Professional Documents
Culture Documents
Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga, atau dalam bahasa
umumnya gigi geraham yang paling belakang, geraham ketiga. Manusia normal akan
memiliki empat gigi geraham ketiga, yaitu di setiap sisi rahang, atas kanan, atas kiri, bawah
kanan, bawah kiri. Gigi geraham ketiga ini adalah gigi yang paling terakhir muncul.
Normalnya gigi ini sudah muncul ketika berumur 15-21 tahun.
Namun, seringkali gigi geraham ketiga ini tidak berhasil muncul dan malah terjebak di dalam
tulang rahang. Dengan memahami kasus gigi impaksi akan membantu anda mengambil
tindakan yang tepat dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi dengan adanya gigi
impaksi.
Beberapa orang tidak pernah mengalami masalah dengan gigi geraham ketiga ini. Dengan
demikian mereka hidup nyaman tanpa ada masalah apa-apa. Atau, ada juga sebagian orang
yang merasa normal, padahal sebab utamanya mereka justru tidak menyadari kejadian
impaksi di dalam rahang mereka.
Manusia zaman dulu sangat mengandalkan geraham ketiga dan rahang yang lebih besar untuk
mengunyah makanan mereka yang umumnya tidak selunak makanan zaman sekarang. Saat
ini, makanan lunak ada di mana-mana, geraham ketiga yang dulunya sangat membantu,
malah menjadi tidak terangsang keluar.
Gigi geraham ketiga berkembang sama dengan gigi-gigi lainnya. Tapi geraham ketiga butuh
waktu yang lebih lama untuk terbentuk dan muncul ke permukaan. Semua jenis gigi
sebetulnya bisa mengalami impaksi. Tapi, karena gigi geraham ketiga berada di paling
belakang dan harus berjuang sendiri untuk menemukan ruang tumbuhnya (gigi lain biasanya
sudah memiliki penuntun untuk tumbuhnya) maka geraham ketigalah yang paling sering
mengalami impaksi.
Ketika berumur 8-9 tahun mahkota gigi geraham ketiga sudah mulai terbentuk di dalam
kantung kecil yang berada di dalam rahang. Seiring waktu berjalan, gigi ini tumbuh lebih
besar dan akarnya lebih menancap kuat ke tulang rahang. Ketika usia 20 tahunan, sebenarnya
sudah waktunya untuk si gigi geraham keluar dari rahang dan gusi, muncul ke permukaan.
Ketika usia 40 tahun, akar gigi geraham ketiga ini sudah menancap kokoh dan tidak
tergoyahkan di tulang rahang.
Pada beberapa orang, pertumbuhan gigi geraham ketiga ini tidak mengikuti proses normal
yang kita ketahui. Apalagi, jika si pasien memiliki rahang yang kecil, akibatnya gigi-gigi
tidak memiliki cukup ruang lagi untuk bergeser dan memberi tempat pada si geraham ketiga.
Akibatnya, gigi geraham ketiga akan mengalami impaksi (tertahan).
Gigi geraham ketiga yang terus berusaha untuk tumbuh dan muncul ke permukaan mencari
jalan lain. Akhirnya mereka memanjang atau tumbuh dalam arah yang tidak benar, bisa
miring, bahkan kadang rebah total secara horizontal. Adakalanya juga gigi geraham ketiga
muncul hanya sebagian saja. Tapi yang tersering adalah tidak muncul sama sekali.
Faktor resiko
Perhatikan orangtua anda, apakah rahang mereka tergolong kecil? (sebagai pembanding,
rahang yang cukup besar itu adalah rahang yang dimiliki orang Batak atau Irian). Selain hal
ini, tidak ada atau belum ditemukan lagi hal lain yang menjadi faktor resikonya.
diagnosis
Dokter gigi anda akan memeriksa gigi dan mulut anda untuk menentukan apakah benar anda
mengalami kasus gigi impaksi ataukah ada hal lain yang menjadi penyebab sakit yang anda
rasakan. Beberapa pengujian yang biasanya dilakukan adalah :
Komplikasi
Gigi impaksi yang tidak segera diambil akan menimbulkan beberapa masalah lain. Masalah
ini di antaranya :
Penyakit gusi. Bakteri dan makanan akan terjebak di dalam gusi yang menutupi gigi
impaksi, hal ini bisa menimbulkan infeksi. Penyakit gusi yang dialami bisa ringan
(gingivitis) atau menjadi lebih parah (periodontitis).
Crowding. Istilah ini biasanya ditujukan untuk susunan gig yang tidak teratur. Gigi
geraham ketiga bisa mendorong gigi lain yang akibatnya merusak susunan gigi yang
sudah rapi.
Berlubang. Karena gigi ini kadang posisinya sangat sulit dicapai saat menyikat gigi,
mungkin saja jarang terbersihkan optimal. Akibatnya, muncul lubang gigi.
Kista. Gigi geraham ketiga ini mahkotanya terbentuk dalam sebuah kantung di
rahang. Jika kantung ini tetap ada karena gigi yang tertahan, kantung ini bisa terisi
cairan, akhirnya terbentuk kista yang bisa merusak tulang rahang, gigi bahkan saraf.
Yang paling parah adalah terbentuknya tumor yang harus dibuang dari jaringan mulut.
Perawatan
Gigi impaksi tidak otomatis harus dibuang. Tapi, ada dua pilihan perawatan yang utama.
Yaitu :
Perawatan konservatif
Jika gigi impaksi tidak menyebabkan masalah, dokter gigi anda mungkin akan menyarankan
untuk membiarkan saja tapi dengan pengawasan. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang
tidak mungkin mengeluarkan gigi tersebut dengan alasan kesehatan.
Di bawah bimbingan dokter gigi anda atau ahli bedah mulut, anda bisa merawat gigi impaksi
anda dengan berkumur menggunakan mouthwash (obat kumur), air garam atau obat
penghilang rasa sakit. Tapi jika masalahnya semakin parah, sebaiknya memang dioperasi.
Pencabutan/pembedahan
Para ahli setuju bahwa ketika geraham yang terimpaksi menyebabkan komplikasi lebih parah,
maka gigi tersebut harus dicabut.
Beberapa ahli malah memerintahkan pencabutan, tidak peduli apakah gigi tersebut memang
menimbulkan masalah atau tidak. Mereka berpendapat, gigi impaksi, meskipun belum
menimbulkan masalah, akan menimbulkan masalah suatu saat nanti, dan sebaiknya ketika si
pasisen masih muda segera dicabut. Penyebabnya karena semakin muda pasien, semakin
cepat dia mengalami penyembuhan setelah operasi. Inilah sebabnya mengapa ada banyak
anak SMU atau kuliahan yang dioperasi untuk mencabut gigi impaksinya. Bahkan, jika si
anak akan memakai kawat gigi, dokter giginya biasanya akan menyarankan pencabutan gigi
ini dulu.
Sebetulnya tidak ada yang salah atau yang benar, apakah anda mencabut atau tidak, semua
tergantung dari kondisi anda sendiri. Seperti undang-undang kesehatan yang baru, dokter
hanya menyarankan dan pasienlah yang akan memutuskan apakah anda memang perlu
pencabutan atau tidak.
Pencabutan gigi impaksi
Pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan anestesi (bius) lokal. Biasanya
bisa dilakukan oleh dokter gigi umum. Tetapi, jika ternyata kasusnya lebih rumit, dokter gigi
umum tersebut akan merujuk kepada dokter gigi ahli bedah mulut. Untuk kasus yang lebih
rumit ini, anda mungkin harus dirawat di rumah sakit dan dianestesi umum.
Untuk mengeluarkan gigi impaksi ini, sebuah sayatan akan dibuat di gusi. Sayatan ini akan
menghasilkan flap (apa ya istilah awamnya?) yang bisa disambungkan kembali setelah gigi
dikeluarkan.
Gigi impaksi sebagian, biasanya bisa dikeluarkan dengan menggunakan forsep (tak tahu
istilah awamnya). Tapi gigi yang sudah tertancap terlalu dalam mungkin harus dihancurkan
dulu sebelum dikeluarkan. Pada kasus paling parah, sebagaian tulang rahang juga harus
dibuka.
Setelah operasi, gusi dijahit kembali.bekas tempat gigi impaksi tadi akan dibungkus dengan
perban khusus untuk mengendalikan perdarahan dan membantu terbentuknya bekuan darah
yang akan mempercepat penyembuhan.