Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Maloklusi
Istilah maloklusi pertama kali diperkenalkan oleh Guilford, dimana pengertian
maloklusi adalah penyimpangan letak gigi atau malrelasi lengkung geligi (rahang) di
luar batas kewajaran yang dapat diterima, yang ditandai dengan tidak tepatnya
hubungan antar lengkung atau anomali abnormal di setiap regio. 3,20,21 Oklusi
dikategorikan normal bila susunan gigi teratur dalam lengkung rahang atau hubungan
gigi atas dan gigi bawah harmonis dan seimbang, tulang rahang, tulang tengkorak dan
otot sekitarnya dapat membentuk keseimbangan fungsional sehingga menghasilkan
estetis yang baik.4 Maloklusi juga dapat merupakan variasi biologi, namun letak gigi
yang mudah diamati dan menganggu estetis dapat menarik perhatian dan
menimbulkan keinginan melakukan perawatan.3
Sebagaimana diketahui, prevalensi maloklusi semakin meningkat. Hal ini
diyakini merupakan suatu proses evolusi akibat meningkatnya variabilitas gen dalam
populasi yang bercampur dalam kelompok ras. Maloklusi dapat disebabkan oleh
adanya kelainan gigi dan malrelasi rahang.3
Kelainan gigi berupa kelainan letak, ukuran, bentuk, dan jumlah gigi.
Kelainan letak gigi yaitu mesioversi (letak gigi lebih ke mesial daripada letak
normalnya), palatoversi (letak gigi lebih palatal daripada letak normalnya),
infraversi/infraoklusi/infraposisi (gigi tidak bisa mencapai bidang oklusal),
protrusi/proklinasi, retrusi/retroklinasi, mesioklinasi, distoklinasi, transversi/
transposisi (dua gigi yang bertukaran tempatnya), torsiversi/rotasi dan gigi yang
ektopik, yaitu gigi yang tidak pada tempatnya.3
Ukuran gigi yang normal, secara umum mempunyai ukuran tertentu, yaitu
insisivus sentralis permanen atas 8-10 mm, insisivus lateralis atas 6-8 mm, premolar
pertama dan kedua masing-masing ± 7 mm dan molar ± 10 mm. Untuk rahang
bawah, insisivus permanen sentralis dan lateralis ukurannya ± 5 mm, kaninus dan
A B C
A B
3. Protrusi anterior
Protrusi adalah gigi anterior yang posisinya lebih maju ke depan lebih dari 4
mm. Overjet normal adalah 2-4 mm. Overjet berlebihan terutama gigi insisivus
maksila yang terlalu ke anterior menyebabkan insisivus maksila tidak mengenai
insisivus mandibula dan terjadi kontak prematur antara insisivus atas dan bawah.
Protrusi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap
jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang
salah, serta bernafas melalui mulut (gambar 3). 23,24,26