You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka
dan sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang
belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena
penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi sangat penting
dalam kehidupan seseorang.
Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya
menjadi sebuah pesan ke otak. Gelombang suara masuk ke telinga kemudian
menembus saluran telinga, dan memukul gendang telinga sehingga menimbulkan
getaran. Getaran dari gendang menyebabkan tulang kecil di telinga bergerak dan
pergerakan ini menimbulkan pengiriman gelombang suara ke telinga bagian dalam.
Infeksi telinga biasa terjadi pada bayi dan anak-anak. Karena pada bayi dan
anak-anak, saluran yang menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan (tuba
eustachian) lebih pendek dan lebih datar dibandingkan orang dewasa. Akibatnya,
mikroorganisme penyebab infeksi lebih mudah memasuki telinga tengah. Oleh
karena itulah, bayi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menderita infeksi
telinga dibandingkan dengan orang dewasa.

B. Masalah
Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya
menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Gangguan pada eustachius
2. Otitis media akut (OMA)
3. Otitis media efusi (OME)

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca tentang gangguan pada eustachius menyebabkan infeksi telinga yang
sering dialami oleh anak-anak usia bayi hingga batita.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah melalui pengumpulan data dari
media elektronik atau internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan pada eustachius
Menurut dokter spesialis THT, Dr. Yudi Baskoro, telinga merupakan organ
tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka dan sensitif, terlebih ketika masih
kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang belum sempurna pada masa kanak-
kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena penyakit atau infeksi di telinga.
Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya menjadi
sebuah pesan ke otak.
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang
telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam.
Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga
tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran
ini adalah :
- menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya
dengan tekanan udara di dunia luar.
- mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke
bagian belakang hidung.
Dalam keadaan normal fungsi eustachius adalah tempat penghantar cairan
dari telinga bagian tengah ke telinga bagian dalam. Biasanya, jika saluran eustachius
ini terinfeksi virus atau bakteri maka akan terjadi pembengkakan serta menimbulkan
lendir yang cukup tebal dan tentu saja menghambat aliran cairan yang akan masuk
ke telinga bagian dalam. Keadaan inilah yang menyebabkan telinga menjadi sakit.
Dokter spesialis THT Anak, Dr. Masrin Munir mengatakan infeksi telinga biasa
terjadi pada bayi dan anak-anak.“Karena pada bayi dan anak-anak, saluran yang
menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan (tuba eustachian) lebih pendek
dan lebih datar dibandingkan orang dewasa. Akibatnya, mikroorganisme penyebab
infeksi lebih mudah memasuki telinga tengah. Oleh karena itulah, bayi mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk menderita infeksi telinga dibandingkan dengan orang
dewasa,” ungkapnya.
B. Jenis infeksi telinga
Ada 2 jenis infeksi telinga yaitu,
1. Otitis Eksternal (infeksi telinga bagian luar)
Kondisi saluran eksternal telinga adalah hangat, gelap dan mempunyai
kecenderungan untuk menjadi lembab, hal ini menyebabkan saluran tersebut
menjadi tempat yang ideal bagi bertumbuhnya bakteri dan jamur. Kulit dari
saluran ini juga sangat tipis dan dapat dengan mudah terluka. Terdapat lokasi
sempit yang secara alami membentuk seperti saluran kerucut yang dapat
’menjebak’ dan mencegah kotoran, cairan dan lemak untuk keluar secara
normal. Khususnya di bagian luar yang berambut sangat rentan untuk
tumbuhnya benjolan seperti jerawat. Otitis eksternal biasanya menyakitkan (dan
gatal jika terkena infeksi jamur) dan sering menimbulkan rasa sakit pada saat
membuka rahang. Pada kasus yang sudah gawat dan ditunda-tunda, kotoran bisa
terbentuk di belakang pinna.
2. Otitis media (Infeksi telinga bagian tengah)
Anak-anak pada umumnya dibawa orangtuanya mengunjungi dokter lantaran
masalah otitis media. Otitis media adalah penyebab utama tuli pada masa kanak-
kanak. Kadang juga berpengaruh pada orang dewasa, khususnya bagi mereka
yang mempunyai masalah hidung atau sinus. Otitis media menyebabkan rasa
sakit dan ketidaknyamanan serius yang akan diderita baik oleh anak itu maupun
keluarganya. Otitis media yang parah dapat menyebabkan ketulian. Kehilangan
kemampuan untuk mendengar, khususnya pada anak-anak, akan mengakibatkan
menurunnya kemampuan belajar dan bahkan memperlambat perkembangan
kemampuan berbicara. Namun jika dirawat secara tepat dan efektif,
pendengaran hampir selalu dapat dipulihkan menjadi normal. Otitis Media
adalah juga penyakit yang serius karena infeksinya dapat menyebar ke struktur
terdekat di kepala. Di negara belum berkembang, infeksi telinga tengah bisa
menyebabkan infeksi otak.
C. OTITIS MEDIA AKUT
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah. Beberapa bakteri piogenik seperti Streptococcus
hemolyticus, Staphylococcus aureus, Pneumokok, Haemophylus influenzae,
Eschericia coli, Streptococcus anhemolyticus, Pneumonia vulgaris dan Pneumonia
aeruginosa sering ditemukan sebagai kuman penyebab.
OMA terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas
menjaga kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba
Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah
infeksi saluran pernapasan atas. Makin sering infeksi saluran pernapasan atas
dialami seseorang, makin besar risikonya menderita OMA. Penyakit ini mudah terjadi
pada bayi dan anak kecil karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak
horizontal.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa
hal :
1. Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
2. Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek
sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
3. Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan
dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa.
Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid
yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid
sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga
tengah lewat saluran Eustachius.
Diagnosis
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut :
1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di
telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut:
- menggembungnya gendang telinga
- terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
- adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
- cairan yang keluar dari telinga
3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut:
- kemerahan telinga
- nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik
daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran,
demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.4,6,7 Namun gejala-gejala ini
(kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis
OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata. Efusi telinga tengah diperiksa
dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang telinga dengan jelas).
Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung,
perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram,
serta cairan di liang telinga. Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan
otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang
telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang
telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang
berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.
Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namun umumnya
diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa. Fusi telinga tengahNjuga
dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang telinga).
Pada umumnya, radang telinga tengah hanya berlangsung singkat. Ada yang
hanya menyerang selama 2-3 hari, kemudian sembuh dengan sendirinya. Ada juga
yang harus dibantu dengan obat dari dokter, dan perlu waktu antara seminggu
hingga 10 hari untuk sembuh. Namun, cepat-lambatnya waktu penyembuhan, juga
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain:
1. Jenis infeksi dan tingkat keparahannya.
2. Seberapa sering balita terserang infeksi telinga.
3. Sudah berapa lama infeksi berlangsung.
4. Faktor-faktor yang mempertinggi risiko terserang infeksi, misalnya daya tahan
tubuh balita yang kebetulan sedang menurun akibat terserang penyakit lain.
5. Seberapa parah serangan infeksi tersebut mengganggu fungsi pendengaran anak
Dari riset yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Disease
edisiSeptember 1990, ditemukan anak-anak yang memiliki riwayat infeksi radang
telinga tengah berulang-ulang sebelum umur 3 tahun, ternyata mengalami gangguan
wicara dan gangguan belajar yang lebih parah dibandingkan anak-anak lain yang
baru terserang gangguan ini setelah berusia di atas 3 tahun.
Beberapa hal yang dapat mengurangi risiko OMA adalah :
1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,
2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan,
3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,
4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

D. OTITIS MEDIA EFUSI


Otitis media efusi (OME) didefinisikan sebagai efusi telinga tengah tanpa
disertai inflamasi akut membran timpani maupun gejala-gejala infeksi akut. Cairan
yang timbul pada OME kental dan berair, sehingga sering disebut sebagai “glue ear”.
Anak dengan otitis media akut (OMA) mengalami sekresi cairan di telinga
tengahnya, diikuti dengan tanda dan gejala khas seperti nyeri telinga, kemerahan
pada gendang telinga, atau demam, sehingga akan tampak sakit, terutama pada
malam hari. Tidak demikian halnya dengan OME.
Efusi yang terjadi dapat diklasifikasikan sebagai residual atau persisten. Efusi
residual terjadi sampai 16 minggu setelah diagnosis OMA. Jika efusi menetap lebih
dari 16 minggu, maka disebut sebagai efusi persisten. Kuman patogen yang biasa
diisolasi dari efusi pada kasus-kasus OME adalah H. influenzae, S. pneumoniae, M.
catarrhalis, dan S. pyogenes.
Hampir semua infeksi akut telinga tengah berlanjut menjadi OME dalam
beberapa hari atau minggu. Namun demikian, banyak juga kasus OME terjadi tanpa
diawali inflamasi akut.
OME terjadi ketika tuba Eustachius tersumbat. Dalam keadaan normal, tuba
ini berfungsi sebagai jalan drainase bagi cairan telinga yang secara normal diproduksi
di telinga tengah. Tuba juga berfungsi menjaga rongga udara di telinga tengah
bertekanan sama dengan udara di lingkungan sekitar sehingga gendang telinga dapat
bergerak bebas dan pendengaran kita menjadi efektif.
Bila semua berjalan normal, tuba lebih sering dalam keadaan kolaps untuk
melindungi telinga tengah dari berbagai mikroorganisme yang hidup di hidung dan
mulut. Hanya ketika menelan saja sebuah otot tipis membukanya untuk
menyamakan tekanan udara dan mengeringkan sekresi telinga. Jika ada bakteri yang
memasuki telinga tengah, mekanisme drainase dengan bantuan sel-sel silia akan
menyapunya keluar.
Jika tuba tersumbat, cairan akan terakumulasi di telinga tengah dan bakteri
yang masuk akan terperangkap dan mulai memperbanyak diri. Infeksi saluran
pernapasan, bahan-bahan iritan (terutama asap rokok), dan alergi merupakan faktor
risiko yang dapat menjadi penyebab peradangan permukaan tuba sehingga tuba
membengkak dan meningkatkan sekresi. Faktor-faktor risiko tersebut juga
menyebabkan pembesaran kelenjar adenoid yang berada di dekat ujung tuba,
sehingga menghalangi aliran drainase.
Anak-anak lebih mudah mendapatkan OME dibanding orang dewasa. Pada
anak-anak, tuba lebih pendek, lebih horisontal dan lurus sehingga lebih mudah
kemasukan bakteri, disamping lebih berat dan hanya sedikit terbuka sehingga lebih
mudah tersumbat. Selain itu, karena faktor kematangan kekebalan tubuh, anak-anak
lebih mudah mendapatkan infeksi saluran pernapasan dibanding orang dewasa.
Karakteristik khas OME adalah ketiadaan gejala pada orang yang sering
mengalaminya. Karena gejala yang tidak jelas bahkan sering tidak ada, maka kejadian
OME pada anak sering tidak disadari orangtua, guru, bahkan dokter
(underdiagnosed).
Anak yang lebih besar dan orang dewasa sering mengeluh kurang mendengar
atau rasa penuh di dalam telinga. Anak yang lebih kecil biasanya menaikkan volume
televisi supaya dapat mendengar lebih jelas. Sebagian besar OME didiagnosis secara
tidak sengaja ketika seseorang diperiksa telinganya untuk alasan lain, misalnya pada
pemeriksaan fisik rutin anak ‘sehat’, atau baru didiagnosis pada anak yang
mengalami gangguan komunikasi karena tuli konduktif. Tuli konduktif adalah
komplikasi yang sering terjadi akibat OME. Tuli konduktif akibat OME pada anak
diketahui dapat mengganggu perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan
komunikasi anak.
Inspeksi langsung telinga dengan otoskop dapat memperlihatkan kesuraman,
gelembung udara, atau cairan di belakang gendang telinga. Otoskopi pneumatik
dapat menunjukkan penurunan mobilitas normal gendang telinga. Pemeriksaan
timpanometri dapat memperkirakan banyak dan kekentalan cairan yang terjadi.
Sedangkan pemeriksaan audiometri dilakukan untuk menentukan tingkat gangguan
pendengaran yang terjadi akibat OME atau untuk menentukan keberhasilan suatu
terapi atau intervensi.
Dua dekade terakhir abad ke-20 menunjukkan peningkatan dramatis kejadian
OME, sebagian besar berhubungan dengan peningkatan polusi, termasuk asap rokok
lingkungan, dan peningkatan jumlah anak di tempat penitipan anak yang
mengakibatkan anak terpapar berbagai infeksi saluran pernapasan. lingkungan
sekitar sehingga gendang telinga dapat bergerak bebas dan pendengaran kita
menjadi efektif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka
dan sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang
belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena
penyakit atau infeksi di telinga. Infeksi telinga biasa terjadi pada bayi dan anak-anak.
Karena pada bayi dan anak-anak, saluran yang menghubungkan telinga tengah dan
kerongkongan (tuba eustachian) lebih pendek dan lebih datar dibandingkan orang
dewasa. Akibatnya, mikroorganisme penyebab infeksi lebih mudah memasuki telinga
tengah.
Ada dua jenis infeksi telinga yaitu, Otitis Eksternal (infeksi telinga bagian luar)
dan Otitis media (Infeksi telinga bagian tengah). Otitis media (Infeksi telinga bagian
tengah) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah.
Sedangkan Otitis media efusi (OME) didefinisikan sebagai efusi telinga tengah tanpa
disertai inflamasi akut membran timpani maupun gejala-gejala infeksi akut.
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Erwin. 2009. Otitis Media (Oma). http://erwin-


buahhati.blogspot.com/2009/02/otitis-media-oma.html

Hapsari, Ratna Budi. http://id-


id.facebook.com/note.php?note_id=111052935607482&comments&ref=mf

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/cegah.radang.telinga.tengah/001
/001/229/63/Jika+balita+minta+diantar+sekolah/4

http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelToddlers.php?artikelID=441

NN. 2010. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/69/otitis-media-akut


TUGAS
KEPERAWATAN MATRA LAUT
“BAROTRAUMA TELINGA”

OLEH

Nama : Dewi Yartaty Ungalesy


Jurusan : Keperawatan
Semester :3
STIKES MALUKU HUSADA
AMBON

2018

You might also like