You are on page 1of 10

SISTEM REPRODUKSI

A. SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA


1. Anatomi Fisiologi
Komponen alat reproduksi pada pria terdiri dari :
- Testis : menghasilkan sperma dan mengeluarkan testosteron
- Epididimis dan duktus deferens : berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma
dari testis,sebagai pematangan motalitas dan fertilitas
sperma,memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma
- Vesikula Seminalis : menghasilkan fruktosa untuk memberikan makan sperma
yang dikeluarkan,mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas
saluran reproduksi pria dan membantu mengeluarkan sperma,menghasilkan
sebagian besar cairan semen dan menyediakan precursor untuk pembekuan
semen.
- Kelenjar Prostat : mengeluarkan cairan basah yang menetralkan sekresi vagina
yang asam,memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada
dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
- Kelenjar Bulbouretra : mengeluarkan mucus untuk pemulasan.
2. Hormon pada pria
Ada 4 hormon pada pria yaitu :
- Hormon Testosteron
Dihasilkan oleh sel intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus.sel ini
berjumlah sedikit pada bayi dan anak tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Fungsi Testosteron adalah sebagai berikut :
 Efek Desensus.Hal ini menunjukan bahwa testosterone merupakan hal yang
penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan
merupakan faktor keturunan.
 Perkembangan seks primer dan sekunder
Sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis,testis,dan
skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi sifat seksual
sekunder pria mulai pada masa pubertas.
- Hormon Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein
hormone (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH).Bila testis dirangsang oleh
LH dari kelenjar hipofisis,maka sekresi testosterone selama kehidupan fetus
penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
- Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel.Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein
pengikat endogen untuk mengikat testosteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan
sperma.
- Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri.Bila
tidak terdapat hormon pertumbuhan ,maka spermatogenesis sangat berkurang
atau tidak ada sama sekali.
3. Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang
berukuran kecil dinamakan spermatogenia ,menjadi spermatosit ,dan membelah diri
membentuk 2 spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom setelah
beberapa minggu menjadi spermatozoa.Spematid pertama kali dibentukmasih me
punyai sifat umum sel epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid
memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri atas kepala,leher,badan dan
ekor.Setelah pembentukan tubulus seminiferus,sperma masuk ke seminiferus
selama 18 jam - 10 hari hingga mengalami proses pematangan.Epididimis
menyekresi cairan yang mengandung hormone,enzim,dan gizi yang sangat penting
dalam proses pematangan sperma.Sebagian besar terdapat pada vas deferens dan
sebagian kecil di dalam epididimis.
4. Pematangan dan Penyimpanan Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus ,sperma membutuhkan waktu
beberapa hari untuk melewati epididimis.Sperma bergerak dari tubulus seminiferus
ke bagian awal epididimis selama 18-24 jam.Sperma memiliki kemampuan motilitas
walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididimis untuk mencegah
motilitas setelah proses ejakulasi menyekresi cairan yang mengandung hormon
testosteron dan estrogen ,enzim-enzim ,serta nutrisi khusus untuk pematangan
sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma kurang lebih 120 juta setiap
hari.Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis ,sedangkan sebagian
besar sisanya disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens sehingga dapat
mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan.Dengan
aktivitas seksualitas yang tinggi ,penyimpanan hanya beberapa hari saja.
5. Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormon gonadotropin
(GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
menyekresi lutein hormon ,hormon perangsang lutein hormon (FH) dan folikel
stimulating hormon (FSH).Lutein hormon merupakan rangsangan utama untuk
sekresi testosteron oleh testis dan folikel stimulating hormon.Hormon yang disekresi
akan merangsang spermatogenesis.
Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki-laki.Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
- Impuls simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang spinal
lumbal (L1 dan L2) menuju urogenital dan menyebabkan kontraksi peristaltik
dalam duktus testis epididimis dan duktus deferens.Kontraksi ini menggerakan
sperma di sepanjang saluran.
- Impuls parasimpatis menjalar pada pusat pudendal dan menyebakan otot bulbo
kavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
- Kontraksi awal pada vesikel seminalis,prostat,dan kelenjar bulborektalis
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma
untuk membentuk semen.
B. SISTEM REPRODUKSI WANITA
1. Anatomi sistem reproduksi wanita
Alat-alat reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium,tuba uterina (Fallopii)
uterus dan vagina,yang merupakan alat-alat dalam yang terletak di rongga
panggul,serta vulva termasuk mons pubis,labia,klitoris,bulbus vestibuli dan kelenjar
vestibuli mayor,yang merupakan organ-organ eksterna (genitalia eksterna),yang
terletak di bawah dan depan arkus pubis.
Uterus merupakan organ muscular berongga yang berdinding tebal terletak
digaris tengah di belakang kandung kemih dan di depan rectum.Panjangnya 7,5 cm
dan lebarnya 5 cm (kira-kira sebesar buah pier).Uterus terdiri atas badan dan
leher.Dinding dalam uterus dinamakan endometrium.Rongga uterus berhubungan
dengan dunia luar vagina. Vagina terletak memanjang dari celah di antara kedua
labium minor sampai ke uterus. Vagina terletak diantara uretra dan kandung kemih
di depan dan rectum di belakang.Panjangnya kira-kira 8 cm.Vagina terletak
membujur ke atas dan ke belakang dan bertemu dengan uterus dengan sudut tegak
lurus.Celah antara kedua labium minor dinamakan mulut vagina.Pada celah itu
terletak lubang vagina dan lubang uretra eksterna.Lubang vagina sebagian tertutup
oleh suatu lipatan tipis membran mukosa yang dikenal sebagai himen. Bila himen
robek, tertinggal lipatan-lipatan kecil yang dikenal sebagai karunkula himenalis.
Klitoris yang homolog dengan penis pada pria,merupakan struktur erektil.Klitoris
sebagian tertutup oleh ujung depan labium minor.
2. Oogenesis
Proses Oogenesis :
- Sel-sel kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat dalam ectoderm embrional dari
saccus vitellinus dan mengadakan migrasi ke epithelium germinativum kira-kira
pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel
kelamin primordial (ooginium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan member nutrient ooginium dan secara bersama-sama
membentuk folikel primordial.
- Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi
tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graff dimana di
dalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
- Oosit Primer
Inti (Nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom. Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
- Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de graff mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih
kecil disebut badan polar pertama.Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan
meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan
genetiknya.
- Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucid oosit. Oosit sekunder membelah
membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar
lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polartersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
3. Hormon pada wanita
- Hormon Estrogen
Disekresi oleh sel-sel Trache (serviks/leher) intrafolikel ovarium, korpus
luteum,dan plasenta.Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan
meningkatkan pertumbuhan tuba uterus, jumlah otot uterus, serta kadar
protein kontraktil uterus. Estrogen mempengaruhi organ endokrin dengan
menurunkan sekresi FSH ,dimana pada beberapa keadaan akan menghambat
sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH. Estrogen meningkatkan
pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae,selain itu juga
merupakan hormon fenimisme wanita terutama yang dipengaruhi oleh hormon
androgen. Kerja estrogen pada uterus,vagina,serta beberapa jaringan lainnya
menyangkut interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.
- Hormon Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta,bertanggung jawab atas
perubahan endometrium, dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina.
Progesteron juga berpengaruh anti estrogenik pada sel-sel miometrium,
menurunkan kepekaan otot tersebut, sensitivitas miometrium terhadap
oksitosin,dan aktivitas listrik spontan. Miometrium sementara meningkatkan
potensial mebran serta bertanggung jawab meningkatkan potensial membran
serta bertanggung jawab meningkatkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi.
Efek progesteron terhadap tuba falopi adalah meningkatkan sekresi dan mukosa.
Pada kelenjar mamae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus
kelenjar mamae,keseimbangan elektrolit,serta peningkatan sekresi air dan
natrium.
- Folikel Stimulating Hormon (FSH)
Mulai ditemukan pada perempuan umur 11 tahun dan jumlahnya terus
menerus bertambah sampai dewasa . FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan /pemberian
estrogen dalam jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.
- Lutein Hormon (LH)
LH bekerja sama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi
estrogen dari folikel de graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari
progesteron dalam sel granulosa.Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang
cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi
LH bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH sehingga dapat
merangsang terjadinya ovulasi.
- Prolaktin atau Luteotropin Hormon
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi. Jumlah terbanyak
terdapat pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Prolaktin
dibentuk oleh sel alpha (asidophil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi
hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesteron dari
korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih
tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilkan gonadotropin releasing factor.
4. Menstruasi
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil,setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid).
Pada siklus menstruasi,selaput lendir rahim terjadi perubahan-perubahan yang
berulang-ulang dari hari ke hari. Selama 1 bulan mengalami 4 masa (stadium) :

- Stadium Menstruasi (Desquamasi)


Pada masa ini, endometrium terlepas dari dinding rahim disertai perdarahan,
hanya lapisan tipis yang tertinggal disebut stratum basale. Stadium ini
berlangsung selama 4 hari. Melalui haid,keluar darah, potongan-potongan
endometrium , dan lender dari serviks . Darah ini tidak membeku karena adanya
fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan-potongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid kurang lebih 50
cc.
- Stadium post menstrum (Regenerasi)
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas , lalu berangsur-angsur
ditutup kembali oleh selaput lendir baru dari sel epitel kelenjar
endometrium.Pada masa ini, tebal endometrium kira-kira 0,5 mm. Stadium ini
berlangsung selama 4 hari.
- Stadium inter menstrum (Proliferasi)
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm,
kelenjar-kelenjarnya tumbuh lebih cepat darijaringan lain. Stadium ini
berlangsung kurang lebih 5-14 hari darihari pertama haid.
- Stadium pra menstrum (Sekresi)
Pada stadium ini, endometrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai
makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk untuk mempersiapkan
endometrium dalam menerima sel telur.
Lapisan endometrium dapat terlihat yaitu lapisan lapisan atas yang padat
(stratum kompaktum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari
kelenjar. LLapisan stratum spongeosum memiliki banyak lubang-lubang karena
terdapat rongga dari kelenjar, sedangkan lapisan bawah disebut stratum basale.
Stadium ini berlangsung 14-28 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, maka
endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.
5. Ovulasi.
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya
menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol
akan membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang
disebut stigma akan menonjol seperti puting. Dalam waktu 30 menit kemudian,
cairan akan mulai mengalir dari folikel melalui stigma. Sekitar 2 menit kemudian,
folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan cairannya. Stigma akan robek cukup
besar dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan
mengalami evaginasi keluar dan ke dalam abdomen. Cairan kental ini membawa
ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut corona
radiata.
6. Kehamilan
Bila ovum dibuahi, maka terjadi rangkaian peristiwa baru yang disebut Gestasi
atau kehamilan. Pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang
aterm. Bila terjadi ovulasi , ovum bersama beratus-ratus sel granulosa yang melekat
padanya akan dikeluarkan langsung ke dalam rongga peritoneum. Selanjutnya,
masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Untuk mencapai kavum uteri, secara terus
menerus bergerak kearah pembukaan osteum tuba falopii yang terlihat seperti arus
cairan lambat yang mengalir ke arah osteum dan masuk kedalam salah satu tuba.
Pembuahan ovum terjadi setelah ejakulasi dalam waktu 5-10 menit. Beberapa
sperma akan dihantarkan melalui uterus ke ampula. Pada bagian akhir, dari tuba
falopii, ovarium yang dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba falopi yang dirangsang
oleh prostaglandin dalam cairan seminal dan cairan oksitosin yang dilepas dari
kelenjar hipofisis posterior selama orgasme wanita. Hampir setengah milyar sperma
di deposit ke dalam vagina, tetapi hanya beberapa ribu yang mencapai ampula.
Pembuahan ovum umumnya terjadi segera setelah ovum memasuki ampula.
Sebelum sperma memasuki ovum, sperma harus menembus berlapis-lapis granulosa
yang melekat yang melekat di sisi luar ovum yang disebut corona radiata. Sekali
sebuah sperma telah masuk ke dalam ovum, kepala sperma akan membengkak
dengan cepat untuk membentuk pronukleus pria. Kromosom yang telah
berpasangan menyalurkan 46 kromosom atau 23 pasang dalam sebuah ovum yang
sudah dibuahi.

You might also like