You are on page 1of 5

Gigi Impaksi

Gigi impaksi, maksudnya gigi yang terpendam di dalam tulang rahang


atau terhalang jaringan gusi dan tidak berhasil muncul ke permukaan. Gigi impaksi ini bisa
menyebabkan berbagai masalah di dalam mulut. Mulai dari rasa sakit yang mengganggu
sampai gangguan yang lebih serius di mulut. Tindakan yang sering dilakukan untuk
mengatasi masalah ini adalah pembedahan.

Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga, atau dalam bahasa
umumnya gigi geraham yang paling belakang, geraham ketiga. Manusia normal akan
memiliki empat gigi geraham ketiga, yaitu di setiap sisi rahang, atas kanan, atas kiri, bawah
kanan, bawah kiri. Gigi geraham ketiga ini adalah gigi yang paling terakhir muncul.
Normalnya gigi ini sudah muncul ketika berumur 15-21 tahun.

Namun, seringkali gigi geraham ketiga ini tidak berhasil muncul dan malah terjebak di dalam
tulang rahang. Dengan memahami kasus gigi impaksi akan membantu anda mengambil
tindakan yang tepat dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi dengan adanya gigi
impaksi.

Tanda dan gejala

Beberapa orang tidak pernah mengalami masalah dengan gigi geraham ketiga ini. Dengan
demikian mereka hidup nyaman tanpa ada masalah apa-apa. Atau, ada juga sebagian orang
yang merasa normal, padahal sebab utamanya mereka justru tidak menyadari kejadian
impaksi di dalam rahang mereka.

Tanda-tanda umum dan gejala terjadinya gigi impaksi adalah :

 Rasa sakit atau perih di sekitar gusi


 Pembengkakan di sekitar rahang
 Pembengkakan dan berwarna kemerahan pada gusi di sekitar gigi yang tersangka
impaksi
 Rahang sakit
 Bau mulut
 Rasa tidak nyaman ketika mengunyah sesuatu di sekitar daerah tersangka impaksi
tersebut.
 Sakit kepala yang lama atau sakit rahang
Penyebab

Manusia zaman dulu sangat mengandalkan geraham ketiga dan rahang yang lebih besar untuk
mengunyah makanan mereka yang umumnya tidak selunak makanan zaman sekarang. Saat
ini, makanan lunak ada di mana-mana, geraham ketiga yang dulunya sangat membantu,
malah menjadi tidak terangsang keluar.

Gigi geraham ketiga berkembang sama dengan gigi-gigi lainnya. Tapi geraham ketiga butuh
waktu yang lebih lama untuk terbentuk dan muncul ke permukaan. Semua jenis gigi
sebetulnya bisa mengalami impaksi. Tapi, karena gigi geraham ketiga berada di paling
belakang dan harus berjuang sendiri untuk menemukan ruang tumbuhnya (gigi lain biasanya
sudah memiliki penuntun untuk tumbuhnya) maka geraham ketigalah yang paling sering
mengalami impaksi.

Ketika berumur 8-9 tahun mahkota gigi geraham ketiga sudah mulai terbentuk di dalam
kantung kecil yang berada di dalam rahang. Seiring waktu berjalan, gigi ini tumbuh lebih
besar dan akarnya lebih menancap kuat ke tulang rahang. Ketika usia 20 tahunan, sebenarnya
sudah waktunya untuk si gigi geraham keluar dari rahang dan gusi, muncul ke permukaan.
Ketika usia 40 tahun, akar gigi geraham ketiga ini sudah menancap kokoh dan tidak
tergoyahkan di tulang rahang.

Pada beberapa orang, pertumbuhan gigi geraham ketiga ini tidak mengikuti proses normal
yang kita ketahui. Apalagi, jika si pasien memiliki rahang yang kecil, akibatnya gigi-gigi
tidak memiliki cukup ruang lagi untuk bergeser dan memberi tempat pada si geraham ketiga.
Akibatnya, gigi geraham ketiga akan mengalami impaksi (tertahan).

Gigi geraham ketiga yang terus berusaha untuk tumbuh dan muncul ke permukaan mencari
jalan lain. Akhirnya mereka memanjang atau tumbuh dalam arah yang tidak benar, bisa
miring, bahkan kadang rebah total secara horizontal. Adakalanya juga gigi geraham ketiga
muncul hanya sebagian saja. Tapi yang tersering adalah tidak muncul sama sekali.

Faktor resiko

Perhatikan orangtua anda, apakah rahang mereka tergolong kecil? (sebagai pembanding,
rahang yang cukup besar itu adalah rahang yang dimiliki orang Batak atau Irian). Selain hal
ini, tidak ada atau belum ditemukan lagi hal lain yang menjadi faktor resikonya.

diagnosis

Dokter gigi anda akan memeriksa gigi dan mulut anda untuk menentukan apakah benar anda
mengalami kasus gigi impaksi ataukah ada hal lain yang menjadi penyebab sakit yang anda
rasakan. Beberapa pengujian yang biasanya dilakukan adalah :

 Catatan medis terutama kesehatan gigi dan mulut.


 Pemeriksaan di rongga mulut
 Foto sinar x dari rahang atau bagian yang diduga impaksi.

Komplikasi
Gigi impaksi yang tidak segera diambil akan menimbulkan beberapa masalah lain. Masalah
ini di antaranya :

 Penyakit gusi. Bakteri dan makanan akan terjebak di dalam gusi yang menutupi gigi
impaksi, hal ini bisa menimbulkan infeksi. Penyakit gusi yang dialami bisa ringan
(gingivitis) atau menjadi lebih parah (periodontitis).
 Crowding. Istilah ini biasanya ditujukan untuk susunan gig yang tidak teratur. Gigi
geraham ketiga bisa mendorong gigi lain yang akibatnya merusak susunan gigi yang
sudah rapi.
 Berlubang. Karena gigi ini kadang posisinya sangat sulit dicapai saat menyikat gigi,
mungkin saja jarang terbersihkan optimal. Akibatnya, muncul lubang gigi.
 Kista. Gigi geraham ketiga ini mahkotanya terbentuk dalam sebuah kantung di
rahang. Jika kantung ini tetap ada karena gigi yang tertahan, kantung ini bisa terisi
cairan, akhirnya terbentuk kista yang bisa merusak tulang rahang, gigi bahkan saraf.
Yang paling parah adalah terbentuknya tumor yang harus dibuang dari jaringan mulut.

Perawatan

Gigi impaksi tidak otomatis harus dibuang. Tapi, ada dua pilihan perawatan yang utama.
Yaitu :

Perawatan konservatif
Jika gigi impaksi tidak menyebabkan masalah, dokter gigi anda mungkin akan menyarankan
untuk membiarkan saja tapi dengan pengawasan. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang
tidak mungkin mengeluarkan gigi tersebut dengan alasan kesehatan.

Di bawah bimbingan dokter gigi anda atau ahli bedah mulut, anda bisa merawat gigi impaksi
anda dengan berkumur menggunakan mouthwash (obat kumur), air garam atau obat
penghilang rasa sakit. Tapi jika masalahnya semakin parah, sebaiknya memang dioperasi.

Pencabutan/pembedahan
Para ahli setuju bahwa ketika geraham yang terimpaksi menyebabkan komplikasi lebih parah,
maka gigi tersebut harus dicabut.

Beberapa ahli malah memerintahkan pencabutan, tidak peduli apakah gigi tersebut memang
menimbulkan masalah atau tidak. Mereka berpendapat, gigi impaksi, meskipun belum
menimbulkan masalah, akan menimbulkan masalah suatu saat nanti, dan sebaiknya ketika si
pasisen masih muda segera dicabut. Penyebabnya karena semakin muda pasien, semakin
cepat dia mengalami penyembuhan setelah operasi. Inilah sebabnya mengapa ada banyak
anak SMU atau kuliahan yang dioperasi untuk mencabut gigi impaksinya. Bahkan, jika si
anak akan memakai kawat gigi, dokter giginya biasanya akan menyarankan pencabutan gigi
ini dulu.

Sebetulnya tidak ada yang salah atau yang benar, apakah anda mencabut atau tidak, semua
tergantung dari kondisi anda sendiri. Seperti undang-undang kesehatan yang baru, dokter
hanya menyarankan dan pasienlah yang akan memutuskan apakah anda memang perlu
pencabutan atau tidak.
Pencabutan gigi impaksi
Pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan anestesi (bius) lokal. Biasanya
bisa dilakukan oleh dokter gigi umum. Tetapi, jika ternyata kasusnya lebih rumit, dokter gigi
umum tersebut akan merujuk kepada dokter gigi ahli bedah mulut. Untuk kasus yang lebih
rumit ini, anda mungkin harus dirawat di rumah sakit dan dianestesi umum.

Untuk mengeluarkan gigi impaksi ini, sebuah sayatan akan dibuat di gusi. Sayatan ini akan
menghasilkan flap (apa ya istilah awamnya?) yang bisa disambungkan kembali setelah gigi
dikeluarkan.

Gigi impaksi sebagian, biasanya bisa dikeluarkan dengan menggunakan forsep (tak tahu
istilah awamnya). Tapi gigi yang sudah tertancap terlalu dalam mungkin harus dihancurkan
dulu sebelum dikeluarkan. Pada kasus paling parah, sebagaian tulang rahang juga harus
dibuka.

Setelah operasi, gusi dijahit kembali.bekas tempat gigi impaksi tadi akan dibungkus dengan
perban khusus untuk mengendalikan perdarahan dan membantu terbentuknya bekuan darah
yang akan mempercepat penyembuhan.

Perawatan setelah pembedahan


Dokter gigi anda atau ahli bedah mulut akan memberikan petunjuk khusus untuk merawat
mulut anda sehabis pencabutan gigi impaksi. Beberapa tips dalam perawatan setelah operasi :

 Aktivitas. Beristirahatlah beberapa hari setelah pembedahan. Jangan melakukan


olahraga keras atau mengendarai kendaraan roda dua. Jangan merokok untuk minimal
sehari setelah pembedahan (hal ini akan mengganggu bekuan darah yang sudah
terbentuk di dalam bekas operasi).
 Makanan. Minum air putih dan makan makanan yang lembut untuk 12 jam pertama
setelah operasi. Tapi, jika anda mencabut lebih dari satu gigi, makan makanan yang
lembut atau lunak selama beberapa hari setelah pencabutan. Jangan menggunakan
sedotan, karena akan mengganggu bekuan darah yang sudah terbentuk. Jauhi
makanan yang keras atau kerupuk selama dua minggu setelah operasi.
 Manajemen rasa sakit. Biasanya anda akan membutuhkan obat penahan rasa sakit
beberapa hari setelah operasi. Menggunakan kompres dingin akan mengurangi rasa
sakit dan juga pembengkakannya.
 Perdarahan. Darah yang keluar dari bekas operasi adalah hal normal pada hari
pertama. Akan lebih baik jika anda menelan darah yang keluar tersebut daripada
meludahkannya (akan merusak bekuan darah). Mintalah petunjuk dokter gigi atau
dokter gigi bedah mulut anda tentang cara melepaskan perbannya.
 Pembengkakan. Rahang bengkak setelah operasi adalah hal yang normal dan tidak
perlu dikhawatirkan. Gunakan kompres dingin untuk mengatasinya. Beberapa dokter
gigi mungkin akan menyuntikkan steroid untuk mengendalikan pembengkakan ini.
 Membersihkan mulut. Sehari setelah operasi, kumur-kumurlah dengan air garam
minimal enam kali sehari. Gosoklah gigi anda, tapi hati-hati ketika memasuki daerah
bekas operasi.

Komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi :


 Biasanya gigi, gusi, lidah, dan pipi akan mengalami mati rasa untuk beberapa waktu
setelah operasi.
 Dry socket (ternyata tidak terbentuk bekuan darah yang diinginkan di bekas
pencabutan gigi tersebut)
 Infeksi bakteri atau sisa makanan yang mengganggu.
 Masalah sinus, jika gigi yang dicabut berada di dekat sinus.
 Rahang agak ngilu atau tidak nyaman.

You might also like