You are on page 1of 4

Sadarkah kita bahwa sesungguhnya ada pahlawan lingkungan di sekitar kita?

padahal di sekeliling
kita banyak sampah yang berserakan dimana-mana, tetapi ada sebagian orang yang sangat peduli
dengan lingkungan dengan memungut sampah-sampah tersebut dan menjadikan sampah sebagai
penyambung hidup yaitu yang kita kenal dengan pemulung.

Pemulung adalah pahlawan lingkungan hidup dan itu benar. Pemulung sampah di sekitar kita,
yang hampir tanpa kenal lelah dan bosan terus memunguti sampah setiap harinya. Sampah di sekitar
kita, berupa sampah plastik, kardus bekas makanan, botol air mineral, kertas koran yang tidak lagi
berguna, bekas – bekas besi yang tidak mudah di cerna oleh udara dan tanah dan aneka sampah
lainnya yang mungkin bagi pemulung sangat berguna sekali guna menyambung hidupnya dan
keluarga mereka.

Pekerjaan mereka tentunya ikut membersihkan “Lingkungan Dari Sekitar Tempat Tinggal Maupun
Tempat Beraktivitas Kita“. Betapa mulianya pekerjaan mereka, tak mengenal, panas, hujan maupun
angin. Bahkan banyak tempat disekitar kita yang memasang tanda larangan bagi pemulung, dengan
banyak alasan. Antara lain, curiga apabila salah satu dari pemulung akan mencuri barang – barang
kita yang masih berguna. Selama kita mampu menjaga barang kita, mengapa takut dan curiga?

1. Dr.(HC) Ir. Soekarno (ER, EYD:Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun)
adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan
penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus
1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang
isinya—berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat—menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.
Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia
(PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggungjawabannya
ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun
1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada
tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

2. Sutomo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab
Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat
sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan
semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir
dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sutomo
dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo,
seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan,
sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan
pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan
beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah
campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.dan batak Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia
pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum
ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
4. Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809– meninggal di
Bayan Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia.

Ia adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan
tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin
Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah
Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
15. Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa
Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang,
Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25
tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden
Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan
Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal
sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

You might also like