You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian


Tingkat konsumsi terhadap minyak dan gas bumi di Indonesia semakin hari
semakin meningkat. Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu cekungan
penghasil minyak dan gas di Indonesia. Formasi Talangakar adalah formasi penghasil
hidrokarbon yang terdapat pada cekungan Sumatera Selatan. Untuk mendapatkan
hasil kajian yang lebih terperinci dari hasil investigasi terdahulu, penulis bermaksud
melakukan studi geologi pada salah satu lapangan di Cekungan Sumatera Selatan.
Lapangan Ibna merupakan salah satu lapangan minyak dan gas yang berada di
Cekungan Sumatera Selatan. Litologi batuan berupa batupasir pada Formasi
Talangakar yang berada di Lapangan Ibna merupakan reservoar utama dan masih
memiliki prospek hidrokarbon untuk dilakukan eksplorasi dan pengembangan.
Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Ibna. Lapangan ini mempunyai luas daerah
sekitar 7.5 km2 (Pertamina, 2012), yang terletak kurang lebih berjarak 92 kilometer
dari kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Untuk perjalanan menuju ke lokasi,
dari kota Palembang bisa menggunakan jalur darat.
Sejarah Lapangan Ibna pertama kali ditemukan pada tahun 1953 oleh BPM
(Batavia Petroleum Maschapaij). Sumur ZR-1 dengan produksi awal DST-2 (1769.0-
1773.0)m ; SA/9mm ; Lama = 65 menit ; Isi DP = 13 m. minyak ringan + 2 m. Sejak
sumur ZR-01 pertama kali ditemukan tahun 1953 dan sampai akhir tahun 2011, baru
22 sumur pemboran dilaksanakan, dengan dua sumur diabandone karena dry yaitu
Sumur ZR-02 dan Sumur ZR-05 (Pertamina, 2012). Sebelum dikelola oleh pihak
Pertamina, struktur ini pernah dikelola oleh BPM (Batavia Petroleum Maschapaij)
yang mulai mengebor sumur ZR-01, ZR-02 dan ZR-03 pada tahun 1953, kemudian
dilanjutkan pemboran sumur dari ZR-04 sampai ZR-13 yang berakhir pada tahun
1957. Selanjutnya perawatan dan produksi sumur dikelola oleh Pertamina mulai
tahun 1967. (Pertamina, 2012).

1
Karakterisasi reservoar yang dilakukan menggunakan sudut pandang geologi
yang digunakan untuk mendapatkan gambaran adanya hubungan yang terkait dengan
karakter reservoar. Karakterisasi meliputi analisis fasies, lingkungan pengendapan
batupasir, sikuen stratigrafi dan petrofisika. Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan
korelasi dan pengidentifikasian setiap lapisan reservoar, karena setiap reservoar
dalam suatu sumur yang sama atau dalam sumur yang berbeda akan mempunyai
karakter yang berbeda. Karakterisasi reservoar dapat digunakan untuk melakukan
eksplorasi maupun pengembangan. Dengan mengetahui karakteristik reservoar maka
dapat membantu dalam proses eksplorasi, proses monitoring, pemanfaatan sumur
produksi, dan pengembangan lapangan.
Untuk melakukan karakterisasi reservoar diperlukan analisis data-data dari
geologi bawah permukaan. Data geologi bawah permukaan yang akan digunakan
adalah data batuan inti/core, data serbuk bor/cutting, data well log, dan data sayatan
tipis untuk melakukan analisis fasies, lingkungan pengendapan, analisis sikuen
stratigrafi dan analisis petrofisika.

I.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fasies dan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian?
2. Bagaimana properti reservoar yang terdapat pada daerah penelitian?
3. Bagaimana prospek lapisan reservoar pada daerah penelitian?

I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian


Penelitian ini mempunyai maksud untuk melakukan karakterisasi reservoar dan
analisa geologi data bawah permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui fasies dan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian.
2. Untuk menentukan nilai properti reservoar pada daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui prospek lapisan reservoar pada daerah penelitian.

2
I.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Lapangan Ibna terletak pada Formasi Talangakar yang berada
di Cekungan Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi Lapangan Ibna
diperlihatkan pada (Gambar 1.1).

Gambar 1.1. Cekungan Sumatra Selatan (Bishop, 2001)


: Lokasi penelitian Lapangan “Ibna”.

I.5. Batasan Permasalahan


Data yang digunakan yaitu data well log pada 14 sumur, data serbuk bor pada
11 sumur, data mudlog pada 11 sumur, data batuan inti pada 3 sumur yaitu sumur
ZR-20, ZR-26, ZR-31, data header log, data sayatan tipis, dan didukung oleh data
produksi pada beberapa sumur.

3
I.6. Peneliti Terdahulu
Pembahasan mengenai penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini
dan yang berhubungan karakterisasi reservoar batupasir telah dilakukan oleh
beberapa peneliti terdahulu, antara lain:
Tabel 1.1. Daftar Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Data Hasil
1 Hendrawan Studi Data yang Formasi Talang Akar pada
(2003) Penyebaran digunakan adalah daerah penelitian mempunyai
Reservoar data sidewall core, tiga sikuen pengendapan.
Batupasir data well log, data Sikuen pengendapan pertama
“DL” cutting. diendapkan pada sikuen delta
Formasi plain, sikuen pengendapan
Talang Akar kedua diendapkan pada
Berdasarkan lingkungan delta front, dan
Data Log di sikuen pengendapan ketiga
Daerah “X” pada lingkungan delta front
Prabumulih sampai marine. Penelitian
Sumatra dilakukan bertujuan untuk
Selatan menentukan arah penyebaran
reservoar batupasir “DL”
Formasi Talang Akar, dan arah
penyebaran dari reservoar
batupasir tersebut adalah
relatif dari barat-timur dan
relatif dari baratdaya-timur.
2 Niswatin Analisis Data yang Fasies reservoar yang bersifat
Wahida Fasies dan digunakan adalah heterogen pada Formasi
Anggraini Karakterisas data core dan data Talang Akar tersusun oleh
(2005) i Reservoar log. batupasir dan serpih fluvial
Formasi hingga deltaic. Masing masing
Talang Akar fasies pada Formasi Talang
pada Sumur Akar memiliki karakter
Grafika, reservoar serta kualitas
Cekungan reservoar yang berbeda yang
Sumatera disebabkan oleh adanya
Selatan, kontrol fasies pengendapan
Berdasar yang heterogen serta
Data Core perbedaan proses dan
dan Wireline mekanisme pengendapan pada
Log masing masing fasies.

4
3 David The Menggunakan data Menyebutkan bahwa reservoar
Ginger Petroleum seismik 2D, dan yang terdapat pada Formasi
dan Kevin Systems and menggunakan data Talangakar Bawah, di
Fielding Future seismik 3D. lingkungan channel-fill,
(2005) Potential of Menggunakan data crevasse splay dan point bar
The South sumur dari sekitar sandstones of fluvio-deltaic
Sumatra 250 sumur. origin pada daerah utara,
Basin lingkungan
delta-plain channel, delta-
front, river mouth-bar dan
marine barrier-bar
environments pada daerah
selatan.
4 Yan Reservoir Data yang Menyebutkan bahwa reservoir
Darmadi, Characteriz digunakan adalah section of the North Belut
Edo ation of the data core, data well Field terendapkan pada fluvial,
Hartadi, Gabus-1 log dan data deltaic, dan lingkungan
Bowo Reservoir in seismik. estuarine. Reservoar Gabus 1
Pangarso, North Belut pada North Belut Field adalah
Irene Field: An reservoar klastik yang
Sihombing Integration diendapkan dalam endapan
, dan of Core, fluvial selama Oligosen
Retno Well Logs sampai Miosen post rift phase
Wijayanti. and Seismic, dalam siklus pengendapan
(2011) Natuna Sea West Natuna Basin.
Basin,
Indonesia
5 Muhammad Konektifitas Data yang Fasies pengendapan Reservoar-X
Abdurrohim Batupasir digunakan yaitu Formasi Talang Akar pada
(2015) menggunakan lapangan Nagabonar merupakan
data log, data
Analisis seismik 3D, data endapan bertipe immediate post
Sikuen core, data mudlog. rift dalam pola rift basin yang
Stratigrafi mengakibatkan secara
pada keseluruhan area mengalami
Reservoar-X penambahan ruang akomodasi
Formasi yang lebih cepat dari
Talang Akar penambahan suplai sedimen
di Lapangan (increasing accomodation system
Nagabonar, tract) dimana diendapkan shale
Cekungan yang melimpah secara vertikal
Sumatera maupun lateral sehingga sand to
Selatan shale rasio menjadi lebih rendah.
Hal ini dapat menghadirkan
isolated sand body.

5
I.7. Keaslian dan Manfaat Penelitian
Beberapa peneliti terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
Hendrawan (2003) dalam penelitiannya bertujuan menentukan arah penyebaran
reservoar batupasir “DL” Formasi Talang Akar, dan arah penyebarannya adalah
relatif dari barat-timur dan relatif dari baratdaya-timur. Anggraini (2005)
menyebutkan bahwa masing masing fasies pada Formasi Talangakar memiliki
karakter reservoar serta kualitas reservoar yang berbeda yang disebabkan adanya
kontrol fasies pengendapan yang heterogen serta perbedaan proses dan mekanisme
pengendapan pada masing masing fasies. Ginger dan Fielding (2005) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa reservoar yang terdapat pada Formasi Talangakar
Bawah, di lingkungan channel-fill, crevasse splay dan point bar sandstones of fluvio-
deltaic origin pada daerah utara, lingkungan delta-plain channel, delta-front, river
mouth-bar dan marine barrier-bar environments pada daerah selatan. Darmadi dkk.,
(2011) menyebutkan bahwa Reservoar Gabus 1 pada North Belut Field adalah
reservoar klastik yang diendapkan dalam endapan fluvial selama Oligosen sampai
Miosen post rift phase dalam siklus pengendapan West Natuna Basin. Abdurrohim
(2015) menyimpulkan fasies pengendapan Reservoar-X Formasi Talang Akar pada
Lapangan Nagabonar merupakan endapan bertipe immediate post rift dalam pola rift
basin yang mengakibatkan secara keseluruhan area mengalami penambahan ruang
akomodasi yang lebih cepat dari penambahan suplai sedimen dimana diendapkan
shale yang melimpah secara vertikal maupun lateral sehingga sand to shale rasio
menjadi lebih rendah. Hal ini dapat menghadirkan isolated sand body.
Penelitian ini akan terfokus pada Lapangan Ibna yang meliputi analisis fasies,
lingkungan pengendapan, analisis sikuen stratigrafi, analisis properti reservoar.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana
kondisi bawah permukaan pada daerah penelitian. Gambaran tersebut meliputi fasies,
lingkungan pengendapan, sikuen stratigrafi, dan properti reservoar sehingga dapat
digunakan untuk kegiatan eksplorasi hidrokarbon dan pengembangannya di Formasi
Talangakar, Cekungan Sumatera Selatan.

You might also like