You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM 3

PENGENALAN ALAT DAN PENGELOLAAN PRAKTIKUM


SEDERHANA

Oleh :

Patmawati (1522220045)

Dosen Pembimbing :

Syarifah, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2015
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Pada pembelajaran sains termasuk biologi di dalamnya keberadaan


laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar
sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam
pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah
alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang
pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang
tertutup.(Wirjosoemarto,2010).
Kerja laboratorium harus dirancang sedemikian rupa agar dapat
melakukan pengukuran kuantitas fisis secara akurat; menelaah faktor- faktor
yang mempengaruhi keajegan (reliabilitas) pengukuran; memperlakukan
bahan, alat (apparatus), perkakas (tools), dan instrumen suatu pengukuran,
mendeskripsikan hasil pengamatan dan pengukuran dengan jelas, menyajikan
informasi secara verbal, piktorial, grafis dan matematis, menyimpulkan yang
dimuati pendapat (inference) dan memberikan argumen terhadap hasil
pengamatan, mempertahankan kesimpulan (conclusion) dan ramalan
(prediction),berpartisipasi aktif dan berkooperatif dalam kelompok,
melaporkan hasil pengamatan, kesimpulan, dan ramalan dalam kelas,
mengenali permasalahan dan memecahkannya melalui eksperimen. (Widhy,
2009).

Kesehatan dan keselamatan adalah hal yang harus paling diperhatikan


sebelum melakukan percobaan laboratorium apapun. Peraturan dasarnya
adalah selalu berhati-hati (jangan bermain atau berlarian di laboratorium),
kenakan pakaian pelindung (termasuk kacamata), dan ikuti semua petunjuk
dengan seksama ( Farndon, 2010 ).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
a. Mengetahui fungsi alat dan mampu menggunakannya secara langsung
b. Perbedaan pokok antara alat dan bahan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat-alat Laboratorium Biologi

Dalam pelaksanaan penelitian ilmiah, maka dibutuhkan


tool/instrumen yang dapat memudahkan kerja si peneliti dalam mencapai
tujuan penelitiannya. Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan secara
sederhana dalam pelaksanaan penelitian seperti untuk mengukur suhu,
cahaya, tanah, pH tanah, dan lainnya.

1. Respirometer
Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata
pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan
karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-
faktor seperti umur atau pengaruh cahaya memengaruhi rata-rata
pernapasan.

2. GPS
GPS sendiri merupakan singkatan dari Global Positioning System
yang berarti suattu sistem teknologi yang akan membantu posisi
keberadaan diri kita. Bila diibaratkan, GPS merupakan pengembangan dari
sebuah peta lokasi yang dimanifestasikan dalam bentuk teknologi yang
menggunakan satelit ( Alaydrus dkk, 2013 ).
Menurut Fachrul (2007), GPS (Global Positioning System), adalah
alat untuk menentukan letak posisi geografis titik sampling (pengambilan
sampel).

3. Hemositometer
Hemositometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung sel
darah yang terdiri dari gelas objek kamar hitung (counting chumber) dan
pipet penghisap, pengencer Thuma ( Santoso, 2013 ).
4. Haemometer
Haemometer adalah intrument laboratorium untuk menetukan
kadar hemogglobin dalam darah berdararkan satuan warna (colorimeric).
haemometer ini banyak digunakan juga dalam pratikum penyakit dan
parasit ikan sebagai wawasan bagi anda pengguaan haemometer ini adalah
alat untu mengukur kadar hemogglobin dalam darah sebaiknya anda
mencari literatur kondisi Hb yang baik itu bagaimana dan tidak baik itu
bagaimanan, ketepatan dan ketelitian anda saat bekerja sangat menentukan
keakuratan dalam penggunaan alat ini.

5. Termometer
Termometer adalah alat yang mengukur suhu atau gradien suhu
menggunakan berbagai prinsip yang berbeda. Termometer memiliki dua
elemen penting yaitu sensor suhu dimana beberapa perubahan fisik terjadi
dengan suhu, ditambah beberapa cara mengkonversi perubahan fisik ke
dalam nilai numerik ( Utami, 2013 ).
Menurut Surya (2010), jenis-jenis termometer, yaitu :
1. Termometer Raksa dan Termometer Alkohol
Kedua jenis termometer ini memanfaatkan sifat perubahan raksa
dan alkohol ketika terjadi perubahan suhu. Raksa dan alkohol sangat
mudah memuai ketika suhu naik dan mudah menyusut ketika suhu
turun.
Termometer ini umumnya terdiri dari sebuah pipa kecil yang
diisi dengan air raksa atau alkohol berwarna (alkohol diberi warna agar
dapat dengan mudah dilihat). Di ujung bawah pipa dipasang sebuah
logam kecil yang bertindak sebagai perantara antara benda yang hendak
diukur panasnya dengan cairan dalam pipa. Ketika logam ini
didekatkan pada benda yang akan diukur suhunya, panas akan mengalir
ke cairan dalam pipa dan akan menyebabkan cairan memuai (jika suhu
benda lebih rendah dari suhu cairan, cairan akan menyusut). Dengan
mengukur besarnya pemuaian dan penyusutan cairan itu, kita dapat
menentukan suhu benda itu relatif terhadap suhu acuan.
2. Termometer Bimetal
Termometer ini dibuat berdasarkan pemuaian zat padat ketika
suhunya dinaikkan. Termometer ini terdiri dari dua logam yang
disatukan pada sisinya dan digulung seperti sebuah spiral. Kedua
logam yang digunakan mempunyai sifat yang berbeda. Logam yang
satu lebih mudah memuai (bertambah panjang) dibandingkan dengan
logam yang lain.
3. Termometer Hambatan
Termometer ini didasarkan pada sifat listrik dari suatu logam.
Hambatan listrik akan berubah ketika suhu dinaikkan. Logam yang
sering dipakai adalah platina karena mampu menahan suhu yang
tinggi.
4. Termometer Gas
Gas pada volume tetap, tekanannya akan bertambah ketika
suhu dinaikkan. Dengan mengamati tekanan gas, dapat diketahui
perubahan suhu suatu gas.
5. Pyrometer
Pyrometer merupakan alat pengukur untuk suhu yang sangat
tinggi sekali. Alat ini digunakan dengan mengukur banyaknya radiasi
panas yang dipancarkan oleh suatu benda yang panas sekali (misalnya
dapur api) yang suhunya hendak kita ukur. Kita tidak dapat
menggunakan termometer biasa karena pada suhu tinggi logam-logam
pada termometer biasa akan melebur.

6. Kamera trap
Kamera trap adalah alat yang bermanfaat untuk memonitor dan
untuk konservasi kehidupan liar di hutan dan bisa dipergunakan untuk
memonitor populasi dari banyak jenis binatang yang biasanya sulit untuk
di temukan dan di pelajari ( Cheyne, 2012 ).
Hal terpenting dalam praktek kamera trap adalah mendapatkan foto
yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi binatang yang sedang dipelajari,
dan memilih situs yang pantas untuk memasang kamera trap mungkin
menjadi variabel terpenting untuk mendapat foto dan data yang bisa di
pergunakan. Untuk memaksimalisir keberhasilan dalam usaha kamera
trap, sebaiknya kamera trap dipasang di area yang sering dipakai binatang.
Area ini termasuk jalur binatang, tempat permukaan dimana binatang
menjilat garam (mineral) alami dan sumber air. Karena itu pengetahuan
mengenai tanda-tanda yang menunjukan kehadiran binatang diperlukan
untuk menentukan lokasi kamera trap yang terbaik. Ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan untuk memperbesar keberhasilan dalam mendapat foto
yang bagus, dan ini bisa bergantung pada situasi cuaca lokal, apakah ada
jenis binatang khusus yang dipelajari dan tipe habitat ( Cheyne, 2012 ).
Sebelum menentukan lokasi untuk kamera trap, adalah penting
untuk mengkaji lingkungan, melakukan beberapa perjalanan
penyeledikian, dan mencatat lokasi dimana jalur binatang jelas ada.
Biasanya perlu beberapa hari untuk menilai lokasi sebelum memasang
kamera. Pengetahuan dan nasihat orang setempat mengenai lokasi yang
layak sebaiknya di pergunakan dalam tahap persiapan penelitian.
Kemungkinan besar makin banyak waktu yang di pakai untuk persiapan
awal ini dan tahap perabaan, makin bagus lokasi yang akan didapatkan,
namun ini harus dipertimbangkan dengan logistik dan waktu ( Cheyne,
2012 ).

7. Soilmeter (soil tester)


Soil tester adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban dan pH tanah. Prinsip kerja alat ini adalah mengukur kadar pH
dalam tanah dan kelembaban tanah. Pemakaian soil tester untuk
mendapatkan pH tanah agak berbeda dengan kertas lakmus, bentuknya
seperti pahat dan berukuran pendek, oleh karena bentuknya seperti pahat
ada bagian yang runcing. Bagian runcing inilah yang berfungsi untuk
mendeteksi pH dan kelembaban tanah ( Utami, 2013 ).
8. pH meter
Mengilustrasikan dua cara untuk menunjukkan bahwa ionisasi
telah terjadi dalam larutan berair suatu asam: salah satunya menggunakan
warna indikator asam basa; cara lainnya dengan pH meter ( Safitri, 2007 ).
Kebanyakan pH meter laboratorium dapat membaca sampai
ketelitian 0,01 unit. Beberapa pH meter untuk penelitian dapat membaca
sampai ketelitian 0,001 unit, tetapi kecuali dalam kecermatan tinggi,
pembacaan pada alat tersebut mungkin tidak sama dengan pH sebenarnya (
Safitri, 2007 ).

9. lux meter
Lux meter adalah alat untuk mengukur intensitas atau jumlah
cahaya di sekitar kita. Prinsip kerja alat ini adalah di dalam alat ini
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat
ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel.
Sensor tersebut diletakkan di sumber cahaya yang akan diukur
intensitasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang
diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang
diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. Jadi prinsip
kerjanya yaitu bekerja dengan sensor cahaya ( Utami, 2013 ).

10. Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara
mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Berfungsi
untuk mengukur kadar garam dalam air. Bekerjanya berdasarkan daya
hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar
listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan
refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor.

11. Teropong binokuler


Menurut Fachrul (2007), teropong binokuler, untuk melihat burung
dari kejauhan pada ekosistem daratan.
12. lup/kaca pembesar
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang
mempunyai titikfokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan
diperbesar terletak di dalam titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa
lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup
tersebut.

13. Opti lab


Optilab adalah alat bantu yang dapat merubah mikroskop analog
menjadi mikroskop digital. Dimana alat Optilab ini didesain untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengamati benda-benda
menggunakan mikroskop, karena dengan optilab ini benda yang sedang
diamati menggunaka mikroskop dapat secara langsung ditampilkan dilayar
monitor.

2.2 Pemeliharaan dan penyimpanan alat laboratorium

Alat-alat banyak menggunakan baterai kering atau basah. Alat-alat


yang menggunakan baterai basah, ataupun alat yang menggunakan arus
listrik, bila sudah selesai dipergunakan hendaknya segera diputuskan arusnya
atau disimpan dalam keadaan sleep. Alat-alat yang menggunakan baterai
kering bila selesai digunakan baterai harus dikeluarkan, dan waktu
menyimpan baterai harus dikeluarkan dari alat dan alat harus disimpan dalam
keadaan sleep. Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan, osiloscope. Di
laboratorium bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak alat yang bentuknya
bundar, alat ini harus disimpan sebaik mungkin, jangan sampai terguling. Ada
alat yang harus disimpan dalam keadaan berdiri, misalnya hygrometer. Cara
menyimpan alat ini sebaiknya dalam keadaan tergantung. Beberapa jenis
thermometer mempunyai tempat khusus (tabung). Setelah selesai
dipergunakan dibiasakan menyimpan atau segera dimasukkan dalam
tabungnya. Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat
digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan
terlebih dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan
kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga
kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulusebelum disimpan.
Lemari untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah
rayap yang dapat merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik perlu
disemprot dengan antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur
barus pada lemari penyimpanan. Setiap alat yang agak rumit selalu
mempunyai buku petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat
digunakan hendaknya kita membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan
alat dan petunjuk pemeliharaan atau perawatannya. Kita ketahui bahwa nama
alat sama dan fungsi sama kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya,
karena pabrik yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga
berbeda. Untuk itu dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu
diperiksa atau dibaca buku petunjuk sebelum digunakan ( budimarwanti, ).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum biologi ini dilaksanakan hari senin, tanggal 16 november 2015,


pukul 10:00 WIB sampai selesai, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dalam praktikum ini antara lain :


1. Salinometer 8. Lux meter
2. Soilmeter (soil tester) 9. Haemometer
3. Lup 10. Hemositometer
4. Thermometer 11. Kamera trap
5. Opti lab 12. GPS
6. Teropong 13. PH meter
7. Respirometer

3.3 Cara Kerja

1. Amatilah alat-alat yang ada di depan, kemudian gambar atau foto menjadi
suatu objek.
2. Tuliskan fungsi dan nama alat tersebut.
3. Buat karakteristik untuk bidang apa saja penelitian biologi yang
menggunakan alat sederhana.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel

No. Gambar Fungsi


1 Untuk mengamati
pernapasan atau
respirasi pada serangga

Respirometer
2 Untuk mengetahui
posisi atau lokasi

GPS
3 Untuk mengetahui
jumlah eritrosit dalam
darah

Hemositometer
No. Gambar Fungsi

4 Untuk mengamati kadar


hemoglobin dalam darah

Haemometer
5 Untuk mengukur suhu

Termometer
6 Untuk mengamati tingkah
laku hewan dengan cara
merekam

Kamera Trap
7 Untuk mengukur pH dan
kelembapan tanah

Soil meter
No. Gambar Fungsi
8 Untuk mengukur pH atau
kadar keasaman dari
sebuah cairan

pH meter
9 Untuk mengukur intensitas
cahaya

Lux meter
10 Untuk mengukur kadar
garam dalam air

Salinometer
11 Untuk melihat benda yang
letaknya jauh

Teropong
No. Gambar Fungsi
12 Untuk melihat benda
yang berukuran kecil

Lup/kaca pembesar
13 Untuk mengamati dan
menggantikan lensa
okuler pada mikroskop

Opti lab

4.2 Pembahasan

Pengenalan alat-alat laboratorium sangat penting dilakukan sebelum


melakukan praktikum-praktikum yang tentu saja akan menggunakan alat
tersebut. Setiap alat mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda.
Berikut adalah pembahasan masing-masing alat.

Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata


pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan
karbon dioksida. Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan
untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup
seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan
suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g,
yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1
gram berat tiap detik. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam
pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon
dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu
disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan
terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati)
pada pipa kapiler berskala.

GPS merupakan alat untuk menentukan suatu lokasi benda. Sistem


kerja GPS adalah dengan menentukan posisi kita berada dan harus berada di
tempat terbuka agar alat satelit tidak terhalangi dan GPS bekerja secara
akurat. Lalu ditekan tombol pada GPS dan tunggu bebrapa saat hingga
konstelasi satelit GPS memancarkan sinyal posisi satelit tersebut, sinyal
tersebut ditangkap oleh penerima sinyal GPS. Dengan menghitung waktu
tempuh sinyal dari 3 GPS, maka posisi didapat kemudian catat angka yang
tertera pada layar GPS.

Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk


melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk
konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan
untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez.
Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki
garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah
9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan
ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor. Penghitungan konsentrasi sel pada
hemasitometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber
terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu
kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut
memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang paling kecil
berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel. Kelebihan perhitungan sel
dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel
yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.
Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka
sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru.
Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi
homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi.

Haemometer adalah intrument laboratorium untuk menetukan kadar


hemogglobin dalam darah berdararkan satuan warna (colorimeric).
haemometer ini banyak digunakan juga dalam pratikum penyakit dan parasit
ikan sebagai wawasan bagi anda pengguaan haemometer ini adalah alat untu
mengukur kadar hemogglobin dalam darah sebaiknya anda mencari literatur
kondisi Hb yang baik itu bagaimana dan tidak baik itu bagaimanan, ketepatan
dan ketelitian anda saat bekerja sangat menentukan keakuratan dalam
penggunaan alat ini. Prinsip kerja haemometer adalah hemoglobin diubah
menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan
standar warna dalam alat ini.

Termometer adalah alat untuk mengukur panas atau suhu. Pada


umumnya, termometer terbuat dari tabung kaca yang diisi zat cair
termometrik. Secara umum, cara kerja thermometer adalah sebagai berikut :
Ketika temperatur naik, cairan di bola tabung mengembang lebih banyak
daripada gelas yg menutupinya. Hasilnya, benang cairan yg tipis dipaksa ke
atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperatur turun, cairan mengerut dan
cairan yg tipis di tabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis
yg dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yg menunjukkan temperatur.
Kamera trap adalah alat yang bermanfaat untuk memonitor dan untuk
konservasi kehidupan liar di hutan. Hal terpenting dalam praktek kamera trap
adalah mendapatkan foto yang bisa dipakai untukmengidentifikasi binatang
yang sedang dipelajari, dan memilih situs yang pantas untuk
memasangkamera trap mungkin menjadi variabel terpenting untuk mendapat
foto dan data yang bisa dipergunakan. Untuk memaksimalisir keberhasilan
dalam usaha kamera trap, sebaiknya kamera trap dipasang di area yang sering
dipakai binatang. Area ini termasuk jalur binatang, tempat permukaandimana
binatang menjilat garam (mineral) alami dan sumber air. Karena itu
pengetahuan mengenaitanda-tanda yang menunjukan kehadiran binatang
diperlukan untuk menentukan lokasi kamera trapyang terbaik. Ada beberapa
hal yang perlu di perhatikan untuk memperbesar keberhasilan dalammendapat
foto yang bagus, dan ini bisa bergantung pada situasi cuaca lokal, apakah ada
jenisbinatang khusus yang dipelajari dan tipe habitat.
Soilmeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur pH dan
kelembapan tanah. Cara pemakaiannya adalah menancapkan ujung alat ke
tanah yang ingin diukur, kemudian tekan tombol dengan lama untuk
mengukur pH tanah dan dengan tidak menekan tombol untuk mengukur
kelembapan tanah. Liat penunjuk pada soil tester. Nilai yang di atas
menunjukkan nilai pH tanah 1-14 dan nilai yang di bawah menunjukkan nilai
kelembapan tanah (dalam %).
PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda
khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah
pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke
sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.
Lux meter, alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya. Alat
ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor
tersebut diletakkan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya.
Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto
menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan pun semakin besar. Jasi, prinsip kerjanya yaitu bekerja dengan
sensor cahaya. Dalam penggunaannya yang harus diperhatikan benar-benar
diperhatikan adalah alat sensornya, karena sensornyalah yang akan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu, sensor harus ditempatkan
pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara
tepat, agar hasil yang ditampilkan pun akurat.
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara
mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Berfungsi
untuk mengukur kadar garam dalam air. Bekerjanya berdasarkan daya hantar
listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat
ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa
digunakan di lapangan atau outdoor.
Teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi
mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari
benda yang diamati. Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong
adalah: lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh
dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati
obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi
tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif
dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa
obyektif dan lensa okulernya.
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang
mempunyai titikfokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan
diperbesar terletak di dalam titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup
tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut.
Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata, dan diperbesar.
Optilab adalah alat bantu yang dapat merubah mikroskop analog
menjadi mikroskop digital. Dimana alat Optilab ini didesain untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengamati benda-benda
menggunakan mikroskop, karena dengan optilab ini benda yang sedang
diamati menggunaka mikroskop dapat secara langsung ditampilkan dilayar
monitor.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam


suatu pengukuran dibutuhkan alat-alat untuk mengukur benda tersebut
berdasarkan cara kerja dan fungsi masing-masing. Alat-alat tersebut harus
digunakan dengan caranya sendiri dan tidak boleh disalahgunakan, karena
dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Adapun alat-alat yang ada
di laboratorium biologi, diantaranya respirometer, GPS, hemositometer,
haemometer, termometer, kamera trap, soilmeter, pH meter, lux meter,
salinometer, teropong, lup, dan opti lab.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum menjaga kebersihan alat-alat laboratorium agar
bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, serta praktikum harus lebih
memperhatikan masing-masing fungsi dan cara pakai tiap alat.
DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti. Pengelolaan alat dan bahan di laboratorium kimia.


https://ml.scribd.com/doc/66036433/Pengelolaan-Alat-Dan-Bahan-Di-
Laboratorium-Kimia diakses tanggal 20 November 2015, pada pukul
15.35 WIB

Cheyne, Susan dkk. 2012. Standar Operating Procedure (SOP) untuk


Pemasangan Kamera Trap.
http://www.outrop.com/uploads/7/2/4/9/7249041/sop_kamera_trap_kali
mantan_indonesia.pdf diakses tanggal 22 November 2015, pada pukul
09.00 WIB

Farndon, John. 2010. Materi Biologi! Volume 1 PENGANTAR BIOLOGI. Pakar


Raya. Bandung

Surya, Yohanes. 2010. Suhu dan Termodinamika Cetakan ke 2. PT Kandel.


Tangerang
Widhy, Purwanti. 2009. Alat dan Bahan dalam Laboratorium IPA.
http://www.plthn-penggunaan-alat-lab.pdf Diakses pada tanggal 20
November 2015, pada pukul 19:00 WIB.
Wirjosoemarto, Koesmadji. 2010. Teknik Laboratorium. Jakarta. Universitas
Pendidikan Indonesia.

Fachrul, Melati Ferianita. 2007. Metode sampling bioekologi cetakan ke 1.


Jakarta. Bumi Aksara
Safitri, Amalia. 2007. KIMIA DASAR Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
kesembilan jilid ke 2. _______. Erlangga

Alaydrus, Ismail S dkk. 2013. Pengenalan Alat-Alat Praktikum Ekologi


Terrestial. http://www.pengenalan-alat-praktikum.pdf Diakses pada
tanggal 5 Desember 2015, pada pukul 16:00 WIB

Utami, Aldha Rizki dkk. 2013. Pengenalan Alat.


http://aldharizki.blogspot.com/pengenalanalat.pdf Diakses pada
tanggal 5 Desember 2015, pada pukul 17:35 WIB

You might also like