Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena adanya masalah pada pengeluaran insulin ,aksi insulin atau keduanya
(IDF, 2014); Jumlah penderita DM sebanyak 366 juta jiwa di tahun 2011
meningkat menjadi 387 juta jiwa di tahun 2014 dan diperkirakan akan bertambah
menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035; Jumlah kematian yang terjadi pada tahun
2014 sebanyak 4,9 juta jiwa dimana setiap tujuh detik terdapat satu kematian dari
1
2
meningkat dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013).Saat ini DM menjadi penyebab
adalah 37 orang jumlah lansia .Data lansia dengan Diabetes Melitus (DM)
sebanyak 4 orang.
Diabetes Melitus (DM) yang di derita lansia merupakan penyakit yang tidak
kondisi ini akan selalu diikuti komplikasi penyempitan vaskuler, yang berakibat
pada kemunduran dan kegagalan fiingsi organ otak, mata, jantung dan ginjal
sesuai dengan saran yang telah diberikan oleh petugas kesehatan (Cho, 2014).
atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik dan intervensi
wilayahnya.
werdha”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat:
4
Werdha
werdha
panti werdha.
D. Manfaat Penelitian
a. Profesi keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
dan pembuluh darah (ADA, 2012;Perkeni ,2011) penilaian yang di lakukan oleh
diabetes melitus jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dl dan pada tes
gula darah sewaktu >200 mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari berfariasi
dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.
5
6
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus menurut ADA (2014) dan Muhlisin (2015) ada 4,
yaitu:
1) diabetes melitus tipe 1 yang disebabkan karena kerusakan sel p. tipe ini
mulai dari adanya penyakit autoimun di mana sistem imun tubuh di serangyang
secara progresif dari latar belakang insulin yang resisten.menurut Hudak dan Gal
penyakit lain,misalnya cacat genetik pada fungsi sel B ,cacat genetik pada kerja
insulin penyakit eksokrin pankreas seperti fibrosis kistik serta dampak penyakit
dan obat obatan kimia seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah
kehamilan,tingginya gula darah hanya terjadi pada masa kehamilan dan akan
3. Klasifikasi Klinis
badan(BB) yang tidak dapat di jelaskan sebabnya), kadar glukosa darah pada
waktu puasa > 200 mg/dl, serta AIC > 6,5%.AIC dipakai untuk menilai
informasi yang jelas dan mengetahui sampai seberapa efektif terapi yang
kesemulan, gatal, kandidiasis vagina berulang dan disfungsi ereksi pada pria
Meiitus. Skrining dikerjakan pada kelompok dengan salah satu risiko diabetes
semntara saudara kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (Black, 2009 dalam
Tarwoto, 2012).
5) Keturunan dari ras yang mempunyai risiko tinggi seperti Arrika Amerika,
6) Obesitas, berat badan lebih : BB > 20% BB ideal atau IMT >25 kg/m2,
Diabetes melitus memiliki beberapa faktor risiko menurut Padila (2012) faktor
a. Usia
Usia adalah salah satu faktor resiko DM. Seseorang dengan usia diatas 45 Tahun
Jika salah satu orang tua menderita DM maka kemungkinan seseorang akan
berisiko DM sebesar 15%, jika kedua orang tua menderita DM maka seseorang
c. Faktor imunologi
Faktor imunologi yaitu dengan adanya respon autoimun yang merupakan respon
d. Faktor lingkungan
Lingkungan dapat memicu virus atau toksin sehingga proses autoimun yang
e. Gaya hidup
Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat berisiko DM, dimana seseorang
mempunyai kebiasaan hidup yang tidak sehat menjadi pemicu terjadinya risiko
DM.
Seorang wanita dengan diabetes gestasional berisiko 40% untuk terkena DM tipe
2 (padila, 2012).
g. Stres
Stres juga menjadi faktor resiko dimana hormon stres meningkatkan tekanan
darah, kadar gula darah, mengerang otot dan menekan sistem imun sehingga
5. Etiologi
Diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penghancuran sel sel beta
diabetes tipe 1.
c. Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.Faktor resiko
dan keluarga.
6. Komplikasi DM
Komplikasi DM dapat di bedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan kronik.
1. Komplikasi Akut
2. Komplikasi Kronik
Komplikasi kronik bisa di bagi menjadi 2 bagian ,yaitu komplikasi vaskuler dan
7. Penatalaksanaan
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunya morbilitas dan mortalilas DM. Unit
pada diabetes melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa
komplikasi.
a. Edukasi
yang berhasil.
13
itu sendiri.
c. Olahraga/Latihan Jasmani
aktivitas fisik teratur.Selain itu,aktifitas fisik juga memiliki efek sangat baik
makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu
ringan selama 30 menit dalam sehari yang di mulai secara bertahapJenis olahraga
kegiatan sehari hari , seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift,dlI.Sebelum
Obat oral ataupun suntikan perlu di resepkan dokter apabila gula darah tetap tidak
seperti pada komiikasi akut diabetes,atau pada keadaan kadar gula darah yang
terlampau tinggi.
8. Pengendalian DM
kadar glukosa darah mencapai kadar yang di harapkan serta kadar lipid dan Ale
juga mencapai kadar yang di harapkan demikian juga status gizi dan tekanan
1. Edukasi
hidup.
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizimasing masing individu
25g/hari.
3. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur (3-5 kali seminggu kurang lebih 30 menit),selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
4. Intervensi farmakologis
B. Konsep Lansia
1. Pengertian
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperiuan hidupnya sehari-hari
b. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan
dan memperbaiki kerusakan yang diderita Proses menua merupakan proses yang
terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
2. Batas Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe kontlik iahir batin, menentang proses penuaan
yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan
d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
a. Teori Biologis
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies
oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.
3) Teori Autoimun
regulasi system imun.Sel normal yang telah menua dianggap benda asing,
tersebut.Selain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh
18
b. Teori Stres
c. Teori Apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya
persarapan dan juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel
tumor. Pada teori ini lingkungan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna
stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis
Aktifitas atau kegiatan {Activity theory), Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut
usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan sosial.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan
19
ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
g. Teori lingkungan
proses penuaan.
2) Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis
3) Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung
proses penuaan.
h. Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam
darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.
Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung
umur. Menurut Nugroho (2013) perubahan yang terjadi pada lansia adalah
sebagai berikut:
a) Perubahan Fisik
1) Sel
intra seluler, menurunnya proporsi protein diotak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel
3) Sistem persyarafan
20
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak
penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap
4) Sistem penglihatan
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan
pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna
menurun.
5) Sistem pendengaran
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada
yang tinggi, suara tidak jelas, suiit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
6) Sistem Kardiovaskuler
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg dan tekanan darah meninggi akibat
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal ±170 mmHg,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa faktor yang
8) Sistem respirasi
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200
mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan
tremor.
6. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Hereditas
e. Lingkungan
sikap.
7. Perubahan Psikososial
rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panik
dan depresif.
Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioal
status, teman atau relasi Sadar akan datangnya kematian, Perubahan dalam cara
hidup, kemampuan gerak sempit, Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup
syaraf panca indra, Gizi, Kehilangan teman dan keluarga, Berkurangnya kekuatan
fisik.
Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu
1) Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah mengakibatkan
jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan
seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar yang
lanbat kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan dapat mengganggu
5) Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan
6) Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar
juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai dapat terjadi
b. Kemunduran psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan
c. Kemunduran sosiologi
Pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman usia
lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social seseorang sangat penting bagi
gerontik yang terdiri dari : Pengkajian ( data biografi, riwayat kesehatan, status
PENGKAJIAN
a. Identitas
DM pada pasien usia lanjut umumnya terjadi pada usia ≥ 6o tahun dan umumnya
b. Keluhan Utama
DM pada usia lanjut mungkin cukup sukar karena sering tidak khas dan
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.
Dalam anggota keluarga tersebut salah satu anggota keluarga ada yang menderita
DM.
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak,apa
d. Aktivitas/istrahat:
e. Sirkulasi
27
tekanan darah
c. Integritas ego
Stres, ansietas
d. Makanan/cairan
penggunaan diuretika.
b. Neuro sensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia, gangguan
penglihatan.
c. Nyeri/kenyamanan
d. Pernafasan
8. Keamanan
2. Pemeriksaan Fisik
b. Sistem Integumen
28
Kulit keriput akibat kehilangan lemak,kulit kering dan pucat dan terdapat bintik –
bintik hitam akibat menurunnya sel sel yang memproduksi pigmen,kuku pada jari
tengah dan kaki menjadi tebal dan rapuh.Pada orang berusia 60 tahun rambut
c. Sistem Muskuler
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang pengecilan otot karena
d. Sistem pendengaran
b. Sistem penglihatan
pandangan.
c. Sistem pernafasan
aktivitas silia, paru kurang elastis , alveoli kurang melebar biasanya dan jumlah
29
d. Sistem kardivaskuler
e. Sistem Gastrointestinal
f. Sistem perkemihan
terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun karena otot yang
orang terjadi peningkatan retensi urin dan pembesaran prostat (75% usia di atas 60
tahun).
g. Sistem Reproduksi
berangsur angsur ,dorongan seks menetap sampai 70 tahun asal kondisi kesehatan
baik.
30
h. Sistem endokrin
i. Sistem Sensori
Reaksi menjadi lambat kurang sensitif terhadap sentuhan (berat otak menurun
sekitar 10-20%).
pemeriksaan:
4. Diagnosa keperawatan
arkus reflek
Intervensi (NIC)
tinggi,inhibisi
Intervensi:
urine)
Intervensi:
Implementasi (NOC )
Urinary elimination
Urinary/ continence
Kriteria Hasil:
Diagnosa 2: Keletihan
Edurance
Concerantrasion
Energy conservation
Nutrional Status:energy
Kriteria Hasil:
c. Kecemasan menurun
METODE PENELITIAN
dengan menggunakan metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan dcsain
penelitian, batasan istilah, unit anaiisa, lokasi dan waktu, pengumpulan data, Uji
A. Desain Penelitian
dari subjek cenderung sedikit jumlah variabel yang di teliti sangat luas.Oleh
dengan masalah peneiitian.Desain dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus
biasanya di kaji secara rinci.Keuntungan yang paling besar dari desain ini adalah
33
34
Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengekplorasi masalah Asuhan
di Panti Werdha yang mengalami peningkatan gula darah pada pasien diabetes
millitus.
C. Partisipan
E. Pengumpulan Data
a. Perijinan
dari pembimbing. Setelah itu proses pengumpulan data didahului dengan prosedur
birokrasi atau surat perijinan dari pihak Stikes ditujukan kepada Panti Werdha,
penelitian.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan dengan pasien dan proses
dibuat.
Trangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. sumber tersebut
b. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik tersebut dengan
meiakukan wawancara.
baik untuk meiakukan wawancara atau pengumpulan data akan memberikan data
F. Analisis Data
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
2010).
a. Pengumpulan data
a) Wawancara
b) Observasi
c) Dokumentasi
Selanjutnya hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disaiin dalam
bentuk transkip.
b. Mereduksi Data
Hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu
c. Penyajian Data
d. Simpulan
dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
memberi penjelasan tentang hak dan kewajiaban partisipasin. Tujuan adalah agar
partisipan mengetahui maksud, dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti
2. Confidentiality ( Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan partisipan, dijamin oleh peneliti, hanya data
tertentu yang akan disajikan pada hasil penelitian dengan tetap menjaga privasi
tetapi hanya diberi nomor urut sebagai identitas pada saat pengumpulan data.
BAB 4
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan di uraikan mengenai hasil penelitian yang di lakukan di
primer.Pada bab ini juga akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan
Panti Werdha Majapahit Mojokerto berdiri pada bulan mei tahun 1968
,merupakan perubahan dari Panti karya yang menampung para pengemis dan
Mojokerto adalah UPT dari Dinas sosial daerah tingkat 1 Jawa Timur sampai
39
40
dari kamar tidur,wisma 4,5 dan 6 terdapat perawat klien yang stanbay dari pagi
sudah tidak bisa membersihkan sendiri karena mobilitas mereka yang terbatas
,wisma 6 terdapat 3 lansia dengan fungsi kognitif tidak baik,dan tiap wisma
lain berjemur di pagi hari yang di lakukan setiap hari,senam pagi bersama yang di
lakukan dua kali dalam 1 minggu setiap hari senin dan kamis ,kunjungan medis
berkala yang di lakukan setiap hari pagi dan sore di asrama yang di lakukan oleh
Jumlah tenaga Panti sebanyak 10 orang dengan rincian sebagai berikut: 1 orang
kepala panti, 3 orang staff TU,4 orang perawat Panti ( 3 perawat medis dan 1
perawat klien ), 3 orang bagian gizi,2 orang bagian keamanan,2 orang bagian
Mojokerto adalah pengajian atau siraman rohani pada hari senin dan kamis jam
10.00 WIB.
2. Pengkajian
1) Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas Klien Asuhan Keperawatan Lansia yang mengalami
Gangguan Aktifitas Fisik dengan Diabetes Melitus Di Panti Werdha
Majapahit Mojokerto pada tanggal 02 juli 2018
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny.S Tn.K
Umur 58 Tahun 73 Tahun
Jenis Kelamin P L
Agama Islam Islam
Pekerjaan Tkw Saudagar
Pendidikan SMP SD
Alamat Bandung Gedag Mojoranu
Mojokerto
Suku/Bangsa Jawa Jawa
2. Riwayat Kesehatan
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Asuhan Keperawatan Lansia yang
Mengalami Diabetes Melitus di Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto pada tanggal 02 juli 2018
Riwayat Kesehatan Klien 1 Klien 2
Tidak Tidak
Pola nafas:
Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
jantung Jantung
e. Pemeriksaan jantung Sama Sama
1) Palpasi: Pekak Pekak
Getaran antara kanan dan Lup – dup S1-S2 Lup – dup S1- S2
kiri: tunggal Tunggal
2) Perkusi :
3) Auskultasi: Tidak ada Tidak ada
4) Keluhan lain yang terkait Tidak ada Tidak ada
dengan jantung:
Tidak ada Tidak ada
f. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi: Cekung Cekung
Bentuk Abdomen: Terdengar bising Terdengar bising
Massa/benjolan usus normalnya 3 x usus normalnya
a) Auskultasi: per menit. 3x/menit.
Paristaltik usus Tidak Tidak
b) Palpasi Tidak Tidak
c) Perkusi - -
4) Intergumen
Tabel 4.4 Intergumen Asuhan Keperawatan Lansia yang mengalami DM
di Panti Werdha Majapahit Mojokerto pada tanggal 02 juli 2018
Intergumen Klien 1 Klien 2
Kebersihan Bersih Bersih
Perubahan Pikmentasi Sawo matang Putih
Lesi/Luka Tidak ada lesi/luka Tidak ada lesi/luka
Kelembaban Kulit kering, Kulit kering
Turgor
5) Indeks Barthel
Tabel 4.6 Pola Kesehatan Asuhan Keperawatan Lansia yang mengalami
DM di Panti Werdha Majapahit Mojokerto pada tanggal 02 juli
2018
Klien 1
No JENIS AKTIFITAS NILAI PENILAIAN
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 10 10
2. Minum 10 10
9. Berpakaian termasuk 10 10
mengenakan sepatu
10. Mengontrol Defekasi 10 10
12. Olahraga/Latihan 10 10
13. Rekreasi/pemanfaatan 10
waktu luang
JUMLAH TOTAL j 130
46
Klien 2
NO JENIS AKTIVITAS NILAI PENILAIAN
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 10 10
2. Minum 10 10
3. Berpindah dari kursi 5 5
roda ke tempat tidur dan
sebaliknya.
4. Kebersihan diri:cuci 5 5
muka,menyisir,gosok
gigi
5. Aktifitas di kamar mandi 5 5
(Toileting)
6. Mandi 10 10
7. Berjalan di jalan yang 5 5
datar
8. Naik turun tangga 5 5
9. Berpakaian termasuk 5 5
mengenakan sepatu
10. Mengontrol defekasi 10 10
11. Mengontrol Berkemih 10 10
12. Olahraga/latihan 5 5
13. Rekreasi/Pemanfaatan 5 5
waktu luang
JUMLAH TOTAL 90
Pengkajian Lingkungan
7) Data Penunjang
Tabel 4.8 Data penunjang Asuhan Keperawatan Lansia yang mengalami
DM di Panti Werdha Majapahit Mojokerto pada tanggal 02 july 2018
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Hasil Asam Urat 270 Mg/Dl 280 Mg/Dl
Terapi - -
Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
1. Ds: Hiperglikemi (DM) Ketidak
- Klien mengeluh kedua efektifan
kakinya dan tangan terasa perfusi
kesemutan namun tidak mati Komplikasi Vaskuler jaringan
rasa.
- Klien sudah lama mengalami
keluhan kesemutan seperti Mikro vaskuler
yang di rasakan saat ini sejak 3
bulan yang lalu.
Neuropati
DO:
- CRT 4 detik
- Turgor kulit kering,akral Ketidak efektifan jaringan
dingin
- RR : 20x/menit
- N : 80x/menit
- TD : 150/100 mmhg
- BB:75 cm
48
-TB: 160 cm
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI Klien 1
Klien 2
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Kekuranganvolu Setelah di berikan - Kaji riwayat klien - Membantu
me cairan b/d tindakan keperawatan sehubungan dengan memperkirakan
osmotik diuresis selama 2x24 jam di lamanya atau intensitas kekurangan volume
di tandai dengan harapkan kebutuhan dari gejala seperti total.
turgor kulit cairan atau hidrasi muntah dan - Hipovolemi di
menurun dan pasien terpenuhi. pengeluaran urin yang manifestasikan oleh
membran mukosa KH: berlebihan. hipotensi dan
kering - TTV stabil - Pantau tanda tanda takikardi.Perkirakan
- Nadi perifer dapat di vital berat ringannya
raba - Pantau suhu,warna hipovolemi saat
- Turgor kulit kulit atau kelembapan . tekanan darah
- Pengisian kapiler baik - Pantau masukan dan sistolik turun ≥ 10
- Kadar elekrolit dalam pengeluaran. mmhg dari posisi
batas normal. - Ukur Berat Badan berbaring ke duduk
(BB). atau berdiri.
- Observasi mual,nyeri - Demam,menggigil
abdomen,muntah,dan dan diaphoresis adalah
distensi lambung. hal umum terjadi
- Berikan terapi cairan pada proses infeksi ,
sesuai indikasi. demam dengan kulit
kemerahan,kering
merupakan tanda
50
dehidrasi.
- Memperkirakan
kebutuhan cairan
pengganti, fungsi
ginjal dan keefektifan
terapi yang di berikan.
- Memberikan hasil
pengkajian terbaik
dari status cairan yang
sedang berlangsung
dan selanjutnya dalam
memberikan cairan
pengganti.
- Kekurangan cairan
dan elektrolit
mengubah motiliti
lambung sehingga
sering menimbulkan
muntah dan secara
potensial
menimbulkan
kekurangan cairan dan
elektrolit.
Tipe dan jumlah
cairan tergantung
pada derajat respon
klien secara
individual.
Klien 2
Diagnosa 20 juli 2018 21 juli 2018 22 juli 2018
Keperawatan
Klien 2
Implementasi Implementasi Implementasi
Kekurangan 08. Kaji tanda 08.5 Catat adanya 08.3 Kaji pola
Cairanb/d 00 tanda vital 1 perubahan 1 nafas dan bau
osmotik dieresis pada klien tekanan darah nafas
di tandai dengan ortestatik
turgor kulit
menurun dan
dan membrane
mukosa kering08 Kaji Kaji nadi Ukur Berat
suhu,warna 08.3 perifer,pen 08.4 Badan
08. dan 0 gisian 5
45 kelembaban kapiler,tur
kulit. gor kulit
dan
membrane
mukosa.
4.1 Pembahasan
4.1.1 Pengkajian
pasien 2 mendapat penurunan suhu kulityang buruk dan pasien 1 tidak mendapat
54
penurunan suhu kulit yang buruk.Hasil pengkajian di dapatkan data bahwa pasien
volume cairan.
karya insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien satu dank lien dua hanya satu
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang di hasilkan oleh otot rangka yang
aktifitas fisik) merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis, dan
Jadi, kesimpulan dari pengertian aktifitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh
4.1.3 Perencanaan
Pantau tanda tanda vital klien,mengajarkan klien senam diabetik, anjurkan klien
Perencanaan pada kasus ini di tinjau dari teori ini jauh berbeda terutama pada
perencanaan terhadap tindakan pada intinya sama dengan teori yang telah ada
4.1.4 Tindakan
pertama yaitu:
d. Menganjurkan klien menggunakan pelembab pada kulit kaki dan tangan yang
4.2.5 Evaluasi
intervensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif dengan hasil observasi dan
57
(Hidayat,2010).
Hasil evaluasi dari intervensi terhadap klien satu dan klien dua yang di
lakukan selama 3 hari di dapatkan bahwa masalah yang di alami kedua responden
telah teratasi oleh sebagai berikut itu pasien hendaknya melakukan aktivitas fisik
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada pasien di analisa dan di tetapkan hasil pada pasien 1
adalah ketidak efektifan perfusi jaringan dan masalah pada pasien 2 adalah
volume cairan berhubungan dengan osmotik diuresis di tandai dengan turgor kulit
4. Hasil implementasi di dapatkan bawa pada pasien 1 dan 2 telah teratasi masala
yang di alami.
59
5.2 Saran
Disarankan pihak panti agar dapat menggunakan pengobatan non farmakologi dan
2017.Hal: 42-47
60