Professional Documents
Culture Documents
3 November 2017
email: astutidwi20@yahoo.co.id
ABSTRACT
Patients with chronic kidney disease should take regular hemodialysis therapy. The main
cause of the deterioration of the psychosocial state of the patients undergoing
hemodialysis is the failure to adapt to the current state of illness. Objective of this study is
to investigate the effect of self-management (education and SEFT therapy) towards
psychosocial adjustment in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis.
The method used is quasi experiment with pre-test and post-test control group design. This
study used purposive sampling with 32 patients with chronic kidney disease. The treatment
provided is self-management with education and SEFT therapy in respondent at the
hospital. The data collection used is questionnaire Pasychosocial Adjustment to Illness
Scale (PAIS). Result of research showed that the ability of psychosocial adjustment
patients on pre-test (x̄) PAIS: 103,12 and post test (x̄) PAIS: 141,81. Based on the results
of wilcoxon test obtained p value 0,000, the hypothesis of this study is accepted. The ability
of psychosocial adjustment of patients increases after participating educational treatment
and SEFT therapy. The engagement between patient, family and nurse can improve the
patient's psychosocial adjustment as respond the changes in health status.
Keywords: hemodialysis, kidney, psychosocial, therapy
ABSTRAK
Pasien dengan penyakit ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisa secara rutin.
Salah satu penyebab terpuruknya keadaan psikososial klien adalah gagalnya beradaptasi
dengan keadaan sakitnya saat ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh self
management (edukasi dan SEFT therapy) terhadap psychososial adjusment pada pasien
dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Metode yang dilakukan adalah
quasi eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test with control group design.
Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 32 pasien penyakit
ginjal kronis. Perlakuan yang diberikan adalah self management dengan edukasi dan
SEFT therapy pada responden saat di rumah sakit. Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner Psychosocial Adjustment to Ilness Scale (PAIS). Hasil penelitian
menunjukkan kemampuan psychosocial adjustment responden pada pre-test (x̄) PAIS:
103,12 dan post-test (x̄) PAIS: 141,81. Berdasarkan hasil wilcoxon test didapatkan p value
0,000 maka hipotesa penelitian ini diterima. Kemampuan psychosocial adjusment pasien
penyakit ginjal kronis meningkat setelah diberikan perlakuan edukasi dan SEFT therapy.
Keterlibatan secara aktif antara pasien, keluarga dan perawat dapat meningkatkan
kemampuan adaptasi psikososial pasien terhadap perubahan status kesehatannya.
Kata kunci: ginjal, hemodialisa, psikososial, terapi
181
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
182
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
183
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
184
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
185
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
186
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
Wahyuni (2016) menyatakan faktor yang membantu pasien untuk terbiasa hidup
mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan kondisi penyakit kronis. Terapi
gagal ginjal kronis yaitu jenis kelamin, self management atau dikenal dengan
tingkat pendidikan dan status istilah pengelolaan diri ini merupakan
pernikahan. salah satu model terapi dalam
Hasil penelitian ini mendukung keperawatan jiwa yaitu cognitive
penelitian sebelumnya yang dilakukan behavior therapy (CBT). Terapi
oleh Hartini (2016) yang meneliti 134 manajemen diri (self management)
pasien penyakit gagal ginjal kronis di RS diupayakan agar pasien dengan masalah
Moewardi menyatakan pasien yang utama penyakit ginjal kronis dapat
mempunyai kecukupan ekonomi akan melakukan perencanaan, pemusatan
mampu menyediakan segala fasilitas perhatian dan evaluasi terhadap aktivitas
yang diperlukan selama menjalani terapi yang harus dilakukan sehubungan
hemodialisis di rumah sakit dan mampu dengan perubahan status kesehatan
memenuhi kebutuhan hidup hariannya. aktual yang dialaminya.
Hal ini tentunya berbeda dengan pasien Terapi self management dewasa
dengan penghasilan rendah, dimana ini sangat penting untuk dilakukan pada
mereka akan memenuhi kesulitan dalam pasien penyakit ginjal kronis yang
menenuhi kebutuhan hidupnya temasuk menjalani hemodialisis. Hal ini seiring
dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan dengan perubahan pola pengobatan
kesehatan. Pada penelitian tersebut juga atau terapi yang harus dijalani oleh
mengemukakan 58 responden (43,3%) pasien. Maka, terapi self management
dengan penghasilan rendah < 1.425.000 bagi pasien penyakit ginjal kronis yang
per bulan menderita penyakit gagal ginjal menjalani terapi hemodialisa dalam
kronis lebih besar dari pada mereka prosesnya dapat mengarahkan pasien
yang berpenghasilan sedang dan tinggi. untuk melakukan perubahan terhadap
Selanjutnya, hasil penelitian ini perilakunya sendiri dengan suatu teknik
juga menyatakan bahwa terdapat terapeutik yang dilakukan oleh perawat
peningkatan kemampuan psychosocial hemodialisa melalui edukasi dan SEFT
adjustment pasien dengan penyakit therapy.
ginjal kronis setelah mengikuti program Menurut Green (2012) terdapat
terapi self management. Demikian juga beberapa faktor yang berpengaruh
hasil penelitian yang dilakukan Lorig dan dalam pemberian terapi self
Holan (2003) menyatakan pasien dengan management pada penyakit kronis
terapi hemodialisis berupaya melakukan seperti penyakit ginjal kronis. Pertama,
penyesuaian diri terhadap kondisi faktor demografi seperti kondisi atau
sakitnya dimana tingkat penyesuaian diri status sosial ekonomi dan budaya.
terbanyak dalam kategori sedang yaitu Kedua, faktor klinik seperti adanya
47%, tinggi sebanyak 33% dan tingkat penyakit penyerta yang dialami pasien
penyesuaian rendah 20%. penyakit ginjal kronis (comorbidities),
Ada tiga kategori yang harus dan kompleksitas pengobatan yang
dilakukan pada terapi self management harus dijalani pasien. Ketiga, faktor
menurut Green (2012) yaitu terapi harus sistem seperti kualitas hubungan dan
berfokus pada kebutuhan sakit yang komunikasi dengan pemberi pelayanan
dialami oleh pasien, melibatkan sumber kesehatan. Faktor-faktor tersebut sangat
daya yang dimiliki oleh pasien dan mempengaruhi kemampuan pasien dan
187
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
188
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
Lathifah, A.U. (2016). Faktor risiko Lorig, K, & Holan, H. (2003). Self
kejadian gagal ginjal kronis pada management education: history,
usia dewasa muda di RSUD definition. Outcome and
Moewardi. Available from: mechanisms.2003. Annals of
http://eprints.ums.ac.id/45516/19 Behavioral Medicine.26 (1): 50-
/naskan%20pubikasi.pdf diakses 62.
26 Mei 2017. Green, et al. (2012). Processes of self
Sitiaga, S. (2015). Hubungan tingkat management in chronic illness.
pendidikan, pengetahuan dan Journal Nursing Scholarship.
dukungan keluarga dengan 44(2): 136-144.
189