You are on page 1of 31

LAPORAN KASUS

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Disusun oleh:
Hedaya Pancar Pangestu
030.14.083

Pembimbing:
dr. Ani Yuniar, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 25 MARET 2019 – 01 JUNI 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul:


“Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Anak RS Umum Daerah Karawang
Periode 25 Maret 2019 – 01 Juni 2019

Yang disusun oleh:


Hedaya Pancar Pangestu
030.14.083

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Ani Yuniar, Sp.A selaku dokter pembimbing
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Karawang

Karawang, April 2019

(dr. Ani Yuniar, Sp.A)

2
BAB I

PENDAHULUAN

Diare akut adalah buang air besar (BAB) pada bayi atau anak lebih dari
tiga kali dalam sehari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan
atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Diare akut
masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara
berkembang. Pada bayi yang minum air susu ibu (ASI) frekuensi buang air besar
dapat lebih dari tiga sampai empat kali dalam sehari. Keadaan ini merupakan
keadaan fisiologis pada bayi tersebut. Selama berat badan bayi meningkat normal,
hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara
akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Karena itu definisi diare
berubah menjadi meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya
menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau berbeda dari biasanya.(1)

Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara


berkembang terutama di Indonesia, angka kesakitan dan kematian yang tinggi
terutama pada anak dibawah usia 5 tahun.(2) lebih dari 800.000 anak meninggal
karena diare, penyebab kematian rendahnya asupan nutrisi, dan kurangnya
perawatan di rumah sakit terutama di negara berkembang . Di dunia, saat ini diare
menyebabkan kematian 1.5 juta jiwa, dan 21% diantaranya di bawah usia 5 tahun.
Di india, kebanyakan kasus diare (98%) terjadi selama 2 tahun awal kehidupan ,
puncaknya terjadi di usia 9-11 bulan.(3)

Di Indonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih


merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding
pneumonia 24% untuk usia 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2%
dibanding pheomonia 15,5 % dari daftar urutan penyebab kunjungan puskesmas
Balai pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama
kepuskesmas. Angka kesakitan diare adalah sekitar 200-400 kejadian diare
diantara 1000 penduduk setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita
ini adalah anak dibawah umur 5 tahun.(2,3)

3
Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar
kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus,
bakteri atau parasit, akan tetapi penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut,
termasuk sindrom malabsorbsi. Diare karena rotavirus merupakan kejadian
terbanyak. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting sehingga aspek
terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang
menjadi penyebab utama kematian. Diare juga erat hubungannya dengan gizi
buruk. Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena
adanya anoreksia dan berkurangnya kemampuan menyerap sari makanan,
sehingga apabila episodenya berkepanjangan akan berdampak pada pertumbuhan
dan kesehatan anak.(2,3)

4
BAB II
LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RSUD KARAWANG

STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa: Hedaya Pancar P Penguji: dr. Ani Yuniar, Sp.A
NIM : 030.13.083 Tanda tangan:

IDENTITAS PASIEN
Nama :H Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 1 Tahun 3 Bulan Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Lahir : 10/12/2017 Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah Anak ke- : 3 dari 3
Alamat : Cibuaya No. RM : xx.xx.xx.xx
Orang Tua/Wali

Profil Ayah Ibu

Nama Tn. S Ny. K

Umur 44 tahun 40 tahun

Alamat Sinar Sari

Pekerjaan Buruh Ibu rumah tangga (IRT)

Pendidikan SMP SD

Suku Jawa Jawa

Agama Islam Islam

Hubungan dengan orang tua : Pasien merupakan anak kandung.

5
I. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ibu kandung pasien.
Lokasi : Rawamerta R. 155, RSUD Karawang
Tanggal/Waktu : 27 Maret 2019 (11.00 WIB)
Tanggal masuk : 26 Maret 2019
Keluhan utama : Demam 9 hari SMRS
Keluhan tambahan : Diare 2 hari SMRS

A. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar oleh orang tua ke IGD Anak RSUD Karawang
dengan keluhan demam sembilan hari SMRS. Demam bersifat naik turun,
naik terutama malam hari. Awal gejala, demam tidak terlalu tinggi tetapi lama
kelamaan demamnya bertambah tinggi. Setelah 7 hari demam pasien berobat
ke RS Proklamasi, tetapi demam tidak kunjung reda.
Pada hari ke tujuh demam, pasien mengeluh adanya BAB cair yang dirasa
2 hari SMRS. Menurut keluarga pasien mengeluh BAB terjadi 6-8 kali sehari,
dengan konsistensi cair, berwarna kuning kehijauan, disertai dengan lendir.
Keluarga pasien juga mengeluh napsu makan yang menurun, pasien banyak
minum karena merasa haus terus menerus dan pasien menjadi sangat rewel
sekali. Pasien juga mengeluh mual tanpa disertai dengan muntah. Pasien
mengeluh terjadinya penurunan berat badan. Keluarga pasien juga mengeluh
adanya batuk berdahak dan pilek tetapi tidak sesak. Tidak ada keluhan dalam
buang air kecil.

B. Riwayat Kehamilan/Kelahiran

Kehamilan Morbiditas Ibu pasien tidak pernah mengalami


kehamilan keguguran.
Kejang (-), anemia (-), hipertensi (-),
diabetes melitus (-), penyakit jantung (-),
penyakit paru (-), merokok (-), infeksi (-),
minum alkohol (-), vaksinasi TT 2x (+),
suplemen (-)

6
Perawatan antenatal Rutin kontrol ke bidan 1x pada trimester
pertama-kedua, dan 2x pada trimester tiga.

Kelahiran Tempat persalinan RS Dr Pramono

Penolong persalinan Dokter

Cara persalinan Sectio Caesaria

Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)

Keadaan bayi Berat lahir: 2300 gram

Panjang lahir: 50 cm

Langsung menangis: (+)

Kemerahan : (+)

Nilai APGAR : orang tua pasien tidak tahu

Kelainan bawaan : (-)

Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran: Riwayat kehamilan dan


kelahiran normal.

C. Riwayat Perkembangan
Motorik halus :

– Melihat objek dengan matanya : ± 1 bulan (normal: 0-3 bulan)

Motorik kasar :

– Memiringkan tubuh ke satu sisi : ± 2 bulan (normal: 0-3 bulan)


Personal – Sosial :

– Bereaksi terhadap bunyi/suara : ± 1 bulan (normal: 0-3 bulan)


Bahasa :

– Mengoceh spontan : ± 1 bulan (normal: 0-3 bulan)

7
Kesimpulan Riwayat Perkembangan: Tidak terdapat keterlambatan pada
pertumbuhan dan perkembangan pada pasien

D. Riwayat Makanan

Umur
ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)
0-6 +/+ - - -
6-12 + + + +
Jenis makanan Frekuensi dan jumlah
Nasi/ Pengganti Tim 3x/hari
Sayur 3x/hari
Daging ayam 3x/hari
Ikan 3x/hari
Telur 3x/hari
Tahu 3x/hari
Tempe 2x/hari

Kesimpulan riwayat makanan: Kualitas makanan kurang baik. Kuantitas


makanan cukup.

8
E. Riwayat Imunisasi
Usia (Bulan)

Imunisasi Lahir 1 2 3 4 5 6 9

Hepatitis B + + + +

Polio + + + +

BCG +

DPT + + +

Hib + + +

Campak -

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar pasien tidak lengkap karena


pasien tidak melakukan imunisasi campak diusia 9 bulan.

F. Riwayat Keluarga
a. Corak Reproduksi
No Usia Jenis Hidu Lahi Abortu Mati Keteranga
Kelam p r s (Sebab n
.
in Mati ) Kesehatan
1. 22 tahun (6 Laki-  Sehat
November laki
1996)
2. 11 tahun (9 Laki-  Sehat
November laki
2008)
3. 1 Tahun ( Laki-  Sehat
10 laki
Desember
2017)

9
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama S K
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 25 tahun 14 tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Suku Jawa Jawa
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas (-) (-)

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
pasien. Riwayat penyakit turunan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit paru, penyakit infeksi lain disangkal.
d. Riwayat Kebiasaan Keluarga: Ayah pasien memiliki kebiasaan merokok 1
bungkus/hari
Kesimpulan riwayat keluarga : Riwayat keluarga cukup baik.

G. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita


Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain: (-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: Pasien tidak memiliki


riwayat penyakit sebelumnya.

10
H. Riwayat Lingkungan Perumahan
Pasien tinggal dirumah sendiri bersama kedua orangtua. Ibu pasien
mengatakan tempat tinggal terletak di perkampungan, jarak antar rumah padat.
Ventilasi udara dan pencahayaan cukup. Terdapat 2 kamar tidur serta 1 kamar
mandi yang berada di dalam rumah. Sumber air minum berasal dari air galon
isi ulang dan air mandi serta air untuk masak berasal dari air tanah.
Kesimpulan keadaan lingkungan: Tempat tinggal dan lingkungan rumah
pasien cukup baik.

I. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah bekerja sebagai buruh tani dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Penghasilan orang tua pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kesimpulan sosial ekonomi: Penghasilan orang tua pasien cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

J. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah mendapat pengobatan untuk keluhan yang dialaminya saat itu,
yaitu obat demam.
Kesimpulan pengobatan: Pasien sudah mendapat terapi untuk keluhan saat
ini.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan gizi : Gizi baik/cukup
Keadaan lain : Tangis kuat, gerak aktif, dispnoe (-), sianosis (-), ikterik (-)

Data antropometri
Berat badan : 8,5 kg
Panjang badan : 75 cm

11
Status Gizi (WHO)
BB/U: -2 SD dan +2 SD
TB/U: -2SD dan -3SD
BB/TB: diantara -2 SD dan +2 SD
Kesan gizi:
BB/U  Berat badan cukup
TB/U  Normal
BB/TB  Gizi baik/cukup

Tanda vital
Tekanan Darah : 110/70
Nadi : 112 x/menit
Nafas : 26 x/menit
Suhu : 36,5°C
SpO2 : 97%

Kepala : Normosefali, ubun-ubun datar


Rambut : Hitam, tipis, distribusi merata
Wajah : Wajah simetris, tidak ada dismorfik wajah, tidak ada
pembengkakan pada daerah wajah, tidak tampak sianosis
Mata
Oedem palpebra : (-/-)
Visus : Tidak diperiksa
Ptosis : (-/-) Lagoftalmos : (-/-)

Sklera ikterik : (-/-) Cekung : (-/-)

Enoftalmus : (-/-) Injeksi : (-/-)

Eksoftalmos : (-/-) Konjungtiva anemis : (-/-)

Strabismus : (-/-) Pupil : Bulat, isokor

Refleks cahaya : (+/+) Air mata : (+/+)

12
Telinga
Bentuk : Normotia

Nyeri tarik/tekan : (-)

Liang telinga : Lapang, hiperemis (-), sekret (-), oedem (-)

Hidung
Bentuk : Deformitas (-) Napas cuping hidung : (-)
Sekret : (-/-) Deviasi septum : (-)
Mukosa hiperemis : (-/-)

Bibir : Sianosis (-)

Mulut : Trismus (-), Hipersalivasi (-)

Lidah : Normoglosia, atrofi papil (-), tremor (-), lidah kotor (-)

Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, arcus faring simetris, uvula


terletak ditengah, tidak terdapat detritus

Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, edema (-), massa (-), kaku
kuduk (-), tidak tampak dan tidak teraba pembesaran tiroid
maupun KGB.

Thoraks : Simetris fusiformis, retraksi (-)


 Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat di ICS V line midclavicularis sinistra
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru
Inspeksi : Gerak dinding thoraks simetris, pola nafas abdomino-
thorakal, iga dapat terlihat dengan jelas, pelebaran sela iga (-)

13
Palpasi : Massa (-), gerak nafas simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, reguler, rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen normal, gerak dinding perut saat pernapasan
simetris,
Auskultasi : Bising usus 3x/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi : Supel, turgor kulit dalam batas normal, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba

Genitalia : Laki-laki, dalam batas normal

Kelenjar getah bening


Preaurikuler : Tidak teraba membesar
Postaurikuler : Tidak teraba membesar
Superior cervical : Tidak teraba membesar
Submandibula : Tidak teraba membesar
Supraclavicula : Tidak teraba membesar
Axilla : Tidak teraba membesar
Inguinal : Tidak teraba membesar

Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada deformitas, tidak sianosis.
Palpasi : Pada keempat ekstremitas akral hangat, turgor kulit
kembali cepat, tidak ada atrofi otot, tonus otot baik, capillary refill time (CRT) <2
detik.

14
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Laboratorium (26 Maret 2019)

Hematologi Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 10,5 g/dL 10,5-14,0

Eritrosit 5,65 x106/uL 3,6-5,2

Leukosit 20,81 x103/uL 6,3-14,0

Trombosit 421 x103/uL 150-400

Hematokrit 35,9 % 35-53

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 0 % 1.0-3.0

Neutrofil 46 % 54-62

Limfosit 35 % 25-33

Monosit 19 % 3-7

MCV 64 fL 72-88

MCH 19 Pg 24-30

MCHC 29 g/dL 32-36

RDW 19,4 % 12,2-15,3

o Laboratorium (26 Maret 2019)


Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Bilirubin Negatif Negatif

Urobilinogen 0,2 E.U/dl 0,2-1,0

Nitrit Negatif Negatif

Leukosit Esterase Negatif Negatif

15
o Laboratorium (26 Maret 2019)
Urinalisis Hasil Satuan Nilai Rujukan

Warna Kuning muda Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

Sedimen

Ephitel Positif 1 /1dt

Leukosit 0-1 /1dt 6

Eritrosit 0-1 /1dt 1

Kristal Negatif

Silinder Negatif

Bakteri Negatif

Berat jenis 1.005 1.010-1.123

Ph 5,5 4.80-3.50

Protein Negatif Negatif

Glukosa Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

Darah/hb Negatif Negatif

o Laboratorium (26 Maret 2019)


Feses Hasil Satuan Nilai Rujukan

Warna Kuning
kehijauan

Konsistensi Lembek

Darah Negatif Negatif

Lendir Negatif Negatif

Nanah Negatif Negatif

16
Leukosit 0-2 /lbp Negatif

Eritrosit 1-3 /lbp Negatif

Telur cacing Negatif Negatif

Cacing Negatif Negatif

Amuba Parasit Negatif Negatif

Lemak Negatif Negatif

Jamur Negatif Negatif

Darah samar Negatif Negatif

o Laboratorium (1 April 2019)


Parameter Hasil Nilai Metode
Rujukan

S. typhosa H Negatif Negatif Aglutinasi

S.H paratyphi B Negatif Negatif Aglutinasi

S.H paratypi C Negatif Negatif Aglutinasi

S. thyposa O Negatif Negatif Aglutinasi

S.O Paratyphi A Negatif Negatif Aglutinasi

S.O Paratyphi B Negatif Negatif Aglutinasi

S.O Paratyphi C Negatif Negatif Aglutinasi

o Laboratorium (1 April 2019)


Parameter Hasil Satuan Remarks Nilai Metode
rujukan
LED 17 mm/jam * 0-10 Westergreen

17
IV. RESUME
Pasien laki-laki atas nama H usia 1 tahun 3 bulan datang ke IGD RSUD
Karawang dengan keluhan demam 9 hari SMRS. Demam bersifat naik turun, naik
terutama malam hari. Pada hari ketujuh demam, pasien mengeluh adanya BAB
cair yang dirasa 2 hari SMRS. Pasien mengeluh BAB terjadi 6-8 kali sehari,
berwarna kuning kehijauan, cair, dan disertai dengan lendir. Keluhan disertai
dengan napsu makan yang menurun dan banyak minum karena pasien merasa
haus terus menerus disertai dengan mual tanpa disertai muntah dan menurut ibu
pasien mengeluh terjadinya penurunan berat badan dan pasien sangat rewel sekali.
Keluarga pasien juga mengeluh adanya batuk berdahak dan pilek pada pasien.
BAK dalam batas normal.
Riwayat kehamilan dan persalinan baik. Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan sesuai usia. Kualitas makanan baik dan kuantitas makan cukup.
Riwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap. Kondisi rumah pasien layak huni,
penghasilan ayah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Riwayat penyakit dahulu
tidak ada. Pasien sudah mendapat terapi untuk keluhan saat ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit
sedang, BB:8,5 kg, TB: 75 cm. Berdasarkan grafik status gizi berdasarkan WHO
BB/U cukup, TB/U sangat tinggi, BB/TB gizi kurang. Berdasarkan CDC BB/U
kurang, TB/U perawakan baik, dan BB/TB gizi kurang. Pada tanda vital
didapatkan nadi 109x/menit, frekuensi nafas 53x/menit, dan suhu 37,7oC. Pada
pemeriksaan status generalis tidak didapatkan kedua mata cekung, konjungtiva
anemis, dan turgor kulit kembali lambat.

Pemeriksaan penunjang yaitu hematologi rutin pada tanggal 26 Maret


2019 pukul 00.05 WIB didapatkan hasil, Eritrosit 5,65x106/uL, Trombosit
421x103/uL, Leukosit 20,81 x103/uL, Neutrofil 46%, Limfosit 35%, Monosit 19
%, MCV 64 fL, MCH 19 pg, MCHC 29 g/Dl, RDW-CV 19,4%, Glukosa darah
sewaktu 125 mg/dl. Pada pemeriksaan penunjang yaitu urinalisis pada tanggal 26
Maret 2019 didapatkan epitel urin +1

18
V. DIAGNOSIS KERJA
- Diare akut dehidrasi ringan sedang
- ISPA
- Gizi baik/cukup
- Imunisasi tidak lengkap sesuai usia

VI. DIAGNOSIS BANDING


- DADRS dd gastroenteritis

- DADRS dd demam typhoid

- ISPA dd bronkitis akut

- ISPA dd bronkopneumonia

VII.PEMERIKSAAN ANJURAN

 Tubex test

 Pemeriksaan elektrolit

 Pemeriksaan foto rontgent thorax

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Medika mentosa
 Pemberian oralit 600ml setiap kali BAB.
 Zinc syrup 20mg 1 x 20 mg P.O

 LactoB 2 x 1 sachet

 Amoxicillin 3x300 mg

 Ambroxol drop 3x 0,3 cc

 Pure kids inhalant 10 ml 7 tetes k/p

19
 Cairan rumatan i.v:
o IVFD RL dalam 12 tpm makro dalam 24 jam

o Jumlah cairan: 850ml/hari (Holiday-Seegar).


24 jam pertama : (kebutuhan cairan x faktor tetesan)
(jumlah jam x 60 menit)

= 850 ml x 20 = 12 tpm makro


24 x 60
2. Non medika mentosa
 Edukasi kepada orang tua pasien:
o Memastikan anaknya banyak minum, terutama air putih.
o Cara cuci tangan yang efektif dan cuci tangan orang tua juga
pasien sebelum makan dan setiap selesai dari kamar mandi.
o Cara membersihkan daerah anus dan genital setelah buang air.
o Gunting kuku anak dan pastikan bersih.
o Rutin membersihkan dan menjaga steril botol susu.
o Mencuci alat-alat masak atau makan pakai air bersih dan
memakai sabun pencuci peralatan makan.
o Mencuci bahan-bahan makanan sampai benar-benar bersih
sebelum di olah/ dimasak.
o Memasak makanan hingga benar-benar matang.
 Nutrisi: RDA (Recommended Daily Allowance). BB ideal: 8,5 kg
o Kebutuhan kalori harian: 8,5kgx 110ccal= 935ccal/hari
o Karbohidrat: 935 x 50% = 467,5 gram
o Protein: 935 x 35% = 327,25 gram
o Lemak: 935 x 15% = 140,25gram

20
IX. FOLLOW UP

21
26/3/19 27/3/19 28/3/19 29/3/19 30/3/19 1/4/19
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
S Demam turun, BAB Demam, mual, BAB Demam , merasa haus Demam, batuk Batuk berkurang, Demam naik turun,
cair kuning kehijauan cair 5x, merasa haus terus menerus, rewel, berdahak dan pilek pilek (+), demam (+), batuk berdahak (+) ,
4x, mual, muntah 1x terus menerus, rewel, BAB cair 3x/ hari (+), perbaikan, BAB cair BAB mencret 2x pagi pilek (+), mencret 3x/
berupa susu, batuk batuk berdahak dan batuk berdahak terus (+) 2x ada ampas, berwarna kuning ada hari konsistensi cair
berdahak dan pilek, pilek, sesak (-) menerus dan pilek , rewel, merasa haus ampasnya, pasien dengan warna kuning
sesak (-) sesak (-) terus menerus merasa haus terus kehijauan, haus terus
menerus , makan (-) menerus, makan(-)
O CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang
Status generalis: Status generalis: Status generalis: Status generalis: Status generalis: Status generalis:
Kepala: normocephali, Kepala: normocephali, Kepala: normocephali, Kepala: normocephali, Kepala: normocephali, Kepala: normocephali,
CA (-/-), SI (-/-), mata CA (-/-), SI (-/-), mata CA (-/-), SI (-/-), CA (-/-), SI (-/-), mata CA (-/-), SI (-/-), mata CA (-/-), SI (-/-), mata
cekung (-) cekung (-) mata cekung (-) cekung (-) cekung (-) cekung (-)
Tho : Simetris Tho : Simetris Tho : Simetris Tho : Simetris Tho : Simetris Tho : Simetris
fusiformis, retraksi (-), fusiformis, retraksi (-), fusiformis, retraksi (-), fusiformis, retraksi (-), fusiformis, retraksi (-), fusiformis, retraksi (-),
SN vesikuler +/+, Rh SN vesikuler +/+, Rh SN vesikuler +/+, Rh SN vesikuler +/+, Rh SN vesikuler +/+, Rh - SN vesikuler +/+, Rh
+/+, Wh -/-, BJ I-II +/+, Wh -/-, BJ I-II +/+, Wh -/-, BJ I-II +/+, Wh -/-, BJ I-II /-, Wh -/-, BJ I-II +/+, Wh -/-, BJ I-II
reguler, M (-), G(-) reguler, M (-), G(-) reguler, M (-), G(-) reguler, M (-), G(-) reguler, M (-), G(-) reguler, M (-), G(-)
Abd : ascites (-), BU Abd : ascites (-), BU Abd : ascites (-), BU Abd : ascites (-), BU Abd : ascites (-), BU Abd : ascites (-), BU
(+), supel, turgor kulit (+), supel, turgor kulit (+), supel, turgor baik (+), supel, turgor baik (+), supel, turgor baik (+), supel, turgor baik
kembali lambat (-) kembali lambat (-) Ekst : Akral hangat Ekst : Akral hangat Ekst : Akral hangat Ekst : Akral hangat
Ekst : Akral hangat Ekst : Akral hangat (+) , (+) , CRT < 2”, edema (+) , CRT < 2”, edema (+) , CRT < 2”, edema (+) , CRT < 2”, edema
(+) , CRT < 2”, edema CRT < 2”, edema tungkai (-/-) tungkai (-/-) tungkai (-/-) tungkai (-/-)
tungkai (-/-) tungkai (-/-)

TTV TTV TTV TTV TTV TTV


TD : 110/70 TD : 100/80 TD : 120/80 TD: 100/70 TD: 100/80 TD: 100/80
HR : 112x/ menit HR: 100x/ menit HR: 143x/ menit HR: 161x/ menit HR: 135x/ menit HR: 130x/ menit
RR : 32X/ menit RR: 30x/ menit RR: 40x/ menit RR: 35x/menit RR : 30x/ menit RR : 40x/ menit
spO2: 97% spO2: 99% spO2: 99% SpO2: 98% SpO2: 97% SpO2: 96%

22
T: 36,5o T: 37,7o T: 38,0o T: 38,2o T : 37,9o T: 37,4o

Hematologi: Pemeriksaan widal


Eritrosit: 5,65x106/uL, Negatif.
Trombosit:
421x103/uL,
Leukosit: 20,81x103
uL, Neutrofil 46%
Limfosit: 35%
Monosit: 19%, MCV:
64 fL, MCH: 19 pg,
MCHC: 29g/dl,
RDW-CV: 19,4%
Urinalisis epitel
positif 1.
A - Diare akut - Diare akut - Diare akut - Diare akut
- Diare akut - Diare akut
dehidrasi dehidrasi ringan
dehidrasi dehidrasi dehidrasi dehidrasi

ringan sedang sedang ringan sedang ringan sedang ringan sedang ringan sedang
- ISPA - ISPA - ISPA
- ISPA - ISPA - ISPA
- Gizi - Gizi - Gizi
- Gizi - Gizi baik/cukup
baik/cukup baik/cukup baik/cukup - Gizi
baik/cukup - Imunisasi tidak
- Imunisasi - Imunisasi - Imunisasi baik/cukup
- Imunisasi lengkap sesuai
tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap
usia - Imunisasi
tidak lengkap sesuai usia sesuai usia sesuai usia

23
sesuai usia tidak lengkap
sesuai usia
P - IVFD RL - IVFD RL - IVFD 2A - IVFD 2A - IVFD 2A - IVFD 2A
dalam 12 tpm dalam 12 tpm dalam 12 tpm dalam 12 tpm dalam 12 tpm dalam 12 tpm
makro makro makro makro makro makro

- Pemberian - Pemberian - Pemberian - Pemberian - Pemberian - Pemberian


oralit 600ml oralit 600ml oralit 600ml oralit 600ml oralit 600ml oralit 600ml
setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali
BAB. BAB. BAB. BAB. BAB. BAB.

- Sanmol drop - Sanmol drop 3 - Sanmol drop - Zinc syrup - Zinc syrup - Zinc syrup
3 x 0,6ml k/p x 0,6ml k/p 3 x 0,6ml k/p 20mg 1 x 20 20mg 1 x 20 20mg 1 x 20
mg P.O mg P.O mg P.O
- Zinc syrup - Zinc syrup - Zinc syrup
20mg 1 x 20 20mg 1 x 20 20mg 1 x 20 - LactoB 2 x 1 - LactoB 2 x 1 - LactoB 2 x 1
mg P.O mg P.O mg P.O sachet sachet sachet

- LactoB 2 x 1 - LactoB 2 x 1 - LactoB 2 x 1 - Amoxicillin - Amoxicillin - Injeksi


sachet sachet sachet 3x300mg 3x300 mg cefotaxim
3x500 mg
- Amoxicillin - Amoxicillin - Amoxicillin - Fludane syrup - Fludane syrup
3x300mg 3x300mg 3x300mg 3x 1 Cth 3x 1 cth - Injeksi
gentamisin
2x20 mg

24
- Ambroxol - Ambroxol drop - Ambroxol - Fludane syrup
drop 3x 0,3 cc 3x 0,3 cc drop 3x 0,3 cc 3x 1 cth

- Pure kids - Pure kids - Pure kids


inhalant 10 ml inhalant 10 ml inhalant 10 ml
7 tetes k/p 7 tetes k/p 7 tetes k/p

25
2/4/19
Hari 7
S Demam turun, frekuensi
BAB 3x/ hari ada ampas,
berwarna kuning
kehijauan, batuk kering,
pilek (-)
O CM, TSS, Gizi kurang
Status generalis:
Kepala: normocephali, CA
(-/-), SI (-/-), mata cekung
(-)
Tho : Simetris fusiformis,
retraksi (-), SN vesikuler
+/+, Rh -/-, Wh -/-, BJ I-II
reguler, M (-), G(-)
Abd : ascites (-), BU (+),
supel, turgor baik
Ekst : Akral hangat (+) ,
CRT < 2”, edema tungkai
(-/-)

26
TTV
TD: 100/70
HR: 120x/ menit
RR : 35x/ menit
SpO2: 98%
T: 36,5o

A - Diare akut
dehidrasi ringan
sedang

- ISPA

- Gizi baik/cukup

- Imunisasi tidak
lengkap sesuai
usia
P - IVFD 2A dalam
12 tpm makro

- Pemberian oralit
600ml setiap kali

27
BAB.

- Zinc syrup 20mg 1


x 20 mg P.O

- LactoB 2 x 1
sachet

- Injeksi cefotaxim
3x500 mg

- Injeksi gentamisin
2x20 mg

- Fludane syrup 3x 1
cth

28
X. DIAGNOSIS AKHIR
- Diare akut dehidrasi ringan sedang ec. Gastroenteritis
- Bronkitis akut
- Gizi baik/cukup
- Imunisasi tidak lengkap sesuai usia
XI. PROGNOSIS
- Ad vitam : bonam
- Ad functionam : bonam
- Ad sanationam : bonam

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Buku Ajar Gastroentro-Hepatologi


Tahun 2010. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010
2. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson: Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi 15 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC,2012.
3. Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of
Pediatrics. 20 th ed. Philadelphia: Elsevier, 2016.p.1761-63.
4. Koletzko S, Osterrieder S. Acute Infectious Diarrhea in Children. Dtsch
Arztebl Int 2009; 106(33): 539–548.
5. Vinetz JM. Ileus in children presenting with diarrhea and severe acute
malnutrition: A chart review. PLoS Negl Trop Dis. 2017; 11(5): 2-3.
6. World Health Organization Indonesia & Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/ Kota. Jakarta;
2009.p. 131-45.

7. Departemen Kesehatan RI. Buku saku petugas kesehatan: Lima langkah


tuntaskan diare. Jakarta: Penerbit Departemen Kesehatan RI. 2011; p. 1-
31.

8. Garna H, Nataprawira HM. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu


Kesehatan Anak. 5th ed. Bandung: Departemen SMF Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin;
2014. p.288-97.

9. Pudjiadi A.H dkk, 2009, Diare Akut, dalam Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jilid 1. Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal
58-62.

10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Konsensus Pneumonia tahun


2003. http:// www.klikpdpi.com>konsensus>Xsip

11. Supriyatno B. Infeksi Respiratorik Bawah Akut Pada Anak. Sari Pediatri.
Volume 8 No 2 bulan September 2006. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM: Jakarta hal 100-106

30
12. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Buku Ajar Respirologi Tahun 2008.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008

31

You might also like