You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.

2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

ANALISIS USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SEKTOR


PERDAGANGAN DI KOTA BANDA ACEH

T. Sultan Mulia Nurrahman1*, Fikriah2

1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email:
teukusultan.mn@gmail.com
2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email:
haridhi_fikriah@yahoo.com

Abstract

This study aimed to analyze the micro, small and medium enterprises (SME) sector is trading in
Banda Aceh. This research is more emphasis on the relationship of internal factors (economic) ie
assets, capital, employment, income, earnings, loans and loan settlement as well as external
factors (non-economic) that is the perspective of the population consists of motivation to become
entrepreneurs, and the type of merchandise entrepreneurs for the development of micro, small
and medium enterprises (SMEs) in the trade sector of Banda Aceh. Data used in this study are
primary data with a total of 60 respondents SMEs. Methods of data analysis in this study using a
frequency distribution table and cross tabulation analysis with Chi-square. The results show that
internal factors that do not have a significant relationship the ownership of the business license,
the value of assets at the beginning, the number of workers at the beginning, and at the beginning
of the loan process. Nevertheless external factors that have significant relationship is motivation
to become entrepreneurs. Overall, total internal factors have a significant relationship to the
development of SMEs external trade sector but has no effect.
Keywords: Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), the internal factor (Economics),
External Factors (Non-Economy).

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor
perdagangan di Kota Banda Aceh. Penelitian ini lebih dititik beratkan untuk melihat hubungan
faktor internal (ekonomi) yaitu aset, modal, penyerapan tenaga kerja, omzet, laba, pinjaman dan
penyelesaian pinjaman serta faktor eksternal (non-ekonomi) yaitu perspektif penduduk yang
terdiri dari motivasi menjadi pengusaha dan jenis dagangan pengusaha terhadap perkembangan
UMKM sektor perdagangan di Kota Banda Aceh. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dengan total responden sebanyak 60 UMKM. Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisis tabulasi silang dengan chi
square (χ2). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor internal yang memiliki hubungan signifikan yaitu lama berdirinya usaha, bentuk badan
usaha, jumlah modal di awal, jumlah omzet di awal, jumlah laba di awal, proses penyelesaian
pinjaman di awal. Sedangkan faktor internal yang tidak memiliki hubungan signifikan yaitu
kepemilikan izin usaha, nilai aset di awal, jumlah tenaga kerja di awal, dan proses pinjaman di
awal. Faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan yaitu motivasi menjadi pengusaha.
Sedangkan faktor eksternal yang tidak memiliki hubungan signifikan yaitu jenis dagangan
pengusaha. Total faktor internal memiliki hubungan yang signifikan terhadap perkembangan
UMKM sektor perdagangan. Sedangkan total faktor eksternal tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap perkembangan UMKM sektor perdagangan.

320
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Kata Kunci : Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Faktor Internal (Ekonomi), Faktor
Eksternal (Non-Ekonomi).

PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sumber utama pembangunan
ekonomi di beberapa negara. Alasan UMKM lebih diperhatikan dibanding dengan Usaha Besar
dikalangan internasional karena UMKM memberikan kontribusi yang berpengaruh bagi
perekonomian. UMKM juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan pekerjaan mencapai
93% di beberapa negara (Sener dkk, 2014). UMKM memiliki peran penting dalam mengurangi
kemiskinan dan memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin.
UMKM dapat mengembangkan inisiatif menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
tambahan hasil produksi yang padat karya.
Di Indonesia, perkembangan UMKM hingga kini telah mencapai 52,8 juta yang tersebar
diseluruh Indonesia pada tahun 2014. Dari segi lapangan usaha, pelaku UMKM masih
mendominasi sektor pertanian, jasa dan perdagangan. 97,5% total usaha yang bergerak disektor
pertanian, jasa dan perdagangan berasal dari UMKM, hanya 4,28% dari kelompok usaha besar.
Kelompok usaha besar ini mendominasi usaha di sektor pertambangan 84,80%, listrik, gas dan
air bersih 92%.
Keberadaan UMKM di Kota Banda Aceh telah memberikan arti yang sangat penting
dalam menyediakan sumber mata pencaharian masyarakat. Dengan semakin meningkatnya
jumlah pengangguran di Kota Banda Aceh, khususnya pasca habisnya minyak dan gas dan
lemahnya pertumbuhan industri-industri telah menjadikan UMKM sebagai penyedia alternatif
lapangan perkerjaan di Kota Banda Aceh. Kendati pemerintah secara nyata telah memberikan
dukungan terhadap UMKM di Kota Banda Aceh, namun kontribusi optimal UMKM terhadap
pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh sangat bergantung pada produktivitas UMKM dan
pengusaha itu sendiri. (Nazaruddin, 2015: 4).

6.636
7
5.801 5.861 5.937 5.967
6 5.324 5.481
5
4
Jumlah UMKM
3
2
1
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Disperidagkopukm Banda Aceh, 2016


Gambar 1: Perkembangan UMKM di Kota Banda Aceh

Berdasarkan Gambar 1 di atas menunjukan bahwa jumlah UMKM Kota Banda Aceh dari
tahun 2009 sampai 2015 terus mengalami peningkatan dan diduga penigkatan jumlah UMKM ini
dipengaruhi oleh peningkatan dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Perkembangan UMKM
lebih dari tahun 2012 hingga tahun 2015 pada jenis perdagangan berupa sektor jasa. Peningkatan
sektor ini juga disebabkan tingginya permintaan atas kebutuhan sehari-hari disamping juga
akibat meningkat dari sisi migrasi daerah ke lokasi Kota Banda Aceh. Efek dari kedua
321
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

peningkatan ini memberi peluang yang menjanjikan kepada pengusaha untuk berbisnis di Kota
Banda Aceh.
Studi emperikal menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh Sener (2014) yakni UKM
berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja yang mencapai 93% di beberapa Negara
terutama di negara Turki dan sekitarnya. UKM membantu mengurangi kemiskinan karena
bersifat lebih padat karya. Sementara itu, Toma (2014) menunjukkan kewirausaahan
membutuhkan faktor-faktor pendukung dari praktikal dan akademis. Meskipun demikian,
UMKM tidak hanya melakukan perdagangan jual-beli tetapi ikut berkontribusi dalam melakukan
inovasi baik brand maupun teknologi (Zulkepli, 2015, Sipa 2015). Atas dasar penelitian
emperikal sebelumnya maka peneliti bertujuan menganalisis faktor-faktor yang menentukan
perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Perdagangan di Kota Banda
Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA
Aset
Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat kepada perusahaan
di masa depan (Salim, 2015:31). Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan dan
memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang (Kusmuriyanto, 2005). Aset yang
berubah-ubah setiap periodenya memberikan pandangan yang unik untuk didalami. Penyajian
data yang jelas dengan asumsi perusahaan menerbitkan data yang sesungguhnya, menjadikan
pengamatan terhadap aset menjadi lebih fokus. Angka aset dari periode ke periode berubah-ubah
sesuai dengan kinerja perusahaan juga keputusan-keputusan yang diambil manajemen. Trend
pertumbuhan aset akan memberikan efek pada keputusan menajemen dalam menentukan
pengembangan perusahaan (Salim, 2015).

Modal
Barang barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan
ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekali pun barang-barang modal sangat
besar perannya dalam kegiatan ekonomi. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah
mencapai tingkat yang tinggi, yaitu jauh lebih modern dari pada kemajuan yang dicapai oleh
suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal yang sangat bertambah
jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang
penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi (Sukirno, 2012: 431).
Salah satu kelemahan dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia umumnya bersifat
Parsial yaitu dibidang permodalan, pemasaran atau bahan baku tetapi tidak tertutup
kemungkinan pada keseluruhan yang merupakan proses dari kegiatan usaha tersebut. Namun
karena dimungkinkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi UMKM serta pendidikan
pengelola UMKM umumnya rendah, mereka hanya bisa menyebutkan masalah yang ada dalam
pikirannya itu sehingga hanya bisa menyebutkan seperti di atas (Thoha dan Sukarna, 2006).

Penyerapan Tenaga Kerja


Perubahan struktur tenaga kerja merupakan penjelasan lebih lanjut dari eksistensi
perubahan struktur ekonomi. Hill (1996) berpendapat bahwa perubahan distribusi penyerapan
tenaga kerja sektoral biasanya terjadi lebih lambat dibandingkan dengan perubahan peranan
output secara sektoral, mengingat proses perpindahan tenaga kerja sangat lambat terutama bagi
tenaga kerja yang berasal dari sektor dengan produktivitas rendah seperti sektor pertanian
(Ignatia dan Nachrowi, 2004).

322
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Omzet (Volume Usaha)


Omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang dagangan tertentu selama satu masa
jual. Satu masa jual disini adalah jumlah uang hasil penjualan barang dagangan selama satu
tahun (Departemen Pendidikan Nasional, 2002:798). Omzet penjualan adalah hasil besarnya
barang pada konsumen yang dicapai oleh pengusaha industri yang dinilai dengan rupiah atau
kuantitas. Sehingga yang dimaksud dengan omzet penjualan dalam pengertian diatas adalah hasil
besarnya barang pada konsumen yang dicapai oleh pengusaha industri yang diukur
menggunakan volume atau jumlah penjualan.

Laba
Menurut Belkaoui (2000) laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar
keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya
dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen,
pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi. Dalam konsep penghasilan,
Ikatan Akuntan Indonesia (2009) mengartikan penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Soemarso (2004: 235) menjelaskan: “Laba bersih (net income) merupakan
selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian”.

Pinjaman dan Penyelesaian Pinjaman


Para pengusaha kecil mempunyai tiga pilihan untuk mendapatkan modal pinjaman agar
usahanya dapat berjalan, yaitu melalui sumber-sumber resmi seperti bank-bank milik
pemerintah, sumber semi resmi seperti koperasi, jasa-jasa sektoral, dan sumber-sumber
perorangan. Dalam hal peminjaman modal para pengusaha memiliki berbagai macam
pertimbangan. Pertimbangan itu antara lain adalah besar bunga yang harus dibayar, prosedur
peminjaman, waktu pencairan modal, atau bantuan apakah cepat atau lambat (Rahardjo dan Ali,
1993).
Faktor pendukung yang sangat penting dalam menjaga keberadaan UMKM adalah
lembaga keuangan bank dan non-bank. Sebabnya, pembiayaan lembaga kredit keuangan dapat
menggairahkan UMKM agar mandiri karena modalnya bertambah. Disini, peranan lembaga
keuangan bukan hanya melalui pemberian kredit saja, tetapi juga jasa pelayanan keuangan
lainnya yang diarahkan guna meningkatkan efisiensi.

METODE PENELITIAN

Model Analisis

Tujuan penelitan ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


UMKM di Kota Banda Aceh dengan pendekatan Internal (ekonomi) yakni aset, modal, omzet
(volume usaha), penyerapan tenaga kerja, laba, pinjaman dan penyelesaian pinjaman serta faktor
eksternal (non-ekonomi) yakni perspektif penduduk. Data yang digunakan adalah data primer
yang dilakukan berupa survey di Kota Banda Aceh kemudian pengambilan sampel dengan
Purposive Sampling sehingga jumlah sampel sebanyak 60 responden. Teknik pengalisaan data
berupa 2 teknik yakni deskriptif kualitatif dan kuantitatif di mana menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan analisis tabulasi silang (Cross Tabulation) dengan Chi Square (χ2) untuk melihat
keterkaitan antara komponen penelitian (Widodo, 2000:16).

323
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Maka peneliti mengambil hipotesis:


Ho = tidak terdapat hubungan antara faktor internal/eksternal dengan perkembangan
UMKM Sektor Perdagangan.
Ha = terdapat hubungan antara faktor internal/eksternal dengan perkembangan UMKM
Sektor Perdagangan.
Keputusan pengambilan hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai Chi Square (χ2)
statistik dengan Chi Square (χ2) tabel. Apabila Chi Square (χ2) statistik lebih besar dari Chi
Square (χ2) tabel maka Ho ditolak.

HASIL PEMBAHASAN

Faktor internal merupakan indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi perkembangan


suatu usaha yang dijalankan. Pada Tabel 1 merupakan hasil dari pengujian crosstab faktor
internal terhadap perkembangan UMKM.

Tabel 1. Hasil Pengujian Menggunakan Cross Tabulation Pearson Chi-Square (χ2)


Faktor Internal Terhadap Perkembangan UMKM

Indikator Pearson χ2 Probability Kesimpulan


*
Lama Berdirinya Usaha 84,363 0,021 Ho ditolak
Bentuk Badan Usaha 90,369 0,000* Ho ditolak
Kepemilikan Izin Usaha 13,869 0,837 Ho diterima
Nilai Aset di Awal 54,268 0,066 Ho diterima
Jumlah Modal di Awal 65,404 0,007* Ho ditolak
Jumlah Tenaga Kerja di Awal 61,660 0,416 Ho diterima
Jumlah Omzet di Awal 79,509 0,000* Ho ditolak
Jumlah Laba di Awal 83,412 0,000* Ho ditolak
Proses Pinjaman di Awal 92,913 0,153 Ho diterima
Proses Penyelesaian Pinjaman di Awal 103,884 0,000* Ho ditolak
Keterangan: signifikansi *= 5%

Pada Tabel 4.1 dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa ada 10 indikator yang digunakan
untuk melihat hubungan faktor internal dengan perkembangan UMKM. Terdapat 6 hubungan
yang signifikan dan 3 lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Penganalisaaan pertama
pada lama suatu usaha berdiri maka usaha tersebut dapat terus eksis dan berpotensi memiliki
cabang usaha walaupun memiliki banyak pesaing. Hal ini terbukti eksitensi lamanya usaha
menjadi daya tarik konsumen dalam melakukan pembelian. Selama survey berjalan, usaha yang
lama berdiri sangat dikenal masyarakat dan mudah diketahui jenis dagangnya. Hal ini berdampak
entepreneur yakni tidak perlunya mengeluarkan dana yang cukup besar untuk promosi usaha di
UMKM. Hasil penelitian ini sejalan dengan Toma (2014).
Modal sebagai komponen awal pengusaha dalam melakukan kegiatan bisnis sangat
diperlukan. Semakin besar jumlah modal yang digunakan (termasuk tanah dan bangunan) maka
usaha tersebut memiliki kapasitas yang besar pula dalam memproduksi dan menjangkau
permintaan pasar sehingga menghasilkan keuntungan (profit) yang besar pula. Jadi disimpulkan
bahwa jumlah modal memiliki hubungan yang signifikan terhadap perkembangan UMKM.

324
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Kemudian pengaruh omzet dapat membawa usaha menjadi lebih baik apabila jumlah omzet
perbulan maupun pertahun terjadi peningkatan secara signifikan dari periode sebelumnya. Sama
halnya dengan jumlah omzet. Semakin besar jumlah laba yang di dapatkan oleh suatu usaha
maka usaha tersebut memiliki keuntungan (profit) yang besar pula.
Proses penyelesaian pinjaman menjadi faktor penting dalam melakukan UMKM.
Penyebab sulitnya pengusaha melakukan usaha yakni beratnya pengembalian uang pokok dan
bunga dari peminjamaan serta jaminan-jaminan yang diperlukan. Tetapi selama proses
peminjaman di Kota Banda Aceh tidak mengalami kesulitan baik modal dan pelengkapan lainya.
Survey menjelaskan ekonomi di Kota Banda Aceh tidak tidak begitu pasti dengan kegiatan usaha
yang dipilih sehingga dampaknya pada pengembalian ini. Selain itu kesalahan pengusaha untuk
mengatur keuangan lokal juga kurang diperhatikan.
Selanjutnya, faktor eksternal merupakan indikator non-ekonomi yang dapat
mempengaruhi perkembangan suatu usaha yang dijalankan. Pada Tabel 4.2 berikut ini
merupakan hasil dari pengujian crosstab faktor eksternal terhadap perkembangan UMKM.

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Menggunakan Cross Tabulation Pearson Chi-Square (χ2)
Faktor Eksternal Terhadap Perkembangan UMKM

Indikator Pearson χ2 Probability Kesimpulan


Motivasi Menjadi Pengusaha 102,470 0,046* Ho ditolak
Jenis Dagangan Pengusaha 123,311 0,057 Ho diterima
Keterangan: signifikansi *= 5%

Ada beberapa alasan seseorang memilih untuk menjadi wirausaha. Diantaranya karena
keinginan diri sendiri, dorongan keluarga dan lingkungan ataupun ingin mendapatkan
penghasilan yang lebih baik dan beberapa alasan lainnya. motivasi-motivasi tersebut mendorong
penduduk untuk menjalankan usaha baik dalam skala mikro, kecil maupun menengah.
Kebanyakan produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian,
makanan, obat-obatan dan masih banyak lagi yang lainnya. Apapun jenis dagangan yang dijual
tidak merubah kuantitas permintaan pasar karena pembeli memiliki batas daya belinya masing-
masing sesuai kebutuhan. Jadi disimpulkan bahwa jenis dagangan pengusaha tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap perkembangan UMKM.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Menggunakan Cross Tabulation Pearson Chi-Square (χ2)
Total Faktor Internal dan Total Faktor Eksternal
Terhadap Perkembangan UMKM

Indikator Pearson χ2 Probability Kesimpulan

Total Faktor Internal Terhadap UMKM 306,754 0,025 * Ho ditolak


Total Faktor Eksternal Terhadap UMKM 223,876 0,119 Ho diterima
Keterangan: signifikansi *= 5%

Pada Tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa hasil pengujian tabulasi silang (crosstab)
menggunakan Pearson chi-square (χ2) antara total faktor internal terhadap perkembangan
UMKM sektor perdagangan memiliki hubungan yang signifikan. Sedangkan antara total faktor
325
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

eksternal terhadap perkembangan UMKM sektor perdagangan tidak memiliki hubungan yang
signifikan. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah faktor ekonomi internal memberikan
dampak yang cukup kuat terhadap perkembangan UMKM di Kota Banda Aceh.

KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor internal yang memiliki hubungan signifikan terhadap perkembangan UMKM


sektor perdagangan yaitu lama berdirinya usaha, bentuk badan usaha, jumlah modal di awal,
jumlah omzet di awal, jumlah laba di awal, proses penyelesaian pinjaman di awal. nilai χ2 > χ20,05
maka Ho ditolak (Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05). Sedangkan faktor internal yang tidak
memiliki hubungan signifikan terhadap perkembangan UMKM sektor perdagangan yaitu
kepemilikan izin usaha, nilai aset di awal, jumlah tenaga kerja di awal, dan proses pinjaman di
awal dikarenakan nilai χ2 < χ20,05 maka Ho diterima (Ho diterima apabila probabilitas > 0,05).
Permasalahan pada faktor internal yakni masalah pengembalian pinjaman menjadi poin dasar
akibat tidak terukur dengan keuangan usaha serta ketidakpastian ekonomi lokal (usaha musiman)
di Kota Banda Aceh dalam meningkatkan omzet dan laba usaha. Selanjutnya keabsahan dan
keaslian dokumen serta izin pemilik usaha tidak valid ikut menyulitkan dalam proses
peminjaman dana UMKM.
Faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan terhadap perkembangan UMKM
sektor perdagangan yaitu motivasi menjadi pengusaha, dikarenakan nilai χ2 > χ20,05 maka Ho
ditolak (Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05). Sedangkan faktor eksternal yang tidak memiliki
hubungan signifikan terhadap perkembangan UMKM sektor perdagangan yaitu jenis dagangan
pengusaha, dikarenakan nilai χ2 < χ20,05 maka Ho diterima (Ho diterima apabila probabilitas >
0,05). Antara faktor internal dan eksternal, faktor internal terhadap memiliki hubungan yang
signifikan perkembangan UMKM sektor perdagangan. Sedangkan tidak memiliki hubungan
yang signifikan. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah faktor ekonomi internal
memberikan dampak yang cukup kuat terhadap pengembangan UMKM di Kota Banda Aceh.
Rekomendasinya adalah bagi pemerintah daerah diharapkan dapat memfasilitasi UMKM
pemula dari segi pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengembangan usaha, permodalan dan juga
dapat membuka pasar skala nasional maupun internasional karena UMKM sendiri dapat
membantu mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan usaha, memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak yang harus dibayarkan serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Kemudian kepada pengusaha UMKM yang
memiliki tanah dan bangunan diharapkan seluruhnya mempunyai izin kepemilikan usaha agar
usahanya terdata dan dipermudah dalam proses peminjaman modal di awal usaha.

REFERENSI

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Aditya Media, Yogyakarta.

Bank Indonesia. 1999 dan 2005. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia.

Belkaoui. 2000. Teori Akuntansi. Buku 1. Terjemahan Marwata, SE., dkk. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Cahyono, B. 1983. Pengembangan kesempatan kerja. Yogyakarta: BPFE.


326
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Nazaruddin, Teuku. 2015. Analisis Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Aceh
Jaya. Thesis. Universitas Syiah Kuala, Banda aceh.

Rahardjo, M. D., dan F. Ali. 1993. Faktor-faktor keuangan yang mempengaruhi Usaha Kecil
dan Menengah di Indonesia, dalam K. Jame dan N. Akrasanee. Aspek-aspek Finansial
Usaha Kecil dan Menengah: Studi kasus Asean. Jakarta: LP3ES.

Rohana Sitanggang, Ignatia dan Nachrowi Djalal. 2004. Pengaruh Struktur Ekonomi pada
Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model Demometrik di 30 Provinsi pada 9
sektor di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. Jurnal Vol No. 01,
Juli, 2004.

Salim, Nur. 2015. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman. Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sener, dkk. 2014. Structure of Small and Medium-sized Enterprises in Turkey and Global
Competitiveness Strategies, Turkey. Procedia-social behavioral science,
Vol.150(1):212-221.

SIDA. 2013. Analisis Diagnostik Ketenagakerjaan (Panduan Metodelogi Sektor


Ketenagakerjaan). Swedish International Development Coorporation Ageny (SIDA),
Jakarta.

Sipa, dkk. 2015. Determinants of Competitiveness of Small Enterprises: Polish Perspective,


Polandia. Procedia Economics and Finance, Vol.27:445–453.

Soemarso, SR. 2004. Akuntansi suatu pengantar. Buku 1. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses Masalah dan Dasar Kebijakan, edisi
kedua. Kencana, Jakarta.

_______. 2010. Makro ekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Taringan, Robinson. 2009. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. PT Bumi Aksara,
Jakarta.

Thoha, Mahmud dan Sukarna. 2006. Pemberdayaan UKM melalui Modal Ventura dalam Upaya
Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), XIV
(2) 2006.

327
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.2 Mei 2017 : 320-328

Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan. Erlangga, Jakarta.

Toma, dkk. 2014. Economic development and entrepreneurship, Romania. Procedia Economics
and Finance, Vol.8:436–443.

Ueasangkomsate, Pittawat. 2015. Adoption E-Commerce for Export Market of Small and
Medium Enterprises in Thailand, Thailand. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
Vol.207:111–120.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Widodo, Ahmadi. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha PKL, Studi
Kasus Kota Semarang. Program Pascasarjana, Magister Teknik Pembangunan Kota.
Universitas Diponegoro, Semarang.

Zulkepli, dkk. 2015. Communication and Service Innovation in Small and Medium Enterprises
(SMEs), Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol.211:437–441.

328

You might also like