Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
dengan judul “ SKALA PENGUKURAN “ dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 11
1|SKALA PENGUKURAN
DAFTAR ISI
2|SKALA PENGUKURAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyikapi berbagai keilmuan,
penelitian merupakan petunjuk utama penyelesain masalah. Awal dari sebuah penelitian
adalah adanya sebuah problem (masalah).
Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun alat
ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel- variabel
penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk meneliti
variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibekukan, tapi ada yang harus dibuat
peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrument harus mempunyai skala.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui tentang skala pengukuran dan macam-macam skala
pengukuran yang ada dalam penelitian.
3|SKALA PENGUKURAN
BAB II
PEMBAHASAN
4|SKALA PENGUKURAN
SKALA NOMINAL
Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada. Skala
Nominal juga skala disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya
sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristk dengan karakteristik lainnya.
Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau
objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi.
Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah:
a) Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).
b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil
perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel
semata.Tidak mempunyai ukuran baru, Dan tidak mempunyai nol mutlak.
Contoh : - Jenis Kulit : 1. Hitam, 2. Putih, 3.Kuning. Agka 1,2,3 hanya sebagai label
saja.
SKALA ORDINAL
Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut
mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan objek
dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolute
terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja.
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah, kategori
data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah
karakteristik khusus yang dimilikinya.
Contoh : urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling
tinggi ke rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di
bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya.
SKALA INTERVAL
Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal
dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap.
Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu
individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka.
Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau
dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric.
5|SKALA PENGUKURAN
Contoh :
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda
melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka
angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.
SKALA RASIO
Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini memiliki nol
mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur. Panjang, kecepatan dan
berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat menginterpretasikan
perbandingan antar skor.
Sebagai contoh, tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan
pohon yang tingginya 10 m, kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah
dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat
Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama
dengan 1 dibanding 2.
Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
fenomena pendidikan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yang dapat berupa kata-kata antara lain:
6|SKALA PENGUKURAN
No Pertanyaan Jawaban
SS ST RG TS STS
1 Sekolah ini akan menggunakan
teknologi informasi dalam pelayanan
administrasi dan akademik
2 .................................
Skala guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-
tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).
Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju”
sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala guttman hanya ada dua interval
yaitu “setuju” dan “tidak setuju”.
Penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mmendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat
dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terrendah
nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini?
a. Setuju
b. Tidak setuju
Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut,
kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama.
7|SKALA PENGUKURAN
Adapun contoh
skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11
menyatakan sangat relevan.
Jawaban
No. Pernyataan
7 6 5 4 3 2 1
1 Saya senang belajar kimia
2 Pelajaran kimia bermanfaat
3 Saya berusaha hadir tiap pelajaran kimia
4 Saya berusahan memiliki buku pelajaran
kimia
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap
anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v)
di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
Sematik Diferensial
8|SKALA PENGUKURAN
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan
pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di
mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban
yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter
Bertanggung Jawab 7 6 5 4 3 2 1 Tidak Bertanggung Jawab
Memberi Kepercayaan 7 6 5 4 3 2 1 Mendominasi
Menghargai Bawahan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak Menghargai Bawahan
Keputusan Diambil Bersama 7 6 5 4 3 2 1 Keputusan Diambil Sendiri
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan
di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating
scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam
rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga
digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi,
pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling
penting adalah kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang dipilih
responden.
Contoh :
5 4 3 2 1
VALIDITAS
Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu
tes mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Ebel, dalam Moh. Nazir, Validitas
dibagi menjadi concurrent validity (validitas concuren), construct validity (validitas
konstruk), face validity (validitas rupa), factorial validity (validitas faktorial),
empirical validity (validitas empiris), intrinsic validity (validitas intrinsik), dan
predictive validity (validitas prediksi).
Factorial validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku
lainnya.Validitas ini biasanya diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
Empirical validity adalah validitas empiris yang berkaitan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria, dimana kriteria itu adalah merupakan ukuran yang bebas dan
langsung berhubungan dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
Intrinsic validity adalah validitas yang berkaitan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh fakta kuantitatif dan objektif untuk. Teknik uji coba itu yang
dilakukan untuk mendukung bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Predictive validity adalah validitas perkiraan yang berkenaan dengan hubungan antara
skor suatu alat ukur dengan kinerja atau seseorang di masa mendatang berdasarkan
pengukuran awal.Validitas prediksi adalah validitas instrumen yang diharapkan bisa
memiliki hubungan dengan hasil yang diharapkan dari instrumen yang dibuat.Misalnya
instrumen yang ditujukan terhadap mahasiswa baru.Bila jawaban responden
(mahasiswa baru) memiliki hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa ketika
mengikuti kuliah mulai dari semester awal sampai semester akhir, berarti instrumen itu
memiliki validitas prediksi yang tinggi.Sebaliknya jika instrumen yang dibuat dan
ditujukan terhadap mahasiswa baru itu tidak memilii bubungan dengan prestasi belajar
mahasiswa mulai dari semester awal hingga semester akhir, berarti instrumen itu
meiliki validitas prediksi yang rendah.
Curricular validity adalah validitas yang ditentukan oleh bagaimana cara peneliti
menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran yang dilakukan
ituadalah merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan
tujuan instruksional.
Validitas isi adalah validitas instrumen yang memiliki kandungan isi butir-butir item
pertanyaan yang dibuat sesuai dengan topik penelitian dan bisa menggali jawaban
responden sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan oleh peneliti.
Validitas konstruk adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas dalam aspek
psikologis tentang apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa
suatu konstruk tertentu itu bisa menyebabkan kinerja dan hasil yang baik dalam
pengukuran.
10 | S K A L A P E N G U K U R A N
REABILITAS
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana kemampuan
alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even percobaan ke even percobaan
lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat
dibayangkan bila pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang
berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya.
Minimal ada metode untuk menguji relibilitas suatu Instrumen, pertama Metode tes-
retes, dan kedua metode paruh. Dalam metode tes-retes pengujian di lakukan dua atau tiga
kali terhadap sampel yang sama. Hasilnya di hitung dengan uji korelasi menggunakan
rumus product moment dari pearson. Bila korelasi atau “r” nya signifikan maka intrumen
tersebut memiliki nilai reliabilitas yang baik dan bisa di gunakan utnuk pengukuran
selanjutnya.
Dalam metode paruh, pengukuran uji coba hanya di lakukan satu kali, skor dari nomor-
nomor butir pertanyaan ganjil di korelasikan dengan skor dari butir-butir soal genap.
Selain itu untuk mengukur relibilitas dapat juga dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1.Jika
skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
11 | S K A L A P E N G U K U R A N
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis-jenis SkalaPengukuran ada empat, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan skala ratio. Ada juga validitas dan reabilitas.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian pendidikan antara lain;
skalalikert, skalaguttman, semantic defferensial, rating scale, dan skala thurstone.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan pemakalah pada khususnya, Amin.
12 | S K A L A P E N G U K U R A N
DAFTAR PUSTAKA
http://zenmasyafta.blogspot.com/2013/04/skala-pengukuran-dalam-
penelitian.html
https://bellashabrina.wordpress.com/2013/09/17/5-skala-pengukuran-sikap/
http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/validitas-reliabilitas-dan-
skala.html
http://nadhirin.blogspot.com/2010/01/membuat-skala-pengukuran-
instrumen.html
13 | S K A L A P E N G U K U R A N