Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Berkat limpahan, rahmat dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Stuktur Hewan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Sistem Rangka pada
Reptil, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan
referensi yang valid.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Jenderal
Soedirman. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu kepada Dosen Stuktur Hewan kami minta tanggapannya demi perbaikan makalah
kami di masa yang akan dating serta mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
a. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang
cukup besar dan paling dikenal. Tubuh vertebrata dibagi menjadi tiga bagian yang
cukup jelas: kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di
dalamnya terdapat otak, karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi
enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia,
kelas Aves, dan kelas Mamalia. Vertebrata merupakan istilah yang berasal dari
bagian notokorda yang diganti dengan ruas-ruas kartilago atau tulang yang disebut
vertebra. Vertebra ini biasa disebut dengan tulang punggung. Vertebrata merupakan
kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha), memiliki
sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-
macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan
kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari
perairan sampai ke daratan. Kelamin terpisah, tetapi ada yang hermafrodit. Fertilisasi
internal atau eksternal, ovipar, ovovivipar, dan vivipar. Vertebrata memiliki sistem
saraf pusat yang berkembang baik, yaitu otak dan sumsum belakang. Semua
vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan memiliki
dua pasang anggota tubuh (Brotowidjoyo, 1994).
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru. Kelas Reptilia dibagi menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia
(contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan
Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan
Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman) (Jasin, 1992).
Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah
seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh
permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat
mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.
Pengelupasan secara total misalnya pada anggota sub-ordo Ophidia dan
pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia, sedangkan pada ordo
Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau
pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992).
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama
sekali seperti pada Serpentes dan sebagian Lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami
reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya
bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas
dengan paru-paru (Sukiya, 2005).
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sistem rangka pada Reptilia ?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem rangka pada Reptilia.
II. PEMBAHASAN
Facial
Orbital
Prefrontal 18 20
Lacrimal 20 20
Postorbital 18 20
Jugal 18 20
Temporal-vault
Frontal 18 20
Parietal 22 23
Squamosal 19 21
Quadratojugal 19 21
Palate
Vomer 18 21
Palatine 18 21
Pterygoid 17 18
Mandibular
Splenial 18 21
Angular 17 18
Surangular 19 19
Coronoid 17 21
b) Tulang Belakang
Kolumna vertebralis reptile terdiri atas lima bagian, yaitu vertebrae
servixalis (leher) , vertebrae toraxalis (punggung), vertebrae lumbalis
(lumbar), vertebrae sacralis (sakral atau pelvis), vertebrae caudalis berupa
ekor (Tenzer, 2014), dengan jumlah sekitar sekitar 9 servikal, 10 thorak, 5
lumbal, 2 sakral dan 39 bagian kaudal. Kondilus oksipitalis dihubungkan
dengan atlas (vertebrae servikalis pertama). Tulang leher kedua (aksis)
menahan bagian anteriornya yang dikenal sebagai prosesus odontoid yang
diyakini sebagai pusat atlas. Vertebrae servikalis terdapat rusuk-rusuk leher,
pada vertebrae toraks terdapat rusuk-rusuk toraks yang bagian ventralnya
melebar dan mengandung tulang rawan. Vertebrae thorak mendukung tulang
iga dan bertemu dengan sternum pada bagian ventral (kecuali pada reptil tak
bertungkai dan kura-kura). Antara vertebrae thorak dan kedua vertebrae
sacrum adalah bagian vertebrae lumbal yang fleksibel geraknya (Sukiya,
2005).
Buaya dan kadal, pada cervix terdapat tulang rusuk pendek yang bebas
(costae cervicalis), Sedang pada thorax dan sternum dihubungkan oleh rusuk
dada (costae thoracalis) dengan perluasan tulang-tulang rawan. Diantara
sternum dan tulang pubic terdapat 7 pasang costae abdominalis berbentuk
huruf V. Sternum hanya terdapat pada tetrapoda saja dan berfungsi
memperkuat dinding tubuh, melindungi organ visera didalamnya, sebagai
tempat melekatnya otot serta membantu pernafasan paru-paru. Ular tidak ada
tulang dada (sternum). Terdapat serangkaian tulang rusuk yang diawali dari
belakang kepala dan berakhir di bagian ekor (Tenzer, 2014).
Gambar 3. Karapaks dan rangka tubuh kura-kura dari arah ventral terjadi fusi
antara vertebra dengan karapaks (Jasin, 1992).
2) Skeleton Apendikular
a) Tulang Gelang Bahu
Tulang-tulang ini berfungsi untuk mengait anggota gerak depan. Pola
dasar gelang pektoral terdiri dari tulang-tulang pengganti (tulang yang
berasal dari tulang rawan). Gelang bahu terdapat pada bagian ujung anterior
tubuh. Bagian gelang bahu terdiri dari scapula, korakoid, epikorakoid,
mesokorakoid, klavikula dan pada perbatasan anterolateral korakoid dan
epikorakoid terdapat gelang bahu. Klavikula pada buaya dan kadal tidak
berkaki mengalami reduksi atau tidak ada. Ular dan beberapa jenis kadal
tidak terdapat gelang pektoral. Kura-kura klavikula dan interklavikula berfusi
dengan cangkang (Tenzer, 2014).
a. Kesimpulan
Sistem rangka Reptilia terdiri atas endoskeleton dan eksoskeleton.
Eksoskeleton berupa sisik pada kadal atau karapaks pada kura-kura.
Endoskeleton terdiri atas rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial
Reptilia tersusun atas tulang tengkorak, tulang vertebrae, tulang dada (sternum)
kecuali pada ular ataupun Reptilia tidak bertungkai, dan tulang rusuk (costa),
sedangkan rangka apendikular tersusun atas tulang gelang bahu, tulang gelang
pinggul serta ekstremitas (anterior dan prosterior). Ular juga tidak didapatkan
alat gerak.
b. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Jordan EL, Verma PS. 1983. Chordate Zoology and Elements of Animal Physiology 5th
ed. S. Chard & Company Ltd Ram Nagar, New Delhi.
Kastawi, Yusuf. Vertebrata bagian II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP
Malang, Malang.
Kent GC, Miller L. 1987. Comparative Anatomy of The Vertebrates. 8th edition. New
York. The McGraw-Hill Companies, Inc, USA.
Parham JF, Otero RA, Suarez ME . 2014. A Sea Turtle Skull from the Cretaceous of
Chile with Comments on the Taxonomy and Biogeography of Euclastes (formerly
Osteopygis). Cretaceous Research49: 181-189.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Malang, Malang.
Syromyatnikova EV, Danilov IG, Sukhanov VB. 2013. The Skeletal Morphology and
Phylogenetic Position of Adocus amtgai, an Adocid Turtle from the Late
Cretaceous of Mongolia . Cretaceous Research45: 155-173.
Tenzer A. 2014. Sistem Perkembangan Hewan 1. FMIPA UM, Malang.
Vickaryous MK, Hall BK. 2008. Development of the Dermal Skeleton in Alligator
mississippiensis (Archosauria, Crocodylia) With Comments on the Homology of
Osteoderms. Morphology269: 398–422.
Woodward HN, Horner JR, Farlow JO. 2014. Quantification of Intraskeletal
Histovariability in Alligator mississippiensis and Implications for Vertebrate
Osteohistology.
Zapata U, Metzger K, Wang Q, Elsey RM, Ross CF, Dechow PC . 2010 . Material
Properties of Mandibular Cortical Bone in the American Alligator, Alligator
mississippiensis. Bone46: 860-867.