Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK 4
1. RIZKATUL HIKMAH
2. TEGUH GAMA ZARKASYI
3. SUCI NIRMALA
4. NUR FITRI AULIA
5. SINTA PERMATASARI
6. IDDATUL LAELI
7. JAHMAT
8. SYARIFUDIN
9. ERIN SYAPUTRA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat
Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ainun Sajidah
M.Bio selaku dosen pembimbing IDK di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Mataram, dan
semua pihak yang telah banyak memberikan fasilitas dan informasi sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang bermanfaat terutama bagi kami sendiri maupun pihak lain.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang; pengertian biolistrik,
hukumatau rumus dalam biolistrik, macam-macam gelombang arus listrik, serta listrik dan
magnet dalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui
proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial
listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan
negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi
mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa
tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu
otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk
diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang
beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa
gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.
Ø Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati,
berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.
R=
I = amper ( A )
V = tegangan ( Volt )
Ø Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas.
VIT
H1 (kalori) =
Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud diantaranya :
5. Faradik
6. Sentakan faradik
7. Sentakan sinosuidal
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjar-kelenjar.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis;
keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang tengkorak serta tulang vertebralis
(columna vertebralis). Berfat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif.
Struktur dasar dari sistem saraf di sebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi
menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.
Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ; serat saraf yang
berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf
yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat dibagi dalam
tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf
dibagi dalam dua tipe : serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu insulator ( isolasi)
yang baik dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apabila
melewati serat saraf yang bermielin.
Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan
mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah
sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan
potensial aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel
membran disebut suatu tingkat refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter
absolut dan peiode refrakter relatif.
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial
aksi yang lain.
Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seuruhnya maka dari periode refrekter absolut akan
menjadi periode refrekter relatif, dan apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal
akan menghasilkan potensial aksi yang baru.
Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Pada saraf maupun otot
bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk
ke dalam sel dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot
jantung, ion Na+ berlahan-lahan akan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala
depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukanrangsangan dari luar.
2.4.7 Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk
memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah
perak dan tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda perak di celupkan
dalam sebuah larutan misalnya larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi
perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial kontak kedua
logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda berbentuk jarum ini dipergunakan untuk
mengukur aktivitas motor unit tunggal.
b. Elektroda Mikropipet
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat, Misalnya perak, nikel, atau
alloy.
Bentuk-bentuk ;
o Bentuk plat.
o Bentuk floating.
o Bentuk batang.
Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu.
Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi
klinik tentang fungsi tubuh.
1) EMG ( Elektromiogram ).
2) ENG ( Elektroneurogrfam ).
3) ERG ( Elektroretionogrfam ).
4) EOG (Elektrookulogram ).
5) EGG ( Elektrogastrogram ).
6) EEG ( Elektroensefalogram ).
7) EKG ( Elektrokardiogram ).
Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu mempunyai kemampuan
menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi membran otot
jantung (miokardium) oleh perambatan potensial aksi dengan menghasilkan kontraksi otot. Hanya
saja ada 3 hal penting perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris .