You are on page 1of 17

PRESENTASI KASUS BANYUMAS

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

“SKIZOFRENIA HEBEFRENIK”

Pembimbing
dr. Basiran, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Dairotul Khasanah G4A017033
Ufik Maulena G4A017040
Safira Aulia R G4A017041
Rasyiqah Fitriyah G4A017043
Fiahliha Nur Azizah G4A017056

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2019
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS BANYUMAS


SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Disusun untuk memenuhi salah satu ujian


Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD Banyumas

Disusun Oleh :
Dairotul Khasanah G4A017033
Ufik Maulena G4A017040
Safira Aulia R G4A017041
Rasyiqah Fitriyah G4A017043
Fiahliha Nur Azizah G4A017056

Telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal, Maret 2019
Pembimbing,

dr. Basiran, Sp. KJ

2
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Nn. I
Usia : 19 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 7 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Tegal Munding RT 5/6, Bumiayu
Pekerjaan : Mahasiswi
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Masuk RS : 14 Maret 2019

B. Anamnesis (Metode Alloanamnesis dan Autoanamnesis)


1. Alloanamnesis
Telah dilakukan alloanamnesis kepada keluarga pasien yang dilakukan
di Bangsal Bima RSUD Banyumas pada Senin, 4 Maret 2019 dengan
identitas narasumber:
Narasumber I II
Nama Ny. S Nn. A
Usia 60 tahun 25 tahun
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Penjahit
Pendidikan SD SMP
Alamat Tegal Munding RT 5/6, Tegal Munding RT 5/6,
Bumiayu Bumiayu
Lama Kenal 19 tahun 19 tahun

3
Hubungan dengan Ibu Kakak
Pasien

Berikut ini hasil alloanamnesis dengan rincian sebagai berikut:


a. Keluhan Utama
Menurut keluarga terjadi perubahan perilaku pada pasien yaitu menjadi
sering tiba-tiba bicara dan tertawa sendiri.
b. Keluhan Tambahan
1) Bicara melantur
2) Sulit tidur
3) Melamun
4) Memaki-maki
5) Mendengar suara
c. Riwayat Penyakit Sekarang

15 bulan yang lalu Januari 2018- 1 minggu SMRS


(Desember 2017) Februari 2019
Pasien mulai
Pasien mulai Pasien rutin di mengalami
berteriak dan poliklinik kesehatan perubahan perilaku
berbicara kata-kata jiwa setiap bulan di menjadi tertawa dan
kotor. Pasien RS Bumiayu. berbicara sendiri,
kemudian dibawa Namun pasien serta tidak
oleh keluarga ke belum kontrol pada nyambung ketika
RSUD Banyumas bulan Maret karena diajak komunikasi.
dan dirawat selama tidak ada dokter
10 hari. spesialis jiwa yang
berpraktek di RS
Buamiayu, sehingga
pasien tidak minum
obat.

Pasien datang ke IGD RSUD Banyumas tanggal 14 Maret 2019


diantar keluarganya karena terjadi perubahan tingkah laku tiba-tiba pasien
gelisah, berbicara dan tertawa sendiri sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit pasien. Berdasarkan informasi dari Kakak pasien, awalnya
pasien mengeluh tidak bisa tidur, kemudian pasien sering bicara dan
tersenyum sendiri. Keluhan tersebut kemudian diikuti dengan tingkah laku

4
tertawa dan menyanyi secara tiba-tiba. Nyanyian pasien diawali dengan
kata yang didengar pasien kemudian disambung dengan lagu yang
berhubungan dengan kata tersebut.
Menurut keterangan kakak pasien, pasien pernah mengalami
keluhan serupa pada Desember 2017 sehingga dirawat di RSUD
Banyumas selama 10 hari. Pasien sering berteriak-teriak sendiri, dan
mengucapkan kata-kata kasar kepada keluarganya. Pasien juga sering
tersenyum dan tertawa tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Setelah
dipulangkan dari RSUD Banyumas kondisi pasien sudah tenang dan
membaik.
Kakak pasien mengaku bahwa adik pasien sering mendengar suara-
suara bisikan dari segerombolan anak kecil, dan terkadang sering melihat
banyak anak kecil. Anak kecil tersebut membisikkan kepada pasien agar
bertaubat dan tidak melakukan maksiat. Pasien sering tiba-tiba melamun,
pandangan menjadi kosong, kemudian tiba-tiba tertawa. Pasien masih bisa
berkomunikasi dengan orang lain, dapat menjawab pertanyaan orang lain,
tetapi perhatian pasien sering teralihkan.
Menurut ibu pasien, pasien masih bisa melakukan kegiatan dirumah.
Setiap pagi pasien menyapu rumah, membereskan rumah dan membantu
ibu memasak. Pasien jarang bermain diluar bersama teman-temannya.
Setelah pulang sekolah dan selesai dari pondok, pasien cenderung
langsung pulang ke rumah dan jarang keluar rumah. Menurut kakak
pasien, sejak kecil pasien merupakan anak yang pendiam dan jarang
menceritakan masalahnya kepada keluarga, sehingga keluarga tidak
mengetahui secara jelas tentang kehidupan pasien di sekolah,

d. Riwayat Penyakit Dahulu


1) Psikiatri
Pasien mengalami keluhan serupa pertama kali sejak 15 bulan yang
lalu. Keluhan saat ini merupakan ke-2 kalinya pasien dirawat di bangsal
bima RSUD Banyumas. Pada bulan Desember 2017 pasien pernah
dirawat di bangsal bima RSUD Banyumas juga dengan keluhan serupa,

5
namun dipulangkan dan diharuskan rutin kontrol. Menurut keluarga,
pasien rutin kontrol berobat di dokter spesialis jiwa di RS Bumiayu dan
rutin meminum obatnya sejak 14 bulan yang lalu.
2) Medis Umum
a) Hipertensi (-)
b) Diabetes Melitus (-)
c) Penyakit Jantung (-)
d) Alergi (-)
e) Kejang dan Kejang demam (-)
f) Trauma Kepala (-)
3) Penyalahgunaan Obat-obatan, Alkohol dan Zat Adiktif
Penggunaan obat-obatan terlarang, minuman keras, dan rokok
disangkal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga besar ada yang mengalami gejala yang serupa dengan gejala
pasien, yaitu nenek dan keponakan pasien.
f. Silsilah Keluarga

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

g. Riwayat Sosial Ekonomi

6
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak pertamanya di sebuah
rumah di daerah Bumiayu dengan kapasitas 3 orang. Hubungan pasien
dengan ayahnya baik namun jarang berkomunikasi. Pasien seorang
mahasiswi Teknik Informatika semester 2 disebuah universitas di
Bumiayu, tetapi cuti 1 tahun karena kondisi psikologisnya. Kehidupan
keluarga pasien termasuk dalam status ekonomi menengah kebawah.
h. Riwayat Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir di Bumiayu, umur ibu saat melahirkan 40 tahun,
merupakan kehamilan yang dikehendaki. Kesehatan fisik ibu waktu
mengandung sehat dan tidak terdapat kelainan. Kesehatan jiwa ibu
saat mengandung bahagia. Umur kehamilan 9 bulan, melalui
persalinan normal dibantu oleh dukun bayi. Berat badan bayi saat lahir
3000 gram, keadaan bayi setelah lahir menangis. Riwayat kejang
disangkal.
2) Riwayat Perkembangan
a) Masa Kanak-Kanak
Tidak diketahui adanya gangguan perkembangan motorik
kasar, halus, bahasa, maupun sosial saat balita. Pasien merupakan
anak yang pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktunya
dirumah. Pasien merupakan anak yang mendapat perhatian dari
orangtua dan saudaranya. Saat kecil pasien kadang bermain
dengan teman-teman lingkungan rumahnya.
b) Masa Remaja
Pasien dibesarkan dalam lingkungan keluarga sendiri, dengan
cara mengasuh anak biasa seperti anak lainnya yaitu diberi kasih
sayang dan perhatian. Pasien berkembang seperti anak lainnya
sering bermain dengan teman temannya dan bersekolah. Pasien
berkembang menjadi anak yang cenderung pemalu dan jarang
bercerita tentang masalah yang dialaminya. Di sekolah pasien
dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
3) Riwayat Perkembangan Jiwa

7
Sejak lahir, pasien tinggal bersama dengan orang tua dan saudara
kandungnya. Pasien diasuh oleh orang tua kandungannya dengan
penuh perhatian dan disayang. Pasien memiliki kepribadian yang
sedikit pemalu dan jika ada masalah yang dihadapinya, pasien hanya
bercerita tentang masalahnya kepada orang yang hanya dipercayainya
dan merasa sudah dekat. Menurut keluarga pasien cenderung sulit
mengungkapkan perasaannya kepada orang lain dan lebih sering
menghabiskan waktu di rumah. Namun menurut keluarganya, pasien
termasuk orang yang penyayang dan penyabar dan baik dengan orang
lain baik di lingkungan rumah maupun pekerjaannya.
4) Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan
seksualnya.
5) Kegiatan Moral Spiritual
Pasien rajin beribadah, sering sholat tepat waktu dan pintar
mengaji. Pasien pernah belajar di pondok pesantren selama 4 tahun
sejak kelas 1 SMP sampai kelas 1 SMA.
6) Riwayat Pendidikan
Pasien mulai bersekolah ke tingkat SD saat umur 6 tahun,
melanjutkan SMP dan SMA. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Setelah lulus SMA, pasien berniat untuk berkuliah di AMIKOM
Purwokerto, namun telat mendaftar sehingga selama 1 tahun pasien
tidak kuliah. Pada tahun ini pasien berkuliah di Jurusan Teknik
Informatika Universitas Peradaban. Pasien dapat mengikuti pelajaran
dengan baik sebelum sakit.
7) Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
8) Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
9) Aktivitas Sosial
a) Dalam keluarga

8
Pasien berperilaku sebagai seorang anak perempuan yang rajin
membersihkan rumah dan membantu ibu memasak. Pasien juga
terkadang menjaga keponakannya.
b) Dengan tetangga
Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar.
c) Sikap keluarga terhadap penderita
Keluarga pasien sangat peduli pada pasien. Keluarga pasien
selalu menemani pasien dan ingin pasien segera sembuh dan
berkumpul dengan keluarganya lagi dirumah.
i. Hal-hal yang mendahului penyakit
1) Faktor organik
Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien.
2) Faktor Pencetus
Berdasarkan hasil alloanamnesis diketahui faktor pencetus timbulnya
gejala pasien terjadi karena putus obat selama 2 minggu.
j. Hal-hal yang Melatarbelakangi Penyakit
1) Faktor Predisposisi
a) Riwayat Sosial Ekonomi : Kehidupan keluarga pasien termasuk
dalam status ekonomi menengah kebawah.
b) Riwayat Kepribadian : Pasien merupakan anak pemalu dan jarang
menceritakan kehidupan pribadinya.
c) Riwayat Gangguna Jiwa sebelumnya.
2. Autoanamnesa
Pasien datang ke IGD RSUD Banyumas tanggal 14 Maret 2019
karena tiba-tiba pasien merasa gelisah, berbicara sendiri dan melantur sejak
1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga merasa tidak bisa tidur,
sering tertawa dan menyanyi secara tiba-tiba. Nyanyian pasien diawali
dengan kata yang didengar pasien kemudian disambung dengan lagu yang
berhubungan dengan kata tersebut. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba dan
diawali dengan nyeri kepala.
Pasien merasa bersalah karena selepas dari pondok pesantren, pasien
terlalu mengejar dunia seperti terlalu banyak waktu dihabiskan untuk

9
bermain gadget dan menonton televisi dan seolah-olah menduakan Allah.
Padahal menurut pasien akhirat lebih penting daripada urusan duniawi.
Setelah itu pasien mengaku mendengar bisikan berupa suara anak kecil yang
mengajak ke arah kebaikan berupa “larangan berbuat maksiat, larangan
berbuat sirik, dan ajakan untuk menjadi sehat dan jangan stres”. Bisikan
tersebut berasal dari sosok anak kecil, berjumlah lebih dari satu, dan salah
satunya pernah masuk ke dalam diri pasien. Pasien juga mengaku melihat
dan sering mengobrol dengan sosok tersebut.
Saat ini pasien merasa ingin segera pulang kerumah dan kembali
berkuliah. Pasien merasa sedih terutama saat kangen kepada ayahnya.
Pasien juga merasa ingin sembuh dan kurang kerasan di rumah sakit karena
suasananya sepi. Pasien mengaku sering berdzikir dan rajin beribadah agar
cepat sembuh.
Pasien mengaku tidak ada masalah pertemanan maupun masalah
keluarga. Pasien mengaku pernah mempunyai pacar namun saat ini sudah
tidak berhubungan lagi. Pasien juga menyangkal adanya masalah akademik
maupun masalah personal dengan dosen. Kegiatan sehari-hari pasien diisi
dengan kuliah dan sudah tidak tinggal dalam pesantren.
Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan serupa pada bulan
Desember 2017 dan dirawat di RSUD Banyumas selama 10 hari, kemudian
kondisi pasien sudah membaik dan kembali beraktifitas di perkuliahan.
Kemudian sejak 2 minggu lalu pasien dibawa ke RSUD Banyumas karena
dua hari tidak bisa tidur, dan sering berbicara sendiri serta ngelantur.
3. Kesimpulan Anamnesis
a. Pasien seorang perempuan, berusia 19 tahun, belum menikah,
beragama Islam, suku Jawa, pekerjaan mahasiswa.
b. Pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Banyumas pada hari kamis,
tanggal 14 Maret karena terjadi perubahan perilaku yang gelisah, bicara
sendiri dan bicara melantur.
c. Pasien memiliki riwayat kekambuhan 1 kali, rutin kontrol di dokter
spesialis jiwa di Bumiayu, namun berhenti pengobatan selama 2
minggu terakhir.

10
d. Pasien memiliki riwayat opname 1 kali di RSUD Banyumas.
e. Perjalanan penyakit berawal dari 3 minggu yang lalu pasien tiba tiba
pusing, lalu pasien mendengar bisikan dan tertawa sendiri, berbicara
sendiri dan melantur.
f. Pasien memiliki kecenderungan kepribadian tertutup dan pemalu,
pasien jarang menceritakan tentang masalah dan kehidupan pribadinya
kepada orang lain yang belum dia percayai.
g. Faktor pencetus kekambuhan saat ini adalah putus obat.

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Perempuan , sesuai usia, tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
1. Tanda vital dan Antropometri
a. Tekanan darah : 100/70mmHg
b. Nadi : 82 x/min
c. Respirasi : 16 x/min
d. Suhu : 38,1C
e. Berat badan : 45 kg
f. Tinggi badan : 163 cm
2. Status Generalis
a. Kepala : Mesocephal
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat isokor, 3mm/3mm, reflek pupil +/+
c. Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum
d. Mulut : Tidak sianosis, tidak ada discharge
e. Telinga : Serumen (+/+) discharge -/-
f. Leher : Tidak ada deviasi trachea, pembesaran tiroid (-)
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPSS,batas kiri bawah SIC V
LMCS, batas kanan atas SIC II LPSD, batas kanan

11
bawah SIC IV LPSD
Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur -, gallop -
h. Pulmo
Inspeksi : Jejas (-), simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler +/+, tidak ada suara tambahan.

i. Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri nyeri tekan, tidak ada
defans muskular, tidak teraba masa.
j. Ekstremitas : Akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-)
D. Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan umum : Tampak sakit jiwa
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Sikap : Kooperatif
4. Tingkah laku : Hiperaktif
5. Orientasi
a. Tempat : Baik
b. Orang : Baik
c. Waktu : Baik
d. Suasana : Baik
6. Proses pikir
a. Bentuk pikir : Autistik
b. Isi pikir : Waham bersalah, Thought of insertion
c. Progesi pikir : Blocking, Flight of ideas
7. Persepsi : Halusinasi auditori (+)
Halusinasi visual (+)
8. Roman muka : Hipermimik

12
9. Afek : Inappropriate
10. Mood : Elasi
11. Perhatian : Mudah ditarik sulit dicantum
12. Hubungan jiwa : Baik
13. Gangguan Memori : - (pasien dapat mengingat memori jangka
pendek dan jangka panjang)
14. Ganggauan Intelegensi : - (pasien dapat menjawab sesuai dengan
pendidikan dan usia)
15. Insight : Derajat 5

E. Pemeriksaan Penunjang
14 Maret 2019
Darah Lengkap Hasil
Hb 11.1 (L)
Ht 32.5 (L)
Eritrosit 4.16
Leukosit 9640
Trombosit 318000
MCV 78 (L)
MCH 26.6 (L)
MCHC 34.1
Neutrofil 73.81
Limfosit 19.68
Monosit 4.688
Eosinofil 1.318
Basofil 0.499
BUN 4.7 (L)
GDS 129
Creatinin 0.54 (L)
SGOT 15
SGPT 10

13
Natrium 141
Klorida 101
Kalium 3.3 (L)
HbsAg Non Reaktif

F. Sindrom-Sindrom
Sindrom Sindrom Sindrom Manik
Psikotik Skizofrenia
1. Waham logis (+) 1. Autisme (+) 1. Hiperaktif (+)
2. Halusinasi (+) 2. Waham (+) 2. Euforia (+)
3. Halusinasi (+)

G. Diagnosis Banding
1. F20.1 Skziofrenia Hebefrenik
2. F25.0 Gangguan skizoafektif tipe Manik
3. F30.2 Manik dengan gejala psikotik

H. Diagnosis Multi Aksial


Axis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Axis II :-
Axis III :-
Axis IV :-
Axis V : GAF 60-51
I. Penatalaksanaan
1. Perawatan di Rumah Sakit
2. Terapi Farmakologis
a. PO clozapin 3x25 mg
b. PO clobazam 3x10 mg
c. Inj. Diazepam 1x1 ampul
d. Inj. Della 1x1 ampul
3. Terapi Non-farmakologis
a. Terapi perilaku

14
Melatih kemampuan perilaku pasien yang dititik beratkan pada
masalah pribadi pasien, dengan tujuan untuk menstabilkan emosi
pasien agar segera kembali normal dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
b. Psikoterapi edukatif
1) Terhadap pasien
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana
pengobatan selanjutnya.
2) Terhadap keluarga
a) Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan,
dan prognosis.
b) Meminta keluarga pasien untuk selalu mendukung proses
pengobatan, mengontrol minum obat (sesuai petunjuk dokter,
tidak menghentikan minum obat tanpa seizin dokter),
mendampingi pasien dan menjaga kondisi stabil pasien.
c. Psikoterapi suportif
1) Memberikan motivasi kepada pasien untuk bercerita kepada
keluarga atau teman terdekat mengenai masalahnya.
2) Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara
teratur dan sesuai petunjuk dokter.
3) Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif untuk mengurangi dan mengalihkan
beban pikiran yang selama ini dianggap masalah.
4) Memberikan motivasi kepada pasien untuk belajar
mengendalikan emosi dan pikiran yang dimiliki agar tidak
memicu timbulnya gejala-gejala lain.
d. Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada
lingkungan sekitar rumah ataupun teman-temannya agar
menganggap pasien gangguan jiwa adalah sama seperti penyakit

15
medis lainnya dan menghindari berbagai masalah yang dapat
memancing emosi dan mencetuskan kekambuhan.

J. Prognosis
A. Premorbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis

Riwayat penyakit keluarga Ada Buruk


Stressor psikososial Tidak ada Baik
Sosial ekonomi Tidak ada Baik
Riwayat penyakit yang sama Ada Buruk

B. Morbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis

Onset usia 18 tahun Buruk


Jenis penyakit Skizofrenia hebefrenik Buruk
Perjalanan penyakit Kronik Buruk
Kelainan organik Tidak ada Baik

Kesimpulan prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

K. Kesimpulan
1. Pasien seorang perempuan, berusia 19 tahun, belum menikah, beragama
Islam, suku Jawa, pekerjaan mahasiswa.
2. Pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Banyumas pada hari kamis,
tanggal 14 Maret karena terjadi perubahan perilaku yang gelisah, bicara
sendiri dan bicara melantur.
3. Pasien memiliki riwayat kekambuhan 1 kali, rutin kontrol di dokter

16
spesialis jiwa di Bumiayu, namun berhenti pengobatan selama 2 minggu
terakhir.
4. Pasien memiliki riwayat opname 1 kali di RSUD Banyumas.
5. Perjalanan penyakit berawal dari 3 minggu yang lalu pasien tiba tiba
pusing, lalu pasien mendengar bisikan dan tertawa sendiri, berbicara
sendiri dan melantur.
6. Pasien memiliki kecenderungan kepribadian tertutup dan pemalu, pasien
jarang menceritakan tentang masalah dan kehidupan pribadinya kepada
orang lain yang belum dia percayai.
7. Faktor pencetus kekambuhan saat ini adalah putus obat.
8. Diagnosis Multi-Axial
Axis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Axis II :-
Axis III :-
Axis IV :-
Axis V : GAF 60-51
1. Terapi yang diberikan untuk mengatasi ganguan jiwanya :
a. Terapi Farmakologis
1) Inj. Diazepam 1x1 ampul
2) Inj. Della 1x1 ampul
3) PO clozapin 3x25 mg
4) PO clobazam 3x10 mg
b. Terapi Non Farmakologis
Terapi perilaku, psikoterapi edukatif, psikoterapi suportif, dan
sosioterapi.

17

You might also like