You are on page 1of 17

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN
ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

OLEH KELOMPOK 2

ARON R. KOMEA

DESTI MASENGI

NADYA A. TAMBAANI

NURLAILA E. P. UMACINA

SRI LESTARI RATU

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
dengan judul Organisasi Lembaga Pendidikan dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Organisasi Lembaga Pendidikan| i


DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

A. Pengertian Organisasi .......................................................................................................... 3

B. Lembaga Pendidikan ............................................................................................................ 4

C. Struktur Lembaga Pendidikan.............................................................................................. 5

D. Jalur dan Jenjang Lembaga Pendidikan ............................................................................... 6

E. Jenis Jenis lembaga pendidikan ........................................................................................... 9

F. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan ...................................................................... 11

BAB III ......................................................................................................................................... 13

PENUTUP..................................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13

B. Saran .................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

Organisasi Lembaga Pendidikan| ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi yaitu seperti uang, material,
mesin, metode, lingkungan, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Ramadhan, 2011).
Di dalam sebuah institusi atau sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai hubungan
terkait antara satu dengan lainya sudah semestinya mempunyai sebuah stuktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana organisasi itu beroperasi dan
merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasikan.
Struktur organisasi ini dapat digunakan sebagai pembentukan atau pembagian suatu
pekerjaan dengan maksud agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik. Dan dengan
adanya struktur organisasi ini diharapkan pula terjadinya pengontrolan terhadap aktivitas
yang dilakukan serta gambaran yang jelas mengenai aktivitas dari organisasi yang berada
di dalamnya.
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat transfer
ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik
diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi
dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam
menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna
pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya
pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.

Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang
lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam
proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses
menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik
dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD
1945 alenia 4). Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu

Organisasi Lembaga Pendidikan| 1


dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan
perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan
sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di
masyarakat) .

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dikaji pada makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang di maksud dengan organisasi ?


2. Apa yang di maksud dengan lembaga pendidikan ?
3. Apa yang di maksud dengan struktur lembaga pendidikan?
4. Apa saja jalur jenjang lembaga pendidikan ?
5. Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan ?
6. Apa kriteria keberhasilan suatu lembaga pendidikan ?

C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini agar kita dapat mengetahui tentang pengertian dan
struktur lembaga pendidikan , jalur jenjang dan jenis lembaga pendidikan , serta agar kita
tahu apa saja kriteria keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Pengertian / definisi Organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau
lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan
sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.

Beberapa definisi organisasi dari para ahli :


 Louis A. Allen (1960)
Pengorganisaasian adalah proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan yang
harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien
oleh orang-orang.

 Edgar Schein (1973)


“An organization is the rational coordination of the activity of the number of people
for the achievement of some common explicit of labor and function, and through a
hierarchy of outhority and responsibility”. (Suatu organisasi adalah koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga kerja dan
fungsi, serta dengan tingkatan hirarki dan tanggungjawab.)

 Ananda W.P Guruge (1977)


“Organization is difened as arranging a complex of tasks into manageable units
and defining the formal relationship among the people who are assigned the various
tasks”. (Organisasi didefinisikan sebagai tatanan tugas yang kompleks yang dikelola
oleh suatu unit dan mendeskripsikan hubungan formal antara orang-orang yang
ditugaskan berbagai macam tugas).

Organisasi Lembaga Pendidikan| 3


 SB Hri Lubis (1987)
Terdapat kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi organisasi yaitu pada
dasarnya organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan
tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas
dari lingkunagnnya.

 Robbins (1996)
Organisasi dipandang pula sebagai satuan sosial yang dikoordinasi secara sadar,
yang tersususn atas dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.

 Sutarto (1998)
Organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari berbagai definisi para ahli mengenai organisasi, Pada intinya dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah koordinasi /secara rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui peraturan dan
pembagian kerja serta melalui hierarkhi kekuasaan dan tanggung jawab. Organisasi dapat
didefinisikan dengan bermacam cara yang pada intinya mencakup berbagai faktor yang
menimbulkan organisasi yaitu kumpulan orang, ada kerjasama, dan tujuan yang telah
ditetapkan yang merupakan sistem yang saling berkaitan dalam kebulatan.

B. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan
potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 4


Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan
sistematik guna mencapai tujuan tertentu.

Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah
perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan
tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi.

Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam
perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi
dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sitem. Kedua mengenali individu yang
berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
1) Pengembangan pribadi
2) Pengembangan warga
3) Pengembangan Budaya
4) Pengembangan bangsa

C. Struktur Lembaga Pendidikan


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-
spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan (nrisdiani,2013).

Salah satu bentuk yang digunakan dalam suatu institusi atau lembaga pendidikan
adalah struktur organisasi garis atau staff. Sebelum mengetahui tentang apa yang dimaksud
dengan struktur organisasi garis dan staff ada baiknya kita mengetahui organisasi garis.
Dan yang dimaksud dengan struktur organisasi garis dan staff adalah suatu bentuk
organisasi yang terdiri dari satu pimpinan dimana pelimpahan wewenang terjadi secara

Organisasi Lembaga Pendidikan| 5


vertikal kepada bagian – bagian dibawahnya dan di dalam organisasinya terdapat beberapa
staff yang bertugas memberi saran dan nasihat dalam bidangnya kepada pimpinan
organisasi.

D. Jalur dan Jenjang Lembaga Pendidikan


 Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.

1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun
pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 17). Pendidikan
dasar merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri dari program pendidikan enam tahun
di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan pertama (PP Nomor
28 tahun 1990).

Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun
diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk
mengikuti pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 28 disebutkan bahwa :
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.Pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul
athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA),

Organisasi Lembaga Pendidikan| 6


atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 18.

3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau


vokasi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 20).

 Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

1. Jalur Pendidikan formal


Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,
mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan
formal dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 7


Semua lembaga formal diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan
di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi sesuai
dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor berhak memberikan gelar doktor
kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan
berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.

2. Jalur Pendidikan nonformal


Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal juga disebut
pendidikan luar sekolah. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia


dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi
Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya,
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

3. Jalur Pendidikan informal


Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 8


(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV Pasal 27 ayat 1 dan 2).

Homeschooling atau yang di-Indonesiakan menjadi sekolah rumah, merujuk pada


UU No. 20 tahun 2003 terkategori sebagai pendidikan informal. Pendidikan informal
adalah pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga dan lingkungan. Kedudukannya setara
dengan pendidikan formal dan nonformal.

Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal ini menghendaki ijazah
karena berniat memasuki pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi, maka peserta
pendidikan informal bisa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM atau lembaga
nonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian kesetaraan. Hal paling khas yang menjadi
nilai lebih pendidikan informal dibandingkan model pendidikan lainnya adalah,
kemungkinan yang lebih besar akan tergali dan terkelolanya potensi setiap anak secara
maksimal.

E. Jenis Jenis lembaga pendidikan


Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

1. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Pendidikan kejuruan

Organisasi Lembaga Pendidikan| 9


Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3. Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

4. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang
profesional. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan
oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan
berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan
bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal
dan nonformal.

5. Pendidikam Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4
setara dengan program sarjana (strata 1).

6. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 10


Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 30).

7. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan
secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

F. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran akan memperjelas
target dalam setiap tahapan pembelajaran. Kemampuan menyusun kriteria dan indikator
keberhasilan pembelajaran harus dimiliki Guru dan Kepala Sekolah agar dapat
menjalankan tugas masing-masing. Hal ini memerlukan pembinaan atau bimbingan dari
pengawas. Kegiatan belajar ini dirancang untuk membekali pengawas dalam membimbing
guru dan kepala sekolah dalam menyusun kriteria keberhasilan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan


ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya tercapainya kompetensi yang meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Fungsi ketuntasan belajar adalah memastikan semua peserta didik menguasai
kompetensi yang diharapkan sebelum pindah ke kompetensi selanjutnya. Patokan
ketuntasan belajar mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator
yang terdapat dalam kurikulum.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 11


Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran berkaitan dengan standar
pelaksanaannya yang melibatkan komponen guru dan siswa. Kriteria keberhasilan adalah
ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan
standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau ketrampilan
yang dapat diamati dan diukur. Secara umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah:
1. keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif,
tes sumatif, maupun tes keterampilan
2. setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), atau Kriteria Ketuntasan Ideal (KKI) 75%
3. ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada KKM
atau KKI. Sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah
peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi.

Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah dicapai siswa,


dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya. Pencapaian
inidikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.
Seperti telah diungkapkan di atas, kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% – 100%. Kriteria ideal
untuk masingmasing indikator adalah 75% (KKI).
Satuan pendidikan dapat menetukan kriteria ketuntasan minimal lebih kecil atau
lebih besar dari KKI (75%) dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan guru
serta ketersediaan prasarana dan sarana.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 12


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Organisasi yaitu sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi).
3. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi
diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
4. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
5. Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan
dalam proses pembelajaran. Artinya tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan,
ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

B. Saran

Makalah yang dibuat ini masih banyak kekuranggannya, dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu Saya mohon kritik, saran serta masukan-masukan dari rekan-rekan
yang membaca makalah ini, agar kedepannya dalam pembuatan makalah bisa lebih baik lagi.

Organisasi Lembaga Pendidikan| 13


DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Rifki N.(2011, 27 September).Organisasi Sebagai Wadah dan Proses. Diakses


September 27, 2013, dari: http://rifki26nr.blogspot.com/2011/09/organisasi-sebagai-
wadah-dan-proses.html\
Syafii, Imam. Lembaga Pendidikan Sebagai Agen Perubahan.Diakses 3 Oktober 2013 dari
: http://kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan/.
Husniyah, Eva Z.(2012, 10 Oktober).Pengertian Organisasi. Diakses Oktober 7 , 2013,
dari : http://evazahrotul.blogspot.com/2012/10/pengertian-organisasi_10.html
Indraviantoro, Ganie.(2012, 5 April). Diakses Oktober 2 , 2013 dari :
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-kriteria-keberhasilan-
lembaga-pendidikan/
Nrisdiani.(2013, 9 Maret).Pengertian Struktur Organisasi. Diakses Oktober 7 , 2013, dari
: http://nrisdiani.blogspot.com/2012/03/09pengertian-struktur-organisasi.html.
(2013, 22 September) .Pendidikan di Indonseia. Diakses Oktober 7 2013. Dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia.
(2012, 19 Februari).Diakses Oktober 7 ,2013 .
Dari:http://suaidinmath.wordpress.com/2012/02/19/bagaimana-menyusun-kriteria-dan-
indikator-keberhasilan-pendidikan-dan-pembelajaran/

http://linasusilawati1006.blogspot.com/2014/02/organisasi-lembaga-pendidikan.html

Organisasi Lembaga Pendidikan| 14

You might also like