You are on page 1of 13

EVALUASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (PAMSIMAS)
DI DESA KEBONGULO KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

Oleh :
Anindya Meithasari, Ari Subowo

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 12693
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465404
Laman: http//www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id
Email: anindyameithasari@yahoo.com

ABSTRACT
Community-based drinking water supply and sanitation (PAMSIMAS) is government
program which move in the field of drinking water and sanitation the community.
PAMSIMAS aims to improve access to drinking water and decent sanitation to rural
communities and peri-urban, as well as increase healthy living behavior. PAMSIMAS
program to run properly it would require the participation of the community. The lack of
community participation in the Kebongulo Village Musuk District Boyolali Regency,
resulting in the maintenance and management of facilities are not managed by the
community. Accordingly, required evaluation that looked at the impact of the program
implementation PAMSIMAS on changes in patterns community of clean and healthy living
behavior (PHBS) and environmental conditions which happened after PAMSIMAS program
running. This research using methods descriptive qualitative research. Data in this research
obtained from interviews with informants, observation and documents.
The results of this study indicate that the evaluation of PAMSIMAS program in the
Kebongulo Village Musuk District of Boyolali Regency, there are changes of PHBS in
society, although PAMSIMAS program still has a minimal role. PAMSIMAS role in
improving PHBS only until socialization stage. While the changes in environmental
conditions, still has shortcomings in terms of community participation, local institutions and
government commitments affecting PAMSIMAS programs in Kebongulo village.

Keywords : Evaluation, Policy, PAMSIMAS


PENDAHULUAN air bersih dan jamban keluarga. Menurut
A. Latar Belakang data Kabupaten Boyolali, program
Permasalahan dari penyediaan air PAMSIMAS tahun 2008 dapat
bersih dan sanitasi lingkungan yang buruk meningkatkan jumlah jamban sebanyak
merupakan masalah yang melibatkan 997 buah dan akses buang air besar di
beberapa faktor antara lain: masyarakat jamban sebanyak 5.179 orang. Sedangkan
sebagai pelaku penghasil sampah, tahun 2009 meningkatkan jumlah jamban
teknologi dan manajemen pengelolaan air sebanyak 3.375 buah dan meningkatnya
bersih dan sanitasi yang masing-masing akses masyarakat buang air besar di
mempengaruhi. Oleh karena itu jamban sebanyak 17.670 orang. (Buku
keterlibatan warga masyarakat dalam Putih Sanitasi Kabupaten Boyolali, 2012:
pengelolaan air bersih dan sanitasi 33)
merupakan titik sentral dalam Program PAMSIMAS mulai
pemberdayaan. Selama ini masyarakat berjalan di Desa Kebongulo Kecamatan
tidak merasa memiliki dan ikut Musuk Kabupaten Boyolali pada tahun
bertanggung jawab atas pemeliharaan 2013. Meskipun mendapat predikat
prasarana yang telah dibangun, karena sebagai Desa ODF (Open Defecation
merasa tidak mempunyai andil Free) pada tahun 2015 dan Desa Sehat di
didalamnya. Kecamatan Musuk Tahun 2016,
Guna memenuhi ketersediaan air berdasarkan hasil temuan masalah ketika
bersih dan kesehatan sanitasi bagi prasurvey dapat diketahui bahwa masih
masyarakat, serta untuk mencapai target terdapat kendala-kendala dalam
pembangunan milenium sektor air minum mewujudkan partisipasi masyarakat dan
dan sanitasi, Penyediaan Air Minum dan kelembagaan lokal sehingga hal tersebut
Sanitasi Berbasis Masyarakat dijadikan dasar dilakukannya penelitian
(PAMSIMAS) merupakan salah satu ini.
program yang dilaksanakan pemerintah B. Tujuan Penelitian
untuk membantu menumbuhkan Mengkaji hasil pelaksanaan program
kesadaran masyarakat dalam penyediaan PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan
air minum serta mengatasi masalah Sanitasi Berbasis Masyarakat) terhadap
sanitasi. kondisi lingkungan yang terjadi di Desa
Program PAMSIMAS memiliki Kebongulo Kecamatan Musuk Kabupaten
peranan yang cukup tinggi dalam Boyolali setelah berlangsungnya Program
meningkatkan akses masyarakat terhadap
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi 4. Fungsi dan Karakteristik Evaluasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Kebijakan Publik
Evaluasi memainkan sejumlah fungsi
utama dalam analisis kebijakan. Menurut
William N. Dunn fungsi evaluasi, yaitu :
C. Teori “Pertama, dan yang paling penting,
evaluasi memberi informasi yang valid
1. Administrasi Publik
dan dapat dipercaya mengenai kinerja
Dwight Waldo (1955) dalam Syafiie kebijakan. Kedua, evaluasi memberi
sumbangan pada klarifikasi dan kritik
(2006: 25) memandang Administrasi
terhadap nilai-nilai yang mendasari
Publik sebagai suatu manajemen dan pemilihan tujuan dan target. Ketiga,
evaluasi memberi sumbangan pada
organisasi dari manusia-manusia dan
aplikasi metode-metode analisis kebijakan
peralatannya guna mencapai tujuan lainnya, termasuk perumusan masalah dan
rekomendasi”. (Dunn, 2000: 609-610)
pemerintah.
Berdasarkan pendapat William N.
2. Kebijakan Publik
Dunn di atas dapat disimpulkan bahwa
Edwards III dan Ira Sharkansky dalam
evaluasi merupakan suatu proses
Suwitri (2008: 10) mendefinisikan
kebijakan yang paling penting karena
kebijakan publik sebagai suatu tindakan
dengan evaluasi kita dapat menilai
pemerintah yang berupa program-program
seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
pemerintah untuk pencapaian sasaran atau
kesempatan dengan melalui tindakan
tujuan.
publik, dimana tujuan-tujuan tertentu
3. Evaluasi Kebijakan Publik
dapat dicapai. Sehingga kepantasan dari
Lester dan Stewart yang dikutip oleh Leo
kebijakan dapat dipastikan dengan
Agustino (2006: 186) dalam bukunya
alternatif kebijakan yang baru atau
yang berjudul Dasar-Dasar Kebijakan
merevisi kebijakan.
Publik bahwa evaluasi ditujukan untuk
5. Tipe-Tipe Evaluasi
melihat sebagian-sebagian kegagalan
Finsterbusch dan Motz dalam Wibawa
suatu kebijakan dan untuk mengetahui
dkk (1994: 74-75) yang mengatakan
apakah kebijakan telah dirumuskan dan
bahwa terdapat 4 (empat) tipe evaluasi
dilaksanakan dapat menghasilkan dampak
yaitu :
yang diinginkan. Jadi, evaluasi dilakukan
1. Single program after only,
karena tidak semua program kebijakan
merupakan jenis evaluasi yang
publik dapat meraih hasil yang
melakukan pengukuran kondisi atau
diinginkan.
penilaian terhadap program setelah
meneliti setiap variabel yang Apakah hasil yang diinginkan
Efektivitas
telah dicapai?
dijadikan kriteria program. Seberapa banyak usaha
Efisiensi diperlukan untuk mencapai hasil
Sehingga analis tidak mengetahui yang diinginkan?
baik atau buruk respon kelompok Seberapa jauh pencapaian hasil
Kecukupan yang diinginkan memecahkan
sasaran terhadap program. masalah?
Apakah biaya dan manfaat
2. Single program before-after, Perataan
didistribusikan dengan merata
kepada kelompok-kelompok
merupakan penyempurnaan dari tertentu?
Apakah hasil kebijakan
jenis pertama yaitu adanya data memuaskan kebutuhan, preferensi
Resposivitas
tentang sasaran program pada waktu atau nilai kelompok-kelompok
tertentu?
sebelum dan setelah program Apakah hasil (tujuan) yang
Ketepatan diinginkan benar-benar berguna
berlangsung. atau bernilai?
3. Comparative after only, merupakan Sumber : Dunn, 2000: 610

penyempurnaan evaluasi kedua tapi


tidak untuk yang pertama dan analis D. Metode Penelitian

hanya melihat sisi keadaan sasaran 1. Desain Penelitian

bukan sasarannya. Penelitian ini menggunakan teknik

4. Comparative before-after, penelitian deskriptif kualitatif yang

merupakan kombinasi ketiga desain merupakan penelitian yang dirancang

sehingga informasi yang diperoleh untuk membantu pembuat keputusan

adalah efek program terhadap dalam menentukan, mengevaluasi, dan

kelompok sasaran. memilih alternatif terbaik dalam

6. Kriteria Evaluasi memecahkan masalah.

Menilai keberhasilan suatu kebijakan 2. Situs Penelitian

perlu dikembangkan beberapa indikator, Situs penelitian mengenai evaluasi

karena penggunaan indikator tunggal akan program PAMSIMAS ini dilakukan

membahayakan, dalam arti hasil Desa Kebongulo di Kecamatan Musuk,

penilaiannya akan bias dari yang Kabupaten Boyolali.

sesungguhnya. Indikator atau kriteria 3. Subyek Penelitian

yang dikembangkan oleh Dunn mencakup Subyek penelitian dalam penelitian kali

enam kriteria sebagai berikut : ini adalah :


1. Keluarga pengguna sarana
Tabel 1.1.
Kriteria Evaluasi PAMSIMAS di Desa Kebongulo,

TIPE 2. Fasilitator PAMSIMAS di Desa


PERTANYAAN
KRITERIA Kebongulo Kecamatan Musuk yang
terdiri dari Kaur Pembangunan Desa sumber data primer. Sumber data
Kebongulo dan Bidan Desa sekunder ini berupa dokumen, buku,
Kebongulo, dan catatan-catatan yang berkaitan
3. Tim Koordinasi Kecamatan (TKKc) dengan program PAMSIMAS di
yang terdiri dari Camat Musuk, Desa Kebongulo Kecamatan Musuk
4. Tim Teknis Kecamatan (TTKc) Kabupaten Boyolali.
yang terdiri dari Kepala Urusan 6. Teknik Pengumpulan Data
Bagian dan Kasi PMD Kecamatan Penelitian ini menggunakan teknik
Musuk, Sanitarian Puskesmas pengumpulan data :
Musuk 1. a. Observasi
4. Jenis Data Menurut Marshall (1995) dalam
a) Poerwandi dalam Afifuddin dan Sugiyono (2009: 226) melalui
Ahmad (2009: 130), penelitian observasi, peneliti belajar tentang
kualitatif adalah penelitian yang perilaku, dan makna dari perilaku
menghasilkan dan mengolah data yang tersebut. Selanjutnya Nasution
sifatnya deskriptif, seperti transkip (1988) dalam Sugiyono (2009: 226)
wawancara, catatan lapangan, gambar, menyatakan bahwa observasi adalah
foto, rekaman, video, dan lain-lain. dasar semua ilmu pengetahuan. Para
Berkaitan dengan hal itu jenis data ilmu pengetahuan hanya dapat
yang digunakan dalam penelitian ini bekerja berdasarkan data, yaitu
antara lain : kata-kata dan tindakan, fakta mengenai dunia kenyataan
sumber data tertulis, foto, statistik dan yang diperoleh melalui observasi.
data angka. b. Wawancara
5. Sumber Data Menurut Esterberg (2002) dalam
Berdasarkan sumber data maka data yang Sugiyono (2009: 231) wawancara
diperoleh dalam penelitian ini dapat adalah pertemuan dua orang untuk
dikelompokkan sebagai berikut : bertukar informasi dan ide melalui
a. Data Primer tanya jawab, sehingga dapat
Data primer yaitu sumber data yang dikonstruksikan makna dalam suatu
diperoleh secara langsung dari topik tertentu. Selanjutnya Susan
sumber aslinya. Stainback (1988) dalam Sugiyono
a. Data Sekunder (2009: 232) juga mengemukakan
Data sekunder adalah data yang bahwa dengan wawancara, peneliti
dapat mendukung keterangan akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam kelompoknya dan disusun sesuai
menginterprestasikan situasi dan dengan katagori yang sejenis untuk
fenomena yang terjadi. ditampilkan agar selaras dengan
c. Dokumen permasalahan yang dihadapi,
Dokumen merupakan catatan termasuk kesimpulan-kesimpulan
peristiwa yang sudah berlalu. sementara diperoleh pada waktu
Dokumen bisa berbentuk tulisan, data direduksi.
gambar, atau karya monumental c. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
seseorang. Studi dokumen Pada penelitian kualitatif, verifikasi
merupakan pelengkap dari data dilakukan secara terus menerus
penggunaan metode observasi dan sepanjang proses penelitian
wawancara dalam penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki
kualitatif. Hasil penelitian dari lapangan dan selama proses
observasi atau wawancara,akan pengumpulan data, peneliti berusaha
lebih kredibel/ dapat dipercaya untuk menganalisis dan mencari
kalau didukung oleh foto-foto atau makna dari data yang dikumpulkan,
karya tulis akademik. yaitu mencari pola tema, hubungan
7. Analisis dan Interpretasi Data persamaan, hipotetsis dan
Penelitian ini melakukan proses selanjutnya dituangkan dalam
kegiatan analisis data : bentuk kesimpulan yang masih
a. Reduksi Data bersifat tentatif.
Pemilahan hal yang pokok dari data 8. Kualitas Data
lapangan, difokuskan untuk dipilih Penelitian ini menggunakan triangulasi
yang terpenting kemudian dicari sumber. Berarti untuk menguji
tema atau polanya (melalui proses kredibilitas data dilakukan dengan cara
penyuntingan, pemberian kode dan mengecek data yang telah diperoleh ke
pentabelan). beberapa sumber (Sugiyono, 2009).
b. Penyajian Data
Merupakan pengorganisasian data PEMBAHASAN
kedalam suatu bentuk tertentu 1. Kondisi Lingkungan Desa
sehingga kelihatan jelas sosoknya Kebongulo setelah Berlangsungnya
lebih utuh. Data-data tersebut Program PAMSIMAS
kemudian dipilah-pilah dan a. Efektivitas
disisikan untuk disortir menurut
Program PAMSIMAS tidak terjadi di Desa Kebongulo karena
berjalan efektif dalam adanya program serupa, yaitu
meningkatkan kondisi lingkungan program Sanitasi Total Berbasis
Desa Kebongulo. Hal tersebut Masyarakat (STBM) dari dinas
karena : kesehatan.
Pertama, program tidak Kedua, gagalnya pembangunan
melaksanakan fungsi-fungsinya SPAM PAMSIMAS di Desa
secara optimal. Berdasarkan Kebongulo yang disebabkan
penelitian ini, ditemukan bahwa kesalahan dalam teknis perencanaan
hasil dari program memang telah pembangunan SPAM. Dimana
dirasakan cukup baik oleh perencanaan titik pembangunan
masyarakat, tetapi hasil yang ada SPAM berbeda dengan pelaksanaan
belum sesuai dengan tujuan yang di pembangunannya. Awalnya, titik
tetapkan karena tidak adanya pembangunan sumur bor
pembinaan bagi keberlangsungan PAMSIMAS akan dibangun di
program di masyarakat. Meskipun wilayah utara desa namun karena
tercapainya tujuan dari program, titik pembungan tersebut berada di
yaitu terjadinya perubahan pola tengah jalan utama penghubung
PHBS di masyarakat. Program Desa Kebongulo dengan Desa
PAMSIMAS hanya memiliki Ringinlarik maka dengan keputusan
peranan yang minim guna Kepala Desa Kebongulo, titik
mewujudkan perubahan pola PHBS tersebut dipindahkan di tanah
di masyarakat. Program lapang di samping TK Cempaka.
PAMSIMAS hanya memiliki peran Namun, 2 pembangunan sumur bor
dalam tahap sosialisasi dan PAMSIMAS dinyatakan gagal
pelatihan pada warga masyarakat. karena kondisi mata air yang terlalu
Peran fasilitator dan program- dalam. Sehingga Desa Kebongulo
program kesehatan lingkungan harus bergantung SPAM dari Dukuh
dinas kesehatan yang berperan besar Dali, Desa Ringinlarik yang airnya
atas terjadinya perubahan pola tidak selalu mengalir setiap saat.
PHBS di Desa Kebongulo. Apabila Ketiga, kapasitas masyarakat
tidak dilaksanakannya program untuk menyukseskan sangat tinggi
PAMSIMAS di Desa Kebongulo, meski demikian kelembagaan lokal
perubahan pola PHBS juga bisa yang ada belum mampu memenuhi
antusiasme tersebut. Tidak disesuaikan dengan kemampuan
terlibatnya keseluruhan tokoh yang masing-masing keluarga.
seharusnya hadir dalam penyusunan Meski dalam meningkatkan
RKM dan adanya konflik pembangunan kapasitas masyarakat
kepentingan membuat kelembagaan dan kelembagaan lokal serta
lokal atau BPSPAMS Desa komitmen dan efektivitas
Kebongulo bubar dan digantikan pemerintah, program PAMSIMAS
kepengurusannya oleh perangkat tidak berjalan efisien. Telah
desa. diketahui, bahwa BPSPAMS Desa
Keempat, meski adanya Kebongulo bubar dan pengelolaan
dukungan pemerintah daerah pada SPAM desa diserahkan ke
sektor AMPL dan program perangkat-perangkat desa. Program
PAMSIMAS dari sektor APBD PAMSIMAS yang berjalan di Desa
namun monitoring dan evaluasi Kebongulo tidak sesuai dengan
mengenai keberlangsungan program prinsip-prinsip programnya,
tidak dilakukan secara maksimal terutama di akses penyediaan
oleh dinas terkait. Kecenderungan SPAM. Program PAMSIMAS
stakeholders dalam melakukan seharusnya menempatkan
pembiaran menyebabkan program masyarakat sebagai pengambil
PAMSIMAS hanya sampai tahap keputusan utama dan penanggung
pelaksanaan namun hasilnya tidak jawab kegiatan dan pengelolaan
dapat dirasakan oleh masyarakat. sarana air minum dan sanitasi. Desa
b. Efisiensi Kebongulo tidak berhasil
Sektor pembangunan non-fisik, menerapkan partisipasi masyarakat
program PAMSIMAS cukup dalam program PAMSIMAS karena
berhasil mengubah pola PHBS di seluruh kegiatan pengelolaan SPAM
masyarakat Desa Kebongulo, dilakukan oleh desa dan tidak
berhasil diperoleh data kalau melibatkan masyarakat.
masyarakat siap sedia melaksanakan Melihat dari penjelasan
program ini dengan sukarela. pembangunan fisik dan non-fisik
Masyarakat membangunan jamban dalam rangka mendorong
sehat maupun sarana CTPS di peningkatan kondisi lingkungan
masing-masing rumah juga desa di atas, dapat disimpulkan
bahwa program PAMSIMAS tidak
berjalan efisien dalam rangka gagal dibangun karena proses
mendorong peningkatan kondisi perumusan programnya yang
lingkungan desa. mengalami kesalahan. SPAM
c. Kecukupan PAMSIMAS tidak dibangun di
Hasil lapangan yang diperoleh tempat yang telah ditentukan
peneliti menyatakan, setelah adanya sebelumnya, sehingga pada proses
sosialisasi dan pelatihan PHBS baik pengeboran mengalami kegagalan
di tingkat keluarga maupun sekolah, sebanyak 2 kali.
masyarakat di Desa Kebongulo Kecukupan berkenaan dengan
membangun akses sanitasi sehat dan seberapa jauh suatu tingkat
akses CTPS. Pembangunan akses efektivitas memuaskan kebutuhan,
sanitasi sehat dan akses CTPS nilai, atau kesempatan yang
cukup mampu meningkatkan pola menumbuhkan adanya masalah.
PHBS. Akan tetapi, akses CTPS Dari beberapa temuan di atas,
belum dapat dimanfaatkan secara program PAMSIMAS sebenarnya
maksimal karena sarananya masih tidak membantu kebutuhan
sangat sederhana dan belum semua masyarakat Desa Kebongulo
masyarakat mencuci tangan terhadap kebutuhan air yang bersih.
memakai sabun. Meskipun begitu, masyarakat kini
Masyarakat di Desa Kebongulo sudah lebih tercukupi dengan
membutuhkan Sarana Penyediaan ketersediaan air bersih yang
Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) menunjang kehidupan mereka
yang layak bagi kehidupan mereka. sehari-hari meski sumber airnya
Keberadaan program PAMSIMAS bukan dari desa dan pengelolaannya
tidak cukup membantu masyarakat masih bergantung pada pemerintah.
mengurangi beban kebutuhannya d. Perataan
terhadap SPAM, meski sarana Dari seluruh penduduk Desa
sanitasinya sudah dapat diperoleh Kebongulo yang berjumlah 1.537
dengan baik. Informan penelitian jiwa, masyarakat yang masih
menyatakan belum ada mengalami berperilaku BABS 0 jiwa atau
masalah atau kendala selama seluruh masyarakat Desa
menggunakan sarana sanitasi namun Kebongulo telah buang air besar di
berbeda halnya dengan SPAM. jamban yang sehat. Perilaku SBS
SPAM hasil program PAMSIMAS masyarakat Desa Kebongulo ikut
didukung dengan kepemilikan 259 dengan dibantu oleh Dinas
jamban sehat di tiap keluarga Pekerjaan Umum Kabupaten
dengan nilai cakupan sebesar Boyolali untuk menentukan tempat
94,83%. Perubahan pola PHBS pengeboran sumur bor PAMSIMAS
tersebut memberi dampak yang akan menjadi SPAM Desa
pengurangan wabah diare dari 22 Kebongulo. Konflik kepentingan
kasus diare di tahun 2014 menjadi 3 inilah yang menjadi pangkal dari
kasus diare di tahun 2015. kegagalan pembangunan SPAM di
Meskipun adanya penambahan Desa Kebongulo. Sehingga untuk
akses sanitasi keluarga dan adanya memenuhi kebutuhan air minum
akses SPAM untuk memenuhi yang bersih dan layak, kepala desa
kebutuhan sehari-hari dengan harga memiliki inisiatif untuk membangun
yang dapat dijangkau oleh sumur/bak yang berfungsi untuk
masyarakat miskin, program penampungan air dari Dukuh Dali,
PAMSIMAS belum bisa Desa Ringinlarik yang nantinya
menumbuhkan kemandirian akan dialirkan ke rumah-rumah
masyarakatnya untuk mengelola dan warga.
memelihara SPAMS. Masyarakat Dalam kondisi demikian,
Desa Kebongulo masih sangat program PAMSIMAS
tergantung dengan pemerintah desa. sesungguhnya belum melindungi
Masyarakat tidak dilibatkan dalam kesejahteraan minimum yang
proses perencanaan suatu program mengupayakan peningkatan
yang diharapkan akan mengatasi kesejahteraan sebagian orang dan
masalah di lingkungan mereka. pada saat yang sama melindungi
Mereka cenderung hanya menerima posisi orang-orang yang dirugikan
hasil program PAMSIMAS, berhasil (worst off). Penelitian ini
ataupun gagal, sehingga tidak menunjukkan belum tercapainya
terbangunnya partisipasi masyarakat pemerataan yang adil bagi
tersebut. masyarakat Desa Kebongulo, baik
Fakta yang telah terjadi adalah hasil dan manfaat program
menangnya suara kepala desa dalam PAMSIMAS.
penentuan tempat membangun e. Responsivitas
sumur bor PAMSIMAS. Padahal Program PAMSIMAS gagal untuk
BPSPAMS telah melakukan kajian mewujudkan pembangunan SPAM
desa dengan partisipasi masyarakat pemenuhan kebutuhan. Selain itu,
dan kelembagaan lokal. Karena respons kurang baik pemerintah
SPAM desa dibangun melalui dana dapat terlihat dari tidak adanya
desa dan juga dana pribadi kepala komitmen untuk menyukseskan
desa, serta tidak melibatkan program PAMSIMAS. Sehingga
partisipasi masyarakat dalam pemerintah hanya melaksanakan
pengelolaan SPAM desa. Usai program PAMSIMAS tanpa
program ini gagal berjalan, respons berorientasi pada tujuan
masyarakat dapat dikatakan programnya.
semakin menurun. f. Ketepatan
Respons masyarakat terhadap Berdasarkan hasil penelitian,
program PAMSIMAS awalnya program PAMSIMAS sampai saat
sudah baik. Namun, dukungan dari ini kurang efektif dalam
pemerintah daerah yang diwujudkan mewujudkan kondisi lingkungan
dengan beberapa kebijakan yang lebih baik di Desa Kebongulo.
pemerintah yang diwujudkan diluar Ini dikatakan belum tepat karena
Program PAMSIMAS belum dapat akhirnya program yang diharapkan
dirasakan oleh masyarakat Desa tidak terwujud. Meski ada bantuan
Kebongulo dan belum maksimalnya dari pemerintah kabupaten namun
monitoring dan evaluasi yang bantuan tersebut tidak dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah. dirasakan langsung oleh masyarakat
Hal terebut membuktikan cerminan Desa Kebongulo dan kelembagaan
kebutuhan, prioritas dan nilai yang lokal juga gagal terwujud.
sepatutnya lebih diperhatikan lagi
bagi kebaikan masyarakat. PENUTUP
Responsivitas yang ditemukan A. Kesimpulan
dalam penelitian ini tidak hanya Kesimpulan penelitian ini adalah :
dukungan atau persetujuan adanya  Pola Hidup Bersih dan Sehat
pembangunan dari program (PHBS) masyarakat Desa
PAMSIMAS. Kebongulo mulai berubah semenjak
Masyarakat hanya sebagai adanya program PAMSIMAS.
penerima program, tidak ada Masyarakat Desa Kebongulo mulai
keterlibatan masyarakat dalam sadar akan pentingnya pola PHBS
memberikan usulan atas rencana di lingkungan mereka dengan
mengubah perilaku tidak sehat  Bantuan dari pemerintah daerah
sebelumnya, yaitu Buang Air Besar baik kabupaten maupun provinsi
Sembarang Tempat (BABS) dalam bentuk kebijakan maupun
menjadi Stop Buang Air Besar dana belum dapat dirasakan
(SBS) dan tidak mencuci tangan dampaknya secara langsung oleh
menjadi perilaku Cuci Tangan Pakai masyarakat Desa Kebongulo.
Sabun (CTPS). Program Program PAMSIMAS juga belum
PAMSIMAS berhasil memicu maksimal dalam meningkatkan
masyarakat untuk menggunakan komitmen dan efektifitas
jamban sehat dan membangun pemerintah. Sehingga dapat
sarana CTPS. Meski demikian, disimpulkan bahwa program
peran program PAMSIMAS masih PAMSIMAS hanya sebatas program
dalam tahap sosialisasi dan yang dijalankan tanpa adanya
pelatihan. Kurangnya pengawasan keberlanjutan dan pengawasan dari
terhadap program membuat pihak-pihak terkait.
beberapa akses CTPS lebih sering B. Saran
tidak dimanfaatkan oleh Saran yang dapat peneliti berikan untuk
masyarakat. pihak-pihak terkait degan program
 Program PAMSIMAS di Desa PAMSIMAS antara lain :
Kebongulo telah berhasil 1. Memperhatikan partisipasi dan
menyediakan Sarana Penyediaan peran serta masyarakat dalam
Air Minum (SPAM) sacara kegiatan-kegiatan program
berkelanjutan. Pemerintah Desa PAMSIMAS sehingga hasil
Kebongulo membangun SPAM desa kegiatan benar-benar masyarakat
diluar bantuan program ketahui dan rasakan.
PAMSIMAS untuk menyediakan 2. Membangun kembali kelembagaan
kebutuhan air minum bersih bagi desa untuk mengelola dan
warganya. memonitoring SPAM desa.
 Tidak berjalannya BPSPAMS Desa 3. Meningkatkan koordinasi,
Kebongulo mengindikasikan bahwa pengawasan, kendali dan evaluasi
program PAMSIMAS juga belum antara pihak erkait dalam hal ini
mampu meningkatkan kapasitas dari tingkat pusat sampai dengan
masyarakat dan kelembagaan lokal. tingkat bawah (DPU, Bappeda,
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan)
terhadap masukan atau rencana
kegiatan yang direncanakan desa,
pelaksanaan program sampai tingkat
bawah, dari awal hingga akhirnya
program mengingat target dan
dampak yang diberikan belum
sesuai dengan harapan.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Afifudin, dan Beni Ahmad Saebani.
(2009). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.
Agustino, Leo. (2006). Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Bandung: CV
AFABETA.
Dunn, William N.. (2000). Pengantar
Analisis Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Suwitri, Sri. (2008). Konsep Dasar
Kebijakan Publik. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Syafiie, Inu Kencana. (2006). Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Cipta.

DOKUMEN
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Boyolali.
Pedoman Umum PAMSIMAS 2013.

You might also like