You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.Berubah sesuai
perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an. Perubahan-
perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu
sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama
halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.

Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling


banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai
tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi
dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang
terbuka yang disebabkan adanya kesalah fahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi
seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai
bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesan dan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut, maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan
oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, missal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication
skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari.

1
Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau
dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Apa saja faktor penghambat komunikasi interpersonal?
3. Apa yang dimaksud Konseling?
4. Apa tujuan konseling?
5. Bagaimana contoh dialog tetntang komunikasi interpersonal?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Untuk memenuhi tugas komunikasi dalam praktek kebidanan pada semester II
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan yang dimaksud komunikasi interpersonal
2. Menjelaskan faktor penyebab komunikasi interpersonal
3. Menjelaskan apa yang dimaksud konseling
4. Menjelaskan tujuan dari konseling
5. Memberikan contoh dari komunikasi interpersonal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komukasi Interpersonal


Beberapa ahli komunikasi mendefisikan komunikasi interpersonal Secara berbeda -
beda(Miller,1990), Pada bab ini akan dibahas definisi berdasarkan tiga unsure sebagai
berikut:
1. Definisi berdasarkan komponen (componential)

Definisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi interpersonal diartikan


dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu penyampaian pesan oleh
satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang,
dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

2. Definisi berdasarkan pengembangan (developmental)


Dalam pengembangan, komunikasi interpersonal dilihat sebagai suatu akhir
dari perkembangan pada komunikasi yang bersifat tidak pribadi (impersonal)
3. Definisi berdasarkan hubungan diad (relational dyadic)

Definisi menurut hubungan diad, komunikasi interpersonal adalah komunikasi


yang terjadi diantara dua orang (diad) atau dalam kelompok kecil. Komunikasi
interpersonal merupakan suatu proses yang dinamis, sering digunakan dalam
kegiatan sehari-hari dan penting untuk kehidupan social, seperti bertukar pikiran,
menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan melakukan tindakan. Menurut
komponennya, komunikasi interpersonal mempunyai hubungan yang mantap dan
jelas.

Sedangkan menurut Jane (1994, hlm 274), komunikasi interpersonal adalah proses
penyebaran dan berbagi informasi yang dilakukan minimal dua orang, Secara langsung,
dengan tatap muka, dan bersifat dua arah. Aspek komunikasi interpersonal meliputi
komunikasi satu versus dua arah, komunikasi verbal versus non verba, cara bertanya dan
mendengar efektif, serta membuat kesimpulan (paraphrasing). Kesimpulan adalah
mengucapkan kembali pesan-pesan klien dengan kata-kata sendiri Secara sederhana dengan
tujuan:

3
1. Meyakinkan diri bahwa pengirim pesan telah memahami kondisi penerimaan
pesan;
2. Membiarkan penerima pesan tahu bahwa pengirim berusaha memahaminya;
3. Menyimpulkan atau mengklarifikasi apa yang dikatakan penerima pesan

B. Proses Komunikasi Interpersonal


Proses komunikasi interpersonal merupakan suatu proses dua arah,lingkaran
interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan
nonverbal (arus pesan). Kedua pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam
prosesnya,penerima pesan menafsirkan pesan dari pengirim pesan sebelumnyadan member
tanggapan dengan pesan yang baru. Komunikasi interpersonal merupakan proses tatap muka
untuk penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua orang atau lebih.
Model komunikasi interpersonal memfokuskan kepada diri individu masing-masing
dan pesan-pesan saling dipertukarkan. Tidak ada satu pun dari unsur yang ada berdiri sendiri.
Arti dari kata yang diucapkan bisa luas interprestasinya. Perubahan interprestasi terjadi
karena pengaruh karakteristik dan tujuan dari masing-masing individu, konteks budaya,
penempatan pernyataan dalam pertukaran tingkah laku verbal dan nonverbal, serta sejarah
hubungan antar-individu.

C. Faktor Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling


1. Faktor individual
Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan faktor individual yang
dibawa seorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari
factor fisik meliputi kepekaan pancaindra (kemampuan untuk melihat dan
mendengar), usia, dan jenis kelamin ;sudut pandang atau nilai-nilai yang di anut;
serta factor social di antaranya sejarah keluarga dan relasi, peran dalam masyarakat,
status social,dan peran sosial.
2. Factor yang berkaitan dengan interaksi
Terhadap orang lain seperti kesehatan,perhatian,dan dukungan.
a. Factor situasional
Percakapan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,situasi percakapan, kesehatan
antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dan
pelanggar lalu lintas.

4
b. Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukan perilaku kompeten dari kedua
pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah kegagalan
menyampaikan informasi penting. Perpindah topik bicara yang tidak lancar, dan salah
pengertian.

c. Eksplorasi perasaan

Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar
dapat menggunakan dirinya Secara terapeutik. Jika bidan terbuka pada perasaannya,
maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara dengan klien, bidan harus
menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

d. Kemampuan menjadi model

Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang


terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Bidan mungkin menolak dan
mengatakan ia dapat memisahkan hubungan profesional dengan kehidupan pribadi.
Bidan yang efektif adalah bidan yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres,atau pengingkarandan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Bidan diharapkan bertanggung
jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangandan kelemahan.

Alasan pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan


dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis dari
kliennya. Bidan perlu memahami bagaimana menghaapi kecemasan, kemarahan,
kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap,
apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan
melayani klien.

D. Pengertian Konseling
a. Konseling merupakan pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut
adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara konselor
(bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat

5
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah
laku atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
b. Dalam bahasa inggris “conseling” di terjemahkan menjadi konseling merupakan
bagian dari bimbingan. Menurut dari dewa ketut sukardi (2000:21) dalam
bukunya conseling is the heart of guidance menyatakan bahwa layanan konseling
adalah jantung hati layanan bimbingan Secara keseluruhan. Bisa di katakan bahwa
konseling adalah inti kegiatan yang paling penting dalam bimbingan. Oleh karena
itu, konseling sangat memberi arti pada bimbingan, dimana konseling ini
merupakan suatu proses kegiatan yang di dalamnya terdapat seorang konselor dan
konseli . Konselor berarti orang atau individu yang berkompeten atau berwenang
memberikan bantuan layanan konseling, sedangkan konseli merupakan orang atau
individu yang menerima bantuan layanan konseling. Jadi tanpa adanya unsure
konselor dan konseli ,maka proses konseling tidak akan terjadi.

Konseling adalah konseling meliputi pemahaman terhadap hubungan individu untuk


mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan motivasi dan potensi-potensi yang unik dari individu
dan membantu indvidu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut
(Bernard dan fulmer dalam prayitno,1999:101).

Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah,


merumuskan alternatif, memecahkan masalah, dan memiliki pengalaman dalam pemecahan
masalah secara mandiri.

E. Tujuan Konseling Kebidanan


a. Membantu klien memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam
pengambilan keputusan secara tepat.
b. Membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif
c. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang
merugikan klien menjadi menguntungkan klien.

6
BAB III

Naskah Role Play

Komunikasi Interpersonal

1. Faza Nur Aulia sebagai Ibu KB


2. Fika Nur Indriyani sebagai Bidan 1
3. Mei Ayu Harilam Mustofa sebagai Bidan 2
4. Nani Mariyana sebagai Ibu Persalinan
5. Nur Atikoh sebagai Ayah Persalinan dan KB
6. Nur Barokah sebagai Ibu BBL
7. Nurul Hanif Qotrun Nada sebagai Ibu Nifas
8. Priayu Ismi Rofita sebagai Ayah Kehamilan
9. Rifani sebagai Ayah BBL
10. Sri Dewi Sumiarsih sebagai Ibu Kehamilan

KEHAMILAN

Pada suatu pagi di sebuah klinik BPM (bidan praktek mandiri) di desa Kelangenan datanglah
seorang ibu hamil dan suaminya datang ke klinik untuk konsultasi tentang keluhan selama
kehamilan.

Klien: “Assalamualaikum..”

Bidan: “Waalaikumsalam.. Silahkan masuk, ada yang bisa saya bantu?”

Klien : “Iya bu, saya sekarang dalam keadaan hamil 3 bulan, setiap hari merasa mual dan
ingin muntah, tidak suka makan, rasanya badan saya tidak enak dan jengkel karena
memakai pakaian menjadi tidak rapi.”

Bidan : “Sudah berapa lama ibu menikah? Dan apakah ibu sudah berkeinginan
memiliki anak?”

Klien : “Saya menikah sudah satu tahun dan memang ingin mempunyai anak..”

Bidan : “Sebentar ya Bu, Saya ukur tekanan darah ibu, permisi ya Bu .. (sambil menggulung
lengan baju ibu hamil). Bagaimana perasaan ibu dengan kehamilan ini? (sambil
mengukur tekanan darah ibu).”

Klien : “Senang sekali Ibu, apalagi ini adalah anak pertama saya (sambil tersenyum).”

Bidan : “Pasti keluarga ibu juga senang ya bu, tekanan darah ibu normal120/ 80 mmHg”

Klien : “Jadi Ibu Bidan, bagaimana kehamilan saya ini?”

7
Bidan : “Begini Bu, kehamilan ibu merupakan suatu proses dari pembuahan (konsepsi)
sampai kelahiran janin biasanya 9 bulan 7 hari dan juga kehamilan merupakan proses
alamiah (normal) dan bukan proses abnormal tetapi kondisi normal dapat menjadi
abnormal.”

Klien : “Bagaimana dengan kondisi umur kehamilan saya yang sekarang?”

Bidan : “Pada umumnya ibu hamil pada kehamilan 3 bulan seperti ibu akan mengalami
perubahan fisik seperti yang ibu katakan tadi, mual dan ingin muntah, nanti ibu juga
enggan makan dan mengidam, dan juga ada perubahanpada payudara ibu, seperti
payudara lebih besar dari biasanya, terasa penuh berat, nyeri kalau ditekan, areola
hitam. Ibu juga akan merasa letih dan ngantuk, dan akan sering BAK dan perut ibu
akan terasa panas, kembung dan perih.”

Klien : “Jadi, hal-hal apakah yang harus saya lakukan untuk membantu mengurangi masalah
atau perubahan fisik yang saya alami?”

Bidan : “Ada bu, misalnya kalau ibu mual dan muntah, ibu dapat menguranginya dengan
cara makan makanan kaya protein dan karbohidrat seperti nasi putih, tapi jika ibu
kurang suka dengan nasi putih ibu bisa menggantinya dengan bubur beras, dan ibu
juga makan daging-dagingan atau telur ayam. Ibu juga harus banyak minum, bisa sop,
susu dan sebagainya, tetapi jika ibu mual mengonsumsi makanan cair tadi, ibu bisa
menggantinya dengan makanan padat yang kaya air seperti buah dan sayur. Dan ibu
juga harus menghindari pandangan , aroma yang membuat ibu menjadi mual. Kalau
ibu enggan makan, ibu perlu mengganti makanan yang ibu sukai. Dan perubahan pada
payudara ibu itu terjadi kepada semua wanita hamil karena bertujuan menyiapkan ibu
untuk memberi makan bayi kelak lahir.Karena itu, ibu harus menggunakan bra yang
menyokong payudara sehingga mengurangi kecenderungan mengendur. Bila ibu
merasa letih perlu perbanyak istirahat atau tidak banyak bekerja.supaya tidak sering
BAK ibu bisa mengurangi dengan cara memiringkan tubuh kedepan saat BAK, dan
ibu juga membatasi minum mulai pukul 4 sore.”

Klien : “Selain itu, apakah masih ada yang harus saya perhatikan untuk menjaga kehamilan
saya ini?”

Bidan : “Selain itu ibu harus menjaga kebersihan diri, istirahat yang cukup, bekerja jangan
terlalu berat, dan melakukan perawatan payudara.”

Klien : “Untuk apa saya harus melakukan perawatan payudara?”

Bidan : “Begini bu, sebagian besar wanita hamil putingnya tidak menonjol, pada saat bayinya
lahir, bayinya susah minum ASI. Oleh karena itu harus dilakukan perawatan payudara
agar puting ibu menonjol dan bisa mengeluarkan ASI nantinya.”

Klien : “Terimakasih bu atas penjelasannya.”

Bidan : “Samasama, semoga ibu dan janinnya sehat selalu ya bu, istirahat yang banyak dan
makan makanan yang bergizi.”

Klien : “Baik bu, terimakasih, permisi.”

8
PERSALINAN

Pada suatu hari sepasang suami istri sedang duduk bersama, sang istri tiba-tiba ngidam ingin seblak.
Saat perjalanan untuk membeli seblak tiba-tiba perut sang istri mengalami kontraksi. Kemudian
mereka pergi ke bidan untuk memeriksa kehamilannya.

Ibu : “Selamat pagi bu”

Bidan : “Selamat pagi, ada yang perlu saya bantu?”

Ibu : “Begini bu perut saya terasa mulas”

Bidan : “Mari bu saya periksa..”

Ibu : “Ya bu boleh”

Bidan : “Saya periksa tekanan darah ibu dulu ya”

Ibu : “Ya bu silahkan”

Bidan : “Sudah selesai bu, tekanan darah ibu normal”

Ibu : “Berapa bu?”

Bidan : “Tekanan darah ibu 120/80 mmHg”

Bidan : “Bu, bagaimana perasaan ibu menghadapi kelahiran anak pertama ibu nanti?”

Ibu : “Bahagia bu, sudah tidak sabar ingin gendong, tapi takut juga bagaimana nantisaya
menghadapi persalinan saya”

Bidan : “Tidak usah takut bu, persalinan merupakan proses yang alamiah terjadi pada semua
ibu, mari saya bantu ibu memilih posisi yang nyaman”

Ibu : “Ya, terimakasih bu”

Bidan : “Bu saya periksa keadaan janin ibu dulu ya”

Ibu : “Ya bu silahkan”

Bidan : “Ibu keadaan janin ibu baik dan sudah berada pada posisinya ibu tidak usah khawatir
ya? Sekarang giliran ibu yang saya periksa, ibu bersedia?”

Ibu : “Ya bu”

Bidan : “Permisi bu ya ?

Ibu : “Ya bu silahkan”

Bidan : “Ibu, berdasarkan hasil pemeriksaan yang saya lakukan baru pembukaan 2, nanti kita
tunggu sampe pembukaan 10 atau lengkap bu, baru saya pimpin untuk mengejan, ibu

9
tidak boleh mengejan sebelum pembukaan lengkap atau sebelum ibu merasakan
seperti ingin buang air besar ya bu,nantimungkin semakin bertambah pembukaannya
mungkin rasa sakit/nyerinya semakin bertambah. Tapi bu, pak tidak usah khawatiritu
normal terjadi pada ibu bersalin. Nah ada lagi yang mau ditanyakan?”

Ibu : “Ibu apa bila saya mau kencing atau BAB boleh bu?”

Bidan : “Boleh, nanti dibantu dengan bapak, tetapi nanti apabila rasa sakitnya semakin kuat
dan ibu sudah merasakan seperti ingin BAB sebaiknya bapak langsung panggil saya
karna sudah waktunya ibu untuk melahirkan”

Ibu : “Bu boleh saya tidur?”

Bidan : “Boleh, silahkan ibu memilih posisi yang nyaman menurut ibu, ibu boleh berdiri,
duduk, jalan-jalan disekitar ruang bersalin, tidur miring kiri, yang penting tidak usah
tidur terlentang atau miring kanan”

Ibu : “Kenapa bu?”

Bidan : “Karena kalau tidur terlentang atau miring kanan ibu akan mengalami sesak nafas,
karena ibu kekurangan oksigen dan bahaya untuk janin.”

Bidan : “Pak nanti kalau ibu mengeluh sakit bapak bisa gosok- gosok pinggang ibu dengan
menggunakan empat jari palmar memutar searah jarum jam untuk mengurangi rasa
nyeri ibu”

Bapak :” Ya bu, tetapi nanti tidak bahaya bagi istri dan anak saya bu?”

Bidan : “Tidak pak, yang penting pelan dan hati- hati, oh ya satu lagi pak, jangan lupa kasih
ibu makan secukupnya supaya ada tenaga pas mengejan nanti”

Bapak : “Makanan apa yang boleh saya berikan?”

Bidan : “Makanan apa saja boleh pak, tapi kalau tidak bisa makan kasih air gula, jus,sup
atau yang cair-cair saja biar cepat diserap oleh tubuh ibu. Gimana ada yang mau
ditanyakan lagi?”

Bapak : “Tidak bu saya mengerti, terimakasih bu”

Bidan : ‘’Iya pak, nanti kalau ibu ada keluhan, bapak panggil saya diruang jaga, mari saya
tinggal dulu ‘’

10
NIFAS

Sepasang suami istri datang ke klinik bidan untuk melakukan konsultasi karena ASI sang ibu
tidak keluar dan payudara mengalami bengkak.

Ibu : “Selamat pagi bu bidan”


Bidan : “Pagi bu,pak ada yang bisa saya bantu?”
Bapak : “Ya bu,saya ingin memeriksakan istri saya karena ada masalah dengan air susu istri
saya tidak keluar”
Bidan : “Oh iya pak, tapi sebelumnya boleh saya tau nama ibu dan bapak siapa?Dan dari
mana?”
Bapak : “Nama saya Tn.I dan istri saya Ny.D saya dari dusun krajan desa batangsari
kampung sebalah bu”.
Bidan : “Usia ibu berapa?”
Ibu : “23 tahun”
Bidan : “Lalu apa yang ibu rasakan sekarang?”
Ibu : “Sakit susu sebelah kanan,panas,bengkak,merah”
Bidan : “Sudah berapa lama?”
Ibu : “Sudah 3 hari”
Bidan : “Terus di susuin ga? Dedenya mau nyusu ga?”
Ibu : “Iyah disusuin tapi dedenya ga mau”
Bidan : “Seharusnya walaupun dedenya ga mau tapi tetep di susuin,supaya tidak semakin
bengkak.”
Bidan : “Disamping itu ibu juga harus rutin perawatan payudara,dengan cara memijat dengan
menggunakan baby oil selama 20kali secara perlahan lahan secara rutin,yang
bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
susu, sehingga memperlancar pengeluaran asi”.
Ibu :” Ya bu trimakasih atas saranya nanti saya coba di rumah”.
Bidan : “Ya bu sama-sama,jika ada komplikasi ibu datang ke saya lagi”.
Bapak : “Ya bu trimakasih,saya pulang dulu permisi”

11
BBL

Suatu hari seorang bidan melakukan kunjungan ke rumah pasiennya yang bernama bu Vetti yang
telah mempunyai seorang bayi. Pada kunjungan tersebut sang bidan mengajarkan cara memandikan,
mengganti pakaian dan cara menggendong bayi yang benar.

Bidan : “Assalamualaikum”.

Bapak : “Walaikumsalam. Ada bu bidan. Silahkan masuk bu,dedeknya didalam


kamar”.

Bidan : “Apa kabarnya bu? Dedeknya apa kabar?”

Ibu Vetti : “Alhamdulillah saya dan dedek baik-baik aja bu bidan. Tapi saya ada punya
masalah bu bidan”.

Bidan : “Ada masalah apa bu Vetti?”

Ibu Vetti : “Saya sampai sekarang belum bisa memandikan bunga bu. Belum bisa
mengganti pakaiannya, belum bisa menggendongnya dengan benar. Tangan
saya sering terlihat kaku bu”.

Bapak : “Iya bu. Istri saya masih belum bisa”.

Bidan : “Oh begitu. Baiklah untuk kalau untuk memandikan nanti yang memandikan
bunga ibu Vetti, tapi dibawah pengawasan dan ajaran saya. Begitu juga
dengan memakaikan pakaiannya”.

Ibu Vetti : “Iya bu bidan. Jadi kita mandikan sekarang?”

Bidan : “Iya. ayo sekarang bu Vetti buka pakaiannya dedeknya. Bukanya pelan-pelan
yah bu. Buka terlebih dahulu ikatan bedongnya. Nah sekarang ayo kita
mandikan”.

Ibu Vetti : “Gimana ini cara pegangnya bu”.

Bidan : “Ayo sekarang ibu pegang badan bayinya. Dengan hati-hati. Usap wajahnya,
badannya, kasih sampo, kasih sabun, siram, lalu keringkan”.

Ibu Vetti : “Pakai baju lagi yah bu bidan”.

Bidan : “Iya. Bajunyanya kan tadi udah disusun. Dedeknya letakkan diatas baju tadi.
Kasih minyak telon, pakaikan kasa tali pusatnya, pakaikan baju dan
bedongnya. Nah tetek kan lah bu”.

Bapak : “Iya bu bidan. Dedek bayinya nggak dijemur bu?”

Bidan : “Iya pastinya masih supaya dedek bayi kita tetap sehat dan badannya nggak
kuning. Gimana bu? apalagi yang jadi masalah?”

12
Ibu Vetti : “Saya pegangnya udah benar belum bu?”

Bidan : “Sudah benar. Memang masih agak kaku, tapi lama-lama pasti biasa. Oh iya
bu Vetti, itu setiap habis mandi dedeknya dipakaikan kasa kalau tali pusatnya
belum lepas. Kalau dedeknya nangis atau rewel, berikan ASI atau dicek
popoknya, mungkin dia pipis atau eek. Dedek bayi kita harus tetap hangat,
jangan sampai dia kedinginan”.

Ibu Vetti : “Berapa lama tiap pagi itu dedeknya harus dijemur bu?”

Bidan : “Lebih kurang 15 menit bu”.

Ibu Vetti : “Oh ya bu bidan”.

Bidan : “Gimana ibu Vetti udah mengerti? Atau ada masalah lain lagi?”

Ibu Vetti : “Alhamdulillah bu bidan saya mengerti. Sejauh ini tak ada lagi”.

Bidan :”Baiklah kalau begitu saya pamit dulu yah bu pak”.

Ibu Vetti : “Iyya bu bidan. Terima kasih banyak yah bu”.

Bidan : “Sama-sama bu”.

13
KB

Pada suatu hari sepasang suami istri datang ke klinik bidan untuk mengkonsultasikan
pemilihan jenis KB yang tepat untuk sang istri yang masih menyusui

Klien : “Assalamu’alaikum”

Bidan : “Waalaikumsalam, mari silahkan duduk. ada yang bisa saya bantu?”

Klien : “Begini bu bidan, saya mau tanya. Saya pakai KB suntik yang 3 bulan, karena masih
menyusui dan anak saya berumur 8 bulan. Saya telat suntik yang seharusnya tanggal
14 juli menjadi tanggal 24 juli dan saya sudah berhubungan kurang lebih 2x dari
tanggal tersebut. Tetapi sebelumnya saya dapat flek kalau, telat seperti itu apakah ada
kemungkinan untuk hamil?”

Bidan : “Ibu yuli yah, Suntik KB 3 bulanan sebaiknya mengikuti jadwal yang telah diberikan
petugas medis. Bila terjadi keterlambatan suntik dan sebelumnya ibu telah mendapat
haid (dengan keluarnya flek) maka ada kemungkinan terjadi kehamilan, namun untuk
memastikan hal tersebut, ibu dapat menunggu sampai jadwal haid berikutnya”.

Klien : “Oh ya bu bidan… jika ibu menyusui seperti saya, sebaiknya kontrasepsi
yang seperti apa yang aman digunakan dan apakah KB yang saya gunakan
sekarang ini aman atau tidak?”

Bidan : “Untuk ibu menyusui lebih baik menggunakan alat kontrasepsi yang tidak
menganggu produksi ASI. Jenis alat kontrasepsi yang dapat ibu gunakan adalah IUD,
implan, suntik KB 3 bulanan serta kondom.”

Klien : “Oh.., begitu ya bu bidan..”

Bidan : “Iya ibu…Mungkin ada yang masih kurang jelas atau ada keluhan lain yang ingin ibu
tanyakan… silahkan bu”.

Klien : “Begini bu bidan, suami saya menginginkan kami punya anak lagi tapi berselang 5
tahun. KB yang seperti apa yang cocok untuk hal itu bu bidan?”

Bidan : “Sesuai tujuan ibu untuk merencanakan keluarga dengan memberi jarak anak, Dapat
menggunakan kontrasepsi sebagai berikut sesuai pemilihan kontrasepsi yang rasional:
IUD, suntikan, pil, susuk KB. Sebaiknya sebelum memilih kontrasepsi yang tepat,
agar berkonsultasi dengan tenaga kesehatan (dokter atau bidan) dan mendapatkan
pemeriksaan fisik”.

Klien : “Oh begitu yah bu bidan. Yasudah terimakasih bu”

Bidan : “Iya bu, samasama”

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antara individu di dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal merupakan dasar
dari pemberian konseling. Untuk dapat melakukan komunikasi interpersonal bidan
harus mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi dan bidan harus memahami
akan diri sendiri dengan mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswi kebidanan mampu
mempraktekan ilmu yang kita peroleh bedasarkan materi dalam makalah ini yakni
komunikasi interpersonal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yulifah, Rita dan Yuswanto, tri johan agus. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan
Kesehatan untuk Perawat dan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Uripni, Christina Lia. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

16

You might also like