Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
Manusia memiliki fithrah mencintai harta dan menyukai umur yang panjang,
bahkan semakin usia bertambah kedua hal tersebut semakin bertambah
besar, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
طوُمل ُاللمعممرر
ب ُاللوماَرل ُوو م
ُيولكبومر ُالبمن ُآودوم ُوويولكبومر ُوموعمه ُالثوناَرن ُمح ب
Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya:
cinta harta dan panjang umur. [HR. Bukhâri, no: 5942, dari Anas bin Mâlik]
ى ُالنناَ ر
ُ س ُوشرَر ُ ُوقاَول ُفوأ و ب.«ُ طاَول ُمعمممرمه ُوووحمسون ُوعوملممه
س ُوخليرْر ُوقاَول ُ» ُوملن ُ و ُا ُأو ب
ى ُالنناَ ر وعلن ُوعلبرد ُالنرلحومرن ُلبرن ُأوربىِ ُبولكوروة ُوعلن ُأوربيره ُأونن ُورمج ل
ل ُوقاَول ُوياَ ُورمسوُول ُ ن ر
طاَول ُمعمممرمه ُوووساَوء ُوعوملهمم » ُوقاَول ُ» ُوملن ُ و
Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki
berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau
menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya
lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang
berumur panjang dan buruk amalnya”. [HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim.
Dishahihkan oleh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb,
3/313, no. 3363, Maktabul Ma’arif, cet. 1, th 1421 H / 2000 M]
Kenapa orang yang panjang umurnya dan baik amalnya merupakan orang
terbaik ? Karena orang yang banyak kebaikannya, setiap kali umurnya
bertambah maka pahalanya juga bertambah dan derajatnya semakin tinggi.
Kesempatan hidupnya merupakan tambahan pahala dengan sebab nilai
amalannya yang terus tambah, walaupun hanya sekedar istiqâmah di atas
iman. Karena apakah yang lebih besar dari iman di dalam kehidupan ini?
Oleh karena itu seorang Mukmin jangan sampai menyia-nyiakan umur dan
waktunya. Hendaklah dia selalu waspada terhadap kehidupannya, umur yang
masih ada hendaklah diisi dengan amal sholih. Jika tidak, maka kerugian yang
akan didapatkan.
Lihatlah bagaimana seorang Muslim yang mati di atas kasurnya lebih tinggi
derajatnya di surga dibandingkan orang-orang yang mati syahid sebelumnya ?
Ini semua dengan sebab iman dan amal shalihnya dalam kehidupannya yang
lebih panjang dari kedua saudaranya itu, walaupun hanya beberapa waktu!
Allâh Maha Besar dengan karunia-Nya.
Marilah kita perhatikan, bagaimana 40 hari yang dilalui oleh orang tersebut
bisa membalikkan anggapan para sahabat Nabi yang menyangka bahwa
saudaranya yang meninggal lebih dahulu lebih baik baginya! Ini adalah dengan
sebab umur dan amal dengan karunia dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
Semoga Allâh k menganugerahkan umur panjang dan selalu memberikan
taufiq kepada kita untuk mengisi umur kita dengan ketaatan dan keberkahan.
Hanya Allâh Yang Memberi petunjuk.
“ Yaa Rasulallah tunjukkan kepadaku satu amalan, sesungguhnya diriku telah menginjak usia tua dan
badanku sudah mulai lemah, maka berkata Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: Bertakbirlah
seratus kali, Bertahmidlah seratus kali, Bertasbihlah seratus kali, sesungguhnya pahala dari
kalimat tersebut lebih baik dibandingkan mempersiapkan seratus kuda pilihan yang dipersiapkan
untuk jihad fi sabilillah, lebih baik dibandingkan seratus ekor unta yang disembelih dan dagingnya
diberikan kepada fakir miskin, lebih baik dibandingkan membebaskan seratus budak.
Pembaca rahimakumullah, hadits di atas menunjukkan betapa semangatnya Ummu Hani`
radhiyallahu `anha untuk terus beramal dan ibadah, dan betapa faqihnya beliau radhiyallahu `anha
bertanya kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam untuk meminta petunjuk amalan yang ringan
tetapi besar pahala karena disesuaikan dengan usia beliau radhiyallahu `anha.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa para shahabiyyah radhiyallahu `anhunna selalu di atas jalan
kebaikan, dan selayaknya hal ini dicontoh wanita muslimah di zaman ini. Ketika fitnah semakin
meluas dan merusak tatanan masyarakat (baca : fitnah wanita), dengan alasan kebebasan dan
emansipasi wanita, seharusnya mereka kaum wanita muslimah semakin kembali mempelajari diinul
islam, dan mendengar nasehat para ulama untuk senantiasa menjaga hijab dan menjauh dari hal-hal
yang bisa menjadikan sumber fitnah.
Hendaknya wanita muslimah mencari pergaulan yang baik, yakni dengan memilih teman yang baik
agamanya (diinul islam), Lihatlah Ummu Hani` radhiyallahu `anha senantiasa bermajelis dengan
Rasulullah shallallahu `alaihi, wanita yang cerdas yang memahami kebaikan untuk dirinya.
Di dalam hadits yang diriwayatkan abu dawud (4832) dalam sunannya, dan hadits ini di hasankan
syaikh Al-Albany rahimahullahu ,dari jalan shahabat yang mulia Abu Sa`id Al-Khudri radhiyallahu
`anhu, dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:
“Janganlah dirimu berteman kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu
kecuali orang yang bertakwa”.
Makna hadits di atas ialah apabila seseorang dikenal ketakwaannya, maka bergaulah dengannya dan
janganlah seseorang mengajak makan orang lain untuk makan kecuali orang yang di ketahui baik
agamanya (diinul islam), adapun orang yang dikenal jelek agamanya jangan bergaul dengannya dan
jangan di undang makan, kecuali disana ada mashlahat seperti dalam rangka mendakwahi dan
mengarahkan mereka untuk kembali beragama yang baik, sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam, maka yang demikian ini boleh.
Marilah kita mulai mendidik isteri-isteri kita dan anak-anak kita untuk senantiasa mencintai Allah dan
RasulNya, dan bermajelis berkumpul dengan orang-orang shalih dari kalangan para ulama yang
terpercaya dari sisi ilmi dan amalannya, serta bermajelis dengan asaatidzah dalam setiap kajian
taklimnya.
Marilah kita mulai mendidik isteri-isteri kita dan anak-anak kita untuk senantiasa berdzikir mengingat
Allah Subhaanahu Wa Ta`ala baik takbir, tahmid, tasbih dan dzikir-dzikir lainnya.
Lihatlah Ummu Hani` radhiyallahu `anha di usia senja tidak menghalangi beliau untuk belajar kepada
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, janganlah seseorang beralasan tidak mau belajar karena
faktor usia, bersemangatlah untuk meraih keutamaan menuntut ilmu.
Semoga tulisan ringkas ini menambah wawasan ilmu dan amal bagi keluarga kita untuk terus
bersemangat belajar dan mencintai para ulama ahlus sunnah, sampai kita berjumpa dengan Allah
Subhaanahu Wa Ta`ala dan dikumpulkan di jannahNya yang kekal amin yaa mujibas saailin.
Akhukum fillah abu ibrahim abdurrahman alfasawy fi markiz daarul hadits fiyusy harasahallahu