Professional Documents
Culture Documents
2/Apr-Jun/2013
98
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
99
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
100
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
101
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
102
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
mengadili perkara, putusan hakim adalah kepada terdakwa, tiba saatnya menjelaskan
‘mahkota’ dan ‘puncak’ pencerminan nilai- apa yang harus dimuat atau yang terdapat
nilai keadilan, kebenaran hakiki, hak asasi dalam suatu putusan pengadilan, seperti
manusia, penguasaan hukum atau fakta yang diatur dalam Pasal 197 KUHAP. Tanpa
secara mapan, mumpuni dan faktual serta memuat ketentuan-ketentuan yang disebut
visualisasi etika, mentalitas dan moralitas pada Pasal 197 KUHAP, dapat
dari hakim yang bersangkutan.10 mengakibatkan putusan batal demi hukum.
Dengan mengacu pada batasan Sekalipun ketentuan Pasal 197 seolah-olah
sebagaimana formulasi di atas maka hanya merupakan syarat terhadap putusan
dapatlah lebih mendetail, mendalam dan pemidanaan, pembebasan dan pelepasan
terperinci disebutkan bahwa Putusan dari segala tuntutan hukum, pada
Hakim pada hakikatnya merupakan : hakikatnya ketentuan Pasal 197 KUHAP
1. Putusan yang diucapkan dalam berlaku terhadap jenis putusan lain,
persidangan perkara pidana yang terutama terhadap jenis putusan yang
terbuka untuk umum menyatakan dakwaan batal demi hukum,
2. Putusan dijatuhkan oleh hakim setelah kecuali terhadap putusan yang berupa
melalui proses dan prosedural hukum penetapan tidak berwenang mengadili.
acara pidana pada umumnya
Adapun bentuk-bentuk putusan F. PENUTUP
pengadilan dapat diketahui berdasarkan 1. Kesimpulan
Pasal 1 butir 11 KUHAP. Pasal ini 1) Sistem pembuktian dalam perkara
menyebutkan bahwa putusan pengadilan pidana di Indonesia adalah sistem
adalah pernyataan hakim yang diucapkan pembuktian berdasarkan undang-
dalam sidang pengadilan terbuka, yang undang secara negatif dimana
dapat berupa pemidanaan atau bebas atau pembuktian harus didasarkan pada
lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal undang-undang (Pasal 183 KUHAP)
serta menurut cara yang diatur dalam yakni dengan sekurang-kurangnya dua
undang-undang hukum acara pidana. alat bukti yang sah hakim memperoleh
Demikian pula berdasarkan Pasal keyakinan bahwa suatu tindak pidana
191 KUHAP, maka putusan pengadilan benar-benar terjadi dan bahwa
dapat digolongkan ke dalam tiga macam, terdakwalah yang bersalah
yaitu : melakukannya.
1. Putusan bebas dari segala tuduhan 2) Bentuk-bentuk putusan pengadilan
hukum; dalam acara pidana berdasarkan
2. Putusan lepas dari segala tuntutan KUHAP adalah putusan bebas, putusan
hukum; lepas dari segala tuntutan hukum, dan
3. Putusan yang mengandung putusan pemidanaan. Putusan-putusan
11
pemidanaan. ini menurut ketentuan Pasal 195
Setelah mengetahui bentuk-bentuk KUHAP harus diucapkan di sidang
putusan pengadilan yang dapat dijatuhkan terbuka untuk umum agar putusan-
putusan tersebut dapat dipandang
10
Lilik Mulyadi, Putusan Hakim Dalam Acara sebagai putusan yang sah dan
Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007, hal. mempunyai kekuatan hukum.
119.
11
H. Rusli Muhammad, Op-Cit, hal. 201.
103
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
104