan bagaimana membran mukosa.
5) Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya.
Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan,
kekeringan atau pecah-pecah.
6) Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-
pecah, tidak lengkap atau gigi palsu
7) Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi,
infeksi atau perubahan daya pendengaran.
8) Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit
keriput, lesi atau pruritus.
9) Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya
kelainan atau luka.
10) Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area
perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada
laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
11) Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.
Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda (2013), diagnosa keperawatan umum untuk klien
dengan masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri.

16
Lebih lanjut diagnosa tersebut terbagi menjadi empat (Kozier,
2004), yaitu :
A. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan

Ditandai dengan :
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukkan
ke mulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan

B. Defisit perawatan diri : mandi


Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Nyeri

Ditandai dengan :
1) Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air

C. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias


Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan :
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian

D. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Gangguan kognitif

17
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan :
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode

3. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan
personal hygiene harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal –
hal yang disukai klien, kesehatan klien serta keterbatasan yang
dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang
tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga
yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat :
1) Diagnosa Keperawatan 1 : Defisit perawatan diri: berpakaian b/d
penurunan motivasi ditandai dengan penampilan tidak rapi

Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Setelah 1) Kaji hambatan 1) Menyiapkan untuk
dilakukan asuhan partisipasi meningkatkan
keperawatan dalam kemandirian
selama ... x 24 perawatan diri
2) Pasien mungkin
2) Bantu pasien
jam, pasien
membutuhkan
memilih
mampu
berbagai bantuan
pakaian
mempertahankan
dalam persiapan
kebersihan diri
memilih pakaian
3) Jelaskan tentang
dan kerapian, 3) Menambah
cara personal
dengan kriteria pengetahuan pasien
hygiene yang
hasil : dan keluarga
1. Penampilan tepat
mengenai
rapi

18
2. rambut rapi perawatan diri
4) Libatkan
dan bersih yang tepat
3. mampu keluarga 4) Memberikan
memakai kesempatan kepada
pakaian dan keluarga untuk
berhias membantu pasien
secara dan memberikan
mandiri motivasi

2) Diagnosa Keperawatan 2 : Defisit perawatan diri: eleminasi b/d


hambatan mobilitas ditandai dengan tidak mampu ke toilet sendiri

Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1) Kaji budaya 1. Mengetahui
asuhan pasien ketika kebiasaan pasien
keperawatan mempromosi dalam toileting
selama ... x 24 jam, kan akivitas
pasien mampu perawatan
2. Hambatan
melakukan diri
2) Bantu pasien mobilitas
aktivitas eliminasi
ke toilet menyebabkan
secara tepat,
pasien tidak
dengan kriteria
mampu
hasil :
1. Pasien mampu melakukan
duduk dan perawatan diri
3) Berikan
turun dari toilet secara mandiri
2. Pasien mampu pengetahuan 3. Mengetahui
membersihkan tentang pentingnya
diri setelah personal personal hygiene
eliminasi secara hygiene bagi pasien
4) Libatkan
mandiri/dibantu
4. Memberikan
keluarga
kesempatan

19
kepada keluarga
untuk membantu
pasien

3) Diagnosa Keperawatan 3 : Defisit perawatan diri: mandi


berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai dengan
badan kotor dan bau

Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Setelah 1) Pantau 1. Mengetahui kondisi
dilakukan asuhan integritas kulit kulit secara umum
2. Agar pasien merasa
keperawatan pasien
2) Bantu pasien lebih nyaman dan
selama ... x 24
mandi segar
jam, pasien
3. Menambah
nyaman dan 3) Berikan
wawasan pasien
bersih, dengan pendidikan
dan keluarga
kriteria hasil : kesehatan
tentang pentingnya
1. Kulit pasien
tentang
perawatan diri
tidak kotor
perawatan diri 4. Memberikan
2. Tidak ada
4) Libatkan
kesempatan kepada
bau badan
keluarga
3. Kuku pasien keluarga untuk
tidak panjang membantu pasien
dan kotor
4. Rambut
bersih

4) Diagnosa Keperawatan 4 : Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri


ditandai dengan tidak mampu menelan makanan

Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Setelah 1) Identifikasi 1. Makanan
dilakukan asuhan diet yang disesuaikan dengan

20
keperawatan diresepkan kondisi klien
2) Bantu pasien 2. Pasien mungkin
selama ... x 24
menyiapkan kesulitan
jam, pasien
makanan yang mengambil
mampu makan
lunak makanan sendiri
secara mandiri
3) Jelaskan 3. Menambah
dan tepat, dengan
tentang wawasan pasien
kriteria hasil :
personal dan keluarga
1. Pasien
hygiene tentang personal
mampu
tentang pola hygiene : makan
mengambil
makan
makanan 4. Memberikan
4) Kolaborasikan
sendiri kesempatan kepada
dengan
2. Pasien
keluarga untuk
keluarga
mampu
membantu pasien
makan
sendiri
dengan rapi
3. Pasien
mampu
mengungkap
kan kepuasan
makan

4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

5. Evaluasi

21
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
personal hygiene berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan
yaitu :
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara
mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eliminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan
untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

22

You might also like