You are on page 1of 18

MAKALAH

(FLORA DAN FAUNA PERSFEKTIF AL-QUR’AN )

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah TAFSIR


KAUNIYAH yang diampu oleh
PROF. DR. H. LUKMAN AL-HAKIM,MM

IDAYATUL FITRIANI
2016. 119. 34. 0262

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL KAMAL NW KEMBANG KERANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT. Dengan Rahmat, Hidayah serta Karunianya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Dosen dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan moril maupun dukungan sprituil dalam menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ FLORA DAN FAUNA PERSFEKTIF Al-
QUR’AN” pada mata kuliah TAFSIR KAUNIYAH
Tak ada gading yang tak retak, tak ada arang yang tak patah,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Dengan segala
keterbatasan dan prasarana yang seadanya. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik konstruktif dan saran untuk
lebih baiknya penyusunan makalah pada masa-masa yang akan
datang. Dan semoga dengan selesainya penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan . khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi rekan –rekan Mahasiswa,

Kembang-Kerang, 25 MARET 19
Penulis

IDAYATUL FITRIANI

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................... i


Kata pengantar ............................................................ ii
Daptar Isi ..................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian ayat kauniyah .............................. 3
B. Manfaat mempelajari ayat kauniyah .............. 4
C. flora dan fauna dalam Al-Qur’an .................... 5
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ............................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .
Al-Qur’an merupakan kalam ilahi yang diturunkan sebagai
petunjuk bagi ummatnya . yang dalam setiap kata ,kalimatnya
mengandung makna yang dalam. Dan dalam Al-Qur’an juga
mengajari kita untuk bagaimana mendekatkan diri dengan sang
pencipta ,yaitu dengan merenungi tanda –tanda kekuasaannya.
Al-Qur’an juga disebut dengan ayat qauliyah ( tanda-tanda
kekuasaan Allah yang tertulis) mengajak kepada manusia untuk
merenungi alam semesta (Tafakkur Alam) sebagai tanda
kekuasaan Allah SWT ( ayat kauniyah). Dengan adanya alam
merupakan sebagai bukti adanya Allah ,yang mana tidak
mungkin adanya alam ini tanpa ada yang mengadakannya.
Al-Qur’an bukanlah kitab sains,tetapi Al-Qur’an memberikan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip sain yang berhubungan
dengan spritual dan metafisik. Dalam Al-Qur’an Allh SWT tidak
secara detail menjelaskan tentang segala sesuatu,melainkan
hanya menyebutnya secara gambaran besar untuk memantik
perhatian manusia untuk menggunakan akal mereka dalam
mengkajinya.
Tanpa kita sadari,manusia yang merupakan termasuk dari
ayat kauniyah dalam kehidupan sehai-harinya pula selalu
bersinggungan dengan ayat kauniyah yang lain,seperti bumi
yang ditempati,angin,hewan ,tumbuh-tumbuhan dan material
alam lain yang bisa untuk direnungi. Dengan banyaknya ayat
yang menjelaskan tantang tumbuh-tumbuhan dan hewan
membuat penulis berusaha untuk memaparkan tentang tersebut.

1
B. RUMUSAN MASALAH .
1. Apa pengertian ayat kauniayah dalam Al-Qur’an
2. mengapa nama hewan dan tumbuhan dalam Al-Qur’an
3. Ayat- ayat yang menyebutkan hewan dan tumbuhan dalam
Al-Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AYAT KAUNIYAH
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di
sekeliling manusia yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini
adalah ayat-ayat dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa
alam semesta dan semua yang ada di dalamnya. Ayat-ayat ini
meliputi segala macam ciptaan Allah, baik itu yang kecil
(mikrokosmos) ataupun yang besar (makrokosmos). Bahkan
diri kita baik secara fisik maupun psikis juga merupakan ayat
kauniyah. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan
oleh Allah dengan segala sistem dan peraturannya yang unik,
maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Fushshilat ayat 53.
             

      

Artinya :” Kami akan memperlihatkan kepada mereka


tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Demikian pula keindahannya, kerapian, dan kekokohannya


yang membuat kagum orang yang berakal. Semua itu
menunjukkan keluasaan ilmu Allah SWT dan keluasan
hikmahNya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “ apabila anda
memperhatikan seruan Allah SWT untuk tafakur, hal itu akan
mengantar pada ilmu tentang Allah, tentang keesaan-Nya, sifat-
sifat keagungan-Nya, dan kesempurnaan-Nya, seperti qudrat,
3
ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridho, murka, pahala, dan
siksaNya “.
Begitulah cara Dia memperkenalkan diri kepada hamba-
hambaNya dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-
ayatNya. Oleh karena itu, Al-Qur’an banyak menyebutkan
perintah untuk merenungi ayat-ayat kauniyah dan bukti-bukti
kekuasaanNya ini. Mengajak mereka untuk berfikir dan
memperhatikan, karena manfaatnya sangat banyak bagi
hamba.
B. MANFAAT MEMPELAJARI AYAT KAUNIYAH.
Manfaat dan nikmat dari ayat-ayat kauniyah yang
menunjukkan keluasaan rahmat Allah, kemahamurahan, dan
kebaikan-Nya, diantaranya:
a. Merasakan keagungan Allah dan kelemahan diri.
b. Pengagungan akan melahirkan kecintaan, rasa takut untuk
mendurhakai-Nya, juga berharap hanya kepada Allah.
Sedangkan menyadari kelemahan diri akan membuat manusia
inabah, mengembalikan urusan kepada Allah, bertawakkal
kepada-Nya dan menjauhkan diri dari sifat congkak dan
sombong.
c. Setiap makhluk yang berada di muka bumi ini menjadi sumber
inspirasi bagi manusia untuk mendapatkan maslahat duniawi
dan ukhrawi. Bukankah terciptanya pesawat dan helikopter itu
karena inspirasi dari burung dan capung? Manusia juga bisa
mendapat pelajaran dari mujahadahnya semut, tawakalnya
seekor burung dan masih banyak lagi. Setiap makhluk menjadi
sumber inspirasi.
d. Mendorong manusia untuk bersyukur. Karena tidak satupun
makhluk yang diciptakan oleh Allah melainkan faedah bagi
manusia. Satu contoh andai saja manusia harus membayar
pajak untuk penerangan matahari, berapa biaya harus
dikeluarkan oleh manusia? Kenyataan ini melahirkan rasa
syukur dan pengakuan, “Wahai Rabb kami, tiadalah Engkau

4
menciptakan ini sia-sia, Maha Suci Engkau maka jauhkanlah
kami dari siksa neraka” (QS. Ali Imran:191).
          

          

Artinya : : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah


sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”
C. FLORAN DAN FAUNA DALAM Al-QUR’AN.
a. Ayat-ayat Al-Quran tentang tumbuh-tumbuhan
Dalam Al-Qur’an ayat tentang kauniyah terdapat
sebanyak 750 kali 1. Dengan banyaknya penyebutan tentang
tumbuhan dan buah-buahan dalam Al-Qur’an yang
memrinthkan manusia untk memikirkan dan mengambil ibrah (
pelajaran ) dari ayat kauniyah yang terdapat dalam Al-Quran
untuk menambah rasa syukur dan iman kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai bukti
dari kekuasaan Allah SWT dan sebagai perumpamaan untuk
menyampaikan hikmah.2 Selain itu,ada juga beberapa
tumbuhan dan buah-buahan yang secara jelas disebutkan
namanya dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Quran lafaz yang berarti buah disebut dengan
samar dan fakihah yang kedua kata ini memiliki arti yang
sama,namun perbedaan kata tersebut memiliki maksud
tertentu. Perbedaan antara kata tersebut dalam
penggunaannya ,penggunaan kata samar yaitu digunakan

Imron Rossidy, fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al-Qur’an


1

( Malang : UIN press,2008) Hal. 1


2
Dalam Q.S.Ibrahim : 24-26. Q.S. Al-An’am : 99.
5
ketika buah atau rezeki itu bisa diproleh dengan usah terlebih
dahulu,sedangkan kata fakihah merupakan buah yang
diproleh tanpa harus bersusah payah. Setiap penyebutan
nama tumbuhan yang secara eksplisit disebutkan dalam Al-
Qur’an berarti ada maksud dan tujuan yang berkaitan dengan
tumbuh-tumbuhan tersebut.
1. Dalam Q.S.Ar-Ra’d: 4.
         

           

      

Artinya : “Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian


yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama. kami melebihkan
sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian
yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir.”

2. Dalam Q.S. Al-Insan : 17.


      

Artinya : “ Di dalam syurga itu mereka diberi


minum segelas (minuman) yang campurannya
adalah jahe.


6
3. Q.S. Al-Waqiah : 29.
  

Artinya :” Dan pohon pisang yang bersusun-susun


(buahnya),”
4. Q.S. Yunus: 24
          

         

          

         

.   

Artinya :”Sesungguhnya perumpamaan kehidupan


duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dan
langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya Karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak. hingga apabila bumi itu Telah Sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-
permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-
tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau
siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-
tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir.”
5. Q.S.Al-Kahfi : 45.

7
          

           

 

Artinya :” Dan berilah perumpamaan kepada mereka


(manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang
kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur
karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, Kemudian
tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang
diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”

6. Q.S.An-Nahl : 10-11.
            

         

         

Artinya:” Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan


dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi
minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi
kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan.”

8
7. Q.S.Az-Zukhruf : 73.
      

Artinya :” Di dalam surga itu ada buah-buahan yang


banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.”
Ayat diatas menjelaskan tentang buah-buahan yang
disediakan bagi pera penghuni syurga. Dalam tafsir Al-
Misbah, Quraish Shihab memberi penjelasan
menjelaskan ayat diatas sebagai berikut :
untuk kamu – wahai orang-orang yang bertqwa-
secara khusus didalamnya,yakni dalam surga itu,buah-
buahan yang banyak,yakni beraneka ragam lagi
melimpah,dan hanya sebagaian diantaranya yang
kamu dapat makan karena dia sedemikian banyak
sehingga tidak mungkin kamu habiskan.3
8. Q.S. At-Thaha : 53
          

        

Artinya :” Yang Telah menjadikan bagimu bumi


sebagai hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu
di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-
macam.”

Ayat tersebut merupakan ayat yang untuk pertama kali


menyebutkan adanya: pasangan-pasangan dalam alam
tumbuh-tumbuhan; kita akan kembali membicarakan hal ini
nanti.

3
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,pesan,kesan,dan keserasian al-
Qur’an Vol XII ( Jakarta : Lentera Hati,2012 ),Hal 280.
9
b. hewan dan binatang dalam Al-Qur’an.
1. Dalam Q.S. An-Nahl 68-69.
          

            

            

   

Artinya:”Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:


"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan
(bagimu). dari perut lebah Itu ke luar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”.
Dalam tafsir jalalayin dijelaskan bahwa Allah
mengilhamkan pada lebah yang merupakan hewan yang
lemah untuk membuat rumah atau sarang-sarang mereka
dibukit-bukit ,agar manusia tidak mengganggu tetapi
walaupun ditempat yang tinggi sekalipun manusia bisa saja
mengambil madu yang dihasilkannya.dan membuat rumah
dipohon-pohon dan ditempat-tempat yang dibuat manusia,
seperti diatap.didinding diplafon rumah,tetapi Allah
memerintahkan padanya untuk tidak mengganggu manusia
yang memiliki rumah tersebut.
Kemudian memerintahkan kepada lebah, makanlah dari
macam-macam buah-buahan baik manis
,pahit,bagus,jelek, walaupun berbagai macam buah-buah
10
yang dimakan ketika berbungan dengan berbagai macam
rasanya tetapi madu yang dikeluarkan dari perutnya
memiliki rasa yang manis ,enak selain padanya terdapat
manfaat yang besar yaitu sebagai obat bagi sebagian
penyakit. seperti yang terdapat dalam hadis yang sekira ini
maknanya :” bahwa ada seorang sahabat yang mengalami
sakit perut,kemudian memetahkan saudaranya untuk
mendatangai Rasulullah dan menceritakan Rasulullah
akan sakit yang diderita oleh saudaranya,Rasulullah SAW
bersabda : suruhlah dis minum madu,tetapi masih saja dan
semakin menambah rasa sakitnya , sahabat tersebut
mendatangi rasulullah untuk ketiga kalinya saudaranya
masih saja sakit perut, kemudian Rasulullah bersabda
suruhlah ia meminum madu, maka dia datang untuk
keempat kalinnya ,kemudian Rasulullah bersabda : Allah
lah yang benar dan perut saudaramu itu bohong maka
sembuhlah sakitnya.4
2. Q.S.Al-An-‘am : 38.
             

          

Artinya :” Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di


bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah
kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab Kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”

4
Jalaluddin as-suyuti dan jalaluddn Al-Mahally, tafsir jalalayin juz
2, ( jiddah : Al-Haramain,tt) hal,394-395.
11
3. Q.S.An-Nahl : 66.
            

     

Artiny :”Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu


benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami
memberimu minum dari pada apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”

Dalam tafsir jalalaiyn dijelaskan bahwa ayat diatas untuk


mengambil pelajaran terhadap binatang ternak yang
diciptakannya, yaitu dengan diberinya manusia minuman
yang diminum yaitu susu murni yang terdapat dalam perut
binatang ternak antara kotoran tahi dan darah, tetapi
keduanya sama sekali tidak tercampur,baik
rasanya,baunya,warnanya , Dalam hasyiyahnya khasiyah
Ash-Sowi dijelaskan bahwa Allah menjadikan kotoran
berada dibawah,susu ditengah dan menjadikan darah
diatasnya. 5
4. Q.S. Al-Ankabut : 41-43.6
        

          

5
Ibid : hal 393.
6
Artinya :” Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-
pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan
Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau
mereka Mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang
mereka seru selain Allah. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan
perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

12
           

         

   

5. Q.S.An-Naml : 187
          

        

Artinya :”Hingga apabila mereka sampai di lembah semut


berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke
dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari";

7
Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar
kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari";
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di
sekeliling manusia yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini
adalah ayat-ayat dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa
alam semesta dan semua yang ada di dalamnya.
2. Penggunaan nama hewan dan tumbuh-tumbuhan dalam Al-
Qur’an selain sebagai perumpamaan bagi manusia dan
mengambil ibrah ( pelajaran ) bagi manusia ,juga hewan
dan tumbuh-tumbuhan memiliki manfaat bagi manusia .
3. Ayat-ayat yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang
berbicara tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan antara lain
:
a. Q.S.Az-Zukhruf : 73
b. Q.S. Ibrahim : 24-26.
c. Q.S.An-Nahl : 66-80.
d. Q.S.An-Naml : 18.
e. Q.S.Al-Ankabut : 41-43.

14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahan
Shihab ,M.Quraish, Tafsir al-Misbah,pesan,kesan,dan keserasian
al-Qur’an Vol XII ( Jakarta : Lentera Hati,2012 ),
Rossidy ,Imron, fenomena flora dan fauna dalam perspektif Al-
Qur’an ( Malang : UIN press,2008
Fauzan,Apriadi,Tumbuh-tumbuhan dan Buah-Buahan dalam al-
Qur’an,Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam,UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta ,2015.

15

You might also like