You are on page 1of 39

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi
Gigi”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang Mata Kuliah
Formulasi Kosmetik I yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses Penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, masukan,
saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan dari berbagai pihak
khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Banten, Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Anatomi Gigi .......................................................................... 3
B. Fisiologi ................................................................................. 11
C. Histologi ................................................................................. 13
D. Perkembangan Gigi ................................................................ 18
BAB III PEMBAHASAN
A. Formula Asli ............................................................................ 21
B. Rancangan Formula ................................................................. 21
C. Master Formula ....................................................................... 21
D. Alasan Pemilihan Zat Aktif ..................................................... 22
E. Alasan Pemilihan Zat Tambahan ............................................. 22
F. Uraian Bahan ........................................................................... 29
G. Perhitungan Bahan ................................................................... 32
H. Cara Kerja ................................................................................ 33
BAB Iv KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 35
B. Saran ........................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cavum oris atau rongga mulut merupakan ruangan fungsional
yang menjadi bagian pertama dalam pencernaan. Cavum oris merupakan
pokok bahasan ilmu dalam kedokteran gigi. Mempelajari cavum oris
dapat membantu dalam penatalaksanaan kasus – kasus kedokteran gigi
seperti dalam konservasi gigi, prostodonsia, orthodonsia, oral medicine,
bedah mulut, periodonsia, dan kedokteran gigi anak. Cavum oris
memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai pencernaan awal yang dibantu
dengan sekresi glandula salivarius, memanipulasi bunyi yang dihasilkan
oleh laring, dan untuk pernapasan karena berhubungan dengan faring. Jika
kesehatan rongga mulut terganggu, fungsi rongga mulut juga dapat
terganggu.
Cavum oris terletak di inferior cavum nasi. Cavum oris dikelilingi
labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan
palatum durum di bagian atap, bagian dasar terdiri dari lingua dan gigi –
geligi. Bagian belakang cavum oris membuka ke oropharynx melalui
isthmus oropharyngeus. Otot utama pipi adalah m. buccinators yang
bersama dengan lidah mengatur supaya makanan tetap berada di gigi
molar saat dikunyah.
Mempelajari cavum oris berarti ikut mempelajari gigi geligi dan
komponen- komponennya. Terdapat dua periode gigi yaitu decidui dan
permanen. Gigi decidui berjumlah 20 (masing-masing kuadran terdiri
dari 5) dan gigi permanen berjumlah 32 (masing-masing kuadran terdiri
dari 8). Gigi terbentuk dari email, dentin, cementum, pulpa yang terdiri
dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Penjelesan komponen gigi
tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.
Dengan mempelajari cavum oris dan jaringan sekitarnya dapat
membantu tenaga kesehatan gigi dalam mengetahui gejala klinis atau
penyakit yang terjadi sehingga dapat menjalani pengobatan dan
1
pencegahan guna mempertahankan fungsi dan struktur cavum oris dan
jaringan sekitar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi gigi manusia?
2. Bagaimana fisologi gigi manusia?
3. Bagaimana formulasi pasta gigi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi gigi manusia.
2. Untuk mengetahui fisiologi gigi manusia
3. Untuk mengetaui formulasi pasta gigi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Gigi
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi
menjulang di atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di
bawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam
pusat strukturnya terdapat rongga pulpa.
Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris
maksila dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului
oleh satu set sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan
setelah lahir dan lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara
umur enam dan tiga belas, dan diganti secara berangsur oleh gigi permanen,
atau suksedaneus. Proses penggantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun
sampai gigi geligi lengkap, umumnya pada umur 18, dengan munculnya molar
ketiga atau gigi kebijakan. Semua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang
menonjol di atas gusi atau gingival, dan satu atau lebih akar gigi meruncing
yang tertanam di dalam lubang atau alveolus di dalam tulang maksila atau
mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut leher atau serviks.
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:
1. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2
gigi seri, 1 taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
2. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham
untuk total keseluruhan 32 gigi.
Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan). Mengunyah
ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan bawah.
Gerakan lidah dan pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan
linak ke palatum keras 3ensit gigi-gigi. Makanan yang masuk kedalam mulut di
potong menjadi bagian-bagian kecil dan bercamput dengan saliva unutk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

3
1. Bagian Gigi
Gigi memiliki bagian mahkota dan akar (Gambar 2.1). Secara
anatomi, yang disebut mahkota gigi adalah bagian yang dilapisi oleh
enamel, sedangkan akar gigi adalah bagian yang dilapisi oleh cementum.
Namun secara klinis, yang disebut mahkota gigi adalah bagian yang dapat
terlihat dan akar gigi adalah bagian yang tertanam sehingga tidak terlihat
(Gambar 2.2). Batas antara mahkota dan akar disebut cementoenamel
junction (cervical line).

Gambar 2.1 Potongan Melintang dari Gigi dan Jaringan Periodonsium

Gambar 2.2 Gambaran Klinis Mahkota Gigi Molar Rahang Atas


Mahkota gigi molar rahang atas tampak lebih panjang
akibat resesi dari gingiva dan hilangnya tulang
4
2. Bentuk Gigi
Total gigi permanen jika telah tererupsi semua ada 16 pasang,
sedangkan pada gigi susu terdapat 10 pasang. Pada tiap rahang terdapat 4
bentuk gigi pada gigi permanendan 3 bentuk gigi pada gigi susu (Gambar
2.3), yaitu:

Gambar 2.3 Gambaran Anatomi Gigi Geligi

a. Gigi Insisivus (gigi seri)


Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar untuk
menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus terbagi menjadi
gigi insisivus sentral dan lateral di setiap kuadran, jadi jumlah gigi
insisivus ada delapan. Jika dilihat dari sisi mesial, mahkota gigi sisi
lingual insisivus sentral lebih cekung daripada gigi insisivus lateral.

5
Gambar 2.4 Gigi insisivus rahang atas, tampak mesial.
F: Fasial; L: Lingual

b. Gigi Kaninus (gigi taring)


Gigi ini kuat dan menonjol di sudut mulut, hanya mempunyai
satu akar, dan berfungsi untuk merobek makanan atau benda lain.
Jumlahnya ada empat.
c. Gigi Premolar (gigi graham kecil)
Mahkotanya bulat, mempunyai dua tonjolan di sebelah pipi dan
di sebelah lidah, umumnya mempunyai satu akar (namun ada beberapa
premolar yang mempunyai dua akar). Gigi premolar berfungsi untuk
menggilas atau mengunyah makanan dan benda lain. Jumlahnya ada
delapan.
d. Gigi molar (gigi graham besar)
Gigi-gigi besar di sebelah belakang dalam mulut yang
berfungsi untuk melumat makanan. Semua gigi molar mempunyai
mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan, dan memiliki jumlah
tonjolan yang bervariasi. Gigi molar rahang atas mempunyai tiga akar
dan gigi molar rahang bawah mempunyai dua akar. Jumlah gigi molar
ada dua belas. Yang disebut dengan gigi anterior adalah gigi insisivus
sentral dan lateral, serta gigi kaninus. Sedangkan yang disebut dengan
gigi posterior adalah gigi premolar dan gigi molar.

6
3. Jaringan Gigi
Jaringan dental dibagi menjadi 2, yaitu jaringan keras (enamel,
cementum, dentin) dan jaringan lunak (pulpa).(Gambar 2.1).
a. Enamel
Enamel atau email merupakan lapisan yang melindungi
permukaan mahkota gigi, dan merupakan bagian terkeras dari tubuh
kita. Enamel kaya akan mineral, yaitu 95% mineral dan 5% air dan
matriks enamel.2 Enamel akan terdemineralisasi pada pH ≤5,5.
b. Dentin
Dentin adalah jaringan keras berwarna kekuningan di bawah
enamel dan cementum. Dentin terletak di bawah email, terdiri atas
rongga-rongga berisi cairan. Apabila lubang telah mencapai dentin,
cairan ini akan menghantarkan rangsang ke pulpa, sehingga pulpa yang
berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal rasa sakit itu ke otak.
Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak
kekuningan. Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras.
Bahannya 20% organic dan 80% anorganik.
Komposisi dentin terdiri dari 70% mineral, 18% bahan organik
(terutama kolagen), 12 % air. Dentin memiliki tubulus yang berisi
perpanjangan sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi
ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya bergantung kepada penyediaan
darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin cukup
peka terhadap berbagai rangsangan.
c. Cementum
Cementum adalah lapisan luar dari akar gigi yang berwarna
kuning. Komposisinya terdiri dari 65% kalsium hidroksiapatite, 35%
bahan organik (terutama kolagen), dan 12% air. Akar gigi ditutupi
lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang sangat mirip
tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang
dari jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat
kolagen, glikoprotein, dan mukopolisakarida yang telah mengapur.

7
Bagian servikal dan lapis tipis dekat dentin adalah sementum aselular.
Sisanya adalah sementum selular, dimana terkurung sel-sel mirip
osteosit, yaitu sementosit, dalam 8ensit dalam matriks. Perbatasan antara
enamel di mahkota gigi dan cementum di akar gigi disebut
cementoenamel junction (CEJ).
d. Pulpa
Pulpa adalah jaringan lunak di dalam rongga gigi yang kaya akan
pembuluh darah dan saraf, yang masuk melalui foramen apikal di akar
gigi. Bagian pulpa pada mahkota gigi disebut ruang pulpa dan bagian
pulpa pada akar gigi disebut kanal pulpa.
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa
merupakan bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa
mempunyai hubungan dengan jaringan peri- atau interradikular gigi,
dengan demikian juga dengan keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena
itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium juga akan
terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan
memengaruhi jaringan di sekitar gigi.
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari
mahkota gigi, misalnya tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada
gigi dengan akar lebih dari satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang
mempunyai pintu masuk ke saluran akar, disebut orifisum. Dari orifisum
ke foramen apical disebut saluran akar. Bentuk saluran akar ini sangat
bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain kadang-kadang
juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu, tidak
bermuara ke jaringan periodontal. Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air
dan 25% bahan 8ensiti, yaitu:
1) Glukosaminoglikan
2) Glikoprotein
3) Proteoglikan
4) Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.

8
Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut
saraf. Pada saluran akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga
jaringan saraf, yang masuk ke rongga pulpa dan membentuk
percabangan jaringan yang teratur serta menarik. Jaringan yang
memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apical, tempat arteri dan
vena masuk serta keluar. Selain pembuluh darah dan jaringan limfe,
jaringan saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen 9ensit.
Pulpa memiliki fungsi antara lain:
1) Formatif : Terdapat odontoblast (sel yang memproduksi dentin),
sehinggasering disebut sebagai dentin sekunder.
2) Sensori : Ujung saraf pada pulpa menyampaikan rasa sakit atau
ngilu
dariberbagai rangsangan sehingga kita dapat merasakannya.
3) Nutritif : Pembuluh darah menyalurkan nutrisi dari aliran darah ke
sel
pulpadan odontoblast.
4) Protektif : Oleh odontoblast, pulpa membentuk dentin reparatif
sebagai
responterhadap kerusakan yang timbul.
4. Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal merupakan jaringan penyangga (pendukung)
gigi di dalam mulut (Gambar 2.1; 2.5), terdiri atas empat bagian, yaitu:
a. Tulang Alveolar
Tulang alveolar adalah bagian dari tulang maksilaris dan
mandibularis yang mengelilingi akar gigi. Pembuluh darah dan saraf
menembus tulang ini melalui foramen apikal untuk masuk ke dalam
pulpa. Tulang alveolar dapat teresorpsi setelah hilangnya gigi permanen
atau setelah periodontitis.
b. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang menutupi gigi dan
tulang alveolar. Bagian tepi gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah

9
disebut free gingival(marginal gingiva), sedangkan bagian yang
menempel tetap pada tulang alveolar disebut attached gingiva. Di antara
free gingiva dan gigi terdapat jarak yang disebutgingival sulcus
(crevice), kedalaman normalnya sekitar 1-3 mm.

Gambar 2.5 Periodonsium


c. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah ligamen yang menghubungkan
cementum dan tulang alveolar. Ligamen ini berfungsi menahan gigi
pada tempatnya, namun masih memungkinkan sedikit gerakan.
d. Cementum
Cementum adalah bagian yang melapisi akar gigi.
5. Permukaan Gigi
Istilah yang dipakai untuk permukaan gigi antara lain (Gambar 2.6) :
a. Apikal : permukaan ujung akar
b. Labial : permukaan depan (menghadap bibir) untuk gigi anterior
c. Bukal : permukaan depan (menghadap pipi) untuk gigi posterior
d. Lingual: permukaan belakang (menghadap lidah) untuk rahang bawah
e. Palatal : permukaan belakang (menghadap palatum) untuk rahang atas

10
f. Insisal : permukaan mahkota gigi anterior
g. Oklusal: permukaan mahkota gigi posterior
h. Distal : permukaan yang menjauhi garis tengah
i. Mesial : permukaan yang mendekati garis tengah

Gambar 2.6 Permukaan Gigi

B. Fisiologi
Mulut terdiri atas dua bagian : bagian luar yang sempit atau vestibula
yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir dan pipi. Bagian rongga mulut bagian
dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum, dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, dibawahnya
terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya
akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir syaraf sensoris.
Dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah, gigi dan lidah. Kelenjar
ludah (glandula saliva) membantu pencernaan dalam mulut secara kimiawi.
Enzim dalam air liur di sebut enzim ptialin. Enzim ini dapat memecah
polisakarida menjadi disakarida. Terdapat tiga pasang kelenjar ludah (glandula
saliva) :

11
1. Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah terbesar dan ditemukan melilit ramus
mandibula . Sekresi serosa yang dihasilkan terutama di alam dan
memasuki rongga mulut melalui duktus Stensen itu .
2. Kelenjar submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah
rahang bawah, unggul dari otot digastric . Sekresi yang dihasilkan adalah
campuran dari kedua cairan serosa dan lendir , dan memasuki rongga
mulut melalui duktus Wharton . Sekitar 70% dari air liur dalam rongga
mulut yang dihasilkan oleh kelenjar submandibula, meskipun mereka jauh
lebih kecil daripada kelenjar parotis.
3. Kelenjar sublingual adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah,
anterior kelenjar submandibula. Sekresi lendir yang dihasilkan terutama di
alam, namun dikategorikan sebagai kelenjar campuran. Berbeda dengan
dua kelenjar utama lainnya, sistem duktus kelenjar sublingual tidak
memiliki saluran lurik, dan keluar 8-20 saluran ekskretoris. Sekitar 5% air
liur memasuki rongga mulut berasal dari kelenjar ini.
Gigi ada dua macam :
1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada
2.5 tahun jumlahnya 20 buah, disebut pula gigi susu. Terdiri dari delapan
buah gigi seri (dens insisivus), empat buah gigi taring (dens kaninus) dan
delapan buah gigi geraham (molare).
2. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32
buah, terdiri dari delapan buah gigi seri (dens insisivus), empat buah gigi
taring ( dens kaninus), delapan buah gigi geraham (molare) dan 12 buah
gigi geraham (premolare).
Fungsi gigi seri untuk memotong makanan. Gigi taring digunakan
untuk memutus makanan yabg keras dan liat dan gigi geraham gunanya untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.

12
Gambar 2.7 Susunan Gigi Sulung.

Gambar 2.8 Susunan Gigi Tetap


Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dibagi atas tiga
bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah) dan
apeks lingua ( ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat
epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan
makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas. Punggung lidah
(dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah
kira-kira ditengah, jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir. Flika

13
sublingua terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua, disini terdapat
pula lipatan selaput lendir. Pada prtengahan Flika sublingua ini terdapat
saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan glandula sublingualis.

C. Histologi
Struktur Terkait Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap
(permanen), tersebar dalam 2 lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila
dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1
kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu
(desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi),
bagian mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang
menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh
email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini
bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung
materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang
dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran
radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan
keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa.
Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang
tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada
soket tulangnya (alveolus).
1. Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih
keras karena kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat
kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan
garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin
dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi,
memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya
menghasilkan matriks organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti

14
memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul sekresi
yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti
pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang
menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran
odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring
dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul
dentin yang bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas
berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan
odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin.
Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel
bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal
hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi
bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan
bermineral untuk waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena
dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa serta
odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa,
pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis
(lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan
membuat komponen-komponennya.
2. Email
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling
banyak mengandung kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam
kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik dan sisanya adalah
air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari
gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik
email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-
kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email
sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit
memanjang, batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email

15
antar-batang. Email antar-batang dan batang email dibentuk oleh kristal
hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang
terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel
silindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti.
Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik,
terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal
sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini
mengandung protein yang menyusun matriks email.
3. Pulpa
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah
odontoblas, fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan
glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan
pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki
foramen apikal dan bercabang banyak. Beberapa serat saraf hilang
selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam tubul
dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada
gigi.
4. Stuktur Terkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan
maksila dan mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang
alveolus dan gingiva.
a. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa
tulang, meskipun tidak ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada
bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip osteosit,
yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang
saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang,
sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi
jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen
periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan

16
mungkin diserap. Produksi sementum mengatur pertumbuhan normal
gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan soketnya.
b. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg
serat-seratnya masuk ke dalam sementum gigi dan menambatnya pada
dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum bagi tulang
alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan
tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan
langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi
setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan
pergantian protein yang tinggi dan banyak mengandung kolagen yang
larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam
ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang
mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi
protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.
c. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen
periodontal. Tulang dari jenis belum dewasa ini (tulang primer) dengan
serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel khas
pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi
membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus
ini menuju foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
d. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat
pada periosteum tulang maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel
berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat pada
email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan
membentuk perlekatan epitel Gottlieb. Sel-sel epitel melekat pada

17
kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat celah
gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

D. Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm)
berproliferasi dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang
berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal
sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini
membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel
(kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim
dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel krista neural yang
berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi dan
menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email
yang berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim
membentuk papila dentis yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang
menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya. Mesenkim juga
memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi
sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada
minggu ke-8 kehamilan. Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan
dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan
dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam
(interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan
email). Sel epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata
dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-
sel lapisan superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang
menjadi odontoblas. Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang
merangsang pembentukan email oleh ameloblas.
1. Pembentukan Dentin

18
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut
kolagen dari predentin. Sel-sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut
kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin. Badan sel odontoblas
terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi
cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh
tebal dentin.
2. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya,
yang berbatasan dengan lamina basal, menjadi permukaan sekresinya.
Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis fungsional) dan
basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar
dan sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti
dan apeks fungsional sel ini. Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina
basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan dentin. Juluran
pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes) merupakan
tempat sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes
menghasilkan matriks organik dari email antar-batang, sedangkan
permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email.
Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal
hidroksiapatit dibentuk pada matriks organik. Matriks ini hampir
seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan email selesai,
organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis
bila gigi muncul dalam rongga mulut.
3. Perkembangan Akar Gigi
Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi,
lengkung servikal bertumbuh ke apikal membungkus papila dentis dan
membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas penyatuan epitel
email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas
yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk,
selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini menginduksi
perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di sekitarnya.

19
Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang
membungkus akar gigi.
4. Gigi Tetap (permanen)
Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel
ektodermal dan membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis
menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen berturut-turut
terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah
lahir.

20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Formula Asli
Pasta Gigi “Sodium Monofluorophospate”
B. Rancangan Formula
Tiap 160 gr mengandung :
1. Sodium monofluorophospate 1,3%
2. Sodium Benzoat 2%
3. Hydrogen Phospate 7%
4. Sodium Lauryl Sulfate 1%
5. Sorbitol 10 %
6. NA CMC 3%
7. Saccharinn
8. Menthol 0,4 %
9. Calcium carbonate 8%
10. Akuades ad. 100 %
C. Master Formula
1. Nama produk : Madrident®
2. Jumlah Produk :10 @160gr
3. Tanggal Formalisa : 26November 2014
4. No registrasi : DKL 1400100133A1
5. No batch : C 401001
Dibuat oleh : PT. DOMFarma Disetujui oleh : Supervisor
No Kode Nama Bahan Fungsi Perdosis Batch
. Bahan
1. 01SMF Sodium Zat aktif 1,3%
monofluorophospate
2. 02SDB Sodium benzoat Preservative 2%
3. 03HDP Hydrogen Phospate Whitening 7%
Agent

21
4. 04SLS Sodium Lauryl Surfaktan 1%
Sulfate
5. 05SRB Sorbitol Humektan 10%
6. 06NCM NA-CMC Binding Agent 3%
7. 07SCR Saccharin Sweetener
8. 08MTL Menthol Flavouring 0,4%

9. 09CLC Calcium Carbonate Cleaning and 8%


Polishing
Agent
10. 10AQS Aquades Pelarut 100%

D. Alasan Pemilihan Zat Aktif


1. Indikasi
Indikasi pemberian fluoride sebagai efek bakteriosida terhadap
Stereptococcus mutans tergantung pada konsentrasi yang diberikan dan pH
(Enanda, 2009).
2. Mekanisme Kerja
- Sodium Fluoride pertama kali digunakan pada pasta gigi yang
mengandung fluoride sebagai active agent. Bahan-bahan yang
mengandung fluoride dapat mencegah karies (Enanda, 2009).
- Fluoride dalam mencegah karies dengan meningkatkan mineralisasi
gigi, mencegah bakteri, menghasilkan asam yang dapat memicu
terjadinya karies gigi. Demineralisasi dan reminalisasi pada enemal
merupakan proses dinamik. Reminalisasi adalah mencegah terjadinya
demineralisasi ketika level fluoride rendah. Penambahan kadar fluoride
mencegah perkembangbiakan bakteri yang menghasilkan asan
sehingga dapat mencegah proses pembentukan karies (Enanda, 2009).

22
3. Efek Samping
Fluorida merupakan salah satu ion yang diketahui memiliki efek
yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi
tertentu,namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan
terjadinya efek yang tidak diinginkan. Efek buruk tersebut dapat bervariasi
dari fluorosis gigiringan (keadaan dimana gigi menjadi kekuningan atau
kecoklatan dan terdapat bintik-bintik pada enamel gigi) hingga fluorosis
skeletal seiring dengan meningkatnya kadar dan lamanya paparan. Oleh
karena itu, asupan fluoride haruslah dibatasi agar dapat mencegah karies
namun tidak menimbulkan terjadinya fluorosis (Astriningrum, dkk., 2010)

E. Alasan Pemilihan Zat Tambahan


1. Preservative
Sodium Phosphat
- Menurut WHO, Jurnal Benzoic acid and Sodium benzoat, 2000:
4
Asam benzoat dan natrium benzoat. Penggunaannya sebagai
pengawet dalam makanan, minuman, pasta gigi, obat kumur, odol,
kosmetik, dan obat-obatan diregulasi.
- Menurut Emerald, Product Information bulletin, 2012 : 4
Sodium benzoate yang aman, pengawet ekonomis, persiapan
seperti krim, lotion, larutan karet, dan pasta gigi. Keuntungan dari
natrium benzoat dalam aplikasi ini adalah bahwa itu adalah tidak
berwarna, tidak berbau, mudah larut, dan umumnya kompatibel bahan
lainnya. Sodium benzoat umumnya telah dilaporkan untuk digunakan
pada konsentrasi di bawah 3%. Pengawet ini juga yang paling efisien
pada pH rendah. Tingkat penghambatan natrium benzoat dalam
emulsi meningkat dengan kandungan minyak. Sodium benzoate telah
menemukan aplikasi antimikroba dalam obat kumur, krim
dermatologis dan salep, dan deodoran.

23
2. Whitening Agent
Hydrogen Phospate
- Menurut colipa, Jurnal Hydrogen Peroxide in Tooth Whitening
Products, 2005 :6
Senyawa peroksida termasuk hidrogen peroksida dan karbamid
peroksida telah digunakan dalam berbagai perawatan gigi selama
bertahun-tahun. Laporan menggunakan peroksida untuk pemutih atau
memutihkan gigi dapat ditelusuri kembali ke lebih dari satu abad yang
lalu. Peroksida yang mengandung pemutih saat digunakan di Amerika
Serikat dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori: 1) Mereka yang
mengandung konsentrasi tinggi hidrogen peroksida (30-35%) atau
carbamide peroksida (35%) untuk penggunaan profesional saja; 2)
bahan yang dibagikan oleh dokter gigi dan digunakan oleh pasien di
rumah (hingga 10% hidrogen peroksida atau 16% karbamid
peroksida); dan 3) over-the-counter produk dengan hidrogen
peroksida konten hingga 6% dan tersedia untuk konsumen untuk
digunakan di rumah (Li, 1996).
3. Surfaktan
Sodium Lauryl Sulfate
- Menurut Maharani dan Wsikanastri, 2009, Analisis Kadar
Detergent Anionik Pada Sediaan Pasta Gigi Anak-Anak, Jurnal
Kesehatan
Detergent sintetis Yang sering dipakai adalah Na-lauryl sulfat,
Mg-lauryl sulfat, campuran dari larutan monoetanol amine 3% dan
trietanolamine l0%. Pemakaian detergent sintetis dalam pasta gigi
sekitar l-2%.
- Menurut Rowe, 2009, pharmaceutical excipient
Sodium lauril sulfat adalah surfaktan anionik digunakan dalam
berbagai berbagai formulasi farmasi nonparenteral dan kosmetik

24
- Menurut Mutmainah, 2013, Pengaruh Pasta Gigi Yang
Mengandung Ekstrak Daun Sirih Dalam Mengurangi Plak Dan
Gingivitis Pada Gingivitis Marginalis Kronis, Skripsi
Deterjen dalam pasta gigi berfungsi menurunkan tegangan
permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan
membantu gerakan pembersihan sikat gigi. Persentasi deterjen dalam
pasta gigi sebanyak 1-2%. Contoh deterjen yang terdapat dalam
pasta gigi antara lain Sodium Laurly Sulfat (SLS).
- Menurut Gimba dkk, 2014, Investigations of Sodium Lauryl
Sulphate and Saccharin Concentrations in Brands of
Toothpaste, Journal of Chemical Sciences.
SLS memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan berbusa
di sebagian besar pasta gigi. SLS juga digunakan sebagai bahan
dalam rumah tangga dan barang-barang industri seperti sampo, dan
mencuci tubuh yang sama dan pembersih.
4. Humektan
Sorbitol
- Menurut Rahman, 2009 (Optimasi Formula Sediaan Gel Gigi
yang Mengandung Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L)
Dengan Na CMC Sebagai Gelling Agent)
Humektan penting digunakan untuk mencegah pengeringan
sediaan pembersih gigi yang biasanya terjadi bila tutup tube terbuka.
Humektan dapat juga berfungsi sebagai pelicin sediaan dan untuk
mencegah terjadinya pergerakan sisa gel setelah komponen lain
menguap. Bahan yang sering digunakan adalah sorbitol.
- Menurut Rowe, 2009
Konsentrasi Sorbitol 3-15%.
- Menurut Maharani, 2009 (Analisis Kadar Detergent Anionik
Pada Sediaan Pasta Gigi Anak-Anak)

25
Pemakaian humektan dalam komposisi sekitar 10-30%.
Sorbitol: viskositasnya tinggi sehingga membentuk pasta gigi yang
sangat plastis.
- Menurut Mutmainnah, 2013 (Pengaruh Pasta Gigi Yang
Mengandung Ekstrak Daun Sirih Dalam Mengurangi Plak Dan
Gingivitis Pada Gingivitis Marginalis Kronis)
Sorbitol merupakan salah satu bahan pelembab atau
humektan yang dapat mencegah penguapan air dan mempertahankan
kelembaban pasta. Bahan ini terdapat dalam pasta gigi sebanyak
10-30%.
- Menurut Utami, 2012 (Efek Antibakteri Pasta Gigi Yang
Mengandung Tea Tree Oil Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus)
Sorbitol digunakan untuk mempertahankan kelembaban dan
mencegah mengerasnya pasta pada udara terbuka.
5. Thickening Agent
NA-CMC
- Menurut Poucher's Perfumes, Cosmetics and Soaps, 10 th Edition
(Butler, 2000 : 228-229).
Bahan pengikat yang hidrofilik (suka air) yang menyebar dan
mengembang dalam fase air dalam sediaan pasta gigi dan diperlukan
untuk menjaga stabilitas dari pasta dan mencegah pemisahan menjadi
fase komponen. Hal ini dapat memberikan fleksibilitas dalam hal
kelarutan, elastisitas dan beberapa peningkatan stabilitas.
- Menurut Handbook Of Pharmaceutical Excipient (Rowe, 2009 :
119)
Na CMC berfungsi sebagai bahan peningkat viskositas. Na
CMC banyak digunakan dalam formulasi farmasi baik oral maupun
topikal, terutama sifatnya sebagai bahan peningkat viskositas.
Konsentrasi yang lebih tinggi, biasanya 3-6%, digunakan untuk
menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai basis untuk pasta.

26
- Menurut Journal Of The Society Of Cosmetic Chemists
(Watson, 1970)
NaCMC merupakan bahan yang banyak digunakan sebagai
pengental dalam sediaan pasta gigi. Produk yang mengandung
NaCMC mudah menyebar di mulut sehingga pelepasan busa dan rasa
lebih cepat, yang sangat mudah diterima konsumen. Warnanya putih
dan stabilitas produk baik.
- Menurut Water Soluble Polymers for Pharmaceutical
Applications (Kadajji dan Guru , 2011)
NaCMC digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam obat-
obatan, dan kosmetik. NaCMC merupakan polimer yang banyak
disukai karena memiliki berbagai sifat fungsional sebagai bahan
pengikat, pengental, dan penstabil.
6. Sweetener
Saccharin
- Menurut Gimba C.E, Abechi S.E* and Elizabeth O., 2014,
Investigations of Sodium Lauryl Sulphate and Saccharin
Concentrations inBrands of Toothpaste, Research Journal of
Chemical Sciences, Vol. 4(6), Zaria, Nigeria.
Sakarin sering digunakan dalam berbagai macam produk
konsumsi termasuk pasta gigi. Namun, pasta gigi perlu diperhatian
karena asupan untuk anak-anak dapat tak terkendali.
- Roshan, N. M., dan B. Sakeenabi, 2011, Practical problems in use
of sugar substitutes in preventive dentistry, Journal of
International Society of Preventive and Community Dentistry,
Karnataka, India.
Sakarin dapat menggantikan rasa gula; lactose atau sorbitol
atau air untuk berat atau massal gula; xylitol untuk selera dan massal.
Jika dirasakan dalam pemanis, umumnya dianggap sebagai atribut
negatif yang mengarah kepenurunan penerimaan, tetapi dalam bentuk
produk yang sesuai dapat menyebabkan peningkatan penerimaan.

27
Sakarin dapat memberikan lebih banyak rasa buah yang berbeda, atau
dapat disembunyikan dalam produk pahit.
- Rowe, R.C., Paul J.S., and Marian E.Q., 2009, Handbook of
pharmaceutical excipients sixth edition, Pharmaceutical press,
London.
Sakarin adalah agen pemanis yang sering digunakan dalam
minuman, produk makanan, pemanis atas meja, dan produk-produk
kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat kumur. Dalam formulasi
farmasioral, digunakan pada konsentrasi 0,02-0,5% b / b. Telah
digunakan dalam formulasi tablet kunyah sebagai agen pemanis.
Sakarin telah digunakan untuk membentuk berbagai cocrystals
farmasi.
Sakarin dapat digunakan untuk menutupi beberapa
karakteristik rasa tidak enakatau untuk meningkatkan sistem
rasa.Daya pemanis adalah sekitar300-600 kali sukrosa.

7. Cleaning and Polishing Agent


Calcium Carbonate 8,0 %
- Menurut Journal Of Scientific & Industrial Research (Oyewale,
2005: 106)
Tulang dan gigi pada dasarnya terdiri atas kalsium. Bahan
abrasi utama di sebagian besar pasta gigi adalah kalsium karbonat.
konsentrasi kalsium bervariasi atas berbagai (o, 04-27mg / g).
- Menurut International Dental Journal (Stamm, 2007: 7)
Pada umumnya, abrasive yang digunakan dalam pasta gigi
mewakili tiga kategori besar:
 Fosfat, dihidrat khusus dicalciumphosphate dan kalsium pirofosfat
 Karbonat, khususnya natrium bikarbonat dan kalsium karbonat
 silika terhidrasi
- Menurut The Journal Of Clinical Dentistry (Elming, 2009: 112)

28
Pada penambahan sampai 8,0% arginin dan kalsium karbonat,
Pasta gigi mengandung fluoride 1450 ppm, natrium
monofluorophosphate (MFP), untuk perlindungan rongga.
8. Flavouring Agent
Menthol
- Menurut Handbook Of Pharmaceutical Excipient (Rowe, 2007:
459)
Konsentrasi menthol untuk formula pasta gigi sebesar 0,4 %.

F. Uraian Bahan
1. Sodium Monofluorophosphate (Sweetman, 2009: 1964-1965 )
Nama resmi : Natrii Monofluorophosphas
Nama sinonim : Natrium Monofluorofosfat
RM/BM : Na2PO3/143,9
Pemerian : putih hingga agak abu-abu, serbuk berbau
Kelarutan : mudah larut dalam air. pH larutan 2 % dalam air
antara
6,5 dan 8,0
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat aktif
2. Sorbitol (Ditjen POM, 1979: 567)
Nama resmi : Sorbitolum
Nama sinonim : Sorbitol
Rumus molekul : C6H14O6
Barat molekul : 182, 17
Pemerian : Serbuk, butiran atau kepingan, putih, rasa
manis, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut
dalam etanol (95%)P, dalam methanol P dan
dalam asam asetat p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
29
Kegunaan : Humektan
3. Sodium benzoat (Ditjen POM, 1979; 378)
Nama resmi : Natrii Benzoat
Nama sinonim : Sodium Benzoat, Benzoat Fo Soda, Sodium
Benzoat Acid
Rumus molekul : C7H5NO2
Pemerian : Granul putih, atau cristalme, bersifat higroskopik
dalam bentuk serbuknya, tidak berbau atau
memiliki bau seperti benzoatnya, memiliki rasa
yang tidak manis dan rasa saile.
Kelarutan : Larut dalam 18 bagian air, larut dalam 1,4
bagaian air pada suhu 100oC
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Preservative
.
4. Kalsium Karbonat (Rowe, 2007: 86)
Nama resmi : Calcii carbonas
Nama sinonim : Carbonic Acid; Calcium Salt
RM/BM : CaCO3 / 100.09
Pemerian : Bubuk putih tidak berbau dan berasa atau Kristal.
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup di tempat yang sejuk
dan kering
Kegunaan : Cleaning and Polishing Agent
5. Menthol (Rowe, 2007: 433)
Nama resmi : Mentholum
Nama sinonim : Mentol
RM/BM : C10H20O / 156.27
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak
berwarna;
bau tajam seperti minyak permen; rasa panas dan
aromatik diikuti rasa dingin

30
Kelarutan : sangat mudah larut dalam etanol (95%), dalam
kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam
paraffin cair P dan dalam minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Flavoring Agent
6. Natrium Karboksimetil Selulosa (Rowe, 2009 : 119)Nama resmi
: Nama resmi : Carboxymethylcellulose
Sodium
Nama sinonim : Cellulose Gum
Pemerian : putih dan hampir putih, tidak berbau, tidak
berasa, serbuk granul. Higroskopis setelah
pengeringan dan agak berbau khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, ethanol (95%),
ether, dan toluena. Mudah laruta dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Gelling Agent
7. Natrium Lauryl Sulfat (Ditjen POM, 1995: 595)
Nama resmi : Natrii Lauryl Sulfas
Nama sinonim : Natrium Lauryl Sulfate
RM/BM : CH3(CH2)10CH2OSO3Na/151-21-3
Pemerian : Hablur, Kecil, berwarna putih atau kuning muda;
agak
Berbau khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; membentuk larutan
opalesen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Detergent atau surfaktan
8. Sakarin (FI ed. IV hal. 748)
Nama resmi : Saccharinum
RM/BM : C7H5NO3S / 183,18

31
Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau
berbau aromatic lemah. Larutan encer sangat
manis. Larutan asam bereaksi terhadap lakmus
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform, dan
dalam eter, larut dalam air mendidih, sukar dalam
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan simpan ditempat yang
sejuk dan kering
Kegunaan : Sweetening Agent
9. Aquadest (FI.Edisi III Hal.96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama sinonim : Air suling, Air murni
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut

G. Perhitungan Bahan
 Perhitungan bahan dengan penambahan 10% pada masing-masing
penimbangan bahan :
10
1. Povidon Iodin = 100 x 100 mg = 10 mg = 0,01 g

Jadi, yang ditimbang utk 10 botol = 10 mg x 10= 100 mg = 0,1 g


1100
2. Potassium Alum = ❑ x 100 g = 1 g

Jadi, yang ditimbang = 1 g + 0,1 g = 1,1 g


Per 10 botol = 1,1 x 10 = 11 g
50
3. Bahan Buffer = 100 x 100 = 50 g

Jadi, yang ditimbang utk 10 botol = 50g x 10 = 500 g

32
1,5
4. Lidocaine Hydrochloride = 100 x 100 = 1,5 g

Jadi, yang ditimbang utk 10 botol = 1,5 x 10 = 15 g


0,1
5. Methyl Paraben = 100 x 100 = 0,1 g

Jadi, yang ditimbang= 0,1 x 0,01 = 0,11 g


Utk 10 botol = 0,11 x 10 = 1,1 g
6. Aquades
Per botol = 100 – (0,01+ 1,1 +50 + 1,5 + 0,11) = 47,28 ml
Utk 10 botol = 1000 – (0,1 + 11 + 500 + 15 + 1,1) = 472,8 ml.

H. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Komponen bahan padat atau yang tidak dicairkan digerus dengan
sebagian basis menggunakan cawan porselin atau gelas beker
3. Sesaat setelah membeku digosok-gosokkan dengan spatula atau
lumpang untuk memastikan homogenitas.
4. Komponen yang tidak bercampur dengan air dicairkan bersama
penangas air pada temperatur sekitar 70-75oC
5. Semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam
air, yang dibuat dalam sejumlah air yang dimurnikan, dipanaskan pada
temperatur yang sama dengan komponen yang berlemak.
6. Laruutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan dengan
pengadukan yang konstan menggunakan pengaduk mekanik kedalam
campuran berlemak temperatur dipertahankan selama 5-10 menit.
7. Campuran perlahan-lahan di dinginkan dengan pengadukan yang
terus-menerus sampai campuran mengental.
8. Pasta yang telah dibuat digulung di atas kertas perkamen menjadi
bentuk silinder, diameter silinder sedikit lebih kecil dari tube supaya
dapat diisikan dengan panjang kertas yang lebih dari silinder.

33
9. Dengan tutup dari tube dilepas supaya udara keluar, silinder dari pasta
dengan kertas dimasukkan kedalam bagian ujung bawah tube yang
tebuka.
10. Potongan kertas meliputi, pasta dipegang oleh satu tangan sedangkan
lainnya menekan dengan spatula yang berat ke arah tutup tube sampai
tube tadi penuh dan sambil menarik perlahan-lahan kertas pasta tadi
dilepaskan, ratakan permukaan pasta dengan spatula kurang ½ inci
dari ujung bawah.
11. Bagian bawah yang disisakan lipatan 2 x 1/8 inci dan dibuat dari
ujung bawah tube yang dipipihkan, ditekan atau dijepit penyegel tepat
diatas lipatan untuk menjamin bahwa sudah betul-betul tertutup.
Penjepitan dapat digunakan dengan tangan atau dengan mesin lipat
(criper) yang dijalankan dengan tangan atau kaki.

34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rongga mulut adalah bagian awal dari saluran pencernaan. Rongga


mulut terbentang mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring.
Atapnya dibentuk oleh palatum durum dan mole, dasarnya dibentuk oleh
lidah, dan dinding kiri dan kanan dibentuk oleh otot-otot pipi.
2. Gigi merupakan salah satu organ penting yang terdapat dalam rongga
mulut. Gigi terdiri dari dua macam, yaitu gigi decidui dan gigi permanen.
Bagian-bagian dari gigi meliputi: email, dentin, pulpa, dan sementum.

B. Saran
1. Perlu dikaji lebih lanjut tentang penyakit-penyakit pada gigi dan
pengobatannya.
2. Perlunya dikaji tentang formulasi-formulasi sediaan kosmetik yang
digunakan pada gigi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Astriningrum, Y., Herman, S., Azizahwati, 2010, Analisis Kandungan Ion


Fluorida Pada Sampel Air Tanah Dan Air Pam Secara Spektrofotometri,
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VII, No. 3, Jakarta.

Butler, H., 2000, Poucher’s Perfume, Cosmetics and Soap, 10th edition, Kliwer
Academy Publishers, London.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.

Elming, R.C., 2009, Pro-ArginTM Technology— Clinical Evidence for Instant


and Lasting Relief of Dentin Hypersensitivity, The International Journal Of
Applied Dental Research, Vol. XX, No. 4.

Enanda, Dessy, A., 2009, Efek Pemberian Fluoride Varnish di Kedokteran Gigi,
Skripsi, Medan.

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: EGC.

Gabriel, T., Anteneh B. dan Tsige G. M., 2013, Preparation And Evaluation Of
Carboxymethyl Enset And Cassava Starches As Pharmaceutical Gelling
Agents, Journal of Drug Delivery & Therapeutics, Vol. 3 No. 5.

Gimba C.E., Abechi S.E, and Elizabeth O., 2014, Investigations of Sodium
Lauryl Sulphate and Saccharin Concentrations in Brands of Toothpaste,
Journal of Chemical Sciences, Vol. 4(6), 58-61.

Harshanur, Itjiningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.

Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak, Panduan Orang Tua dalam
Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi bagi Anak-Anaknya. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Maharani, Endang, T., 2009, Analisis Kadar Detergent Anionik Pada Sediaan
Pasta Gigi Anak-Anak, Jurnal Kesehatan.Vol. 2, No. 2.

Mutmainnah, M., 2013, Pengaruh Pasta Gigi Yang Mengandung Ekstrak Daun
Sirih Dalam Mengurangi Plak Dan Gingivitis Pada Gingivitis Marginalis
Kronis, Skripsi, Makassar.

Pearce, Evelyn C.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia.

36
Oyewale, A.O., 2005, Estimation Of The Essential Inorganic Constituent Of
Commercial Toothpaste, Journal Of Scientific & Industrial Research, Vol.
64.

Rahman, Dea, A., 2009, Optimasi Formula Sediaan Gel Gigi yang Mengandung
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) Dengan Na CMC Sebagai
Gelling Agent, Skripsi, Jakarta.
Roshan, N. M., dan B. Sakeenabi, 2011, Practical problems in use of sugar
substitutes in preventive dentistry, Journal of International Society of
Preventive and Community Dentistry, Karnataka, India.

Rowe, C. Raymond, Paul J. Sheskey dan Marlan E. Quinn., 2009, Handbook Of


Pharmaceutical Excipients Sixth Edition, Pharmaceutical Press, USA.

Swartz, Mark H. 2012. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia: W.B.


Saunders Company.

Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia.

37

You might also like