You are on page 1of 10

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN I


“ATOM DAN ION, MUATAN LISTRIK POTENSIAL, DAN
HAMBATAN LISTRIK ARUS LISTRIK”

OLEH KELOMPOK 4
1. RIZKATUL HIKMAH
2. TEGUH GAMA ZARKASYI
3. SUCI NIRMALA
4. NUR FITRI AULIA
5. SINTA PERMATASARI
6. IDDATUL LAELI
7. JAHMAT
8. SYARIFUDIN
9. ERIN SYAPUTRA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKES ) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat
Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ainun Sajidah
M.Bio selaku dosen pembimbing IDK di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Mataram, dan
semua pihak yang telah banyak memberikan fasilitas dan informasi sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang bermanfaat terutama bagi kami sendiri maupun pihak lain.

Mataram 26 Oktober 2016

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB 1 ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 4
RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 4
TUJUAN ................................................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh
kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah tangga. Kelistrikan pada
tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel
berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan
intra sel terdapat ion H dan anion protein.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:
1. Pengertian Biolistrik.
2. Hukum Atau Rumus Dalam Biolistrik
3. Macam-Macam Gelombang Arus Listrik
4. Listrik dan Magnet Dalam Tubuh

1.3. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang; pengertian biolistrik,
hukumatau rumus dalam biolistrik, macam-macam gelombang arus listrik, serta listrik dan
magnet dalam tubuh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui
proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial
listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan
negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi
mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa
tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu
otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk
diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang
beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa
gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.

2.2 HukumAtau Rumus Dalam Biolistrik

Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya:

Ø Hukum Ohm

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati,
berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.

Hukum Ohm ini dapat dinyatakanj dalam rumus:

R=

Keterangan: R = dalam Ohm ( )

I = amper ( A )

V = tegangan ( Volt )
Ø Hukum Joule

Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas.

Hal ini dinyatakan dlam rumus:

VIT

H1 (kalori) =

Keterangan: V = tegangan dalam Voltage.

I = arus dalam amper.

T = waktu dalam detik.

J = Joule = 0,239 kal.

2.3 Macam-Macam Gelombang Arus Listrik

Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud diantaranya :

1. Arus bolak balik/sinosuidal

2. Arus setengah gelombang

3. Arus setengah penuh

4. Arus searah murni

5. Faradik

6. Sentakan faradik

7. Sentakan sinosuidal

8. Galvanik yang interuptus

9. Arus gigi gergaji

2.4 Listrik dan Magnet Dalam Tubuh

2.4.1 Sistem Syaraf dan Neuron

Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.

a. Sistem saraf pusat


Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat-serat yang
mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferensedangkan serat
saraf yang menghantarkan informasi dari otak dan medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut
serat efferen.

b. Sistem saraf otonom

Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjar-kelenjar.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis;
keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang tengkorak serta tulang vertebralis
(columna vertebralis). Berfat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif.

Struktur dasar dari sistem saraf di sebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi
menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.

2.4.2 Kelistrikan Saraf

Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ; serat saraf yang
berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf
yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat dibagi dalam
tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf
dibagi dalam dua tipe : serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.

Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu insulator ( isolasi)
yang baik dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apabila
melewati serat saraf yang bermielin.

2.4.3 Perambata Potensial Aksi

Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan
mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah
sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan
potensial aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang depolarisasi.

Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel
membran disebut suatu tingkat refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter
absolut dan peiode refrakter relatif.

· Periode refrekter absolut

Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial
aksi yang lain.

· Periode refrekter relatif

Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seuruhnya maka dari periode refrekter absolut akan
menjadi periode refrekter relatif, dan apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal
akan menghasilkan potensial aksi yang baru.

2.4.4 Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis; berakhirnya saraf pada sel otot/hubungan saraf
otot disebut Neuromnyal junction.

Baik sinapsis maupun Neuromnyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang


depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini
penting pada sel membran sel otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang
terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu
akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.4.5 Kelistrikan Otot Jantung

Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Pada saraf maupun otot
bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk
ke dalam sel dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot
jantung, ion Na+ berlahan-lahan akan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala
depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukanrangsangan dari luar.

2.4.6 Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi

· Gelombang potensial aksi dari akson

· Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris

· Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung

2.4.7 Elektroda

Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk
memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah
perak dan tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda perak di celupkan
dalam sebuah larutan misalnya larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi
perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.

Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial kontak kedua
logamtersebut disebut potensial offset elektroda.

Macam- macam bentuk elektroda :

a. Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)

Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda berbentuk jarum ini dipergunakan untuk
mengukur aktivitas motor unit tunggal.

b. Elektroda Mikropipet

Elektroda ini dibuat dari pada gelas.


c. Elektroda Permukaan Kulit

Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat, Misalnya perak, nikel, atau
alloy.

Bentuk-bentuk ;

o Bentuk plat.

o Bentuk suction cup.

o Bentuk floating.

o Bentuk ear clip.

o Bentuk batang.

2.4.8 Isyarat Listrik Tubuh

Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu.
Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi
klinik tentang fungsi tubuh.

Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :

1) EMG ( Elektromiogram ).

2) ENG ( Elektroneurogrfam ).

3) ERG ( Elektroretionogrfam ).

4) EOG (Elektrookulogram ).

5) EGG ( Elektrogastrogram ).

6) EEG ( Elektroensefalogram ).

7) EKG ( Elektrokardiogram ).

2.4.9 Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung

Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu mempunyai kemampuan
menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi membran otot
jantung (miokardium) oleh perambatan potensial aksi dengan menghasilkan kontraksi otot. Hanya
saja ada 3 hal penting perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris .

You might also like